Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

I.

NOMOR PERCOBAAN

: VII : Uji Karbohidrat : Untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan menggunakan larutan Fehling A dan B.

II. NOMOR PERCOBAAN III. TUJUAN PERCOBAAN

IV. LANDASAN TEORI Karbohidrat

Karbohidrat (diambil dari kata hidrat dari karbon) adalah komponen organik dengan struktur dasar Cx(H2O)y. Secara kimia, karbohidrat mengandung elemen karbon, hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 2:1 hidrogen terhadap oksigen. Dalam ilmu nutrisi pangan, karbohidrat yang paling penting peranannya adalah termasuk dalam kelompok heksosa (mengandung 6-atom karbon) dan pentosa (mengandung 5-atom karbon). Secara umum karbohidrat diklasifikasikan atas dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana biasanya disebut gula sederhana dan dapat dibedakan menjadi: 1. Monosakarida 2. Disakarida 3. Oligosakarida 4. Gula alkohol Monosakarida Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang paling sederhana menurut susunan unsurnya karena hanya terdiri dari beberapa atom C. Monosakarida meliputi glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Disakarida Disakarida adalah jenis karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida dan berikatan melalui gugus OH dengan cara melepaskan molokul air. Disakarida meliputi sukrosa, maltosa, dan laktosa.

Polisakarida Polisakarida adalah karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida.Polisakarida meliputi amilum, selulosa, dan glikogen.

Peran atau Fungsi Karbohidrat 1. Fungsi Karbohidrat Sebagai Sumber Energi Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi seluruh penduduk dunia karena relatif terjangkau dan mudah didapatkan.Setiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori.Keberadaan karbohidrat di dalam tubuh, sebagian ada pada sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi, sebagian terdapat pada hati dan jaringan otot sebagai glikogen, dan sebagian lagi sisanya diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.Kegemukan adalah salah satu akibat dari terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat. 2. Fungsi Karbohidrat Sebagai Pemberi Rasa Manis Pada Makanan Fungsi karbohidrat berikutnya adalah memberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama, dan Fruktosa adalah jenisgula yang paling manis. 3. Fungsi Karbohidrat Sebagai Penghemat Protein Bila kebutuhan karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan sebagai cadangan makanan untuk memenuhi kebutuhan energi dan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Hal ini berlaku sebaliknya, jika kebutuhan karbohidrat tercukupi, maka protein hanya akan menjalankan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. 4. Fungsi Karbohidrat Sebagai Pengatur Metabolisme Lemak Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna. 5. Fungsi Karbohidrat Untuk Membantu Pengeluaran Feses Karbohidrat dapat membantu proses pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus, hal ini dapat didapat dari selulosa dalam serat makanan yang berfungsi mengatur peristaltik usus. Serat pada makanan dapat membantu mencegah kegemukan, kanker usus besar, diabetes mellitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kolesterol tinggi. Laktosa yang terdapat pada susu dapat membantu penyerapan kalsium.

Keberadaannya yang tinggal lebih lama dalam saluran cerna memberikan keuntungan karena menyebabkan pertumbuhan bakteri baik. Karbohidrat memang memiliki banyak fungsi yang baik bagi tubuh, namun konsumsi berlebihan juga akan merugikan tubuh. Konsumsi makanan cukup gizi dan seimbang, minum banyak air putih juga rajin berolahraga dapat membantu tubuh kita agar tetap bugar. Karena segala hal yang berlebihan itu tidak baik! Semoga bermanfaat dan dapat lebih meningkatkan kesadaran kita untuk dapat senantiasa melakukan kebiasaan hidup sehat.

Analisis Kualitatif Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat digunakan untuk analisis kualitataif. Bila karbohidrat direaksikan dengan larutan naftal dan alkohol, kemudian dicampurkan H2SO4 pekat secara hati-hati pada batas cairan akan terbentuk fultural yang berwarna ungu reaksi ini disebut reaki mollis dan reaksi umum untuk karbohidrat

OH

- naftol Beberapa reaksi yang lebih menarik dapat membedakan golongan karbohidrat. Misalnya ketosa, pentosa, dan asam uronat dapat dibedakan dari aldoheksosa karena reaksi dengan golongan fenol akan menghasilkan warna yang berbeda. Fenol yang sering dipakai adalah resolsinol (pereaksi Seliwanoff), flourogusino dan orsino.
OH HO OH

OH OH
Resorsinol
O

Floglusinol
CH 3 HO OH

Antron

Benzildina
3

Uji Antron Sebanyak 0,2 larutan contoh di dalam tabung reaksi ditambahkan ke dalam larutan antron (0,2% dalam H2SO4 pekat) timbulnya warna hijau atau hijau kebiruan menanadakan adanya karbohidrat dalam larutan contoh. Uji ini sangat sensitif sehingga juga dapat memberikan hasil positif jika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Uji antron ini telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara kolorimetrik bagi glikogen, insulin dan gula dalam darah. Uji Barfoed Pereaksi terdiri dari kupri asetat dan asam asetat. Ke dalam 5 ml pereaksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan contoh. Kenudian tabung reaksi ditempatkan ke dalam air mendidih selama 1 menit. Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida dalam contoh Uji Benedict Pereaksi terdiri dari kupri sulfat, natrium sitrat dan natrium karbonat. Ke dalam 5 ml pereaksi dalam tabung reaksi ditambahkan 8 tetes larutan contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan ke dalam air mendidih selama 5 menit. Timbulnya endapan warna hijau, kuning atau merah orange menunjukkan adanya gula pereduksi dalam contoh. Uji Orsinal Bial-HCl Ke dalam 5 ml pereaksi ditambahkan 2 3 ml larutan contoh, kemudian dipanaskan sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan. Timbulnya endapan dan larutan berwarna hijau menunjukkan adanya pentosa dalam contoh. Uji Hayati Pereaksi terdiri dari garam Rochelle atau kalium natrium tartat gliserol, dan kupri sulfat. Uji dan tanda-tanda dilakukan sama seperti uji benedict. Uji Iodin Larutan contoh diasamkan dengan HCl sementara itu dibuat larutan iodin dalam larutan KI. Larutan contoh sebanyak 1 tetes ditambahkan ke dalam larutan iodin. Timbulnya warna biru menunjukkan adanya pati dalam contoh, sedangkan warna merah menunjukkan adanya glikogen atau eritdokstrin. Uji atau tes ini digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan tersebut. Reaksi positifnya

ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali. Di dalam amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa yang tidak larut dalam air dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin (Wahyudi,dkk., 2003:116). Uji Mollisch Ke dalalam 2 ml larutan contoh dalam tabung reaksi ditambahkan 2 tetes pereaksi -neftol 10% (baru dibuat) dan dikocok. Secara hati-hati 2 ml H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi tadi sehingga timbul 2 lapisan cairan dalam tabung reaksi dimana larutan contoh akan berada pada lapisan atas. Cincin berwarna merah ungu pada kedua cairan menunjukkan adanya karbohidrat dalam contoh. Uji Sliwanoff Pereaksi dibuat segera sebelum uji dibuat. Pereaksi ini dibuat denga mencanmpurkan 3,5 ml resolsinol 0,5 % dengan 12 ml HCl pekat, kemudian diencerkan menjadi 35 ml dengan air suling. Uji dilakukan dengan menambahkan 1 ml larutan contoh ke dalam 5 ml larutan pereaksi, kemudian ditempatkan dalam air mendidih selama 10 menit. Warna merah cery menunjukkan adanya fruktosa dalam contoh. Jika karbohdrat mengandung gugus keton direaksikan dengan sliwanoff akan menunjukkan warna merah sebagi reaksi positifnya. Adanya warna merah merupakan hasil kondensasi dari resossinol yang sbelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses pembentukan hidroksi meril furfural ini berasal dari konversi dari fruktosa dan asam klorok panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metil furfural (Harrow,1946 : 17) Uji Tauber Sebanyak 2 tetes larutan contoh ditambahkan ke dalam 1 ml larutan benzidina, didihkan dan dinginkan cepat-cepat. Timbulnya warna ungu menunjukkan adanya pentosa dalam contoh.

Uji Fehling Pereaksi fehling dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari 2 larutan yaitu larutan Fehling A dan Larutan Fehling B. Larutan Fehling A dalah larutan CuSO 4 dalam air, sedangkan larutan Fehling adalah larutan garam Knartartat dan NaOH dalam air. 2 macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu 2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjkadi Cu2O. 2Cu+ + 2O- Cu2O + H2O Endapan Dengan larutan glukosa 1% pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1 %, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan. Analisa Kualintatif Karbohidart mempunyai sifat dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan (+) atau ke kiri (-) dan setiap gula mempunyai sudut putaran khas yang berbeda-beda misalnya sukrosa + 66,5o dan glukosa + 90o. Sifat larutan gula dipakai untuk analisa kuantitatif dengan menggunakan polarimeter. Larutan gula dimasukkan dalam tabung polariskop yang tertentu panjangnya kemudian dilihat sudut putarannya. Dari rumus yang ada maka dapat dihitung konsentrasi larutan tersebut

[]20D = 100 a / 1 x c a = sudut putar yang diamati l = panjang gelombang polarimeter (dm)\ c = berat gula (gr/100 ml rutan)

V. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan : 1. Beaker gelas 2. Pipet tetes 3. Tabung reaksi 4. Penangas air 5. Gelas ukur 6. Rak tabung reaksi 7. Spektro 8. Kuvet

Bahan yang digunakan : 1. Larutan Fehling A 2. Larutan Fehling B 3. Larutan Glukosa 1% 4. Larutan fruktosa 1% 5. Larutan sukrosa 1% 6. Larutan laktosa 1% 7. Larutan amilum 1% 8. Aquadest

VI. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Siapkan 5 tabung reaksi 2. Masing-masing tabung reaksi (5 buah) dimasukkan glukosa yang telah divariasikan konsentrasinya. 3. Kemudian ke dalam tabung yang berisi glukosa ditambahkan campuran antara Fehling A dan Fehling B. 4. Kemudian ke 5 tabung reaksi dipanaskan selama 5 menit. 5. Diamati perubahan yang terjadi, dan hitung absorbansinya dengan spektroskopi UV-vis 6. Lakukan pada larutan karbohidrat yang lain

VII. Hasil pengamatan Glukosa

No. 1.

Hasil Pengamatan 0,5ml glukosa 1% + 2,5ml (fehling A+B) bata Larutan biru dengan endapan merah

2.

0,5ml glukosa 2% + 2,5ml (fehling A+B) bata

Larutan biru dengan endapan merah

3.

0,5ml glukosa 3% + 2,5ml (fehling A+B) merah bata

Larutan orange dengan endapan

4.

0,5ml glukosa 4% + 2,5ml (fehling A+B) merah bata

Larutan orange dengan endapan

5.

0,5ml glukosa 4% + 2,5ml (fehling A+B) merah bata

Larutan orange dengan endapan

Konsentrasi 1% 2% 3% 4% 5%

Absorban 0,626 0,644 0,677 0,931 1,230

Laktosa Konsentrasi 1% 2% 3% 4% 5% Absorban 0,636 0,640 0,659 0,713 0,737

No. 1.

Hasil Pengamatan 0,5ml laktosa 1% + 2,5ml (fehling A+B) merah bata Larutan biru dengan endapan

2.

0,5ml laktosa 2% + 2,5ml (fehling A+B) merah bata

Larutan biru dengan endapan

3.

0,5ml laktosa 3% + 2,5ml (fehling A+B) merah bata

Larutan biru dengan endapan

4.

0,5ml laktosa 4% + 2,5ml (fehling A+B) merah bata

Larutan biru dengan endapan

5.

0,5ml laktosa 5% + 2,5ml (fehling A+B) merah bata

Larutan biru dengan endapan

VIII. Persamaan Reaksi

O CHO H-C-Na | | H-C-OH OH-C-H | | 2+ OH-C-H + 2Cu + NaOH + H2O OH-C-H + Cu2O +3 H+ | | H-C-OH H-C-OH | | H-C-OH H-C-OH | | CH2O CH2OH Glukosa Asam glukonat

10

VIII. Analisa Data

Glukosa No 1 2 3 4 5 konsentrasi (X) 1 2 3 4 5 15 absorbansi (Y) 0.626 0.644 0.677 0.931 1.23 4.108 X^2 1 4 9 16 25 55 XY 0.626 1.288 2.031 3.724 6.15 13.819

( )
(

( ) ( )( ) ( ) ( ) ) ( ) )

= =

= 0.1495

( )

( ) ( ) ( )( ( ) ( )
( ) ( ( ) ( ) ( )( )

14.3403 Y = AX+ B X Y 0 14.3403 1 14.4898 2 14.6393 3 14.7888 4 14.9383 5 15.0878

11

kurva hubungan konsentrasi dan absorbansi pada glukosa


15.2 15 14.8 14.6 14.4 14.2 14 13.8 0 1 2 3 4 5 14.4898 14.3403 14.6393 14.7888 15.0878 14.9383

Laktosa No 1 2 3 4 5 konsentrasi (X) 1 2 3 4 5 15 absorbansi (Y) 0.636 0.64 0.659 0.713 0.737 3.385 X^2 1 4 9 16 25 55 XY 0.636 1.28 1.977 2.852 3.685 10.43

( )
(

( ) ( )( ) ( ) ( ) ) ( ) )

= =

= 0.0275

12

( )

( ) ( ) ( )( ( ) ( )
( ) ( ( ) ( )( ) ( )

= 12.1035 Y = AX+ B X Y 0 1 2 3 4 5

12.1035 12.131 12.1585 12.186 12.2135 12.241

kurva hubungan konsentrasi dan absorbansi pada laktosa


12.3 12.25 12.2 12.15 12.1 12.05 12 0 1 2 3 4 5 12.1035 12.1585 12.131 12.2135 12.186 12.241

13

IX. PEMBAHASAN

Untuk menguji adanya karbohidrat dalam suatu sampel dapat dilakukan dengan uji kualitatif dimana. Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua (2) macam cara, yaitu; pertama menggunakan reaksi pembentukan warna dan yang kedua menggunakan prinsip kromatografi (TLC/Thin Layer Cromatograpgy, GC/Gas Cromatography, HPLC/High Performance Liquid Cromatography). Dikarenakan efisiensi pengujian, pada umumnya untuk pengujian secara kualitatif hanya digunakan prinsip yang pertama yaitu adanya pembentukan warna sebagai dasar penentuan kandungan karbohidrat dalam suatu bahan. Sehingga percobaan kali ini menggunakan fehling A dan Fehling B untuk menguji adanya karbohidat dengan melihat perubahan warna yang dihasilkan. Jika adanya karbohidrat dalam suatu sampel maka akan ditandai dengan perubahan warna menjadi merah bata serta terdapatnya endapan merah bata setelah dilakukan proses pemanasan. Praktikum karbohidrat dengan materi uji fehling (fehling A dan fehling B). Fehling A merupakan larutan CuSO4 dalam air, sedangkan larutan Fehling B merupakan larutan garam K Natartat dan NaOH dalam air. Uji fehlings bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula pereduksi. Karena prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat ditentukan cuplikan yang mengandung karbohidrat. Hasil uji menunjukkan bahwa laktosa, glukosa, fruktosa merupakan gula yang dapat mereduksi larutan fehling dan sebagai karbohidrat pereduksi. Hal ini sesuai pendapat Sastrohamidjojo (2005) menyatakan bahwa golongan karbohidrat monosakarida bereaksi positif terhadap larutan fehling, dimana terdapat kegiatan mereduksi larutan fehling di larutan tersebut. Hal ini terjadi karena pereaksi fehling akan tereduksi dari Cu2+ menjadi Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O yang meng hasilkan warna merah bata. 2Cu+ + 2OH Cu2O +H2O Hal ini sesuai pendapat Sumardjo (2006) menyatakan bahwa pereaksi fehling akan mengalami reduksi sehingga Cu2+ berubah menjadi Cu+ . Pereaksi fehling ditambah karbohidrat, kemudian dipanaskan, akan terjadi perubahan warna dari biru hijau kuning kemerah merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata bila jumlah karbohidrat pereduksi banyak. Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar
14

gugus aldehida pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OHmembentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan asam karboksilat. Pada percobaan Uji Karbohidrat, dimana untuk menguji adanya suatu karbohidrat dengan menggunakan Fehling A serta Fehling B. Fehling A disini merupakan larutan yang berwarna biru muda sedangkan Fehling B tidak berwarna. Fehling yang menghasilkan warna biru muda disebabkan karena terdiri dari campuran CuSO4, asam tartat serta suatu basa. Kedua larutan ini dicampurkan untuk menguji adanya karbohidrat. Percobaan ini mengambil sampel Glukosa dan laktosa dengan konsentrasi divariasikan sampai dengan 5%. Sampel inilah yang akan ditambahkan dengan Fehling A + Fehling B sampai menghasilkan perubahan warna, dan setelah dipanaskan diketahui warna yang dihasilkan apakah mengandung Karbohidrat atau tidak. Setelah campuran dipanaskan selama 5 menit diperoleh kesimpulan bahwa: Semakin tinggi konsentrasi maka endapan yang dihasilkan semakin banyak, warna larutan pada konsentrasi 1% dan 2% berwarna biru, dan pada konsentrasi glukosa 3% hingga 5% warna larutan semakin merah bata (pekat). Hal ini disebabkan karena dengan penambahan Fehling A dan Fehling B dimana Fehling terdiri dari campuran CuSO4 + Asam tartat + Basa. Jika gula tersebut merupakan gula pereduksi (glukosa, galaktosa, dll) Cu akan berubah menjadi Cu2O yang berwarna merah bata. Reaksi memiliki prinsip yang hampir sama, yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (endapan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada suasana basa ( Fehling) atau asam (Barfoed) dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-sitrat dan K-Natatrat. Kemudian absorbansi larutan di ukur dengan menggunakan spektrofotometer, didapatlah harga absorbansi pada masing-masing konsentrasi yaitu 0.626, 0.644, 0.677 0.931 1.230 untuk glukosa dan 0.636, 0.640, 0.659, 0.713, 0.737 untuk laktosa. Data tersebut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi harga absorbansi yang didapat semakin besar.

15

X.

KESIMPULAN

1. Fehling yang menghasilkan warna biru muda disebabkan karena fehling tersebut terdiri dari campuran CuSO4, asam tartat serta suatu basa. 2. Jika adanya karbohidrat dalam suatu sampel maka akan ditandai dengan perubahan warna menjadi merah bata serta terdapatnya endapan merah bata setelah dilakukan proses pemanasan. 3. Semakin tinggi konsentrasi maka endapan yang dihasilkan semakin banyak 4. Penambahan fehling A serta fehling B pada sampel terjadi reaksi menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada suasana basa. 5. Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk asam karboksilat
6. Semakin besar konsentrasi harga absorbansi yang didapat semakin besar.

16

DAFTAR PUSTAKA

Supartiwi, Yully. (2012,Februari 12). Uji Karbohidrat. Dipetik Juni 06, 2013, dari Blogspot: http://yuleedhys91.blogspot.com/2012/02/uji-karbohidrat.html Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga. Andi. (2013,Maret 08). Analisa Karbohidrat. Dipetik Juni 06, 2013, dari Blogspot: http://organiksmakma3c03.blogspot.com/2013/03/analisa-karbohidrat.html Dian. (2013,Maret 21). Karbohidrat. Dipetik Juni 06, 2013, dari Blogspot: http://organiksmakma3c10.blogspot.com/2013/03/uji-fehling-pereaksi-ini-dapat.html

17

Lampiran : a. Gambar Alat

Pipet tetes

Beaker Gelas

Gelas Ukur

Erlenmeyer Spektometer

18

Anda mungkin juga menyukai