Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Glaukoma adalah sekelompok penyakit kerusakan saraf optik (neuropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan ocular pada papil saraf optik. (Bruce James, Chris Chew, Anthony Bron, 2003) Istilah glukoma merujuk pada kelompok penyakit yang berbeda dalam hal patofisiologi, presentasi klinis, dan penanganannya. Biasanya ditandai dengan berkurangnya lapang pandang akibat kerusakan saraf optikus. (Suzanne Smeltzer, KMB vol. 3). Glaukoma adalah sekelompok gangguan yang melibatkan beberapa perubahan atau gejala patologis yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraocular (TIO) dengan segala akibatnya.(Ns. Indriana, 2003) Glaukoma adalah meningkatnya tekanan intraocular yang disertai oleh

pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. (Daniel G. Vaughan, Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva, 2000)

B.

Epidemiologi Hampir 80.000 penduduk Amerika Serikat buta akibat glaukoma sehingga penyakit ini penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 2.000.000 pengidap glaukoma. Glaukoma sudut terbuka primer, bentuk tersering menyebabkan pengecilan lapangan pandang bilateral progresif asimtomatik yang timbul perlahan dan sering tidak terdeteksi sampai terjadi pengecilan lapangan pandang yang ekstensif. Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 10-15 % kasus pada orang kaukasus. Prentasi ini lebih tinggi lebih tinggi pada orang Asia, terutama di antara orang Burma dan Vietnam di Asia Tenggara.

C.

Etiologi 1. Glaukoma primer (usia lanjut, gen, posisi iris yang terlalu menutup saluran drainase ) 2. Glaukoma sekunder (trauma, intumesenssi lensa,uveitis) 3. Glaukoma congenital (aniridia, anomaly perkembangan COA, trabekulodisgenesis)

D. Klasifikasi 1. Berdasarkan Etiologi a) Glaukoma Primer

1)

Sudut terbuka i. ii. Glaukoma sudut terbuka kronik Glaukoma sederhana kronik

2)

Sudut tertutup i. ii. iii. iv. Akut Sub akut Kronik Iris plateau

b)

Glaukoma Kongenital 1) 2) Glaukoma congenital primer Glaukoma yang berkaitan perkembangan mata lain a. Sindrom pembelahan kamera anterior (Sindrom Axenfeld, Sindrom Rieger, Anomali Peter) b. Aniridia 3) Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokular a. Sindrom Sturge-Weber b. Sindrom Marfan c. Neurofibromatosis d. Sindrom Lowe e. Rubela kongenital

c)

Glaukoma Sekunder 1) Glaukoma pigmentasi 2) Glaukoma eksfoliasi 3) Akibat kelainan lensa (fakogenik) i. ii. iii. Dislokasi Intumesensi Fakolitik

4) Akibat kelainan traktus uvea i. ii. iii. Uveitis Sinekia posterior (seklusiopilae) Tumor

5) Sindrom Iridokorneo endotel (ICE)

6) Trauma i. ii. iii. Hifema Kontusio/ resesi posterior Sinekia anterior perifer

7) Pascaoperasi i. ii. iii. iv. v. Glaukoma sumbatan siliaris (glaucoma maligna) Sinekia anterior perifer Pertumbuhan epitel kebawah Pascabedah tandur kornea Pascabedah pelepasan retina

8) Glaukoma neoro vascular i. ii. iii. Diabetes mellitus Sumbatan vena retina sentralis Tumor intraokular

9) Peningkatan tekanan vena episklera i. ii. Fistula karotis-kavernosa Sindrom Sturge- Weber

10) Akibat steroid 2. Berdasarkan Mekanisme Peningkatan Tekanan Intraokular

Glaukoma Sudut Terbuka a) Membran pratrabekular : Semua kelainan ini dapat berkembang jadi glaucoma sudut tertutup akibat kontraksi membran pratrabekular : 1) Glaukoma neurovascular 2) Pertumbuhan epitel ke bawah 3) Sindrom ICE b) Kelainan trabekular 1) Glaukoma sudut terbuka primer 2) Glaukoma congenital 3) Glaukoma pigmentasi 4) Sindrom eksfoliasi 5) Glaukoma akibat steroid 6) Hifema 7) Kontusio atau resesi sudut

8) Iridosiklitis (uveitis) 9) Glaukoma fakolitik c) Kelainan pascatrabekular 1) Peningkatan tekanan vena episklera

Glaukoma Sudut Tertutup a) Sumbatan pupil (iris bombe) 1) Glaukoma sudut tertutup primer 2) Seklusio pupilae (sinekia posterior) 3) Intumensasi lensa 4) Dislokasi lensa anterior 5) Hifema b) Pergesekan lensa ke anterior 1) Glaukoma sumbatan siliaris 2) Sumbatan vena retina sentralis 3) Skleritis posterior 4) Pascabedah pelepasan retina c) Pendesakan sudut 1) Iris plateau 2) Intumensensi lensa 3) Midriasis untuk pemeriksaan fudus d) Sinekia Anterior Perifer 1) Penyempitan sudut kronik 2) Akibat kamera anterior yang datar 3) Akibat iris bombe 4) Kontraksi membrane pratrabekular

E.

Patifisiologi Glaukoma Primer jenis ini merupakan bentuk paling sering terjadi, struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan/atau reabsorpsi akuos humor mengalami perubahan patologi langsung. Glaucoma primer terbagi menjadi glaucoma sudut terbuka dan sudut tertutup. Glaukoma sudut terbuka/ glaucoma kronik/ glaucoma simpleks/ open angle glaucoma merupakan bentuk glaucoma primer yang lebih tersembunyi dan membahayakan dan paling sering terjadi (kurang lebih 90% dari klien glaukoma). Sering

kali merupakan gangguan heriditer yang menyebabkan perubahan degenerative. Bentuk ini terjadi pada individu yang mempunyai sudut ruang ( sudut antara iris dan kornea) terbuka normal tetapi terdapat hambatan pada aliran keluar akuos humor melalui sudut ruangan. Hambatan dapat terjadi di jaringan trabekular, kanal Schlemn atau vena-vena akueos. Keadaan ini terjadi pada klien usia lanjut ( >40 tahun) dan perubahan karena usia lanjut memegang peranan penting dalam proses sklerosa badan silier dan jaringan trabekel. Karena akueos humor tidak dapat meninggalkan mata pada kecepatan yang sama dengan produksinya, TIO meningkat secara bertahap. Glaucoma sudut tertutup awitannya mendadak dan harus ditangani sebagai keadaan emergensi. Mekanisme dasar yang terlibat dalam patofisiologi glaucoma ini adalah menyempitnya sudut dan perubahan letak iris yang terlalu ke depan. Perubahan letak iris menyebabkan kornea menyempit atau menutup sudut ruangan, yang akan menghalangi aliran keluar akueos humor. Tanda dan gejala meliputi nyeri hebat di dalam dan di sekitar mata, timbulnya halo di sekitar cahaya, pandangan kabur. Klien kadang mengeluhkan keluhan umum seperti sakit kepala, mual, muntah, kedinginan. Peningkatan TIO menyebabkan nyeri yang melalui serabut saraf kornea menjalar ke pelipis, oksiput dan rahang melalui cabang-cabang nervus trigeminus. Iritasi saraf vagal dapat mengakibatkan mual dan sakit perut. Glaucoma sekunder adalah glaucoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang terjadi akibat penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam mata. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu aktivitas stuktur yang terlibat dalam sirkulasi dan/atau reabsorpsi akueos humor. Gangguan ini terjadi akibat : 1. Perubahan lensa, dislokasi lensa, intumesensi lensa yang katarak, terlepasnya kapsul lensa pada katarak. 2. Perubahan uvea, uveitis anterior, melanoma dari jaringan uvea, neovaskularisasi di iris. 3. Trauma, hifema, kontusio bulbi, robeknya kornea/ limbus disertai prolaps iris. 4. Operasi, pertumbuhan epitel yang masuk camera oculi anterior (COA), gagalnya pembentukan COA setelah operasi katarak, uveitis pascaekstraksi katarak yang menyebabkan perlengketan iris. Glaucoma congenital terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal memfungsikan trabekular. Kondisi ini disebabkan oleh ciri autosom resesif dan biasanya bilateral. Tekanan intraocular (TIO) ditentukan oleh kecepatan produksi akueos humor dan aliran keluar akueos humor dari mata. TIO normal adalah 10-21 mmHg dan

dipertahankan selama terdapat keseimbangan antara produksi dan aliran keluar akueos humor. Akueos humor diproduksi di dalam badan silier dan mengalir keluar melalui kanal Schlemn ke dalam sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebih badan silier atau oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran keluar akueos melalui camera oculi anterior (COA). Peningkatan tekanan intraocular >23 mmHg memerlukan evaluasi yang seksama. Peningkatan TIO mengurangi aliran darah ke saraf optik dan retina. Iskemia menyebabkan struktur ini kehilangan fungsinya secara bertahap. Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan saraf optik dan retina adalah ireversibel dan hal ini bersifat permanen.Tanpa penanganan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Hilangnya penglihatan ditandai dengan adanya titik buta pada lapang pandang.

F.

Manifestasi Klinis

1. Nyeri pada mata dan sekitarnya ( orbita, kepala, gigi dan telinga) 2. Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu 3. Mual, muntah, berkeringat 4. Mata merah, hyperemia konjungtiva dan siliar 5. Visus menurun 6. Edema kornea 7. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaucoma sudut terbuka) 8. Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya. 9. TIO meningkat

G. Komplikasi Komplikasi glaukoma pada umumnya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutaan yaitu kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.

H. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop, untuk mengetahui adanya cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih luas dan lebih dalam. Pada glaucoma akut primer, kamera anterior dangkal, aqueus humor keruh dan pembuluh darah menjalar keluar dari iris. 2. Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang cepat menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap. 3. Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasi mata, sclera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan dengan palpasi untuk memeriksa mata yang mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras disbanding mata yang lain.

I.

Pemeriksaan Diagnostik

1. Tonometri digunakan untuk pemeriksaan TIO, tonometri yang sering digunakan adalah appalansi yang menggunakan lamp (celah lampu) dimana sebagian kecildaerah kornea diratakan untuk mengimbangi beban alat ukur ysng mengukur tekanan, selain itu ada juga metode langsung yang kurang akurat yang lebih murah, dan mudah adalah schiotz tonometer dengan cara tonometer ditempatkan lansung diatas kornea yang sebelumnya mata terlebih dahulu dianastesi. 2. Gonioskopi digunakan untuk melihat secara langsung ruang anterior untuk membedakan antara glaukoma sudut tertutut dengan glaukoma sudut terbuka 3. Oftalmoskopi digunakan untuk melihat gambaran bagain mata secara langsung diskus optik dan struktur mata internal 4. Penatalaksanaan

A. Penatalaksanaan Keperawatan Penatalaksanaan keperawatan lebih menekankan pada pendidikan kesehatan terhadap penderita dan keluarganya

J. 1. a.

Penatalaksanaan Medis Glaukoma sudut terbuka / simplek Obat-Obat Miotik Golongan Kolinergik (Pilokarpin 1 - 4 % 5 Kali Sehari) Karbakol 0,75 3 % Golongan Antikolineoterase (Demekarium Bromid, Humorsol 0,25 %) Pilokarpin 0,25. Obat-Obatan Penghambat Sekresi Aquos Humor (Adrenergik)

b.

c.

Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2 x sehari) Epineprin 0,5 2 % 1-2 x sehari Carbonican Hidrase Inhibitor Asetazolamid (Diamok 125-250 Mg 4 X Sehari). Diklorfenamid (Metazolamid) Laser Trabeculoplasty dimana laser zat Argon disorotkan langsung ke jaringan trabekular untuk merubah susunan jaringan & membuka aliran dari humor aqueous dan Laser Iridotomy atau Iridectomy Perifer dilakukan untuk mengurangi tekanan dengan mengeluarkan bagian iris untuk membangun outflow aqueous humor.

d.

e.

Tindakan bedah trabeculectomy yaitu membuat pembukaan antara ruang anterior dan rongga sub konjungtiva.

2. a.

Glaukoma sudut tertutup / akut Bahan hiperosmotik Gliserin (Gliserol) per oral 1cc / kg BB. Dalam larutan 50 % air jeruk Manitol 20 % IV. 1-2 gram / Kg BB diberikan 60 tetes / menit. Miotikum Pilokarpin 2-4 % 1 tts 3 x 5 menit kemudian 1 tts. 30 menit /2 jam. Selanjutnya 1 tts / jam sampai operasi. Karbonikan Hidrase Inhibitor Asetasolamit langsung 500 mg / oral (2 tablet) lalu tiap 4 jam 250 mg. Operasi filtrasi/penyaringan yaitu membuat hubungan antara bilik mata depan dengan saluran intrasklera atau sestem vena episklera dan konjungtiva untuk menekan peningkatan tekanan intra okular .

b. c. d.

K. Pencegahan 1. Deteksi dini Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi sedini mungkin. Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan. Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut. Mengingat hilangnya penglihatan secara permanen yang disebabkan oleh glaukoma, sebaiknya setiap orang memperhatikan kesehatan matanya dengan cara melakukan pengukuran tekanan bola mata secara rutin setiap 3 tahun, terutama bagi orang yang usianya di atas 40 tahun.

Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus tinggi (miopia), serta penderita penyakit sistemik seperti diabetes atau kelainan vaskular (jantung).

Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan sekali, khususnya bagi orang dengan risiko tinggi. Untuk mengukur tekanan bola mata kerusakan mata yang diderita dilakukan tes lapang pandang mata.

2.

Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata kemerahan dan sakit kepala berat. Nutrisi yang adekuat (banyak mengandung vitamin A dan Beta Karoten) Faktor risiko pada seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti diabetes mellitus dan hipertensi, untuk itu bagi yang menderita diabetes mellitus dianjurkan untuk mengurangi mengkonsumsi gula agar tidak terjadi komplikasi glaukoma, sedangkan untuk penderita hipertensi dianjurkan untuk diet rendah garam karena jika tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata.

3.

Gaya Hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan olahraga teratur . Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.

4.

Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak bertambah parah/untuk mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu :

jangan cepat emosi, jangan membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucoma akan memblok pupil, Jangan memakai obat simpatomimetik karena pupil akan melebar (dilatasi) Mengurangi stress Diet rendah Natrium Pembatasan kafein Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akan meningkatkan TIO.

Anda mungkin juga menyukai