Anda di halaman 1dari 13

Clinical Science Session

Fraktur Terbuka
Eka Ririn Marantika 0618011011 Selvi Pratiwi 0618011086
Pembimbing : dr. Edi Marudut, Sp. OT SMF ILMU BEDAH
RSUD Dr. H. ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG MARET 2012

2.1 Definisi
Fraktur terbuka merupakan suatu

fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi.

(chairuddin rasjad,2008)

2.2 Etiologi dan Patofisiologi Fraktur Terbuka


Penyebab dari Fraktur terbuka adalah

Trauma langsung: benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur pada tempat itu Trauma tidak langsung: bilamana titik tumpul benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan. Sedangkan Hubungan dengan dunia luar dapat terjadi karena penyebab rudapaksa merusak kulit, jaringan lunak dan tulang. Fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit.

2.3 Klasifikasi (Gustilo, Merkow, dan


Templeman)
1. Grade I : lukanya kecil (< 1 cm), patah tulang simpel, dan tidak disertai kontusio otot dan jaringan lunak sekitarnya 2. Grade II : jika luka > 1 cm, fraktur transverse atau obliq pendek, disertai kerusakan jaringan yang tidak begitu luas 3. Grade III :terdapat kerusakan jaringan lunak yang luas disertai fraktur yang fragmented dan kotor III A : bagian tulang yang patah masih dapat ditutupi jaringan lunak III B : kehilangan jaringan yang luas disertai bone exposed dan periosteal striping III C : apabila disertai kerusakan arteri yang memerlukan perbaikan

2.4 Diagnosis Fraktur Terbuka


Anamnesis Biasanya penderita datang dengan suatu trauma

(traumatik, fraktur), baik yang hebat maupun trauma ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk menggunakan anggota gerak. Anamnesis harus dilakukan dengan cermat, karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi pada daerah lain. Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya: 1. Syok, anemia atau perdarahan 2. Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen 3. Fraktur predisposisi, misalnya pada fraktur patologis

Pemeriksaan lokal 1. Inspeksi (Look) 2. Palpasi (Feel) 3. Pergerakan (Move) 4. Pemeriksaan neurologis 5. Pemeriksaan radiologis

2.5 Penatalaksanaan Fraktur Terbuka

penanggulangan fraktur terbuka beberapa prinsip dasar pengelolaan fraktur tebuka: obati fraktur terbuka sebagai satu kegawatan. adakan evaluasi awal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat menyebabkan kematian. berikan antibiotic dalam ruang gawat darurat, di kamar operasi dan setelah operasi. segera dilakukan debrideman dan irigasi yang baik ulangi debrideman 24-72 jam berikutnya stabilisasi fraktur. biarkan luka tebuka antara 5-7 hari lakukan bone graft autogenous secepatnya rehabilitasi anggota gerak yang terkena

TAHAP-TAHAP PENGOBATAN FRAKTUR TERBUKA


pembersihan luka

eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati


(debridemen) pengobatan fraktur itu sendiri penutupan kulit pemberian antibiotic pencegahan tetanus

2.6 Komplikasi Fraktur Terbuka


perdarahan, syok septik sampai kematian septikemi, toksemia oleh karena infeksi piogenik tetanus gangrene perdarahan sekunder

osteomielitis kronik
delayed union non union dan malunion kekakuan sendi Komplikasi lain oleh karena perawatan yang lama

(chairuddin rasjad,2008).

2.7 Prognosis Fraktur Terbuka


Semua patah tulang terbuka adalah kasus gawat

darurat. Dengan terbukanya barier jaringan lunak, maka patah tulang tersebut terancam untuk terjadinya infeksi. Seperti kita ketahui bahwa periode 6 jam sejak patah tulang terbuka, luka yang terjadi masih dalam stadium kontaminasi (golden periode) dan setelah waktu tersebut, luka berubah menjadi luka infeksi.

KESIMPULAN
Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana

terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi. Beberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam penanggulangan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan segera, secara hati-hati, debrideman yang berulang-ulang, stabilisasi fraktur, penutupan kulit dan bone grafting yang dini serta pemberian antibiotik yang adekuat. Periode 6 jam sejak patah tulang terbuka, luka yang terjadi masih dalam stadium kontaminasi (golden periode) dan setelah waktu tersebut, luka

DAFTAR PUSTAKA
Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah

Ortopedi,cetakan ke-V. Jakarta: Yarsif Watampone, 2008. 332-334. Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: EGC, 2005. 840-841. Newton CD. Etiology, Classification, and Diagnosis of Fracture. http://www.ivis.org [diakses 1 Maret 2012]. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius, 2000.346-370 Brinker. Review Of Orthopaedic Trauma, Pennsylvania: Saunders Company, 2001. 127-135. Putz R, Pabst R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 2. Jakarta: EGC, 2000.284.

Anda mungkin juga menyukai