Anda di halaman 1dari 16

Binary Counter

Rangkaian Asynchronous BCD Counter adalah rangkaian digital yang berfungsi melakukan proses penghitungan data input dan memeberikan output data penghitungan tersebut dalam format data BCD (Binary Coded Decimal) secara asynchronous (tidak sinkron/tidak simultan). Teknik penghitungan pada Asynchronous BCD Counter adalah menghitung secara serial yaitu secara bertahap dimana data output flip-flop pertama sebagai data input flip-flop kedua dan data output flip-flop kedua sebagai data input flip-flop ketiga dan output data flip-flop ketiga sebagai data input flip-flop ke empat dan seterusnya. Asynchronous BCD Decade Counter adalah rangkaian penghitung data yang dibatasi samapi 10 hitungan saja, proses counter dibatasi maksimal sampai 10 kali penghitungan. Rangkaian Asynchronous BCD Decade Counter pada artikel ini dibuat menggunakan 4 unit JK-FF (JK Flip-flop) seperti terlihat pada gambar berikut. Rangkaian Asynchronous BCD Decade Counter

Proses counter pada rangkaian Asynchronous BCD Decade Counter adalah menghitung data clock secara serial dimana data clock adalah input JK-FF pertama kemudian output JK-FF pertama sebagai clock JK-FF kedua dan output JK-FF kedua sebagai clock JK-FF ketiga dan output JK-FF ketiga sebagai clock JK-FF kempat kemudian pada hitungan ke sepeuluh (decade) secara otomatis output conter direset kembali ke NOL (0000) menggunakan gerbang NAND 3 input yang mendapat input data HIGH dari data BCD 9 (1001) sehingga data output maksimum adalah BCD 9 (1001). Rangkaian Asynchronous BCD Decade Counter hanya menghitung sebanyak 10 kali hitungan dengan output data BCD 0 (0000) hingga BCD 9 (1001) sperti pada tabel dan timing diagram berikut.

Tabel Input/Output Asynchronous BCD Decade Counter

Timing Diagram Asynchronous BCD Decade Counter

Dari data pada tabel dan timing diagram diatam terlihat bahwa proses penghitungan data clock dolakukan secara serial dan dibatasi sampai 10 kali hitungan (decade) saja. Setiap 10 kali hitungan maka rangkaian Asynchronous BCD Decade Counter diatas akan direset atau dipaksa kembali ke nilai awal lagi BCD 0 (0000). Dimana output rangkaian Asynchronous BCD Decade Counter dengan JK-FF diatas adalah data BCD 0 (0000) sampai BCD 9 (1001).

PWM (Pulse Width Modulation)

PWM merupakan suatu teknik teknik dalam mengatur kerja suatu peralatan yang memerlukan arus pull in yang besar dan untuk menghindari disipasi daya yang berlebihan dari peralatan yang akan dikontrol. PWM merupakan suatu metoda untuk mengatur kecepatan perputaran motor dengan cara mengatur prosentase lebar pulsa high terhadap perioda dari suatu sinyal persegi dalam bentuk tegangan periodik yang diberikan ke motor sebagai sumber daya. Semakin besar perbandingan lama sinyal high dengan perioda sinyal maka semakin cepat motor berputar. Sinyal PWM dapat dibangun dengan banyak cara, dapat menggunakan metode analog menggunakan rangkaian op-amp atau dengan menggunakan metode digital. Dengan metode analog setiap perubahan PWM-nya sangat halus, sedangkan menggunakan metode digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi dari PWM itu sendiri. Misalkan PWM digital 8 bit berarti PWM tersebut memiliki resolusi 2 pangkat 8 = 256, maksudnya nilai keluaran PWM ini memiliki 256 variasi, variasinya mulai dari 0 255 yang mewakili duty cycle 0 100% dari keluaran PWM tersebut. Pada perancangan driver ini, sinyal PWM akan diatur secara digital yang dibangkitkan oleh mikrokontroler ATMEGA 8535. Pengaturan PWM menggunakan mikrokontroler ATMEGA Proses pembangkitan sinyal PWM pada mikrokontroler AVR ATMEGA 8535 adalah sebagai berikut.

Resolusi adalah jumlah variasi perubahan nilai dalam PWM tersebut. Misalkan suatu PWM memiliki resolusi 8 bit berarti PWM ini memiliki variasi perubahan nilai sebanyak 2

pangkat 8 = 256 variasi mulai dari 0 255 perubahan nilai. Compare adalah nilai pembanding. Nilai ini merupakan nilai referensi duty cycle dari PWM tersebut. Nilai compare bervariasi sesuai dengan resolusi dari PWM. Dalam gambar nilai compare ditandai dengan garis warna merah, dimana posisinya diantara dasar segitiga dan ujung segitiga. Clear digunakan untuk penentuan jenis komparator apakah komparator inverting atau non-inverting. Mikrokontroler akan membandingkan posisi keduanya, misalkan bila PWM diset pada kondisi clear down, berarti apabila garis segitiga berada dibawah garis merah (compare) maka PWM akan mengeluarkan logika 0. Begitu pula sebaliknya apabila garis segitiga berada diatas garis merah (compare) maka PWM akan mengeluarkan logika 1. Lebar sempitnya logika 1 ditentukan oleh posisi compare, lebar sempitnya logika 1 itulah yang menjadi nilai keluaran PWM,dan kejadian ini terjadi secara harmonik terus-menerus. Maka dari itu nilai compare inilah yang dijadikan nilai duty cycle PWM. Clear Up adalah kebalikan (invers) dari Clear Down pada keluaran logikanya.

Prescale digunakan

untuk

menentukan

waktu

perioda

dari

pada

PWM.

Nilai prescale bervariasi yaitu 1, 8, 32, 64, 128, 256, 1024. Misalkan jika prescale diset 64 berarti timer/PWM akan menghitung 1 kali bila clock di CPU sudah 64 kali, Clock CPU adalah clok mikrokontroler itu sendiri. Perioda dari PWM dapat dihitung menggunakan rumus

Setting prescale disini digunakan untuk mendapatkan frekuensi dan periode kerja PWM sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.. Perhitungan duty cycle PWM Dengan cara mengatur lebar pulsa on dan off dalam satu perioda gelombang melalui pemberian besar sinyal referensi output dari suatu PWM akan didapat duty cycle yang diinginkan. Duty cycle dari PWM dapat dinyatakan sebagai

Duty cycle 100% berarti sinyal tegangan pengatur motor dilewatkan seluruhnya. Jika tegangan catu 100V, maka motor akan mendapat tegangan 100V. pada duty cycle 50%, tegangan pada motor hanya akan diberikan 50% dari total tegangan yang ada, begitu seterusnya.

Perhitungan Pengontrolan tegangan output motor dengan metode PWM cukup sederhana.

Dengan menghitung duty cycle yang diberikan, akan didapat tegangan output yang dihasilkan. Sesuai dengan rumus yang telah dijelaskan pada gambar.

Average voltage merupakan tegangan output pada motor yang dikontrol oleh sinyal PWM. a adalah nilai duty cycle saat kondisi sinyal on. b adalah nilai duty cycle saat kondisi sinyal off. V full adalah tegangan maximum pada motor. Dengan menggunakan rumus diatas, maka akan didapatkan tegangan output sesuai dengan sinyal kontrol PWM yang dibangkitkan.

Converter Frekuensi ke Tegangan dan Sebaliknya


V/F Converter (IC AD650)

AD650 V / F / V (tegangan ke frekuensi atau frekuensi ke tegangan konverter) menyediakan kombinasi operasi frekuensi tinggi dan nonlinier rendah sebelumnya tidak tersedia dalam bentuk monolitik. Yang melekat monotonicity dari V / F fungsi transfer membuat AD650 berguna sebagai konverter analog-ke-digital resolusi tinggi. Sebuah konfigurasi masukan fleksibel memungkinkan berbagai tegangan input dan format ini yang akan digunakan, dan sebuah output kolektor terbuka dengan tanah digital terpisah memungkinkan interfacing sederhana untuk baik keluarga logika standar atau OPTO-skrup. Linearitas kesalahan AD650 ini biasanya 20 ppm (0,002% dari skala penuh) dan 50 ppm (0,005%) maksimum pada 10 kHz skala penuh. Hal ini sesuai dengan sekitar 14-bit linearitas dalam rangkaian konverter analog-ke-digital. Frekuensi skala penuh lebih tinggi atau interval hitung lagi dapat digunakan untuk konversi resolusi yang lebih tinggi. AD650 memiliki dynamic range yang berguna enam dekade memungkinkan pengukuran resolusi sangat tinggi. Bahkan pada 1 MHz skala penuh, linearitas dijamin kurang dari 1000 ppm (0,1%) pada AD650KN, BD, dan nilai SD. Selain konversi analog-ke-digital, AD650 dapat digunakan dalam aplikasi terisolasi sinyal analog transmisi, sirkuit lingkaran bertahap-terkunci, dan presisi stepper pengendali

kecepatan motor. Dalam modus F / V, AD650 dapat digunakan dalam tachometer presisi dan FM demodulator sirkuit. Berbagai masukan sinyal dan frekuensi output skala penuh adalah userdiprogram dengan dua kapasitor eksternal dan satu resistor. Tegangan offset masukan dapat dipangkas menjadi nol dengan potensiometer eksternal. AD650JN dan AD650KN ditawarkan dalam paket DIP 14-lead plastik. AD650JP ini tersedia dalam plastik pembawa chip yang bertimbal 20-lead (PLCC). Kedua plastik versi dikemas dari AD650 ditetapkan untuk rentang temperatur komersial (0 C sampai 70 C). Untuk industri rentang suhu (-25 C sampai 85 C) aplikasi, AD650AD dan AD650BD ditawarkan dalam paket keramik. AD650SD yang ditentukan untuk penuh -55 C sampai 125 C suhu diperpanjang.

PRODUK UTAMA

1. Dapat beroperasi pada frekuensi keluaran skala penuh sampai dengan 1 MHz (selain

memiliki linearitas yang sangat tinggi).


2. Dapat dikonfigurasi untuk mengakomodasi bipolar, unipolar, atau tegangan masukan

diferensial, atau masukan arus unipolar.


3. TTL atau CMOS kompatibilitas dicapai dengan menggunakan frekuensi output kolektor

terbuka. Pull-up resistor dapat dihubungkan ke tegangan sampai 30 V.


4. Komponen yang sama yang digunakan untuk V / F konversi juga dapat digunakan untuk

F / V konversi dengan menambahkan logika sederhana biasing jaringan dan konfigurasi ulang AD650 tersebut.
5. Analog dan digital dasar terpisah mencegah loop tanah dalam aplikasi dunia nyata.

6.

Tersedia dalam versi sesuai dengan MIL-STD-883. Konfigurasi Pin

IC LM2917
Rangkaian converter frekuensi menjad tegangan ini digunakan pada alat ukur kecepatan, alat ukur jarak tempuh dan alat ukur kecepatan putaran. Rangkaian converter frekuensi ke tegangan menggunakan IC LM2917 merupakan converter frekuensi ke tegangan DC yang cukup sederhana karena IC LM2917 didesain khusus oleh National semiconductor sebagai frequency to voltage converter sehingga tidak membutuhkan komponen eksternal yang banyak. Rangkaian converter frekuensi ke tegangan dengan IC LM2917 ini dapat dioperasikan dengan tegangan

kerja +12 volt DC hingga +24 volt DC. IC LM2917 ini memiliki output yang linier dengan arus output maksimal 30mA. Rangkaian converter frekuensi menjadi tegangan dan komponen untuk membuat converter tersebut dapat dilihat langsung pada gambar rangkaian berikut. Rangkaian Converter Frekuensi Ke Tegangan LM2917

Rangkaian converter tegangan ke frekuensi dengan IC LM2917 diatas merupakan contoh aplikasi converter frekuensi ke tegangan yang diambil dari datasheet IC LM2917. Rangkaian converter frekuensi ke tegangan menggunakan IC LM2917 ini mampu meberikan output tegangan DC 0 volt pada saat frekuens sinyal input 0Hz. Besarnya teangan output dari rangkaian converter frekuensi ke tegangan IC LM2917 diatas dapat ditentukan dengan persamaan matematis sebagai berikut. Vout = Fin x Vcc x R1 x C1 dimana : a. Fin = Frekuensi sinyal input (Hz) b. Vcc = Tegangan sumber yang digunakan (volt) c. R1 = Resistor pada pin 3 IC LM2917 (Ohm) d. C1 = Kapasitor pada pin 2 IC LM2917 (Farad)

Rangkaian converter frekuensi ke tegangan menggunakan IC LM2917 sering diaplikasikan pada pengukuran kecepatan menggunakan mikrokontroler atau meter analog. Untuk aplikasi dengan perangkat digital output dari rangkaian converter frekuensi ke tegangan membutuhkan Analog to Digital Converter (ADC). Dan untukaplikasi dengan meter analog dapat langsung dihubungkan ke penguat untuk menggerakan LED atau VU meter.

Contactless Sensor PING


Sensor jarak ultrasonik PING adalah sensor 40 KHz produksi parallax yang banyak digunakan untuk aplikasi atau kontes robot cerdas untuk mendeteksi jarak suatu objek.

Gambar 1 Sensor jarak ultrasonik PING Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 KHz ) selama t = 200 us kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor PING memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroller pengendali ( pulsa trigger dengan tout min 2 us ). Spesifikasi sensor ini : a. Kisaran pengukuran 3cm-3m. b. Input trigger positive TTL pulse, 2uS min., 5uS tipikal. c. Echo hold off 750uS dari fall of trigger pulse. d. Delay before next measurement 200uS. e. Burst indicator LED menampilkan aktifitas sensor.

Gambar 2 Diagram waktu sensor PING Prinsip kerja sensor PING

Pada dasanya, Sensor PING terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40KHz, sebuah speaker ultrasonik dan sebuah mikropon ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara mikropon ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya. Sensor PING mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik (40 kHz) selama tBURST (200 s) kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor PING memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali (pulsa trigger dengan tOUT min. 2 s).

Gambar 3 Prinsip kerja sensor PING Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor. PING mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi PING akan membuat output low pada pin SIG. Lebar pulsa High (tIN) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan obyek. Maka jarak yang diukur adalah S = (tIN x V) 2

Dimana : S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi V = Cepat rambat gelombang ultrasonik di udara (344 m/s) tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang.

Efek Doppler
Definisi efek Doppler adalah gejala bunyi yang diselidiki oleh Doppler, membahas perubahan frekuensi yang diterima oleh pengamat (pendengar) akibat gerak relative antara sumber bunyi dengan pendengar. Misalnya gelombang bunyi yang dikeluarkan oleh sumber bunyi dan pendengar bergerak saling mendekati. Maka frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar akan lebih tinggi daripada frekuensi sebenarnya dari bunyi yang dihasilkan sumber bunyi. Namun, jika sumber bunyi dan pendengar bergerak saling menjauhi, maka frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar akan lebih rendah daripada frekuensi sebenarnya.

Efek Doppler, dinamakan mengikuti tokoh fisika, Christian Andreas Doppler, adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang dari sebuah sumber gelombang yang diterima oleh pengamat, jika sumber suara/gelombang tersebut bergerak relatif terhadap pengamat/pendengar. Untuk gelombang yang umum dijumpai, seperti gelombang suara yang menjalar dalam medium udara, perhitungan dari perubahan frekuensi ini, memerlukan kecepatan pengamat dan kecepatan sumber relatif terhadap medium di mana gelombang itu disalurkan. Efek Doppler total, f, dapat merupakan hasil superposisi dari gerakan sumber dan/atau gerakan pengamat, sesuai dengan rumusan berikut:

Contoh efek Doppler Fenomena: ketika kita mendekati sumber bunyi maka frekuensi yang terdengar akan

lebih keras. Sebaliknya jika kita menjauhi sumber bunyi maka frekuensi yang didengar akan lebih kecil. Peristiwa ini pertama kali dipikirkan oleh fisikawan Austria bernama Christian Johan Doppler (1803 1855). Dengan demikian peristiwa seperti ini dikenal dengan efek Doppler. Secara umum, efek doppler dialami ketika ada gerak relatif antar sumber bunyi dan pengamat. Jika cepat rambat bunyi diudara saat itu adalah v, kecepatan pengamat vp dan kecepatan sumber bunyi vs dan frekuensi yang dipancarkan sumber adalah fs, maka secara perhitungan frekuensi yang didengar oelh pengamat adalah:

Dimana: fp = frekuensi pendengar

fs = frekuensi sumber v = kecepatan bunyi di udara vp = kecepatan pendengar vs = kecepatan sumber Cara 1 vp + = pendengar mendekati sumber 0 = pendengar diam - = pendengar menjauhi sumber vs ( ) = sumber mendekati pendengar (+) = sumber menjauhi pendengar 0 = sumber diam Cara 2 Tentukan arah P S : arah Positif Sumber bunyi/ pendengar yang geraknya searah dengan arah P S = kecepatannya bertanda positif Contoh: Sebuah kereta api bergerak mendekati stasiun dengan kecepatan sebesar 20 m/s. Peluit kereta api yang memiliki frekuensi 2000 Hz dibunyikan. Bila cepat rambat bunyi diudara 340 m/s, tentukan frekuensi yang didengar orang yang berada didalam stasiun! Kereta (sumber bunyi S) < ++ Pengamat (P) Dilihat dari gerakannya, kita peroleh data: vp = 0 karena pengamat sedang diam vs bertanda negatif karena arah geraknya berlawanan dengan arah dari P-S / mendekati. Aplikasi efek Doppler Perjanjian Tanda:

Jenis-jenis Radar 1. Doppler Radar Radar Doppler merupakan jenis radar yang menggunakan Efek Doppler untuk mengukur kecepatan radial dari sebuah objek yang masuk daerah tangkapan radar. Radar jenis

ini sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial. Contoh Radar Doppler yaitu Weather radar yang digunakan untuk mendeteksi cuaca.

2. Bistatic Radar Radar Bistatic adalah jenis sistem radar yang mempunyai kompenen pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver) dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibanding dengan jarak target/objek. Objek dideteksi berdasarkan pantulan sinyal dari objek tersebut ke pusat antena. Contoh Radar Bistatic yaitu Passive radar.

Anda mungkin juga menyukai