Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN I.

LATAR BELAKANG Dalam mempelajari konsep kimia, siswa kurang bisa mengaitkan konsep yang ada kedalam kehidupan sehari-hari apalagi kimia merupakan ilmu baru yang dipelajari oleh siswa sehingga siswa akan mengalami kesulitan bila siswa dihadapkan kepada bahan pengajaran baru yang menghendaki penalaran intelektual sedangkan ilmu kimia sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran konsep dasar kimia kebanyakan masih menggunakan pendekatan ekspositori, dimana konsep kimia abstrak disampaikan perdefinisi, kemudian guru memberikan beberapa contohnya. Guru jarang menggunakan media atau alat peraga dalam pembelajarannya untuk membantu siswa dalam memahami konsep kimia abstrak. Guru juga jarang mengajak siswa untuk menggunakan analogi tertentu untuk menjelaskan fakta dalam rangka membangun pengetahuan sains. Pada dasarnya, dengan penggunaan analogi guru secara tidak langsung akan mengajak siswanya untuk berfikir. Dengan adanya aktifitas berfikir, siswa berada dalam tahap on thingking dalam pembelajarannya. Sehingga, aktifitas belajar tercapai sebagaimana yang dikehendaki. Belajar yang dikehendaki adalah proses belajar dimana akan terjadi suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan tingkah laku yang dimaksud bisa dilihat dari perubahan pemikiran, sikap, dan pengetahuan yang dimiliki oleh si pembelajar tersebut. Perubahan-perubahan tersebut dimaksudkan untuk membekali siswa dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat saat ini, yang memerlukan sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global.

Dengan demikian pengembangan SDM saat ini harus di titik beratkan pada kemampuan berpikir, yang melibatkan pemikiran krirtis, sistematis, logis, dan kreatif. Dalam suatu proses kegiatan berpikir memerlukan pemahaman terhadap masalah yang berhubungan dengan materi yang sedang dipikirkan, kemampuan dalam bernalar (reason), kemampuan intelektual , imajinasi, dan keluwesan (fleksibilitas) dari pikiran yang merentang kedalam hasil pemikiran (Gosev dan Safuanov, dalam Dahlan , 2004: 2). Adanya keperluan SDM yang demikian, maka siswa-siswa harus dibentuk agar mempunyai kemampuan dalam menghadapi kemajuan zaman. Siswa-siswa yang demikian tidak terlihat pada sekolah SMAN ...... sehingga dikhawatirkan siswa-siswanya akan tertinggal dalam kemajuan zaman. Cara belajar siswa-siswa pada SMAN .... lebih terfokus pada pengetahuan konsep semata. Apa yang telah menjadi konsep, itulah yang terekam pada otak siswa, tanpa memperdulikan kemungkinankemungkinan yang lain. Sehingga, ketika dihadapkan pada permasalahan yang serupa, siswanya mengalami kebingungan. Siswa-siswa tidak terfikir untuk mencari alternatif lain. Dengan adanya permasalah diatas, pendekatan pembelajaran analogi diperlukan guru untuk membentuk daya nalar (Power of Reason) siswa. II. RUMUSAN MASALAH Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana cara meningkatkan profesionalisme guru dalam penggunaan strategi pembelajaran analogi.

III. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nalar : Profesionalisme melalui guru dalam strategi menumbuhkan daya siswa penggunaan

pembelajaran analogi.

IV. MANFAAT PENELITIAN Dengan penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan masukan kepada guru kimia dalam menentukan strategi yang tepat, yang dapat dijadikan alternatif selain strategi yang biasa digunakan oleh guru dalam pengajaran kimia dalam menumbuhkan daya nalar siswa. 2. Memberikan informasi kepada guru untuk lebih menekankan kemampuan nalar siswa dalam proses belajar mengajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN I. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA ...... pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 II. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN Pada penelitian ini subjek yang diteliti adalah guru pengajar itu sendiri dan objek penelitiannya adalah profesionalisme (kemampuan) guru dalam penggunaan analogi saat pelaksanaan pembelajaran. III. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam menggunakan metode pembelajaran analogi. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus, di mana masing-masing siklus memiliki 4 tahap yaitu plan (perencanaan), action (tindakan), observation (observasi),dan re flection(refleksi).

IV. TAHAP PENELITIAN 1. Tahap Penelitian Siklus 1 a. Plan (Perencanaan) Perencanaan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu. Rencana yang dilakukan meliputi: 1. Menyusun RPP pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran analogi. 2. Menyusun LKS, hand out, LP, dan media pembelajaran yang layak. 3. Menyusun lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan keterampilan penggunaan analogi yang dilakukan oleh guru. b. Action (Tindakan) Implementasi/tindakan di kelas mestinya sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran yang disusun dalam rencana pembelajaran yaitu guru menyajikan materi yang diawali dengan memberikan analogi yang sesuai dengan pembelajaran, siswa belum mengetahui. Lalu guru mengajak para siswa di dalam kelas untuk menemukan hal yang serupa atau menganalogikan hal yang telah guru sampaikan dengan pelajaran. c. Observation (Observasi) Selama melakukan tindakan kelas, maka dilakukan observasi oleh observer (guru ahli) tentang keterlaksanaan RPP, keterampilan mengelola pembelajaran dan keterampilan kooperatif yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung, setelah proses pembelajaran, siswa diberikan soal tes untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran berlangsung. d. Reflection (Refleksi) Setelah semua data terkumpul meliputi keterlaksanaan RPP, keterampilan berfikir siswa melalui tes hasil belajar dan lembar observasi beserta saran dari observer, selanjutnya dilakukan analisis dan refleksi antara guru/peneliti dan observer. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, paparan, dan kesimpulan. Selanjutnya refleksi untuk mengkaji tindakan terhadap pencapaian berbagai tujuan dan perlu tidaknya

ditindaklanjuti dalam rangka mencapai tujuan akhir. Berdasarkan hasil refleksi, maka kesalahan-kesalahan yang terjadi selama pembelajaran dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki kesalahan pada siklus berikutnya. 2. Tahap penelitian siklus II dan III Rencana tindakan siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Sedangkan kegiatan pada siklus III dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Tahapan tindakan siklus II dan siklus III mengikuti tahapan tindakan siklus I. Apabila tidak ada perubahan atau perubahan yang terjadi tidak sesuai dengan tujuan, maka akan dilakukan ulang penelitian.

PROPOSAL PENELITIAN Peningkatan Profesionalisme Guru dalam Penggunaan Strategi Pembelajaran Analogi

DOSEN PEMBIMBING : Drs. Maya Istyadji, M. Pd

DISUSUN OLEH : Desy Amelia Neily Rahmi Rahmat Fajar Rachmawaty Rico Oktavian A1C310205 A1C310221 A1C310217 A1C310213 A1C310235

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2013

Anda mungkin juga menyukai