Anda di halaman 1dari 2

Apakah cinta itu tentang mencintai dan dicintai? Apakah cinta itu tentang memiliki? Tentang bersama?

Tentang kesetiaan? Tentang keindahan? Apakah hanya yang indah yang pantas untuk mencintai dan dicintai?. Aku tenggelam dalam beribu tanyaku sendiri. Berada di tempat ini, cukup banyak membuka semua luka-luka ini. Tempat ini, dimana aku pertama kali mengenal cinta pertamaku. Tempat aku tahu bahwa cinta pertamaku bertepuk sebelah tangan... SMA Aruji Kartawinata. Itulah tempat dimana aku duduk tertegun sendiri di salah satu ruangan kelasnya. Di atas pintu ruangan itu ada sebuah papan bertuliskan XI IPA 3. 8 tahun lalu, ketika aku masih sekolah disini, ruangan ini adalah ruangan kelas X5, tempat dulu aku dan dia bertemu. Tempat dulu aku mengenalnya, mengaguminya, terkagum-kagum pada ciptaan Allah yang bisa begitu nyaris sempurna nya. Letak posisi kursi-kursi dan mejanya masih sama. Whiteboardnya, lantainya, meja gurunya, jendelanya masih sama menghadap ke samping masjid sekolah. Di belakang kelas itu masih sama ada dua tiang bendera kecil. Bedanya, penghuni kelas ini lebih kreatif dengan menaruh mading, poster-poster pahlawan dan ilmuwan di tembok belakangnya. Semua ini perlahan membawa ku kembali ke masa-masa itu..... 8 tahun lalu... Masa orientasi sekolah baru saja selesai hari sabtu ini. Acara ini di akhiri dengan pentas seni kecil-kecilan. Kami, seluruh peserta boleh menampilkan kreasi apa saja yang dapat menghibur peserta lain. Saat di akhir acara, kakak pembawa acara mengumumkan bahwa pengumuman pembagian kelas telah ditempel di papan pengumuman. Sontak seluruh peserta menjadi ribut saling khawatir apakah ia akan satu kelas dengan sahabatnya, apakah ia akan satu kelas dengan orang yang tidak disukainya. Begitupun aku dan keempat sahabatku dari SMP. Kami memang masuk sekolah yang sama. Dan kami berharap bisa masuk kelas yang sama pula. yeeee aku sekelas sama Salma. Ma, kita kelas X% nih Ma! seruku bersemangat pada Silma, sahabatku. iya nih... tapi sayang banget ya kita gak bisa sekelas sama Maira, Harfa sama Tera kalian kelas apa? tanyaku pada Maira, Harfa dan Tera. kita kelasnya beda-beda semua, aku kelas X7, Harfa X2, Tera X3. Gak ada yang satu kelas nih cuma kalian aja yang sekelas seru Tera tak bersemangat. yaudah Ter, yang penting kan kita satu sekolah. Masih bisa main bareng kok ucapku berusaha menghibur. yaudah, abis ini mau kemana? Mau pulang atau mau main dulu? tanya Harfa main dulu dooong, masa langsung pulang. Ujar Maira. yaudah ke kafe biasa ya kita rayain hari resminya kita jadi anak SMA

Lalu kami berlima pun berlalu meninggalkan papan pengumuman. Hari Senin, seluruh siswa baru harus sudah memakai pakaian SMA lengkap dengan atributnya. Seperti sekolah-sekolah lainnya, hari senin ini kami melakukan upacara bendera merah putih. Kami berbaris sesuai kelas kami masing-masing. Namun banyak juga para siswa yang masih berada disekitar lapangan dan belum berbaris. Se[perti aku misalnya, aku masih berjala-jalan santai di pinggir lapamngan sambil memperhatikan sekitar. Teman-teman ketika MOS dan teman-teman sekelas sudah berbeda lagi. Wajah-wajah baru lagi dan artinya kami harus beradaptasi lagi. Tapi syukurnya, siswa baru di SMA ini kebanyakan tadinya sekolah di SMP Siliwangi, SMP ku dulu. Jadi cukup banyak juga wajah yang kukenal. BRUGGG. Karena keasyikan melamun, aku tak sadar telah bertabrakan dengan seseorang. Aku duduk terjatuh, begitupun orang yang kutabrak tadi. Sambil sedikit mengaduh aku berusaha berdiri dan melihat siapa yang menabrakku. Dan ketika aku melihat siapa yang menabrakku, aku tertegun.

Anda mungkin juga menyukai