Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ETNOGRAFI

RT 01 / RW 05 Dukuh Blimbing Desa Darupomo Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal

Disusun Oleh TEGUH PUJI PRIYANTO 092112107749 Kelas H (Boja)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

KATA PENGANTAR Assalamualaikum. Wr. Wb Penulis panjatkan Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kerangka Etnografi RT 01 / RW 05 Dukuh Blimbing Desa Darupomo Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa pada umumnya dan pembaca pada khususnya tentang deskripsi kebudayaan tentang suatu daerah di RT 01 RW 05 Dukuh blimbing, Desa Darupomo Kecamatan Kaliwungu Kendal.. Di dalam penyusunan makalah ini tidak lupa penulis berterima kasih kepada Dra. Wahyu Wirasati selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Administrasi Negara. Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini. Dan hanya kepada Allah swt kita berlindung dan memohon ampun. Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Boja, Oktober 2010

SUGITO

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. KATA PENGANTAR............................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................ B. Tujuan Permaslahan ............................................................................... C. Metode Penelitian .................................................................................. BAB II PEMBAHASAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

i ii 1 3 3

Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi.......................................


Asal Mula Sejarah dan Suku Bangsa .................................................... Unsur Bahasa......................................................................................... Unsur Teknologi ................................................................................... Sistem Ekonomi .................................................................................... Sistem Pengetahuan .............................................................................. Sistem Kesenian .................................................................................... Sistem Religi ........................................................................................ Organisasi Sosial ...................................................................................

3 3 4 5 5 6 6 7 7

BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN...................................................................................... 8 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN Etnografi terdiri dari dua kata, yakni etno dan graphy. Etno berarti bangsa atau suku bangsa. Graphy berarti tulisan. Berdasarkan asal-usul katanya (etimologi), etnografi berarti tulisan yang berisi deskripsi atau gambaran mengenai kehidupan dan kebudayaan suatu suku bangsa. Menurut Koentjaraningrat (1999), konsep suku bangsa dipadankan dengan ethnic group dalam bahasa Inggris. Ethnic group lebih tepat bila diterjemahkan dengan kelompok etnik. Menurut Zulyani Hidayah, (1999), istilah suku bangsa dan kelompok etnik dapat saling mengganti, karena memiliki konsep dasar yang sama. Dalam bahasa Indonesia, lebih tepat menggunakan suku bangsa dalam rangka melihat bangsa Indonesia dari sudut kebangsaan, dan yang menyebabkan adanya paroh-paroh (suku-suku) bangsa. Sedangkan istilah kelompok etnik nampaknya lebih cenderung dipakai di lingkungan akademik, terutama untuk membiasakan pemakainya dengan konsep tentang kelompok-kelompok sosial yang berkembang di lingkungan ilmu-ilmu sosial kebudayaan. Pada prinsip konsep suku bangsa memiliki makna yang sama dengan kelompok etnik. Jenis karangan terpenting yang mengandung bahan pokok dari pengolahan dan analisa antropologi adalah karangan etnografi. Isi dari sebuah karangan etnografi adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan etnik dari suatu suku bangsa secara holistik (keseluruhan). Untuk suku bangsa yang dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit dan wilayah penyebaran yang tidak luas seperti suku bangsa Bgu, sangat dimungkinkan untuk membuat studi etnografi yang lengkap dan holistik. Sebaliknya sangat sukar untuk membuat studi etnografi yang lengkap dan menyeluruh (holistik) terhadap suku bangsa yang sangat banyak (seperti suku bangsa Jawa) dengan wilayah penyebaran yang luas, terhadap suku bangsa seperti ini, hanya dapat dihasilkan studi etnografi bagian tertentu dari kebudayaannya dengan wilayah tertentu pula. Studi etnografi dilakukan berdasarkan kerangka 7 (tujuh) unsur universal kebudayaan. Studi etnografi juga dilengkapi dengan identitas suku bangsa, seperti nama, identitas alam dan sejarah. Perpaduan unsur

universal dan lokal membuat studi etnografi menghasilkan paparan suku bangsa yang unik dalam bingkai kebudayaan universal. Menurut Koentjaraningrat (1999) studi etnografi mendeskripsikan kebidayaan suatu suku bangsa yang disusun berdasarkan suatu kerangka etnografi, terdiri dari bab-bab seperti yang tercantum di bawah ini, sementara setiap bab terbagi lagi ke dalam sub- sub bab khusus. a. Nama suku bangsa. b. Lokasi, lingkungan alam dan demografi. c. Asal mula dan sejarah. d. Bahasa. e. Sistem komunikasi. f. Sistem mata pencaharian. g. Sistem kemasyarakatan. h. Sistem pengetahuan. i. Kesenian. j. Agama dan sistem religi.

BAB II PEMBAHASAN Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pembuatan kerangka etnografi menggunakan sembilan unsur sepert Lokasi, lingkungan Alam dan Demografi, Asal-Usul dan Sejarah Suku Bangsa, Bahasa, Unsur Teknologi, Sistem Ekonomi, Sistem Pengetahuan, Organisasi Sosial, Sistem Religi dan juga kesenian. Untuk itu penulis membuat deskripsi kebudayaan tentang RT 01 / RW 05 di Dukuh Blimbing, Desa Darupomo Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal yaitu sebagai berikut. 1. Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi RT 01 / RW 05 dukuh terletak di Desa Blimbing Desa Darupono Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Yang bisa diakses melalui jalan utama dari Kaliwungu atau Boja meskipun jika malam hari akses untuk kesini sulit dikarenakan kendaraan umum hanya beroperasi dari pagi sampai sore saja. Tidak hanya itu kondisi jalan yang gelap dimalam hari juga menyebabkan jarang kendaraan roda dua yang lewat. Kondisi Alam di Desa ini dikelilingi oleh hutan-hutan jati yang tergolong lebat dengan tekstur jalan yang rata keberadaan hutan jati disini cukup membantu warga karena pohon jati dapat dimanfaatkan warga dalam keperluan sehari-hari. Selain itu terdapat sebuah lapangan badminton juga disini yang biasa dimanfaatkan oleh warga untuk bermanin badminton ataupun dimanfaatkan anak-anak untuk bermain bola. 2. Asal Mula Sejarah dan Suku Bangsa Di RT ini kebanyakan warga atau masyarakatnya pendatang dari daerah lain apalagi di desa saya masyarakatnya pendatang, jadi yang warga pribumi atau yang asli desa saya sedikit atau beberapa persennya saja.

Asal-usul desa ini, dahulunya hutan jati dan perkebunan, dulu cuma ada beberapa rumah saja, itupun tersebar di beberapa tempat ada yang di sudut desa dan di tengah desa, dan dengan peralihan zaman atau perkembangan zaman para pendatang-pendatang dari luar daerah yang merantau dan menetap di Desa karena berpikir bisa hidup lebih baik di sini, maka desa ini menjadi besar yang dulu hanya satu RT satu RW sekarang menjadi tiga belas RT dan enam RW. Pendatang-pendatang yang datang itupun kebanyakan masih dari wilayah Jawa Tengah seperti Demak, Wonogiri, Boja, Solo, dan Semarang jadi karena masih satu suku mereka dapat beradaptasi dengan cepat di wilayahnya yang baru. 3. BAHASA Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari menggunakan bahasa Jawa (Ngoko kasar) karena masyarakat di wilayah ini pendatang dari daerah lain, jadi bahasa yang ada disini rata-rata adalah bahasa bawaan dari daerah masing-masing seperti misal wonogiri, semarang, Demak, Boja, Solo, yang mempunyai logat tersendiri pada pengucapannya. Selain itu juga tidak warga luar jawa yang menetap disini jadi bahasa selain Jawa tidak digunakan disini meskipun ada juga sedikit yang memakai bahasa asing karena ada yang bekerja di luar negeri, namun itu hanya sebagian kecil saja. Tentang unsur bahasa para warga masyarakat ini juga masih melestarikan kebiasaan masyarakat dahulu dimana terdapat jenis-jenis dalam penggunaan bahasa jawa seperti yang tadi dibahas penggunaan bahasa ngoko kasar biasanya dipakai oleh anak atau pemuda yang seumuran mereka tetapi begitu berbicara dengan orang yang lebih tua mereka menggakan bahasa Kromo halus sebagai wujud untuk menghormati orang yang lebih tua dari dirinya.

4. Unsur Teknologi Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari di RT ini masih tergolong sederhana dan bersifat tradisional, seperti penggunaan sapi/kerbau untuk membajak sawah, kampak untuk memotong kayu dan penggunaan tungku untuk memasak. Penggunaan tungku untuk memasak sendiri dikarenakan warga takut menggunakan kompor gas dan harga minyak tanah yang mahal, tidak hanya itu karena di sini banyak kayu bakar yang bisa dimanfaatkan warga seharihari. Selain aman tungku juga dianggap hemat karena rata-rata perekonomian di RT ini adalah menengah kebawah. Namun penggunaan teknologi yang sudah majupun telah banyak digunakan di RT ini seperti misalnya penggunaan Handphone untuk berkomunikasi sehari-hari dan penggunaan televisi untuk hiburan seluruh keluarga. 5. Sistem Ekonomi Mayoritas mata pencaharian yang menjadi tumpuan hidup masyarakat sini adalah buruh seperti buruh tani, buruh pabrik, pekerja serabutan. Dan yang lainnya bekerja sebagai Pedagang, Pegawai Negeri Sipil, Polisi Republik Indonesia, Polisi Hutan dan Pegawai swasta. Selain itu terdapat perbedaan jumlah pekerja tetap dan buruh serabutan dimana jumlah buruh serabutan lebih banyak daripada buruh tetap. Kondisi ini terjadi dikarenakan rata-rata masyarakat di Desa ini hanya tamatan SD kondisi ini diperparah dengan kondisi lingkungan yang terisolir dari keramaian, juga sulitnya akses transportasi yang membuat sulitnya mencari pekerjaan tetap di kota seperti kendal ataupun juga semarang. Dengan demikian tingkat perekonomian di daerah ini tergolong rendah dikarenakan mayoritas warga yang buruh serabutan mengandalkan uang yang tidak tetap seperti pada waktu musim panen saja. Jadi dapat dikatakan ekonomi di RT ini belum maju.

6. SISTEM PENGETAHUAN Sekolah tetap menjadi sumber informasi atau sumber pengetahuan yang didapatkan oleh masyarakat. Melalui sekolah warga sini mendapatkan ilmu pendidikan. Namun sayangnya rata-rata warga sini hanya lulusan SD ataupun SMP selain kurangnya pengetahuan mereka tentang pentingnya pendidikan namun faktor utama menjadi penanggung jawab kenapa mereka jarang melanjutkan sampai ke SMA ataupun sampai ke Perguruan tinggi. Karena itu warga yang meluluskan sampai ke Perguruan Tinggi bisa dihitung jari. Selain dari bangku sekolah sumber utama pengetahuan untuk sarana pencarian didapatkan dari televisi hampir setiap rumah menggunakan televisi sebagai sarana mencari informasi. Warga yang tidak mempunyai televisi mendapatkan sarana informasi dari radio. Dengan demikian hampir setiap warga tahu perkembangan berita di negeri ini. 7. SISTEM KESENIAN Kesenian yang ada di RT ini adalah kesenian yang masih dilestarikan sampai sekarang seperti misalnya kesenian Rebana dan belajar gamelan. Tetapi sayangnya kesenian-kesenian tersebut hanya dinikmati oleh beberapa kalangan saja terutama kalangan orang tua yang masih menganggap budaya itu sangat perlu untuk dilestarikan, sementara para pemuda lebih suka menonton tv daripada harus belajar kesenian gamelan. Meskipun begitu apresiasi masyarakat daerah sini masih cukup besar kepada kesenian-kesenian tradisional yang dipertunjukkan. Jika di RT ini diselenggarakan salah satu pertunjukan kesenian tersebut maka bisa dipastikan semua warga RT turut berpartisipasi di dalam acara tersebut. Namun sayangnya karena para pemuda di daerah ini tidak mau belajar akhirnya para orang tualah yang menjadi pelaku pertunjukan kesenian dengan kata lain tidak ada minat sama sekali dari para kaum muda untuk menggantikan kaum tua.

8. Sistem Religi Mayoritas agama yang dianut di daerah ini adalah agama Islam. Hampir semua penduduk disini beragama Islam. Di desa ini hanya terdapat sebuah mushola untuk kegiatan beragama sehari-hari. Satu-satunya Mushola yang terdapat di daerah ini hampir tiap hari dimanfaatkan oleh warga untuk kegiatan keagamaan seperti Sholat berjamaah, pengajian dan lain sebagainya sehingga interaksi antara warga menjadi semakin erat karena hampir setiap hari bertemu di Mushola ini. Di dalam melaksanakan kegiatan ibadah sendiri warga cukup taat menjalankan ibadah terbukti dengan pemanfaatan mushola oleh seluruh warga. Tidak hanya itu juga anak-anak juga disekolahkan di Taman Pendidikan Al-Quran atau TPQ untuk menambah pengetahuan mereka tentang agama. 9. Organisasi Sosial. Organisasi sosial yang ada di RT ini seperti halnya organisasiorganisasi sosial di tempat lain yaitu adanya Darma Wanita (PKK), arisan ibuibu dan juga perkumpulan keagamaan yang rutin diadakan setiap sebulan dan seminggu sekali. Sedangkan untuk bapak-bapak terdapat arisan mingguan, takhlilan dan arisan yang diadakan setiap seminggu sekali. Para warga juga rajin melaksanakan gotong royong misalnya saja saat bersih-bersih wilayah RT, hajatan-hajatan di salah satu rumah warga itu membuktikan kebersamaan di RT ini masih terjaga dengan baik.

BAB III KESIMPULAN Dengan menggunakan kerangka etnografi penulis menjadi lebih

mengetahui secara dalam tentang deskripsi kebudayaan di RT 01 RW 05 seperti asal-usul kondisi alamnya dan lain sebagainya secara keseluruhan. Kita ambil contoh saja dari penggambaran-penggambaran yang telah diuraikan tadi dapat diambil kesimpulan bahwa di RT 01 RW 02 tergolong rakyat menengah ke bawah dari unsur pekerjaan yang rata-rata adalah buruh serabutan. Karena itu rata-rata tingkat pendidikan di sini masih rendah. Dalam hal bermasyarakat kebersamaan antar warga terjalin dengan baik terbukti dari kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial di lingkungan masyarakat. Dari segi kesenian warga sini sayangnya kurang berminat terhadap kesenian tradisional, yang berminat adalah para orang tua itupun jumlahnya hanya sedikit saja sedangkan para kaum pemudanya tidak ada minat untuk melestarikan budayanya.

DAFTAR PUSTAKA Al Ahmadi, Syiham (2010). Pengertian dan makna studi etnografi. From . http://www.syiham.co.cc/2010/02/pengertian-dan-makna-studi-etnografi.html diakses pada tanggal 15 Desember 2010.

Anda mungkin juga menyukai