Anda di halaman 1dari 6

http://zonabawah.blogspot.com/2011/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_29.

html

Proses Pembentukan Eritrosit (Sel Darah Merah) di Dalam Tubuh Manusia


Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun. Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati. Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar.

hormon eritropoietin
Eritropoietin Eritropoietin adalah hormon glikoprotein yang mengontrol proseseritropoiesis atau produksi sel darah merah. Hormon ini dihasilkan oleh olehginjal terutama fibroblast peritubular korteks ginjal, memiliki berat molekul34.000. Pada orang normal 80-90% eritropoietin di bentuk di ginjal, sisanyadiproduksi di luar ginjal (hati dan sebagainya). Bila seseorang mengalami perdarahan atau dalam keadaan hipoksia,sintesis hemoglobin meningkat dan produksi serta pelepasan sel darah merahdari sumsum tulang meningkat. Untuk pembentukan sel darah merah diperlukanzat eritropoietin. Eritropoietin dibentuk dari proeritropoietin, yang mungkin dibuat dalamhati, dengan adanya aksi dari substansi yang disekresi ginjal. Faktor ginjal inidisebut sebagai faktor eritropoietik ginjal (kidney erythropoietic factor) atau eritrogenin. Produksi faktor eritropoietik ginjal ini meningkat pada suasanahipoksia, kobalt dan androgen, sedangkan sekresinya diperantarai oleh keadaanalkalosis. Seperti halnya renin, sekresi faktor eritropoietik ginjal meningkatdengan adanya katekolamin melalui mekanisme beta adrenergic . Aksi faktor eritropoietik ginjal pada globulin plasma tampaknya berhubungan secaraenzimatik, seperti yang terjadi pada renin. Tempat utama inaktivasi eritropoietikadalah hati dan memiliki waktu paruh di sirkulasi sekitar 5 jam. Jika kedua ginjal diangkat atau rusak oleh penyakit maka orang tersebutakan sangat anemik karena 10-20% eritropoietin normal dibentuk oleh jaringanlain (terutama di hati) hanya setengah dari kebutuhan tubuh. Jika tidak adaeritropoietin secara komplit maka hanya sedikit sel darah merah yang dibentukoleh sumsum tulang. Peran eritropoietinDalam sumsum tulang, hormon ini mempengaruhi sel stem yang pekaeritropoietin dan mengubahnya menjadi pronormoblas pembuat hemoglobin.Pengendalian produksi eritrosit tampaknya melibatkan suatu system umpanbalik antara ginjal dan sumsum tulang, yang diperantarai oleh oksigen yangterikat pada eritrosit dan pada arah yang lain oleh eritropoietin. Produksi eritrositdipengaruhi pula oleh factor-faktor selain eritropoietin, terbukti dari eritropoiesislambat namun konstan pada paienpasien yang mendapat transfuse darah atauanefrik. Kecepatan sekresi eritropoietin yang tinggi secara tak wajar menimbulkan polisitemia, ditemukan pada persentase kecil pasien-pasienneoplasma ginjal;, penyakit ginjal ksitik, dan hidronefrosis.

Hormon & Sistem Endokrin


DEFINISI Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.

KELENJAR ENDOKRIN Organ utama dari sistem endokrin adalah: Hipotalamus

Kelenjar hipofisa Kelenjar tiroid Kelenjar paratiroid Pulau-pulau pankreas Kelenjar adrenal Buah zakar

Indung telur. Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin. Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan hormon hipofisa. Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya. Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah: Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak

Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat

Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis. Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.

HORMON Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakansteroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan: Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual

Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.

Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein, serta lemak di seluruh tubuh. PENGENDALIAN ENDOKRIN Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dankelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH danFSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis. Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi. Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada di bawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah. Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti. HORMON UTAMA

Hormon Aldosteron Hormon antidiuretik (vasopresin) Kortikosteroid

Yang menghasilkan Kelenjar adrenal Kelenjar hipofisa Kelenjar adrenal

Fungsi Membantu mengatur keseimbangan garam dan air dengan cara menahan garam dan air serta membuang kalium

Menyebabkan ginjal menahan air Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah Memiliki efek yang luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:

Anti peradangan Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah dan kekuatan otot Membantu mengendalikan keseimbangan garam dan air Kortikotropin Eritropoietin Estrogen Glukagon Hormon pertumbuhan Kelenjar hipofisa Ginjal Indung telur Pankreas Kelenjar hipofisa Mengendalikan pembentukan dan pelepasan hormon oleh korteks adrenal Merangsang pembentukan sel darah merah Mengendalikan perkembangan ciri seksual dan sistem reproduksi wanita Meningkatkan kadar gula darah

Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan Meningkatkan pembentukan protein

Insulin

Pankreas

Menurunkan kadar gula darah Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan lemak di seluruh tubuh

LH (luteinizing hormone) FSH (folliclestimulating hormone)

Kelenjar hipofisa

Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma dan sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi Mengendalikan ciri seksual pria dan wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur dan ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian) Menyebabkan kontraksi otot rahim dan saluran susu di payudara

Oksitosin Hormon paratiroid

Kelenjar hipofisa Kelenjar paratiroid

Mengendalikan pembentukan tulang Mengendalikan pelepasan kalsium dan fosfat

Progesteron

Indung telur

Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu Memulai dan mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu Mengendalikan tekanan darah

Polaktin Renin dan angiotensin

Kelenjar hipofisa Ginjal

Hormon tiroid TSH (tyroid-stimulating hormone)

Kelenjar tiroid Kelenjar hipofisa

Mengatur pertumbuhan, pematangan dan kecepatan metabolisme Merangsang pembentukan dan pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid

Anda mungkin juga menyukai