Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN MEDIA MASSA

KARAKTERISTIK MEDIA MASSA (SURAT KABAR, MAJALAH, BUKU, RADIO SIARAN, TELEVISI, FILM, INTERNET DAN REKAMAN)

Disusun Oleh: RISA FIBRIANA TITO D 1212061

ILMU KOMUNIKASI NON REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

KARAKTERISTIK MEDIA MASSA

Setiap media massa memiliki ciri tersendiri yang akan membedakan jenis media satu dengan lainnya. Dari karakteristik tersebut dapat diketahui perbedaan fungsi dan cara kerja masing-masing media. Menurut karakternya, media dibagi dalam dua bagian besar, yaitu media cetak dan elektronik. Media massa yang termasuk dalam kategori media cetak , yaitu surat kabar, majalah, dan buku. Sedangkan yang termasuk media elektronik, yaitu radio siaran, televisi, film, internet,dan rekaman. Berikut ini akan dijelaskan karakteristik dari berbagai macam media massa. 1. Surat Kabar Karakteristik dari surat kabar, yaitu: a. Publisitas Publisitas atau publicity adalah penyebaran pada publik/ khalayak. Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah pesan dapat diterima oelh sebanyakbanyaknya khalayak yang tersebar di berbagai tempat, karena pesn tersebut penting untuk diketahui umum, atau menarik bagi khalayak pada umumnya. Dengan demikian semua aktivitas manusia yang menyangkut kepentingan umum dan atau menarik untuk umum adalah layak untuk disebar luaskan. b. Periodesitas Periodesitas menunjuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan, atau dwi mingguan. Sifat periodesitas sangat penting dimiliki media massa, khususnya surat kabar. Kebutuhan manusia akan informasi sama hal nya dengan kebutuhan manusia akan makanan, minuman, dan pakaian. Setiap hari manusia selalu membutuhkan informasi. Bagi penerbit surat kabar, selama ada dana dan tenaga yang terampil, tidaklah sulit untuk menerbitkan surat kabar secara periodik. c. Universalitas Universalitas menunjuk pada kesemestaan isinya, yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Dengan demikian isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, keamanan dan lain-lain. Selain itu lingkup kegiatannya bersifat lokal, regional, nasional, bahkan internasional. Apabila ada penerbitan yang hanya memuat atau berisi salah satu aspek saja, maka penerbitan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai surat kabar.

d. Aktualitas Aktualitas menurut kata asalnya, berarti kini dan keadaan sebenarnya (Effendy, 1981:99). Kedua istilah tesebut erat kaitannya dengan berita, karena definisi berita adalah laporan tercepat mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang (Chanley, 1965:34). Laporan tercepat menunjuk pada kekinian atau terbaru dan masih hangat. Fakta dan peristiwa penting atau menarik tiap hari berganti dan perlu untuk dilaporkan, karena khalayak pun memerlukan informasi yang paling baru. Hal ini dilakukan oleh surat kabar, karena surat kabar, karena surat kabar sebagian besar memuat berbagai jenis berita. e. Terdokumentasikan Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau dibuat kliping. Misalnya karena berita itu berkaitan dengan instansinya, atau artikel itu bermanfaat untuk menambah pengetahuan. 2. Majalah Karakteristik dari majalah, yaitu : a. Penyajiannya lebih dalam Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan. Berita-berita di majalah disajikan lebih lengkap karena dibubuhi latar belakang peristiwa. Unsur why dikemukakan secara lengkap. Peristiwanya atau proses terjadinya peristiwa (unsur how) dikemukakan secara kronologis. b. Nilai aktualitasnya lebih lama Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu atau lebih. c. Gambar/ foto lebih banyak Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar/ foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakan pun lebih baik. foto-foto yang ditampilkan majalah memiliki daya tarik tersendiri, apalagi bila foto tersebut sifatnya eksklusif.

d. Cover sebagai daya tarik Disamping foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik tersendiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia dan cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik. Menarik tidaknya cover suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya. 3. Buku Buku merupakan media yang dapat menjadi sarana menampung ide-ide seseorang dan mengabadikan ide-ide tersebut. Ketahanan buku secara fisik membuat buku menjadi media yang tahan lama. Buku juga merupakan media yang praktis dan portabel. Buku telah lama menjadi media atau sarana penting bagi kehidupan intelektual, kultural, serta ekonomis. Karakteristik buku, yaitu: a. Informasi dan pengetahuan detail Buku dapat menyajikan informasi dan pengetahuan secara lebih mendalam dan sangat detail. Hal inilah yang membuat buku menjadi istimewa dibanding media massa lainnya. b. Bersifat individualisme Buku hanya bisa dinikmati sendiri, bukan untuk kolektif. c. Identik dengan intelektualitas Saat ini buku masih tetap identik dengan intelektualitas karena pada umumnya hanya orang-orang yang suka belajar dan akrab dengan budaya baca yang mau membaca buku. 4. Radio Siaran Karakteristik radio siaran, yaitu: a. Auditori Sifat auditori itu sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar. Karena kemampuan mendengar manusia itu terbatas, maka pesan komunikasi melalui radio siaran diterima dengan selintas. Pendengar tidak akan dapat mendengar kembali (rehearing) informasi yang tidak jelas diterimanya, karena ia tidak bisa meminta kepada komunikastor atau penyiar untuk mengulang informasi yang hilang tersebut, kecuali ia merekamnya. Dengan demikian, pesan radio siaran harus disusun secara singkat dan jelas atau concise and clear (Charnley, 1965:29).

b. Radio is the now Ditinjau dari nilai aktualitas berita, mestinya radio siaran dibandingkan dengan media massa lainnya adalah yang paling aktual. Selain hitungan waktunya dalam deik, proses penyampaian pesannya lebih simpel. Radio siaran juga seringkali melakukan liputan langsung dari tempat kejadian. Dalam radio siaran dikenal istilah rewriting to update (Hall, 1974). c. Imajinatif Karena hanya indra penglihatan yang digunakan oleh khalayak, dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. Dengan kata lain, pendengar radio siaran bersifat imajinatif. d. Akrab Sifat radio siaran yang lainnya adalah akrab atau intim. Seorang penyiar radio seolah-olah berada di kamar pendengar, menemani pendengar yang sedang belajar atau mengerjakan pekerjaan kantor, dan mengingatkan pendengar bahwa waktu sudah larut malam. Dengan akrab dan cekatan ia menghidangkan acara yang bervariasi, mulai dari acara yang informatif hingga hiburan. e. Gaya percakapan Keep it simple, keep it short, keep it conversational (Newsom, 1985) adalah rumus-rumus penulisan berita radio. Penyiar radio seolah-olah bertamu ke rumah atau menemui pendengarnya dimanapun mereka berada. Penyampaian pesannya harus bergaya percakapan (conversational style). Karena itu, menulis naskah radio siaran haruslah sebagaimana kita berbicara kepada khalayak sasaran (write the way you talk). f. Menjaga mobilitas Pada umumnya kita mendengakan radio sambil melakukan aktivitas lain seperti: mengendarai kendaraan, belajar, makan, menulis, bahkan berbicara dengan orang lain. Mobilitas pendengar terjaga, karena pendengar tidak meninggalkan pekerjaan ketika mendengarkan radio. 5. Televisi Karakteristik dari televisi, yaitu : a. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik

dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. b. Berpikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture). Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua yakni penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. c. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara siaran berita saja dapat melibatkan banyak orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemadu gambar, juru kamera, dll. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh oang-orang yang terampil dan terlatih. 6. Film Karakteristik film, yaitu: a. Layar yang luas/ lebar Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas. Layar film yang luas telah memberikan keleluasaan penontonnya untuk melihat adegan adegan yang disajikan dalam film. Apalagi dengan kemajuan teknologi, layar film di bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak. b. Pengambilan gambar Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shoot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot, dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangna menyeluruh. Shot tersebut digunakan untuk memeri kesan artistik dan suasanan yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik.

c. Konsentrasi penuh Pada saat menonton di bioskop, kita terbebas dari gangguan hiruk-pikuk suara di luar, karena biasanya ruangan kedap suara. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara pikiran perasaan kita tertuju pada alur cerita. Dalam keadaan demikian emosi kita juga ikut terbawa suasana. d. Identifikasi psikologis Kita dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan. Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali secara tidak sadar kita menyamakan

(mengidentifikasikan) pribadi kita dengan salah satu pemeran dalam film itu, sehingga seolah-olah kita lah yang sedang berperan. Gejala ini dalam ilmu sosial disebut sebagai identifikasi psikologis (Effendy, 1981). Pengarih film terhadap jiwa manusia (penonton) tidak hanya sewaktu atau selama duduk di gedung bioskop, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama, misalnya peniruan terhadap cara berpakaian atau model rambut. Hal tersebut disebut imitasi. 7. Internet Internet merupakan media baru (new media) yang mampu mereplikasi pesan-pesan yang ada pada media massa sebelumnya, misalnya melalui internet kita dapat membaca buku (e-book), menonton film, mengunduh (download) musik dan melakukan kegiatan lainnya melalui situs-situs yang tersedia di internet. Menurut Iswara (2001) ada beberapa karakteristik internet, yaitu: a. Kecepatan (aktualitas) informasi Kejadian atau peristiwa yang terjadi di lapangan dapat langsung diunggah (upload) ke dalam situs media online. Hal ini sangat membantu mempercepat terjadinya distribusi berita atau informasi kepada khalayak yang mengakses internet, dengan jangkauan global melalui jaringan internet, dan dalam waktu yang bersamaan. b. Adanya pembaruan (updating) informasi Informasi di media online dapat disampaikan secara terus-menerus karena adanya pembaruan (updating) informasi. Penyajian berita maupun informasi yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adanya waktu yang diistimewakan (prime time) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, tergantung kapan pengguna ingin mengaksesnya.

c. Bersifat interaktivitas Salah satu keunggulan media online yang paling membedakan dirinya dengan media lain adalah fungsi interaktif. Model komunikasi yang digunakan media konvensional biasanya bersifat searah (linear) dan bertolak dari kecenderungan sepihak dari atas (top-down). Sedangkan media online dapat bersifat dua arah dan egaliter. Berbagai features yang tersedia seperti chatroom, e-mail, online polling (survey) serta games merupakan contoh interactive options yang terdapat di media online. d. Personalisasi Khalayak pengakses internet semakin otonom dalam menentukan informasi mana yang dibutuhkannya. Media online memberikan peluang kepada khalayak untuk dapat hanya mengambil informasi yang relevan bagi dirinya, dan menghapus atau mengabaikan informasi yang tidak dibutuhkannya. Selektivitas informasi dan sensor berada di tangan khalayak pengakses internet. e. Kapasitas muatan dapat diperbesar Informasi yang dimuat di internet bisa dikatakan tanpa batas karena didukung media penyimpanan data yang ada di server komputer dan sistem global. Informasi yang pernah disediakan di internet akan tetap tersimpan, dan dapat ditambah kapan saja, sehingga khalayak pengakses internet dapat mencarinya dengan mesin pencari (search engine). f. Terhubung dengan sumber lain (hyperlink) Setiap data dan informasi yang disajikan dapat berhubungan dengan sumber lain yang juga berkaitan dengan informasi tersebut, atau disambungkan ke bank data yang dimiliki media tersebut atau dari sumber-sumber luar. Karakter hyperlink ini juga membuat para pengakses dapat berhubungan dengan pengakses lainnya ketika masuk ke sebuah situs media online dan menggunakan fasilitas yang sama dalam media tersebut, misalnya dalam chatroom, lewat e-mail maupun games.

8. Rekaman Peralatan media rekaman telah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Tahapan-tahapan perkembangan media rekaman setidaknya telah mengalami empat fase, yaitu:

1) Gramophone Gramophoe merupakan satu-satunya alat perekam dan playback yang umum digunakan. Namun, seiring dengan perkembangan jaman, mulai bermunculan peralatan-peralatan yang lebih canggih. Sehingga seiring berjalannya waktu alat ini sudah tidak layak untuk digunakan. 2) Tape Recording Tape recording menggantikan phonograph karena lebih mudah serta dengan biaya yang lebih terjangkau. Tape mulai populer pada tahun 1950-an. Perkembangan tape recording ini membawa perubahan yang pesat dalam membuat musik, dan memudahkan proses pengeditan. Dengan adanya tape recording proses penambahan dan edit yang lebih mudah, maka berbagai kesalahan pun dapat diperbaiki dengan mudah. 3) Multitrack Recording Pada tahun 1940-an dimulainya eksperimen dengan menggunakan multitrack recording yang terus berkembang menjadi lebih rumit hingga tahun 1950-an.dengan adanya multitrack recording, teknik merekam dengan memisahkan grup artis dapat dilakukan. Selain itu juga dapat mengeluarkan efek suara stereo. 4) Digital Recording Music Digital Recording (MDR) adalah sebuah teknik sistem rekaman musik secara digital dengan menggunakan alat-alat digital, yang akhir-akhir ini telah banyak beredar seiring dengan berkembangnya teknologi komputerisasi itu sendiri. Karakteristik media massa berupa rekaman (recording), yaitu: a. Memiliki fugsi ganda Rekaman memiliki fungsi ganda yang sangat efektif, yaitu untuk merekam, menampilkan rekaman serta menghapusnya. b. Playback Kita dapat memutar kembali rekaman segera setelah rekaman selesai dilakukan pada mesin yang sama. Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dkk. 2007. Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Lutvia. 2011. Media Massa: Buku. http://lutviah.net/2011/01/14/media-massa-buku/. Diakses pada 23/03/2013/ 15.11.

Munshorif, Muhammad. 2012. Media Radio dan Rekaman. http://muhammadshorif.blogspot.com/2012/12/media-radio-dan-rekaman-makalahini.html. Diakses pada 23/03/2013.14.20.

Pratama, Rangga. 2010. Internet Sebagai New Media. http://tkjinformatika.blogspot.com/2010/10/internet-sebagai-new-media.html. Diakses pada 23/03/2013. 15.45

Anda mungkin juga menyukai