Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF)

1.

DEFINISI Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock, nyeri otot dan sendi dan kematian (Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides aegepty yang menbawa virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo virus.

2.

PEMBAGIAN DHF WHO (1975) membagi DBD menjadi 4 : 1) Derajat 1: Derajat satu bisanya ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari disertai dengan gejala tidak khas dan manifestasi perdarahan yang dapat diuji tourniquet positif. 2) Derajat 2 Derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain. 3) Derajat 3 Derajat 2 ditambah dengan kegagalan sirkulasi ringan, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg), hipotensi (systole < 80 mmHg) disertai kulit yang dingin,lembab dan penderita menjadi gelisah. 4) Derajat 4 Derajat 3 ditambah syok berat dengan nadi yang takteraba dan tekanan darah yang tak dapat diukur, dapat disertai dengan penurunan kesadaran, sianotik dan asidosis. Derajat 1 dan 2 disebut DHF tanpa renjatan,sedang 3 dan 4 disebut DHF dengan renjatan atau DSS.

3.

PATOFISIOLOGI Yang menentukan berat penyakit adalah : o Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah o Menurunnya volume plasma darah o Adanya hipotensi o Trombositopeni o Diatesis hemoraghik. Pada penderita DHF terdapat kerusakan sistem vaskuler dengan adanya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma dan efusi pada ruang serosa dibawah peritoneal, pericardial dan pleural. Pada kasus berat, pengurangan plasma sampai 30 % lebih. Menghilangnya plasma melalui endotel ditandai oleh peningtkatan nilai hematokret yang dapat menyebabkan keadaan hipovolemi dan syok sehingga dapat menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolic dan bahkan sampai terjadi kematian. Sebab lain perdarahan adalah trombositopeni serta faktor kapiler. Pada fagosit didapatkan fagositosis dan proliferasi sistem retikulo endothelial yang menyebabkan penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami metamorfosis seluler sehingga tampak adanya trombositopeni.

Patofisiologi Virus dengue Proliferasi dan transformasilimfosit imun dalam tubuh Replikasi virus dalam limfosit Aktifasi sistem komplemen

Sel fagosit mononukleus Makrofag, histiosit, sel Cutfer tempat tjd infeksi virus

Non neutralizing antibody virus dengue melekat pd sel fagosit mono nuklues

virus bereplikasi dalam se fagosit mono nucleus

aktifasi Fakt.XII fungsi agregasi trombosit menurun pelepasan anafilaktoxin histamin serotonin sist.kinin terangsanng megakariosit meningkat permeabilitas kapiler meningkat

umur trombosit menurun

ekstravasasi cairan intravaskuler ke ektravaskuler

trombositopeni

volume plasma menurun

pedarahan

hipotensi,hemokonsentrasi,hipo proteinemia,efusi dan renjatan

resiko syok hipovolemi

anoksia jaringan ,asidosis metb

4.

PEMERIKSAAN LABORAT o Hemokonsentrasi yaitu terjadi peningkatan nilai hematokrit > 20 %. Meningginya hematokrit sangat berhubungan dengan beratnya renjatan. Hemokonsentrasi selalu mendahului perubahan tekanan darah dan nadi, oleh kerena itu pemeriksan hematokrit secara berkala dapat menentukan sat yang tepat penghentian pemberian cairan atau darah. o o o o o o o Trombositopenia, akan terjadi penurunan trombosit sampai dibawah 100.000 mm3 sediaan hapusan darah tepi, terdapat fragmentosit, yang menandakan terjadinya hemolisis Sumsum tulang, terdapatnya hipoplasi sistem eritropoetik disertai hiperplasi sistem RE dan terdapatnya makrofag dengan fagositosis dari bermacam jenis sel Elektrolit, : hiponatremi (135 mEq/l). terjadi hiponatremi karena adanya kebocoran plasma,anoreksia, keluarnya keringat, muntah dan intake yang kurang Hiperkalemi , asidosis metabolic Tekanan onkotik koloid menurun, protein plasma menurun, Serum transaminasi meningkat.

5.

PENGOBATAN Pengobatan pada penderita DHF sebenarnya bersifat symptomatic dan supportif o o Pada anak yang hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diberikan antipiretik dan kompres dingin atau alcohol 70% Kejang yang mungkin timbul diatasi dengan pemberian anti convulsan : anak > 1 tahun diberikan luminal 75 mg dan anak dibawah 1 th diberikan 50 mg IM. Bila dalam waktu 15 menit kejang tidak berhenti pemberian luminal diulang dengan dosis 3 mg/kg BB/hari atau anak umur > 1 th diberikan 50 mg sedang anak <1 th diberikan 30 mg dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital (pernafasan dan jantung). o Pemberian Inta Venous Fluid Drip (IVFD). Pada pemberian cairan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain: Sebagai pedomannya : Kebutuhan cairan/hari sesuai BB BB <7 Kg 7-11 Kg 11-18 Kg >18 Kg Hari I 220 ml 165 ml 132 ml 88 ml Hari II 165 ml 132 ml 88 ml 88 ml Hari III 132 ml 88 ml 88 ml 88 ml

PENGKAJIAN KEPERAWATAN A. IDENTITAS DHF dapat terjadi pada siapa saja dari anak-anak sampai orang dewasa dan pada semua jenis kelamin, kebanyakan penyakit ini ditemukan pada anak perempuan daripada anak laki-laki (Rampengan, 1997). Tempat atau daerah yang bisa terjangkit adalah disemua tempat baik dikota ataupun didesa, biasanya nyamuk pembawa vector banyak ditemukan pada daerah yang banyak genangan air atau didaerah yang lembab. B. RIWAYAT KEPERAWATAN 1. Keluhan Utama : Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi. 2. Riwayat Penyakit Sekarang Sering menunjukan sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, panas, sakit saat menelan, lemah, nyeri uluhati(epigastrium), mual, muntah, nafsu makan menurun. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Ada kemungkinan anak yang telah terinfeksi penyakit DHf bisa terulang terjangkit DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang perna diderita dahulu. 4. Riwayat Penyakit Keluarga Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini dalam satu rumah besar kemungkinan tertular karena penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk. 5. Riwayat Kesehatan Lingkungan Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas bunga yang jarang diganti airnya, kaleng bekas tempat penampungan air, botol dan ban bekas. Tempat tempat seperti ini biasanya banyak dibuat sarang nyamuk Janis ini. Perlu ditanyakan pula apakah didaerah itu ada riwayat wabah DHF karena inipun juga dapat terulang kapan-kapan.

6.

Riwayat Tumbuh Kembang Tahap tumbuh kembang anak usia sekolah : 6 12 tahun o Tahap pertumbuhan Berat badan pada usia sekolah sebagai pedomannya adalah : Umur (tahun) x 7 - 5 2 Tinggi badan : Umur (tahun) x 6 x 7 o a. b. c. d. Tahap perkembangan Anak usia 5-6 tahun menangkap bola kasti pada jarak 1 meter (MK) membuat gambar segi 4 (MH) Mengenal angka dan huruf serta berhitung (BBK) Berpakaian sendiri tanpa dibantu (BM)

Tahap perkembangan Psikosexual menurut Sigmund Freud : Fase laten (5-12 tahun ) a. b. kelompok. c. d. e. f. Fase tenang Dorongan libido mereda sementara Zone erotik berkurang Anak tertarik dengan kelompok sebaya anak masuk kepermulaan fase pubertas periode integrasi, dimana anak harus berhadapan dengan barbagai tuntutan sosial, belajar disekolah, hubungan

Fase Idustri Vs Inferiority ( 6-12 tahun ) Berfokus pada hasil akhir suatu pencapaian (prestasi/achievment). Anak memperoleh kesenangan dari penyelesaian tugas / pekerjaan dan menerima penghargaan untuk usaha/kepandaiannya. Jika anak tidak mendapat penerimaan dari teman sebayanya atau tidak dapat memenuhi harapan orang tuanya mka ia akan merasa rendah diri, kurang menghargai dirinya untuk dapat berkembang. Jadi focus pada anak sekolah adalah pada hasil prestasinya, pengakuan dan pujian dari keluarganya, teman dan gurunya.

7.

Pemeriksaan Fisik (persistem) o Sistem pernafasan Bila gejala telah lanjut klien mengeluh sesak nafas, pernafasan dangkal, cepat, perdarahan melaui hidung. o o Sistem persyarafan Kondisi lanjut bisa terjadi penurunan kesadaran, gelisah, kejang. Sistem kardiovaskuler Perdarahan pada kulit, hidung, gusi, hematemesis dan atau melena, Tachicardia,trombositopeni, leukopenia, hipotensi, syok, mengeluh akral dingin Hemokonsentrasi ( peningkatan nilai hematokret > 20 % ), pusing. o Sistem pencernaan Selaput mukosa kering, kesulitan dalam menelan, kembung, nyeri tekan pada epigastrik, nafsu makan menurun, mual muntah, pembesaran limpa, pembesaran hati, abdomen tegang. o o o Sistem muskuloskeletal Nyeri otot / sendi, kelemahan, penurunan aktifitas. Sistem urinary Anuri / disuri, peningkatan Bj plasma Sistem integumen Kulit kering, turgor menurun, panas / kedinginan

C.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. 2. 3. 4. 5. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi penyakit. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah, anoreksia, nyeri telan Gangguan rasa nyaman nyeri epigastria berhubungan dengan proses inflamasi Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan divaskuler Potensial terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni.

D.

INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi penyakit (viremia). Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c) Klien bebas demam. Intervensi : 1. Kaji saat timbulnya demam R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam 2. Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien 3. Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi kecemasan klien 4. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh kooperatif 5. Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan R/ Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di rumah sakit 6. Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak 7. Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian yang tipis R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh 8. Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.

2.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan sakit saat menelan Tujuan Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan Intervensi 1. kaji faktor faktor penyebab R/ penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya 2. jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan 3. anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan (15-30 cc setiap -1jam ) R/ menghindari mual muntah dan distensi perut yang berlebihan 4. lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah R/ baun yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah 5. ukur berat badan setiap hari R/ berat badan merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi 6. catat jumlah porsi yang dihabiskan klien R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien.

3.

Resiko terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni. Tujuan : tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut, jumlah trombosit meningkat ( dalam batas normal) Intervensi : 1. pantau tanda tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda klinis R/ penurunan jumlah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan nyata seperti epistaksis, petechie, perdarahan gusi 2. memberikan penjelasan tentang pengaruh trombositopenia pada klien R/ pengetahuan yang baik dari lkien dan keluarga tentang tanda dan gejala dapat membantu menngantisipasi terjadinya perdarahan karena trombositopeni 3. 4. menganjurkan klien untuk banyak istirahat R/ aktifitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan memberikan penjelasan klien dan kleuarga untu melaporkan bila terjadi perdarahan R/ keterlibatan keluarga akan membantu penanganan sedini mungkin 5. kolaborasi pemberian obat obatan, berikan penjelasan tentang manfaat obat R/ dengan mengetahui obat yang diminum dan manfatanya , diharapkan klien dan keluarga termotivasi untk meminum obat yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA Carpenitto,Lj. 2001, Diagnosa Keperawatan. Ed 6. EGC. Jakarta. Effendi, C.1995. Perawatan klien DHF. EGC. Jakarta. Ngatiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta. Rampengan,TH & laurentz,LR 1997. Penyakit infeksi tropik pada Anak. EGC . Jakarta Tim pengajar perawtan Anak. 1999. Diktat Kuliah PSIK Perawatan Anak.

1. LAPORAN KASUS Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Anak Di Ruang Menular Anak 1. IDENTITAS KLIEN Nama Jenis kelamin TTL Anak ke Nama Ayah Nama Ibu Pendidikan Agama Suku bangsa Alamat Tanggal masuk Diagnosa : An. S : laki-laki : Surabaya, 5 Januari 1994 :I : Tn. H : Ny. T : SD : Islam : Jawa / Indonesia : Karang Gayam 9 Surabaya : 29 Mei 2002 : DHF Gr. I

Sumber informasi: Ibu klien 2. 1) 2) RIWAYAT KEPERAWATAN Keluhan utama Klien mengatakan badan terasa panas Riwayat Keperawatan Sekarang 4 hari yang lalu klien mulai terasa badannya panas, badan terasa pegal-pegal, mual muntah, nafsu makan menurun, kemudian oleh ibu klien dibawa ke dokter swasta, bila minum obat paracetamol panas turun dan panas kembali dalam beberapa jam setelah minum obat, lalu dibawah ke dokter yang lain kemudian dianjurkan untuk MRS di RSUD Dr. Soetomo. 3) 4) Riwayat Keperawatan Dahulu Sebelumnya Klein tidak pernah MRS atau sakit berat. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga tidak ada yang menderita penyakit DHF, tidak ada penyakit keturunan, 5) Riwayat Kesehatan Lingkungan Klien tinggal di rumah orang tuanya, ibu klien mengatakan banyak gantungan baju dirumah, genangan air ada di kamar mandi, kamar mandi dibersikan tiap 2 minggu sekali, tidak ada riwayat wabah DHF didaerahnya,

6)

Riwayat Tumbuh Kembang Pertumbuhan Berat badan : 22 kg, TB 123 cm

Perkembangan Psikososial ; klien kelas 3 SD, termasuk anak yang patuh berseekolah, tidak perna bolos, prestasi klien rangking 4 dikelasnya, kegiatan setelah sekolah adalah bermain bola dengan teman-temannya, hubungan dengan teman sebaya baik. Psikoseksual : klien punya banyak teman sebayanya, anak senang bila sekolah selesai, anak merasa senang bila main bola.

7)

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : klien lemah, badan terasa panas, Tanda-tanda vital : S : 380 c, N: 100 x/mnt, T: 110/60 mmHg, RR: 24 x/mnt

Sistem pernafasan : PCH tak ada, retraksi tak ada, wheezing/ronchi tak ada, batuk tak ada, bentuk dada simetris, nyeri dada tak ada, Sistem cardiovascular : bercak merah pada kedua lengan, epitaksis tak ada, hematemesis melena tak ada, bunyi jantung normal, S1,S2 tak ada. Sistem persyarafan : kesadran komposmentis, tak ada kejang Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, kesulitan menelan tak ada, perut terasa mual, muntah 1x, nafsu makan menurun, nyeri tekan tak ada, pembesaran hati tak ada, pembesaran lien tak ada, kembung tak ada, BAB 1 x/hari, Sistem urinary : BAK 4x/hari, warna urin kuning, lain-lain tak ada masalah. Sistem muskuloskeletal : gerakan otot bebaas, kontraktur tak ada. Sistem integumen : akral hangat, ikterik tak ada, turgor kulit menurun, kulit kering.

3.

PEMERIKSAAN PENUNJANG 1)

Laborat : wbc : 2,2 k/ul lymph Hb : 12,4 : 154 x 103 Leco : 3,2 Trombo Pcv : 0,33 : 1,1 48,0 %

RBC : 5,57 HGB : 12,5 HCT : 36,2 MCV MCH MCHC : 65 : 22,4 : 34,5

ANALISA DATA NO DATA 1 DS : Klien mengatakan badannya terasa panas, DO : - akral hangat, suhu tubuh 380 c 3,2 1,1 48,0 % mmHg x/mnt 2 : 24 x/mnt DS : Klien mengatakan kurang nafsu makan, perut terasa mual, muntah sekali, DO : - klien makan 2 sdm susu gelas usus menurun DS : DO :-Turgor kulit menurun mulut kering Mukosa Ekstravasasi cairan vaskuler intra Bising BB 22 kg Minum Permebilitas vascular meningkat Resiko kurang cairan Pernafasan mual muntah Gannguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan N : 100 demam T : 110/60 lymfosit : Replikasi virus dalam limfosit lecosit : Masuk tubuh PENYEBAB Arbo virus MASALAH Peningkatan suhu tubuh

infus D 5 salin kering 154 x 103 4. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) 2) 3)

Terpasang Kurang Kulit cairan diekstra Perdarahan vaskuler bawah kulit pada kedua lengan Trombosit

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah dan anoreksia. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan diekstra vaskuler

5.

INTERVENSI Diagnosa 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi penyakit (viremia) Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c) Klien bebas demam Intervensi : 1) Kaji saat timbulnya demam R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam 2) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien 3) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi kecemasan klien 4) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh kooperatif 5) Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan R/Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di rumah sakit

6) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak 7) Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian yang tipis R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh 8) Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal. Diagnosa 2 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan sakit saat menelan Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, KH : klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan Nafsu makan meningkat Tak ada Mual dan muntah Intervensi 1. kaji faktor faktor penyebab R/ penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya 2. jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan 3. anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan (15-30 cc setiap -1jam ) R/ menghindari mual muntah dan distensi perut yang berlebihan 4. lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah R/ baun yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah 5. ukur berat badan setiap hari R/ berat badan merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi 6. catat jumlah porsi yang dihabiskan klien R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien

Diagnosa 3 : resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan ke ekstravaskuler. Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan KH : - mukosa mulut basah / lembab INTERVENSI 1. cairan 2. tubuh 3. 4. jelaskan pada ibu tanda-tanda kekurangan cairan R/ meningkatkan partisipasi ibu dalam perawatan anak kolaborasi pemberian cairan D 5 salin R/ mengganti cairan yang keluar dari intra sel, Dextran dengan besar molekul yang sesuai tidak dapat melewati poro kapiler dan dapat mengganti protein plasma sebagai bahan osmotic koloid 5. adekuat pantau tetesan cairan R/ kelancaran cairan infus sangat mempengaruhi pemenuhan cairan yang anjurkan klien untuk banyak minum R/ asupan cairan yang cukup dapat mengurangi kehilangan cairan dalam pantau tanda-tanda kekurangan cairan R/ turgor kulit menurun, mukosa mulut kering merupakan tanda kekurangan turgor kulit baik petechie hilang trombosit dalam batas normal

TINDAKAN KEPERAWATAN

NO 1

Tgl, jam 29.05.02 08.3010.00

Implementasi mengkaji saat timbulnya demam 100x/mnt, tensi 110/60 mmHg. RR 24x/mnt

Evaluasi 31.05.2002 panas mulai turun Kompres dingin masih terpasang sebagian I: intervensi 2,5.6,7 badan

melakukan observasi suhu :380 c, nadi S: klien mengatakan menjelaskan pada ibu penyebab timbulnya masuknya virus dalam tubuh sehingga tubuh melakukan perlawanan terhadap virus tersebut sebagai kompensasi adalah timbulnya demam tubuh menjelaskan pentingya tirah baring adalah untuk menghindari berkembangnya invasi virus yang lebih luas anjurkan klien untuk banyak minum 2,5 3 lt/hari melakukan kompres dingin pada klien kolaborasi pemberian paracetamol dan anti biotic melakukan observasi : S ; 37.4, Nadi 96x/mnt memberikan cairan perinfus D5 salin S : klien mengatakan mengkaji faktor penyebab mual muntah mejelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh yaitu untuk mengganti kebutuhan sel yang rusak, memenuhi asupan makanan, nafsu masih kadang terasa mual. O : klien makan 5 sdm Porsi tidak dihabiskan A; Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi no 3,5,6 31.05.2002 makan kurang, masih

panas tubuh, panas tubuh disebabkan oleh O: Suhu 37,40 c

dengan pengaktifan sistem komlemen sehingga A; masalah teratasi

11.34 12 45

07.45

8.30

mempertahan kan kondisi tubuh menganjurkan klien makan porsi kecil tapi sering, jika tidak ada mual muntah teruskan makan

08.00 08.40

menimbang berat badan setiap hari memantau porsi yang dihabiskan klien

3 08.00

S: memantau tanda kekurangan cairan memantau tetesan infus cairan : torgor kulit jelek, bibir/ mulut kering, O: Turgor mulai membaik, kulit tidak basah masalah tidak

09.30

menjelaskan pada ibu tanda kekurangan kering, mukosa mulut memberikan cairan D 5 salin menganjurkan klien untuk banyak minum 2- A:

12.00

30.05.02 08.00 1

01.06.02 S: klien mengatakan panas badan mulai turun O: Suhu 36,40 c Kompres dingin masih terpasang A; masalah teratasi I: pertahankan5.6,7,8,9

S : klien mengatakan nafsu makan masih membaik, tidak terasa mual. O : klien makan 8-10 sdm Porsi dihabiskan A; Masalah teratasi P: Lanjutkan intervensi no 3,5,6

S: O: Turgor mulai membaik, kulit tidak kering, mukosa mulut basah A: masalah tidak terjadi P: pertahankan intervensi 1,4,5 CATATAN PERKEMBANGAN

Anda mungkin juga menyukai