Anda di halaman 1dari 14

Muntah Di Mobil, Kenali Motionsickness Mabuk Kendaraan Pada Anak 5 Tips Perawatan Gigi Pada Bayi Tongue-tie Tali

i Lidah Pendek, Benarkah Mengganggu dan Berbagai Kontroversinya Posted on September 6, 2012 Tongue-tie Tali Lidah Pendek, Benarkah Mengganggu dan Berbagai Kontroversinya Tongue-tie atau tali lidah pendek adalah kelainan bawaan yang terjadi pada pita lidah atau tali jaringan ikat yang menghubungkan dasar lidah dengan ujung lidah bagian bawah. Tali ini dapat tebal dan kurang elastis ataupun tipis dan elastis. Bila tali lidah pendek dapat menyebabkan lidah berbentuk seperti jantung pada saat dijulurkan. Kondisi tongue-tie juga dikenal sebagai ankyloglossia. Jenis yang paling mudah diidentifikasi adalah ketika selaput tali lidah yang dimiliki bayi pendek sehingga membatasi atau menghambat aktivitas lidah bayi, karena seharusnya tali lidah ini tidak terikat. Sampai saat ini gangguan Tongtie masih menjadi perdebatan di kalangan kedokteran baik tentang dampak bagi kesehatan dan perlu tidaknya dilakukan tindakan operasi bedah. Tongue-tie terjadi pada 0,02%-4,8% anak, lebih sering mengenai anak laki-laki daripada perempuan. Tongue-tie dapat merupakan bagian dari kumpulan kelainan bawaan atau berdiri sendiri. Sebagian besar tongue-tie merupakan kelainan yang berdiri sendiri. Tongue-tie saat ini masih menjadi perdebatan di dunia kedokteran. Pada sebagian besar anak, tonguetie ini tidak menyebabkan gangguan apapun sehingga sebagian besar dokter untuk tidak menyarankan dilakukan tindakan apapun. Meski masih dalam perdebatan sebagaian dokter dokter menganggap bahwa gangguan ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menyusu, artikulasi (ucapan jelas) kata-kata dan tugas mekanis lainnya. Kontroversi Gangguan yang disebabkan oleh tongue-tie Menyusui Efek tongue-tie pada gangguan menyusui masih menjadi perdebatan dalam dunia kedokteran. Memang beberapa laporan kasus menyatakan bahwa tongue-tie menyebabkan kesulitan dalam menyusu. Tetapi banyak kasus tong tie jufga tidak amsalah dalam menyusui dan gangguan kenaikkan berat badan. Tongue-tiemenyebabkan mulut bayi tidak dapat menempel dengan baik pada puting susu sehingga kemampuan menghisap susu kurang. Akibatnya, kenaikan berat badan yang dicapai tidak maksimal. Dan ibu sering mengeluh puting payudaranya menjadi lecet sehingga ibu sering mengambil keputusan untuk segera menghentikan menyusui anaknya dan mengganti dengan susu formula. Namun pada banyak kasus bayi dan anak tanpa gangguan tongue-tiejuga mengakibatkan keluhan yang sama seperti di atas. Bicara Seperti halnya menyusui dampak tongue-tie pada bicara masih menjadi perdebatan dalam dunia kedokteran. Sering kali orang tua menghubungkan keterlambatan bicara anaknya dengan tongue-tie. Padahal tongue-tie tidak menyebabkan keterlambatan bicara. Anak dengan tongue-tie memiliki perkembangan bicara yang normal seperti anak lain yang tidak memiliki tongue-tie. Namun beberapa

literatur menyatakan bahwa tongue-tie dapat menyebabkan kesalahan artikulasi kata-kata, terutama pada huruf-huruf yang membutuhkan gerakan lidah ke atas seperti pengucapan huruf R dan L. Derajat keparahan kesalahan artikulasi ini bervariasi, dapat sangat jelas atau bahkan sama sekali tidak terdengar. Sementara lidah adalah sangat mampu mengimbangi dan banyak anak memiliki kesulitan berbicara karena tidak ada lidah-dasi, orang lain mungkin. Sekitar usia tiga, pidato masalah, terutama artikulasi suara l, r, t, d, n, th, sh, dan z mungkin terlihat. Evaluasi mungkin diperlukan jika lebih dari setengah pidato anak tiga tahun itu tidak dipahami di luar lingkaran keluarga. Meskipun, tidak ada cara yang jelas untuk memberitahu pada masa bayi anak-anak dengan ankyloglossia akan memiliki kesulitan berbicara kemudian, karakteristik yang terkait berikut yang umum: V-berbentuk lekukan di ujung lidah Ketidakmampuan untuk julurkan lidah melewati gusi atas Ketidakmampuan untuk menyentuh langit-langit mulut Kesulitan menggerakkan lidah dari sisi ke sisi Mekanis Lidah juga berperan dalam membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan.Tongue-tie dapat menyebabkan kemampuan lidah untuk membersihkan gigi berkurang karena gerak yang terbatas. Tongue-tie ini juga dapat menyebabkan jarak antar gigi menjadi renggang karena tekanan mekanis lidah sehingga gigi anak menjadi jarang dan tak rapi.

LIDAH NORMAL, TONG TIE TIPE 1-2, TONG TIE TIPE 3-4 Penanganan Tindakan bedah yang dilakukan tergolong sangat ringan dan sederhana. Yaitu dengan cara membebaskan tali jaringan ikat. Frenotomy adalah pengambilan atau pemotongan jaringan frenulum

dengan anestesi lokal (bius lokal). Pada bayi yang masih sangat muda tidak perlu pembiusan. Sedangkan pada anak usia lebih dari satu tahun harus dilakukan pembiusan. Frenotomy adalah prosedur sederhana dan biasanya ada tidak ada komplikasi. Untuk bayi yang sangat muda (kurang dari enam minggu-tua), hal itu dapat dilakukan di k;inik dokter. Anestesi umum dapat dianjurkan ketika frenulectomy dilakukan pada anak yang lebih tua. Namun dalam beberapa kasus, hal itu dapat dilakukan di kantor dokter di bawah anestesi lokal. Terdapat dua macam tindakan bedah pada tongue-tie ini yaitu frenotomy danfrenuloplasty. Pada frenotomy hanya dilakukan pemotongan tali jaringan ikat. Sedangkan pada frenuloplasty dilakukan pembebasan tali jaringan ikat secara keseluruhan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tindakan bedah pada tongue-tieini sangat bermanfaat. Tindakan bedah untuk mengkoreksi tongue-tie dapat dipertimbangkan pada bayi yang mengalami kesulitan dalam menyusu dan anak dengan gangguan artikulasi kata-kata. Kesulitan dalam menyusu ditandai dengan luka pada puting payudara ibu dan kenaikan berat badan anak yang tidak normal. Orang tua yang memiliki anak usia kurang dari 1 tahun dengan tongue-tie perlu berkonsultasi dengan dokter anak mengenai kemungkinanefek jangka panjang tongue-tie sehingga mereka dapat menentukan tindakan apa yang akan dilakukan. Penanganan: Konsultasikan dahulu dengan dokter anak, apakah kelainan itu menyebabkan gangguan atau tidak. Bila terjadi gangguan kenaikkan berat badan dan gangguan menyusui atau gangguan bicara harus dicari pnyebab lainnya terlebih dahulu untuk memastikan apakah gangguan ini berpengaruh terhadap hal itu. Tanyakakan perlu tidaknya dilakukan tindakan bedah. Karena di bidang medis saat ini masih terjadi kontroversi perlu tidaknya tindakan medis harus dilakukan karena belum banyak bukti yang menunjukan bahwa hal ini mengganggu anak. bahkan sebagian ebsatr bayi dan anak tanpa dilakukan tindakan tidak berdampak negatif. Jika anak menderita tongue-tie sekaligus perkembangan bicara terlambat, Anda perlu konsultasi lebih lanjut dengan dokter anak untuk mencari penyebab keterlambatan bicara sekaligus upaya penanggulangannya, sebab tongue-tie tidak menyebabkan keterlambatan bicara. Referensi: Messner AH, Lalakea ML (2000). Ankyloglossia: controversies in management. Int. J. Pediatr. Otorhinolaryngol. 54 (23): 12331 Suter VG, Bornstein MM. Ankyloglossia: facts and myths in diagnosis and treatment. J Periodontol. 2009 Aug;80(8):1204-19.

Messner AH, Lalakea ML (2002). The effect of ankyloglossia on speech in children.Otolaryngology head and neck surgery : official journal of American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery 127 (6): 53945. Horton CE, Crawford HH, Adamson JE, Ashbell TS (1969). Tongue-tie. The Cleft palate journal 6: 823. Travis, Lee Edward (1971). Handbook of speech language pathology and audiology. New York, New York: Appleton-Century-Crofts Education Division Meredith Corporation. Lalakea, M. Lauren, Messner, Anna H. (2003a). Ankyloglossia: The adolescent and adult perspective. Otolaryngology Head and Neck Surgery. 128 (5), 746-752. Lalakea ML, Messner AH (2003). Ankyloglossia: does it matter?. Pediatr. Clin. North Am. 50 (2): 381 97. Harris EF, Friend GW, Tolley EA (1992). Enhanced prevalence of ankyloglossia with maternal cocaine use. Cleft Palate Craniofac. J. 29 (1): 726. Ruffoli R, Giambelluca MA, Scavuzzo MC, et al. (2005). Ankyloglossia: a morphofunctional investigation in children. Oral diseases 11 (3): 1704. Lakalea ML., Messner AH. Ankyloglossia: does it matter? Pediatr Clin N Am 2003;50:381-97 Ballard JL, Auer CE, Khoury JC. Ankyloglossia: assessment, incidence, and effect of frenuloplasty on the breastfeeding dyad. Pediatrics 2002,110:e63

Fonetik -Penghasilan Bunyi Bahasa Melayu 1.0 PENDAHULUAN 1.1 PENGENALAN Dalam penghasilkan bunyi-bunyi bahasa, titik artikulasi dan artikulator merupakan nadi utama. Bunyibunyi bahasa dikeluarkan secara sistematik melibatkan banyak proses. Dalam penghasilan bunyi vokal lidah dan bibir dianggap mempunyai peranan yang terpenting. Vokal ialah bunyi-bunyi bersuara yang tatakala dihasilkan, udara dari paru-paru keluar berterusan melalui rongga tekak dan rongga mulut tanpa sebarang gangguan atau sekatan. Bunyi vokal mempunyai ciri-ciri kelantangan dan kepanjangan. Maksudnya bunyi-bunyi vokal dapat didengar dengan lebih jelas dan lebih panjang daripada bunyi-bunyi konsonan. Tidak ada bahasa yang tidak mempunyai vokal kerana vokal ialah nadi bunyi dalam urutan suku kata.

1.2 Objektif Kertas kerja ini dihasilkan dengan memperincikan beberapa objektif seperti berikut : a. Mengetahui jenis-jenis vokal dalam Bahasa Melayu . b. Menghuraikan bagaimana cara penghasilan bunyi-bunyi vokal Bahasa Melayu. c. Mengetahui peranan alat artikulasi dalam penghasilan vokal dengan merujuk gambar rajah. 1.3 Kaedah Kaedah yang diguna pakai di dalam menyiapkan tugasan ini ialah dengan mengguakan kaedah kepustakaan. Beberapa buah buku, majalah, jurnal, artikel telah digunakan sebagai panduan dan rujukan semasa menyusun atur tugasan yang diberikan ini. Segala bahan yang diperolehi daripada pelbagai sumber ini dianalisis dan disusun atur mengikut kesesuaian untuk dikelas serta dikatogerikan di bawah sub-topik 1.4 Batasan Kajian Dalam penulisan kertas kerja ini penulis telah mengambil kira beberapa batasan. Untuk memastikan bahawa kajian tidak terpesong dari batasan-batasan yang telah ditetapkan penulis menumpukan perhatian kepada jenis-jenis vokal bahasa Melayu serta menghuraikan cara penghasilan bunyi-bunyi vokal bahasa Melayu disamping mengetahui peranan alat artikulasi dalam penghasilan vokal bahasa Melayu.

1.5 Definisi Konsep Dalam penulisan kertas kerja ini, penulis mengambil kira pendapat beberapa orang tokoh bahasa dan penulis untuk mendapatkan idea yang lebih jelas tentang jenis-jenis vokal dalam bahasa melayu disamping cara penghasilan bunyi-bunyi vokal dan mengetahui peranan alat artikulasi dalam penghasilan vokal Bahasa Melayu. Menurut Prof. Dr. Abdul Hamid Mahmood (1998:31): Vokal ialah bunyi-bunyi bersuara yang tatakala dihasilkan, udara dari paru-paru keluar berterusan melalui rongga tekak dan rongga mulut tanpa sebarang gangguan atau sekatan. Bunyi vokal mempunyai cirri-ciri kelantangan dan kepanjangan. Maksudnya bunyi-bunyi vokal dapat didengar dengan lebih jelas dan lebih panjang daripada bunyi-bunyi konsonan. Sementara Harimurthi Kirdalaksana (1983:177) mendefinisikan vokal seperti berikut: Bunyi suara yang dihasilkan dengan getaran pita suara, dan tanpa penyempitan dalam saluran suara di atas glotis. Satuan fonologi yang diwujudkan dalam lafaz tanpa geseran adalah vocal. Terdapat juga beberapa definisi tentang vokal yang diberi oleh para pengkaji linguistik. Sejajar dengan sifat-sifat vocal yang mengeluarkan bunyi, hasil daripada pengaliran udara tanpa sekatan daripada paruparu. Danel Jones dalam bukunya Outline of English Phonetics mengatakan: Vokal adalah bunyi bersuara yang tatakala dihasilkan udara dari paru-paru keluar berterusan tanpa mengalami sebarang gangguan, sekatan atau himpitan yang boleh menimbulkan bunyi-bunyi geseran

(Arbak Othman 1983:54) Selaras dengan pengertian itu, Charles F. Hockett dalam buku A Course In Morden Linguistic memberi definisi vocal sebagai: Vokal sebagai bunyi-bunyi bahasa yang tidak dicirikan oleh sebarang gangguan pada arus udara (Arbak Othman 1983:54) Disamping definisi-definisi yang dikemukakan diatas Kamus Dewan (1998:1341) juga memberi definisi seperti berikut: Vokal tulin, huruf hidup atau huruf saksi ( a, e, , i, o, u ) Daripada definisi-definisi ternyata di atas depatlah dirumuskan bahawa vokal merupakan bunyi-bunyi bersuara yang dihasilkan tatakala udara daripada paru-paru keluar berterusan melalui rongga tekak dan rongga mulut tanpa sebarang gangguan atau sekatan. Bunyi bersuara yang dihasilkan adalah lantang dan lebih jelas daripada bunyi konsonan. 2.0 Vokal Dalam Bahasa Melayu 2.1 Jenis-Jenis Vokal Dalam Bahasa Melayu Vokal-vokal dalam bahasa Melayu terbahagi kepada tiga jenis iaitu vokal hadapan, vokal tengah, vokal belakang. Vokal-vokal itu ialah *a+ , *e+ , *+ , *i+ , *o+ , *u+. Vokal dalam bahasa Melayu terdiri daripada enam jenis dari segi tulisan dan sebutan baku (standard) iaitu vokal *i+, *e+, *a+, *u+, dan *o+, iaitu tiga vokal depan : *i+, *e+, *a+. Satu vokal tengah *+ dan dua vokal belakang iaitu [u] dan [o], tetapi dari segi pertuturan terdapat sembilan jenis seperti pada rajah di bawah.

Rajah Kedudukan Vokal Dalam Bahasa Melayu Hadapan Tengah Belakang Sempit i u Tinggi Separuh Sempit c o Separuh Luas Bahagian Luas a Rendah

Rajah dan kedudukan pada gambar rajah tersebut menunjukkan kedudukan mengikut bahagiannya. Bahagian-bahagian di sebelah kiri merupakan bahagian hadapan lidah, di sebelah kanan merupakan bahagian belakang lidah dan di tengah pula merujuk kepada bahagian tengah lidah. Garis-garis yang melintang itu pula merupakan garis yang menunjukkan ketinggian lidah dinaikkan. Dalam membunyikan vokal [i] dan vokal [u] misalnya lidah dinaikkan. Manakala bagi membunyikan vocal [a] kedudukan lidah mestilah pada paras yang paling rendah.

2.1.1 Vokal Hadapan a) [i] vokal hadapan sempit - Contoh dalam perkataan ibu, biru, ubi dan umi. b) [e] vokal hadapan separuh sempit - Contoh dalam perkataan elok, kekok, kole, ekor, serong dan sate. c) *+ vokal hadapan separuh luas - Contoh perkataan dialek Kelantan dan bahasa pinjaman daripada bahasa inggeris seperti; esok, belok, bule, ekpress, ekonomi dan sebagainya. 2.1.2 Vokal Tengah a) [] vokal tengah pendek - contoh dalam perkataan seperti; emak, sentuh, emas dan lain-lain. b) *+ vokal tengah panjang - vokal ini hadir dibelakang kata seperti; kit, ras, gul. 2.1.3 Vokal Belakang a) [u] merupakan vokal belakang sempit - contoh dalam perkataan; ular, kuda, batu . b) [o] merupakan vokal belakang separuh sempit - contoh perkataan; oleh, boleh, solo, foto. c) [] merupakan vokal belakang separuh luas - contoh dalam dialek Kelantan; otak, botak, kito. 3.0 Cara Penghasilan Vokal 3.1 Vokal Hadapan Sempit / Tinggi [i] Tinggi atau sempit merujuk kepada kedudukan lidah yang hampir dengan bumbung mulut. Untuk menghasilkan bunyi vokal hadapan sempit proses berikut turut berlaku: a) Bibir dihamparkan b) Depan lidah dinaikkan tinggi hamper dengan bumbung mulut. c) Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung. d) Pita suara dirapatkan supaya udara dari paru-paru keluar dengan menggetarkan pita suara. e) Bunyi yang dihasilkan ialah [i] dalam perkataan contohnya: i) pada awal perkataan : ikut, ipar, ikan, ibu, itu. ii) pada tengah perkataan : biru, bila, kita, sila, sikat iii) pada akhir perkataan : tali, beli, beri, besi, guli. Gambarajah Yang Menunjukkan Penghasilan Vokal [i]

3.2 Vokal Hadapan Separuh Sempit / Separuh Tinggi [e] Bagi menghasilkan bunyi vokal hadapan separuh sempit perkara berikut turut berlaku; a) Bibir dihamparkan separuh sempit. b) Depan lidah dinaikkan separuh tinggi ke arah gusi. c) Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung. d) Pita suara yang dihasilkan ialah bunyi [e] (lihat gambarajah). Cohtoh kehadiran bunyi vocal ini dalam perkataan adalah seperti berikut; i) pada awal perkataan - ekor, elok, ela, edah, elak ii) pada tengah perkataan - berang, heret, leper, sepet iii) pada akhir perkataan - sate Gambarajah Yang Menunjukkan Penghasilan Vokal [e]

3.3 Vokal Hadapan Separuh Luas / Separuh Rendah *+ Untuk menghasilkan bunyi vokal separuh luas proses berikut turut berlaku : a) Bibir dihamparkan separuh luas. b) Depan lidah dinaikkan separuh rendah ke arah gusi. c) Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui hidung. e) Pita suara dirapatkan supaya udara dari paru-paru keluar dengan menggetarkan pita suara ke rongga mulut. e) Bunyi vokal yang di hasilkan adalah seperti berikut; i) pada awal perkataan - elok, esok, edoh, ejek ii) pada tengah perkataan - beso, getek, gelek, pelek iii) pada akhir perkataan - gode, bule, ude, tule Gambarajah Yang Menunjukkan Penghasilan Vokal *+

3.4 Vokal Hadapan Luas / Rendah [a] Vokal depan luas ini boleh dihasilkan melalui proses seperti berikut; a) Bibir dalam berkeadaan hampar b) Hadapan lidah diturunkan serendah mungkin c) Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan menutup rongga hidung supaya udara dari paru-paru tidak keluar melalui rongga hidung. d) Pita suara dirapatkan supaya udara dari paru-paru keluar dengan menggetarkan pita suara ke rongga mulut. e) Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vocal hadapan luas hampar seperti dalam perkataan berikut. i) pada awal perkataan - abang, ajar, asuh, adik ii) pada tengah perkataan - satu, paku, bukan, lagu iii) pada akhir perkataan - kita, bila, kuda, bias Gambarajah Yang Menunjukkan Penghasilan Vokal [a]

3.5 Vokal Belakang Sewaktu penghasilan vocal belakang, alat artikulasi penting yang berperanan ialah bahagian belakang lidah. Bentuk bibir akan menjadi bundar apabila menghasilkan bunyi-bunyi vokal belakang. 3.5.1 Vokal Belakang Sempit / Tinggi [u] Untuk menghasilkan bunyi vokal belakang proses yang berikut harus dilakukan; a) Bibir dibundarkan. a) Belakang lidah dinaikkan tinggi (setinggi mungkin) ke arah lelangit lembut. a) Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan menutup rongga hidung supaya udara dari paru-paru tidak keluar melalui hidung. d) Pita suara dirapatkan supaya udara yang keluar dari paru-paru menggetarkan pita suara ke rongga mulut. e) Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal bundar [u]. Contohnya; i) Pada awalan perkataan - ubi, usung, unta, undur ii) Pada tengah perkataan - buka, bubur, suka, lupa iii) Pada akhiran perkataan - satu, batu, labu, kuku, bayu

Gambarajah Penghasilan Vokal [u]

3.5.2 Vokal Belakang Separuh Sempit / Separuh Tinggi [o] Vokal ini terhasil apabila; a) Bibir dibundarkan. b) Belakang lidah dinaikkan separuh tinggi ke arah lelangit lembut. c) Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan menutup rongga hidung supaya udara dari paru-paru tidak keluar melalui hidung. d) Pita suara dirapatkan supaya udara dari paru-paru keluar kerongga mulut menggetarkan pita suara. e) Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal belakang separuh sempit [o] seperti dalam perkataan berikut.

i) pada awalan perkataan - oleh, otak, orang, ii) pada tengah perkataan - boleh, toleh, kotak iii) pada akhiran perkataan - solo, koko, pidato Gambarajah Penghasilan Vokal [o]

3.5.3 Vokal Belakang Separuh Luas [] a) Bibir dibundarkan. b) Belakang lidah dinaikkan ke arah lelangit lembut. c) Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung. d) Pita suara dirapatkan supaya udara dari paru-paru keluar dengan menggetarkan pita suara kerongga mulut. e) Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal [] seperti dalam perkataan-perkataan berikut. (daerah Kelantan) i) pada awalan perkataan - olok, otok, oren, ii) pada tengah perkataan - pokok, sudoh, pecoh iii) pada akhiran perkataan - kito, bilo, belako Gambarajah Penghasilan Vokal []

3.6 Vokal Tengah Alat artikulasi yang berperanan dalam penghasilan vocal tengah ialah bahagian tengah lidah. Keadaan bibir hendaklah dihamparkan bagi menghasilkan bunyi vokal tengah (pendek) []. Untuk menghasilkan bunyi vokal tengah, proses berikut turut berlaku. a) Bibir dihamparkan. b) Tengah lidah dinaikkan sedikit ke arah lelangit keras. c) Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan menutup rongga hidung supaya udara tidak dapat keluar melalui rongga hidung. d) Pita suara dirapatkan supaya udara yang keluar dari paru-paru kerongga mulut menggetarkan pita suara. e) Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal belakang tengah pendek [] seperti dalam perkataan berikut. i) pada awalan perkataan - emas, emak, empat, ii) pada tengah perkataan - penat, berat, cergas, kemas Gambarajah Penghasilan Vokal []

4.0 Peranan Alat Artikulasi Dalam Penghasilan Vokal Dalam penghasilkan bunyi-bunyi bahasa, titik artikulasi dan artikulator merupakan nadi utama. Bunyibunyi bahasa dikeluarkan secara sistematik melibatkan banyak proses. Dalam penghasilan bunyi vokal lidah dan bibir dianggap mempunyai peranan yang terpenting. 4.1 Lidah Alat artikulasi lidah merupakan kriteria penting penting dalam pembahagian jenis vokal. Lidah boleh memberikan berbagai-bagai bentuk dan rupa bagi menghasilkan bunyi-bunyi vokal yang berbeza. Lokasi dan kedudukan lidah berasaskan kepada dua paksi iaitu yang mendatar dan yang menegak. Bahagian mendatar ialah dari depan kebelakang mulut. Tiga titik mendatar sebenarnya ialah kedudukan depan, tengah dan belakang lidah. Depan lidah adalah bahagian yang bertentangan dengan lelangit

keras, belakang lidah pula bahagian yang bertentangan dengan lelangit lembut sementara tengah adalah sempadan diantara lelangit keras dengan lelangit lembut. Contohnya [i] adalah bunyi depan, [u] adalah bunyi belakang dan [] adalah bunyi tengah. Bahagian yang menegak pula ialah dari lantai mulut hingga ke bumbung mulut dan dapat dinahagikan kepada empat bahagian seperti berikut. a) bahagian sempit / tinggi b) bahagian separuh sempit / tinggi c) bahagian separuh luas / rendah d) bahagian luas / rendah Tinggi atau sempit merujuk kepada kedudukan lidah yang hamper dengan bumbung mulut. Contohnya [i] dan [u] . Sementara kedudukan rendah pula apabila lidah berada jauh dari bumbung mulut. Contohnya [a] dan [+, *e+, *o+, *+, *+ adalah di kedudukan separuh sempit dan separuh luas. 4.2 Bibir Selain lidah, bibir juga memainkan peranan yang tidak kurang pentingnya dalan penghasilan bunyi vokal. Bibir mempunyai bentuk tersendiri. Bentuk bibir boleh dibahagikan kepada bentuk bundar dan hampar. Bibir akan menjadi bundar apabila menghasilkan bunyi-bunyi vokal belakang contohnya [u], [o], [], [+ sementara bibir akan menjadi hampar apabila menghasil bunyi-bunyi vokal depan.

Gambarajah Keadaan Bibir Semasa Menghasilkan Bunyi Volal

5.0 Penutup 5.1 Kesimpulan Daripada isi yang telah dihuraikan di atas dapatlah di buat kesimpulan Vokal ialah bunyi-bunyi bersuara yang tatakala dihasilkan, udara dari paru-paru keluar berterusan melalui rongga tekak dan rongga mulut tanpa sebarang gangguan atau sekatan. Bunyi vokal mempunyai cirri-ciri kelantangan dan kepanjangan. Maksudnya bunyi-bunyi vokal dapat didengar dengan lebih jelas dan lebih panjang daripada bunyi-bunyi konsonan. Vokal-vokal dalam bahasa Melayu terbahagi kepada tiga jenis iaitu vokal hadapan, vokal tengah, vokal belakang. Vokal-vokal itu ialah *a+ , *e+ , *+ , *i+ , *o+ , *u+. Vokal dalam bahasa Melayu terdiri daripada enam jenis dari segi tulisan dan sebutan baku (standard) iaitu vokal [i], [e], [a], [u], dan [o], iaitu tiga vokal depan : [i], [e+, *a+. Satu vokal tengah *+ dan dua vokal belakang iaitu [u] dan [o], tetapi dari segi pertuturan terdapat sembilan. Dalam penghasilkan bunyi-bunyi bahasa, titik artikulasi dan artikulator merupakan nadi utama. Bunyibunyi bahasa dikeluarkan secara sistematik melibatkan banyak proses. Dalam penghasilan bunyi vokal lidah dan bibir dianggap mempunyai peranan yang terpenting.

Anda mungkin juga menyukai