CHF Stevi
CHF Stevi
Definisi
Sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktifitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung (Marulam pangabean, FKUI,2007)
Disfungsi miokard
Gagal jantung
Etiologi
Hipertensi (10-15%) Kardiomiopati (dilatasi, hipertrofi, restriktif) Penyakit katup jantung (mitral dan aorta) Kongenital (ASD, VSD) Aritmia Alkohol Kondisi curah jantung tinggi Perikard (konstriksi atau efusi) Hipertensi paru(Gray H, 2005)
Peningkatan ADH
Peningkatan kontraktilitas
Peningkatan frekwensi
vasokonstriksi
Klasifikasi
Forward failure dan Backward failure Sisitolik dan Diastolik Low output dan High output GJA dan GJK GJ kanan GJ kiri
Orthopnoe
Dyspnoe nocturnal paroksismal Fatique Batuk kering pada malam hari
Ascites
Hepatomegali Anoreksia Mual atau rasa penuh Nokturia JVP meningkat Bunyi P2 mengeras
Kardiomegali
Gallop (+) Ventricular heaving Pernapasan cheyne stokes
Takikardia
Pulsus alternanas Ronchi basah (+) Hemoptisis
Murmur
Hipertrofi jantung kanan Hidrothorax Tanda-tanda penyakit paru kronik
Source : Adapted from Tresch DD, McGouh MF: Heart failure with normal systolic function: a common disorder in older people. J Am Geriatr Soc 43:1035, 1995; and Vasan RS et al: Prevalence, clinical features, and prognosis of diastolic heart failure: an epidemiologic perspective. J Am Coll Cardiol 26:1565, 1995.
CHF
NYHA kelas II
NYHA kelas IV
Penderita dengan kelainan jantung dengan akibat tidak mampu melakukan fisik apapun. Keluhan timbul meskipun saat istirahat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Apabila telah terjadi edema paru, dapat ditemukan gambaran kabut di daerah perihiller, penebalan interlobar fissure (kerleys line). Sedangkan pada kasus yang berat dapat ditemukan efusi pleura
EKG Pada gagal jantung kongestif, karena selalu terjadi iskemik dan gangguan fungsi konduksi ventrikel maka hampir semua EKG dapat ditemukan gambaran takikardia, left-bundlebranch-block dan perubahan segmen ST dan gelombang T.
Ekokardiografi terlihat pembesaran dan disfungsi ventrikel kiri, kelainan bergerak katup mitral saat diastolik. Pemeriksaan Lab: Fungsi ginjal Fungsi hati Fungsi tiroid Tes latihan fisik
DIAGNOSIS
Spektrum pasien yang dapat dicurigai memiliki gagal jantung dari asimptomatik tetapi resiko tinggi untuk gagal jantung (misalnya pasien dengan penyalahgunaan alkohol atau penyakit arteri koroner, hipertensi, DM, terpapar obat kardiotoksik, atau riwayat keluarga dari kardiomiopati). Riwayat penyakit yang lengkap dan pemeriksaan fisik merupakan langkah pertama pada evaluasi abnormalitas struktural atau penyebab dari perkembangan gagal jantung. Meskipun riwayat dan pemeriksaan fisik dapat menjadi tanda yang penting tentang abnormalitas jantung. Identifikasi dari abnormalitas struktural yang memicu untuk gagal jantung umumnya membutuhkan pencitraan invasif maupun non-invasif dari struktur jantung.
Penatalaksanaan
Faktor umum dan faktor gaya hidup
Aktifitas fisik
Sesuai gejala klinik
Diet : Hindari obesitas Rendah Garam (1-2 g/hari) Jumlah cairan (1-1.5L/hari ) Oksigenasi Hentikan Alkohol Hentikan rokok
lainnya
Cardiac Resychronization Therapy (CRT) Intra Cardiac Defibrilation (ICD) Tranplantasi jantung
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Berdasarkan patofisiologis yang telah diuraikan di atas, konsep terapi farmakologis saat ini ditujukan terutama pada :
Mekan afterload : ACE-inhibitor atau antagonis calsium Mekan preload : nitrat atau diuretik. Diuretik juga dipakai sebagai obat untuk mengatasi retensi cairan tubuh. Mekan kontraktilitas jantung : digitalis atau dopamin
ACE INHIBITOR
Efek : Dilatasi arteriol Mengurangi aktivitas simpatis dan produksi noradrenalin Penurunan aldosteron Anti hipertrofi dan anti remodeling pada miokard KI : renal stenosis, aorta stenosis yang berat, kardiomiopati hipertrofi dan restriktif, carotid stenosis yang berat, gagal ginjal yang berat, angina, anemia berat, kehamilan dan laktasi.
Enalapril
Benazepril Quinapril Perindopril Ramipril Cilazapril Fosinopril Trandolapril
2,5 mg/hari
2,5 mg 2,5-5 mg /hari 2 mg/hari 1,25 2,5 mg/hari 0,5 mg / hari 10 mg/hari 1 mg/hari
10 mg b.i.d
5-10 mg b.i.d 5-10 mg/hari 4 mg/hari 2.5-5 mg b.i.d 1-2,5 mg/hari 20 mg/hari 4 mg/hari
Antagonis Angiotensin II : diberikan pada penderita yang tak dapat mentoleransi ACE inhibitor sebagai terapi simptomatik
Beta-blockers : seperti halnya ACE Inhibitor menghambat pengaruh yang jelek dari aktivasi kronis sistim neurohormonal pada miokard ( dalam hal ini SSS). Beta-blockers dianjurkan pada penderita CHF : - baik yang ringan, sedang maupun yang berat, - kausa kardiomiopati iskemik maupun non-iskemik, - fraksi ejeksi LV - NYHA class II-IV.
- Blocker
Obat Dosis pertama Peningkatan dosis Target dosis Periode titrasi
Bisoprostol
Metoprolol suksinat Carvedilol Nebivolol
1,25
5 12,5/25 3,125
10
150 200 50
Minggu-bulan
Minggu-bulan Minggu-bulan Minggu-bulan
Digoksin Mekanisme kerja digoksin : menambah kontraktilitas miokard baik kecepatan pada gagal jantung maupun pada jantung normal, efek elektrofisiologi dan vasokonstriksi. Pada pemakaian digoksin sensitivitas digoksin dapat meningkat sehingga diperlukan penyesuaian dosis. Indikasi penggunaan digoksin : AF dengan ripid respond an tidak terkontrol pada gagal jantung Gagal jantung dengan kemampuan kontraksi yang menurun, S3, ronkhi basah pada basal dan kemudian menyeluruh. Kegagalan pengobatan dengan diuretika dan vasodilator akibat hipotensi Gagal jantung sistolik NYHA kelas II, III, IV.
Diuretika
Salah satu cara menanggulangi gagal jantung adalah mengurangi resisten garam dan air yaitu dengan diet rendah lemak dan pemberian diuretika. Sebaiknya dengan pemberian diuretika yang berlebihan dapat menyebabkan CO menurun, hipotensi ortostatik, kemunduran fungsi ginjal.
Diuretik (I A)
Obat Loop diuretics: Furosemid Bumetanid Torasemid Tiazid : HCT Metozalon Indapamid Diuretik hemat kalium: Tiamteren Amilorid Spironolakton 25 mg/50 mg 2,5 mg/ 5 mg 26mg/50mg 100 mg/200mg 20 mg/40mg 50mg/100mg-200mg 25 mg 2,5 mg 2,5 mg 50-75 mg 10 mg 2,5 mg 20-40 mg 0,5-1 mg 5-10 mg 250-500 mg 5-10 mg 100-200 mg Dosis inisial Dosis pemeliharaan
Prognosis
Mortalitas 1 tahun cukup tinggi (20-60%) >60% kelas IV
Klinis semakin buruk gejala pasien,kapasitas aktifitas, dan gambaran klinis, semakin buruk prognosis Hemodinamik semakin rendah indeks jantung, isi sekuncup, dan fraksi ejeksi, semakin buruk prognosis Biokimia terdapat hubungan terbaik yang kuat antara norepinefrin, renin, vasopresin, dan peptida natriuretik plasma. Hiponatremia dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk Aritmia tidak jelas