Anda di halaman 1dari 7

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan STA 1 LP 1 Kami sampai pada STA 3 LP 1 setelah melakukan perjalanan sekitar 25menit berangkat dari Gedung Pertamina Sukowati UNDIP. Singkapan ini terdapat di daerah Sembiroto, Meteseh yaitu di daerah Perum Rumpun Diponegoro. Morfologi pada STA 1 ini adalah Perbukitan tebing. Vegetasi yang terdapat pada singkapan ini adalah pohon jati dan pohon kresen serta rumput ilalang. Bentuk lahan singkapan ini adalah Struktural terdenudasi, karena terdapat struktur-struktur geologi seperti kekar dan sesar tapi pada LP tersebut juga dijumpai bekas longsoran. Ketika pengamatan dilakukan cuaca cerah. Singkapan ini mempunyai struktur antara lain : perlapisan, hal ini dapat kita lihat dari lapisan batuan tersebut lebih dari 1 cm, secara keseluruhan struktur singkapan ini adalah perlapisaan. Selain itu juga terdapat struktur sekunder berupa kekar gerus dan graben. Kekar gerus terjadi akibat suhu dan tekanan yang mempengaruhi singkapan tersebur, sedangkan graben merupakan hasil dari patahan yang mengalami depresi yang terletak di antara dua bagian yang lebih tinggi di kanan kirinya. Singkapan ini memiliki dimensi panjang 20 m, tinggi 8 m, dan lebar 10 m. Proses terbentuk singkapan ini adalah karena endapan secara horizontal kemudian akibat adanya gaya tektonik menyebabkan singkapan ini terbentuk, selain itu struktur primernya yang berupa perlapisan menunjukan adanya jeda pengendapan. Litologi dari singkapan ini adalah konglomerat pada bagian atas, dan batupasir pada bagian bawah serta tuff pada bagian kanan singkapan. Tata guna lahan di sekitar singkapan adalah untuk penelitian bidang geologi. Potensi positif dari singkapan ini adalah tambang pasir karena terdapat batupasir pada singkapan ini. Sedangkan potensi negatifnya yaitu tanah pada daerah singkapan sangat labil, sehingga mudah terjadi longsor

yang disebabkan karena erosi. Setelah melakukan pengukuran, didapat hasil strike N 202 derajat E dan dip 4 derajat.

4.2

Pembahasan STA 1 LP 2 Singkapan ini terdapat di Perum Rumpun Diponegoro daerah Sembiroto, Meteseh. Morfologi pada STA 1 ini adalah Perbukitan tebing. Bentuk lahan pada singkapan ini adalah Struktural terdenudasi, karena terdapat struktur-struktur geologi seperti kekar dan sesar tapi pada LP tersebut juga dijumpai bekas longsoran. Vegetasi pada singkapan ini adalah pohon kresen, pohon jati dan ilalang. Pada saat pengamatan dilakukan cuaca cerah. Singkapan ini mempunyai struktur primer yang secara keseluruhan struktur singkapan ini adalah perlapisaan, karena ketebalannya lebih dari 1 cm. Selain itu juga terdapat struktur sekunder berupa kekar gerus dan graben. . Kekar gerus terjadi akibat suhu dan tekanan yang mempengaruhi singkapan tersebur, sedangkan graben merupakan hasil dari patahan yang mengalami depresi yang terletak di antara dua bagian yang lebih tinggi di kanan kirinya. Singkapan ini memiliki dimensi panjang 20 m, tinggi 8 m, dan lebar 10 m. Proses terbentuk singkapan ini adalah karena endapan secara horizontal kemudian akibat adanya gaya tektonik menyebabkan singkapan ini terbentuk, selain itu struktur primernya yang berupa perlapisan menunjukan adanya jeda pengendapan. Litologi dari singkapan ini adalah konglomerat pada bagian atas, dan batupasir pada bagian bawah. Tata guna lahan di sekitar singkapan adalah untuk penelitian bidang geologi. Potensi positif dari singkapan ini adalah tambang pasir karena terdapat batupasir pada singkapan ini. Sedangkan potensi negatifnya yaitu tanah pada daerah singkapan sangat labil, sehingga mudah terjadi longsor yang disebabkan karena erosi. Setelah melakukan pengukuran, didapat hasil strike N 219 derajat E dan dip 11 derajat.

4.3

Pembahasan STA 2 LP 1 Kami sampai pada STA 2 LP 1 setelah melakukan perjalanan sekitar 18menit berangkat dari STA 1. Singkapan ini terdapat di daerah Kalibabon, Meteseh. Morfologi pada STA ini adalah sungai stadia muda-dewasa. Vegetasi yang terdapat pada singkapan ini adalah rumput, semak, pohon pisang, pohon waru, dan pohong jagung. Bentuk lahan pada singkapan ini adalah fluvial, karena terdapat sungai. Ketika pengamatan dilakukan cuaca cerah. Singkapan ini mempunyai struktur antara lain : perlapisan miring yang berupa batuan sedimen. Perlapisan miring itu terjadi karena struktur perlapisan dulunya tegak namun akibat terkena arus sungai yang kuat maka batuan tersebut mengalami reorientasi menjadi perlapisan miring. Selain itu juga terdapat struktur sekunder berupa kekar gerus. Singkapan ini memiliki dimensi panjang 100 m, kedalaman 1,5 m, dan lebar 6 m. Proses terbentuk singkapan ini adalah karena adanya gaya endogen dan gaya eksogen yang menyebabkan singkapan ini terbentuk. Litologi dari singkapan ini adalah batupasir kasar, batulanau, serta batulempung. Tata guna lahan di sekitar singkapan adalah untuk penelitian bidang geologi, dan MCK bagi warga sekitar. Potensi positif dari singkapan ini adalah tambang pasir karena terdapat batupasir kasar pada singkapan ini, serta pengairan sawah (irigasi). Sedangkan potensi negatifnya yaitu jika sungai sudah melebihi batasnya akan menyebabkan banjir. Setelah melakukan pengukuran, didapat hasil strike/dip pada batupasir N 120 derajat E / 48 derajat serta pada batulempung N 120 derajat E / 30 derajat.

4.4

Pembahasan STA 2 LP 2 Singkapan ini terdapat di daerah Kalibabon, Meteseh. Morfologi pada STA 2 ini adalah sungai stadia muda - dewasa. Vegetasi yang terdapat pada singkapan ini adalah rumput, semak, pohon pisang, pohon waru, pohon jagung. Bentuk lahan pada singkapan ini adalah fluvial, karena terdapat sungai. Ketika pengamatan dilakukan cuaca cerah. Singkapan ini mempunyai struktur antara lain : perlapisan miring yang berupa batuan sedimen. Perlapisan miring itu terjadi karena struktur perlapisan dulunya tegak namun akibat terkena arus sungai yang kuat maka batuan tersebut mengalami reorientasi menjadi perlapisan miring. Selain itu juga terdapat struktur sekunder berupa kekar gerus dan sesar dextral. Kekar gerus ini dapat diketahui dengan adanya perbedaan antara sisi-sisi sungai, pada salah satu sisi terdapat batulempung, tetapi pada sisi lainnya batulempung tersebut sudah bergeser. Sesar dextral dapat diketahui karena pergerakan patahan pada sesar searah dengan jarum jam. Singkapan ini memiliki dimensi panjang 100 m, kedalaman 1,5 m, dan lebar 6 m. Proses terbentuk singkapan ini adalah karena adanya gaya endogen yang menyebabkan singkapan ini terbentuk. Litologi dari singkapan ini adalah batupasir kasar, batu lanau, serta batulempung. Tata guna lahan di sekitar singkapan adalah untuk penelitian dan sumber mata air. Potensi positif dari singkapan ini adalah tambang pasir karena terdapat batupasir pada singkapan ini, serta pengairan sawah. Sedangkan potensi negatifnya yaitu jika sungai sudah melebihi batasnya akan menyebabkan banjir. Setelah melakukan pengukuran, didapat hasil strike/dip pada sesar N 289 derajat E / 69 derajat serta pada kekar N 89 derajat E / 49 derajat

4.5

Pembahasan STA 3 LP 1 Kami sampai pada STA 3 LP 1 setelah melakukan perjalanan sekitar 12menit berangkat dari STA 2. Singkapan ini terdapat di dekat pandaran hills, Meteseh. Morfologi pada STA ini adalah perbukitan tebing terjal. Vegetasi yang terdapat pada singkapan ini adalah pohon kresen, pohon pisang, dan rumput. Bentuk lahan pada singkapan ini adalah struktural, karena terdapat struktur sekunder seperti kekar, sesar. Ketika pengamatan dilakukan cuaca cerah. Singkapan ini mempunyai struktur antara lain : struktur primer berupa perlapisan, karena ketebalanny lebih dari 1cm. Struktur sekunder berupa kekar, dan sesar. Singkapan ini memiliki dimensi panjang 20 m, tinggi 10 m, dan lebar 30 m. Proses terbentuk singkapan ini adalah akibat adanya gaya endogen yaitu tektonik menyebabkan singkapan ini terbentuk. Litologi dari singkapan ini adalah konglomerat pada bagian paling atas, kemudian breksi, dan bawahnya yaitu batupasir, serta tuff pada bagian paling bawah. Tata guna lahan di sekitar singkapan adalah untuk penelitian bidang geologi dan pemukiman. Potensi positif dari singkapan ini adalah tambang pasir karena terdapat batupasir pada singkapan ini. Sedangkan potensi negatifnya yaitu tanah pada daerah singkapan sangat labil. Sehingga mudah terjadi longsor yang disebabkan karena erosi. Setelah melakukan pengukuran, didapat hasil strike/dip pada sesar N 320 derajat E / 84 derajat serta pada perlapisan N 195 derajat E / 8 derajat

Anda mungkin juga menyukai