Anda di halaman 1dari 3

Creeping Eruption pada Petani Laki-laki 35 Tahun

ABSTRAK Creeping eruption banyak terjadi di daerah tropis dan subtropics yang mempunyai iklim hangat dan lembab, misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat, dan di Indonesia pun banyak dijumpai. Penyakit ini banyak terjadi pada anak-anak terutama yang sering berjalan tanpa alas kaki, atau yang sering berhubungan langsung dengan tanah atau pasir. Demikian pula pada para petani dan tentara yang sering mengalami hal yang sama. Penyebab utama penyakit ini adalah larva yang berasal dari cacing tambang anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum. Di Asia Timur sering disebabkan oleh gnastostoma babi dan kucing. Pada beberapa kasus ditemukan Ecinococcus, Strongyloides sterconalis, Dermatobia maxiales, dan Lucillia Caesar. Selain itu bisa juga disebabkan oleh larva beberapa jenis lalat, misalnya Castropillus dan Cattle fly. Biasanya larva ini merupakan larva stadium ketiga siklus hidupnya. Nematode hidup pada hospes, ovum terdapat pada kotoran binatang dank arena kelembaban berubah menjadi larva yang mampu mengadakan penetrasi ke kulit. Larva ini tinggal di kulit dan berjalan-jalan tanpa tujuan sepanjang dermo-epidermal, setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit. Kata kunci: Creeping eruption, Ancylostoma braziliense, Ancylostoma caninum ISI Pada kasus kali ini didapatkan seorang pasien seorang laki-laki berusia 35 tahun dating ke poli kulit da kelamin RS PKU Muhammadiyah dengan keluhan gatal yang sangat pada kaki kirinya sejak sekitar 1 bulan terakhir. Pasien mengaku di kaki kirinya seperti ada cacing merah memanjang, berkelok-kelok, bisa berpindah-pindah tempat setiap beberapa waktu, terasa gatal pada waktu malam hari. Pasien sebelumnya sudah memeriksakan keluhannya sekitar 1 minggu yang lalu ke IGD RS PKU Muhammadiyah dan mendapat terapi semprot saja tetapi keluhan masih tetap dirasakan. Pasien bekerja sebagai Satpam Bank BCA dan punya pekerjaan sampingan sebagai petani..

Pada pemeriksaan fisik diperoleh keadaan umum pasien baik, vital sign saat berobat ke poli TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 20 x/menit, Temperatur 37C, kesadaran pasien baik. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan lesi linier berkelok-kelok, eritem, lesi meninggi, tampak papul di beberapa tempat lesi, di region dorsum kaki kiri. DIAGNOSIS Creeping Eruption TERAPI Albendazole tab 400mg/hari, diberikan selama 3 hari Cetrizine tab 10mg 1x1 pada malam hari ( untuk mengatasi rasa gatalnya ) Edukasi tentang faktor resiko tempat kerja di sawah, menyarankan kepada pasien untuk memakai pelindung kaki saat bekerja di sawah, contohnya pemakaian sepatu boot DISKUSI Pada kasus kali ini didapatkan seorang pasien dengan keluhan utama rasa gatal pada kaki kirinya. Diagnosis pada kasus ini ditentukan berdasarkan hasil anamnesis, dan pemeriksaan fisik pada kulit. Dari anamnesis pasien mengaku merasakan rasa gatal pada kaki kiri, merasa seperti ada cacing merah di kakinya yang dapat berpindah setiap beberapa waktu, rasa gatal terutama saat malam hari. Dari hasil pemeriksaan fisik pada kulit didapatkan lesi linier berkelok-kelok, eritem, lesi meninggi, terdapat papul pada beberapa tempat lesi. Ditunjang dengan penemuan lesi yang hanya pada kaki kiri, tidak ada anggota keluarga lain yang menderita sakit yang sama dengan pasien, adanya lesi kunikulus panjang yang linier dan berkelok, dan pekerjaan sampingan pasien sebagai seorang petani, maka dapat disimpulkan pasien menderita creeping eruption oleh larva cacing tambang. Penggunaan cryotherapy dengan menggunakan semprot kloretil yang diterima oleh pasien pada saat berobat ke IGD RS PKU Muhammadiyah sebenarnya kurang efektif karena kita tidak akan tahu secara pasti letak larva cacing ada di mana. Selain

itu terapi ini tergolong invasif terhadap kulit. Disarankan pengobatan secara topikal dan peroral. KESIMPULAN Dari hasil anamnesis pasien mengeluh gatal hanya dikulit kaki sebelah kiri, dan mengaku seperti ada cacing merah pangjang dan berkelok yang tiap beberapa saat bisa berpindah-pindah. Pasien mempunyai pekerjaan sampingan sebagai seorang petani. Keluhan hanya dirasakan oleh pasien tanpa ada anggota keluarga lain atau teman yang mengalami keluhan yang sama. Dari pemerriksaan fisik kulit didapatkan lesi linier berkelok-kelok, eritem, lesi meninggi, terdapat papul pada beberapa tempat lesi. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan kulit serta ditunjang dasar teori yang didapat, maka diagnosis pada pasien ini adalah creeping eruption. REFERENSI 1. Djuanda, Adhi, dkk. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. PENULIS Niqko Bayu Prakarsa, Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, RSUD Tidar Magelang dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, 2013.

Anda mungkin juga menyukai