Anda di halaman 1dari 11

I.

Anatomi Jaringan Periodontal Jaringan periodontal Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatka pada tulang rahang, dapat mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari soketnya. Jaringan periodontal terdiri atas gingiva, tulang alveolar, ligamentum periodontal, dan sementum. 1. Gingiva Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang paling luar. Gingiva sering dipakai sebagai indikator jika jaringan periodontal terkena penyakit. Hal ini disebabkan karena kebanyakan penyakit periodontal dimulai dari gingiva. Gingiva merupakan bagian dari membran mukosa mulut tipe mastikasi yang melekat pada tulang alveolar serta menutupi dan mengelilingi leher gigi. Gingiva dibagi menjadi marginal gingiva, attached gingiva, dan interdental gingiva. a. Pembagian gingiva Secara anatomis gingiva dibagi menjadi dua bagian, yaitu gingiva cekat (attached gingiva) dan gingiva tidak cekat (unattached gingiva) yang terdiri atas gingiva bebas (free gingiva) dan marginal gingiva. Unattached gingiva Unattached gingiva yang dikenal juga sebagai free gingiva atau marginal gingiva merupaka bagian gingiva yang tidak melekat erat pada gigi, mengelilingi daerah leher gigi, membuat lekukan seperti kulit kerang. Unattached gingiva ini mulai dari arah mahkota sampai pertautan sementoemail. Batas antara marginal gingiva dengan gingiva cekat merupakan suatu lekukan dangkal yang dinamai free gingival groove. Free gingival groove ini berjalan sejajar dengan margin gingiva. Dalam keadaan normal free gingival groove ini dapat dipakai sebagai petunjuk dasar sulkus gingiva. Sulkus gingiva Sulkus gingiva merupakan suatu celah antara gigi dengan marginal gingiva. Celah ini ke arah medial dibatasi oleh permukaan gigi dan ke arah lateral dibatasi oleh epitelium margina gingiva sebelah dalam. Bagian dalam celah yang berbentuk seperti huruf V ini kedalamannya berkisar 0-6 mm, dengan rata-rata 1,8 mm. Sulkus gingiva dapat bertambah dalam karena adanya proses pengelupasan yang disebabkan oleh perubahan-

perubahan pada permukaan email dan kemunduran dari sel-sel pada dasar sulkus, yang akan diikuti oleh migrasi sel-sel epitel attachment. Sulkus gingiva berisi cairan yang berasal dari jaringan pengikat gingival. Cairan ini merembes keluar melalui epitelium sulkus. Cairan tersebut berfungsi sebagai pembersih sulkus, membentuk perlekatan epitel attachment ke gigi karena cairan ini mengandung plasma protein, antimikroorganisme, antibodi untuk pertahanan gingiva dan medium organisme. Pada sulkus gingiva yang normal cairan ini jumlahnya sedikit. Cairan gingiva bertambah banyak jika terjadi peradangan pada gingiva, penyikatan gigi, masase gingiva, dan pada waktu makan-makanan berserat. Papila interdental Papila interdental atau gingiva interdental merupakan bagian gingiva yang mengisi ruangan interdental, yaitu ruangan antara dua gigi yang letaknya berdekatan dari daerah akar sampai titik kontak. Gingiva interdental ini terdiri atas bagian lingual dan fasial. Bagian samping menunjukkan batas yang dibentuk oleh gingiva bebas dari dua gigi yang berdekatan dan bagian tengah dari papila interdental dibentuk oleh gingiva cekat. Col merupakan lembah yang menurun dalam bagian gingiva interdental, letaknya langsung dari arah akar ke titik kontak. Col tidak dijumpai jika tidak ada dua gigi berdekatan atau tidak ada titik kontak (diastema) atau gingiva menyusut. Gingiva interdental berfungsi mencegah terjadinya penumpukan makanan di antara dua gigi selama pengunyahan. Gingiva cekat Gingiva cekat merupakan lanjutan dari marginal gingiva, meluas dari free gingiva groove sampai ke pertautan mukogingival. Gingiva cekat ini melekat erat ke sementum mulai dari sepertiga bagian akar ke periosteum tulang alveolar. Pada permukaan gingiva cekat ini terdapat bintik-bintik atau lekukan kecil yang disebut stipling. Stipling ini mengakibatkan permukaan gingiva cekat terlihat seperti kulit jeruk. Stipling disebabkan oleh adanya tarikan serat-serat kolagen pada jaringan gingiva cekat ke sementum atau tulang. Fungsi dari gingiva cekat adalah menahan jika ada tekanan mekanik yang terjadi selama pengunyahan, bicara, dan sikat gigi. Selain itu juga berfungsi melindungi lepasnya gingiva bebas pada saat ada tekanan yang menuju ke mukosa alveolar.

b. Gambaran klinis gingiva normal 1) Warna Warna gingiva normal umumnya merah jambu (coral pink). Hal ini disebabkan oleh adanya pasokan darah, tebal dan derajat lapisan keratin epiteliumserta sel-sel pigmen. Pigmentasi pada gingiva biasanya terjadi pada individu kulit bergelap. Warna pigmentasi pada mukosa alveolar lebih merah karena mukosa alveolar tidak mempunyai lapisan keratin dan epitelnya lebih tipis. 2) Ukuran Ukuran gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler, dan pasokan darah. 3) Kontur Keadaan ini dipengaruhi oleh bentuk dan susunan gigi geligi pada lengkungnya, lokasi dan luas area kontak proksimal, dan dimensi embrasur (interdental) gingiva oral maupun vestibular. Papila interdental menutupi bagian interdental sehingga tampak lancip. 4) Konsistensi Gingiva melekat erat ke struktur di bawahnya dan tidak mempunyai lapisan submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal. 5) Tekstur Permukaan gingiva cekat berbintik-bintik seperti kulit jeruk (stipling) yang akan terlihat jelas apabila permukaan gingiva dikeringkan. c. Gambaran mikroskopis gingiva Anatomi gingiva dibangun oleh stratified squamous epitelium. Epitelium gingiva dibagi menjadi 3 bagian yaitu epitelium oral, epitelium sulkular, dan epitelium jungsional. Epitelium oral adalah epitelium yang menutupi permukaan luar dari gingiva (gingiva bebas dan cekat), meluas dari gingiva margin sampai pertautan mukogingival. Permukaan luar dari epitel ini ditutupi oleh keratin.epitelium ini terdiri atas stratum korneum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. Epitelium ini memiliki bagian yang menonjol ke bagian jaringan pengikat yang disebut rete peg dan di antara rete peg ini akan diisi oleh jaringan pengikat yang disebut papila. Sel-sel lain yang terdapat dalam epitelium adalah limfosit, kadang dijumpai sel plasma dari leukosit polimorfonuklear. Selain itu terdapat sel dendrit seperti sel langerhans dan melanosit. Epitelium pada sulkus gingiva tidak mengandung keratini serta tidak mempunyai rete peg. Epitelium ini meluas dari puncak margin gingiva sampai batas koronal epitelial attachment.

Epitelium jungsional dimulai dari dasar sulkus dan menghubungkan gingiva ke arah permukaan gigi. Epitel ini tidak mengandung keratin sehingga kurang efektif dalam fungsi perlindungan. Pasokan darah gingiva berasal dari tiga sumber yaitu arteriol supraperiosteal, pembuluh darah dari ligamen periodontal, dan arteriol yang muncul dari puncak septum interdental. Persarafan gingiva berasal dari serabut ligamentum periodontal, saraf oral, dan vestibular. d. Serat-serat gingiva Lamina propia marginal gingiva dibentuk oleh jaringan pengikat padat yang padat kolagen. Serat kolagen ini membentuk suatu sistem bundel yang dikenal dengan nama serat-serat gingiva. Fungsi dari serat-serat gingiva ini antara lain: 1) Menahan margin gingiva dengan kuat pada gigi 2) Menahan daya kunyah 3) Menyatukan marginal gingiva dengan sementum dan menjaga hubungannya dengan attached gingiva Serat-serat gingiva dalam beberapa grup, yaitu : 1) Serabut dentogingiva Adalah serabut gingiva bebas yang melekat pada sementum dan melebar keluar gingiva dan ke atas tepi gingiva untuk bergabung dengan periosteum dari daerah perlekatan gingiva. 2) Serabut alveolar gingiva Atau serabut puncak alveolar dan berjalan ke koronal ke arah gingiva. 3) Serabut sirkuler Adalah serabut yang mengelilingi gigi. Serabut periosteal gingiva meluas ke samping dari periosteum tulang alveolar. Serat ini melekatkan gingiva ke tulang alveolar 4) Serabut intergingival Meluas dalam arah mesiodistal sepanjang lengkung gigi dan mengelilingi lengkung molar terakhir. 5) Serabut intersirkuler Mengelilingi beberapa gigi, serabut ini berhubungan dengan gigi yang berdekatan dalam lengkung gigi. 6) Serabut interpapilari Berlokasi di papila bagian mahkota ke bundel serabut transeptal. Serabut ini berhubungan pada bagian oral dan vestibular interdental pada gigi posterior. 7) Serabut transgingival Meluas dari sementum dekat pertautan sementoemail dan berjalan secara horizontal di antara dua gigi berdekatan. 8) Serabut transeptal

Berjalan dari satu gigi ke gigi lainnya di koronal ke septum alveolar. Epitelial attachment Epitelium sulkular akan bergabung dengan epitelium yang berhubungan dengan permukaan gigi. Epitel dari epitelium yang berhubungan dengan permukaan gigi disebut epitelial attachment. 2. Tulang Alveolar a. Pengertian Merupakan bagian maksila dan mandibula yang membentuk dan mendukung soket gigi. Bagian tulang alveolar yang membentuk dinding soket gigi disebut alveolar propium. Alveolar propium ini didukung oleh bagian tulang alveolar lainnya yang dikenal dengan nama tulang alveolar pendukung. Tulang alveolar membentuk soket yang mendukung dan melindungi akar gigi. b. Pembagian tulang alveolar Secara anatomis tulang alveolar dibagi menjadi dua bagian, yaitu alveolar propium dan tulang alveolar pendukung. Tulang alveolar pendukung terdiri atas dua bagian, yaitu yang kompak dan spongi. Tulang kompak yang membentuk keping oral dan vestibular. Tulang spongi terletak diantara lempeng kortkal dan alveolar propium. Periosteum adalah lapisan yang menghubungkan jaringan lunak yang menutupi permukaan luar tulangyang terdiri atas lapisan luar dari jaringan kolagen dan bagian dalam dari serabut elastik lempeng kortikal oral maupun vestibular, langsung bersatu dengan maksila maupun mandibula. Keberadaan tulang alveolar bergantung dari adanya gigi, jika gigi dicabut tulang alveolar akan mengalami resorpsi. Jika gigi tidak erupsi, tulang alveolar tidak berkembang. c. Morfologi tulang Alveolar Permukaan luar lempeng kortikal (cortical plate) merupakaan permukaan luar tulang alveolar pada daerah vestibular maupun oral. Pada daerah leher gigi, tempat tulang alveolar akan berakhir,bagian ini akan dibentuk oleh persatuan alveolar proprium dan tulang kompakta yang dikenal dengan nama puncak tulang alveolar. Baik permukaan tulang alveolar maupun tulang puncak alveolar konturnya sangat bervariasi. Bagian tulang alveolar yang barada diantara dua gigi dikenal dengan nama septum interdental. Septum interdental ini dibentuk oleh alveolar proparium, permukaan proksimal gigi gligi, tulang spongi dan tulang kompakta yang berada diantara gigi serta puncaknya dibentuk oleh penyatuan alveolar proprium maupun tulang kompakta.

d. Kontur tulang Alveolar Kontur luar tulang alveolar dipengaruhi oleh susunan gigi-geligi. Ini dikarenakan kontur tulang kompakta mengikuti bentuk tonjolan akar gigi. e. Tebal dan Posisi Tulang Alveolar Tebal dan posisi tulang alveolar, baik pada permukaan oral maupun vestibular dipengaruhi oleh susunan gigi-geligi, sudut percabangan akar terhadap tulang dan tekanan oklusal. f. Septum Interdental dan Septum Interradikuler Septum interdental merupakan bagian tulang alveolar yang berada diantara dua gigi yang bertetangga. Septum interdental ini dipakai sebagian dasar untuk menilai keadaan tulang alveolar secara radiografis. Bentuk puncak septum interdental ini dipengaruhi oleh kontur email gigi yang bertetangga, posisi pertautan sementoemail gigi yang bertetangga, derajat erupsi gigi, posisi gigi, dan lebar gigi orovestibular. Septum interradikuler merupakan bagian tulang alveolar yang berada di antara percabangan akar gigi. 3. Ligamentum Periodontal Ligamentum periodontal merupakan jaringan pengikat yang mengisi ruangan antara permukaan gigi dengan dinding soket, mengelilingi akar gigi bagian koronal dan turut serta mendukung gingival. Kebanyakan penyakit yang mengenai ligamentum periodontal, jika tidak dilakukan perawatan dengan baik akhirnya akan menyebabkan hilangnya gigi. a. Pengertian Ligamentum periodontal merupakan struktur jaringan penyangga gigi yang mengelilingi akar gigi dan melekatkannya ke tulang alveolar. b. Gambaran mikroskopis Ligamentum Periodental Normal Ligamentum periodontal berasal dari dental dari sac, suatu lapisan sirkuler jaringan pengikat fibrous disekeliling benih gigi. Ketika gigi sedang berkembang erupsi, jaringan pengikat longgar dental sac akan berdeferensiasi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan luar yang dekat ketulang, lapisan dalam sepanjang sementum, dan suatu lapisan intermediate yang terdiri atas serat-serat yang tidak teratur. Serat-serat utama ligamentum periodontal berasal dari lapisan intermediate. Seratserat intermediate ini akan menebal dan tersusun sesuai dengan kebutuhan fungsi ketika gigi mencapai kontak oklusalnya. c. Serat-Serat Utama Ligamentum Periodontal Serat- serat utama ligamentum periodontal merupakan elemen paling penting dari ligamentum periodontal. Serat-serat ini terdiri atas

serat-serat kolegan yang tersusun atas bundle dan jalannya bergelombang. Ujung-ujungnya tertanam didalam sementum dan tulang alveolar. Bagian dari serat utama yang tertanam didalam sementum dan tulang alveolar tersebut dinamakan serat Sharpey. Serat-serat utama ini tersusun menjadi beberapa grup : 1) Grup transeptal serat utama ini merupakan serat transisi antara serat gingiva dan serat utama ligamentum periodontal. Serat-serat ini meluas pada permukaan interproksimal, di atas puncak septum interdental dan tertanam pada sementum gigi geligi yang bertetangga. Serat-serat ini tetap ada walaupun terjadi penyakit dan kerusakan tulang alveolar, dimana serat ini nantinya akan mengalami perbaikan kembali. 2) Grup puncak alveolar Serat-serat ini meluas dan berjalan miring dari sementum tepat di bawah epithelial attachment, menuju puncak tulang alveolar. Fungsi grup ini menolong menahan gigi di dalam soketnya jika ada tekanan ke arah apikal dan lateral. 3) Grup horizontal Serat-serat grup ini meluas agak tegak lurus ke sumbu panjang gigi dari sementum ke tulang alveolar. Fungsinya sama dengan fungsi serat grup puncak alveolar. 4) Grup obliq (serat miring) Serat-serat ini merupakan grup yang paling besar diantara grup serat utama ligamentum periodontal. Grup ini meluas dari sementum ke arah koronal secara obliqua dan melekat ke tulang alveolar. Grup ini menerima tekanan yang paling besar selama ada tekanan vertical dan menyampaikannya berupa tarikan ke tulang alveolar. 5) Grup interradikular Grup ini meluas dari sementum percabangan akar gigi ke puncak septum interradikular. 6) Grup apical Grup ini menyebar dari region apikal gigi ke tulang pada fundus soket gigi. Susunannya tidak teratur dan tidak akan dijumpai sebelum pembentukkan akar gigi sempurna. Selain serat utama terdapat pula serat elastik dan serat oksitalan. Serat-serat ini letaknya tegak lurus terhadap bundle serta utama, tertanam dalam sementum dan tulang alveolar pada daerah sepertiga akar servikal, dan terlihat di sekeliling pembuluh darah. Fungsi serat oksitalan ini sampai sekarang belum diketahui.

d. Suplai darah Suplai darah ligamentum periodontal berasal dari arteri infraalveolar dan supraalveolar. Arteri ini mencapai ligamentum periodontal melalui arteri dentalis, arteri interdental-interradikular, dan anastomosis pembuluh darah gingiva. Sebelum masuk ke foramen apical dentis, pembuluh darah yang akan memasok pulpa gigi, bercabang ke ligamentum periodontal. Pembuluh interdental dan interradikular akan mengirimkan cabangnya ke ligamnetum periodontal melalui kanal-kanal yang ada di dalam tulang alveolar. e. Persarafan Umumnya saraf pada ligamentum periodontal mengikuti jalannya pembuluh darah, baik dari apical maupun interdental dan interradikular. f. Fungsi ligamentum periodontal Ada beberapa fungsi ligamentum periodontal, yang dapat dikelompokkan sebagai fungsi fisik, fungsi formatif, fungsi nutrisi, dan sensori. Fungsi fisik : 1) Menyalurkan tekanan oklusal ke tulang alveolar 2) Melekatkan gigi ke tulang alveolar 3) Memelihara hubungan jaringan gingiva ke gigi 4) Peredam tekanan 5) Melindungi pembuluh darah dan saraf dari tekanan mekanik Fungsi formatif Sel-sel pada ligamentum periodontal dan puncak tulang alveolar terkena oleh tekanan fisik pada proses pengunyahan, parafungsi, bicara, dan tekanan ortodonti. Elemen seluler pada ligamentum periodontal berpartisipasi pada pembentukkan maupun resopsi sementum dan tulang, yang hasilnya adalah pergeseran gigi secara fisiologis menyesuaikan lebar periodontal terhadap tekanan oklusal dan proses perbaikan kerusakan. Ligamentum periodontal secara terus-menerus mengalami proses pembentukkan kembali. Sel-sel dan serat-serat yang telah tua dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Sel-sel fibroblast membentuk serat kolagen, dan sisa-sisa sel mesenkim berkembang menjadi osteoblas dan sementeoblas. Fungsi nutrisi dan sensori Ligamentum periodontal melalui pembuluh darahnya akan memasok nutrisi ke sementum, tulang, dan gingiva. Persarafan ligamentum periodontal mempunyai kemampuan deteksi dan melokalisasi tekanan yang dikenakan pada gigi dan memegang peranan penting untuk mengontrol mekanisme neuromuscular otot-otot pengunyahan.

4.

Sementum Sementum merupakan suatu lapisan jarnagan klasifikasi yang ti[is dan menutupi permukaan kar gigi. Sementum ini berbatasan dengan email dan dentin, juga ligamentum periodontal. Strukturnya mempunyai banyak persamaan dengan struktur tulang. a. Pengertian dan Kandungan Sementum Sementum merupakan jaringan mesenkimal yang tidak mengandung pembuluh darah maupun saraf dan mengalami klasifikasi serta menutupi akar gigi anatomis. Selain melapisi akar gigi, sementum juga berperan di dalam mengikatkan gigi ke tulang alveolar, yaitu dengan serat utama ligamentum periodontal yang tertanam didalam sementum (serat sharpey). Sementum ini tipis pada daerah dekat perbatasannya dengan email dan makin menebal ke arah apeks gigi. Berdasarkan morfologinya sementum dibagi menjadi dua tipe, yaitu sementum aseluler (sementum primer) dan sementum seluler (sementum sekunder). Ada dua sumber serat kolagen pada sementum, yaitu : 1) Serat sharpey (ekstrinsik), yang merupakan bagian dari serat-serat utama ligamentum periodontal yang terpendam pada sementum, dan dibentuk oleh fibroblast. 2) Serat-serat yang dimiliki oleh matriks sementum (intrinsik) yang dihasilkan oleh sementoblas. Sementum aseluler adalah sementum yang pertama kali terbentuk, menutup kurang lebih sepertiga servikal atau hingga setengah panjang akar dan tidak mengandung sel-sel. Sementum ini dibentuk sebelum gigi mencapai bidang oklusal. Disini serat sharpey merupakan struktur utama , yang peran utamanya mendukung gigi. Sementara seluler terbentuk setelah gigi mencapai bidang oklusal, bentuknya kuran teratur (ireguler) dan mengandung sel-sel (sementosit) pada rongga-rongga yang terpisah-pisah (lacuna)yang berhubungan satu sama lain melalui anastomisi kanalikuli. Disbanding dengan sementum aseluler, sementum seluler kurang terklasifikasi dan hanya mengandung sedikit sel sharpey. Sementum aseluler maupun seluler tersusun membentuk lamellalamela yang dipisahkan oleh garis-garis incremental yang berjalan parallel dengan sumbu panjang gigi. Fungsi sementum turut mendukung gigi dalam soketnya, mengimbangi kehilangan substansi gigi karena pemakaian. b. Sementogenesis Selama pembentukkan email, korona gigi ditutupi oleh epithelium dental, bagian basal epithelium ini merupakan kantong epithelial hertwig. Kantong ini pada awalnya merupakan kerangka kemana dentin akan didepositkan, dengan demikian dentin yang mula-mula sekali dibentuk

akan ditutupi oleh epithelium yang memisahkan dentin dari jaringan pengikat yang ada disekitarnya. Mula-mula sekali sementum dibentuk oleh sel-sel jaringan pengikat, hal ini tak dapat terjadi jika dentin masih ditutupi oleh kantong tadi. Dengan adanya proses degenerasi dan proliferasi jaringan ikat, kantong ini akan dirusak sehingga akan terjadi kantong antara dentin dengan jaringan pengikat, (sisa-sisa epitel hertwig kita kenal sebagai sebutan dengan sisa epitel malassez), kemudian sementum akan didepositkan ke permukaan dentin. Sebelum sementoblas terbentuk, sel-sel jaringan pengikat yang berkontak dengan permukaan gigi berdeferensiasi menjadi sementoblas. Sel-sel ini akan membentuk sementum secara bertahap, tahap pertama akan dihasilkan sementoid yang kemudian akan mengalami klasifikasi menjadi semntum. II. PERKEMBANGAN JARINGAN PERIODONTAL SESUAI USIA a. Gingiva Epithelium Gingiva Penipisan dan penurunan keratinisasi pada epithelium gingiva dilaporkan dengan usia. Penemuan-penemuan yang signifikan tersebut dapat berisi sebuah peningkatan dalam permeabilitas epithelium pada antigens bacterial, penurunan resistensi pada trauma fungsional atau keduanya. Perubahan dengan aging termasuk flattening (pendataran) atau pengumpulan retepeg dan merubah densitas sel. Efek aging pada daerah junctional epithelium telah menjadi subjek pada banyak spekulasi. Migrasi junctional epithelium dari posisinya, sebagai contoh pada enamel, ke posisi apikal lainnya pada permukaan akar dengan disertai resesi gingiva. Luas dari attached gingiva akan diharapkan berkurang dengan usia, namun sebaliknya muncul sebagai suatu kebenaran. Migrasi pada junctional epithelium dipermukaan akar dapat disebabkan oleh erupsi gigi melalui gingiva pada suatu pertahanan kontak oklusal dengan gigi lawannya (erupsi pasif) sebagai suatu hasil pada permukaan gigi yang hilang dari atrisi. Resesi gingiva bukan merupakan proses fisiologi dari aging namun dijelaskan oleh efek kumulatif inflamasi atau trauma pada periodonsium. Jaringan Ikat Gingiva Meningkatnya usia menyebabkan kekasaran serta penebalan pada jaringan ikat gingival. Perubahan kualitatif dan kuantitatif pada kolagen termasuk peningkatan rata-rata soluble menjadi insoluble collagen. Meningkatnya mekanis, kekuatan dan denaturasi suhu. Akibat tersebut berindikasi pada meningkatnya stabilisasi kolagen yang disebabkan oleh karena perubahan dalam konformasi makromolekuler.

10

b.

c.

d.

Ligamen periodontal Perubahan pada ligamen periodontal yang berkaitan dengan lanjut usia yaitu berkurangnya fibroblas dan strukturnya lebih irregular, berkurangnya produksi matriks organik dan sisa sel epitel serta meningkatnya jumlah serat elastis. Semakin sedikit gigi yang masih ada akan semakin besar proporsi beban oklusalnya, hal ini mengakibatkan melebarnya ligament periodontal dan meningkatnya mobilitas gigi. Lebarnya celah akan menurun apabila gigi tidak berfungsi. Hal ini bisa menyebabkan gigi menjadi mudah tanggal dan hilang. Sementum Seiring bertambahnya usia, sementum bertambah tebal karena adanya deposisi atau kalsifikasi dari sementum seluler. Peningkatannya bisa 5-10 kali lipat seiring dengan bertambahnya usia. Penebalan terjadi biasanya pada permukaan apical dan lingual. Bentuk sementum yang terkalsifikasi tersebut tidak beraturan atau irreguler. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor predisposisi mudahnya pembentukan plak. Tulang alveolar Tulang akan mengalami reasorbsi dimana atropi selalu berlebihan. Perubahan morfologenik pada tulang alveolar mencerminkan adanya perubahan usia dalam situs yang menyerupai tulang. Secara spesifik pada periodonsium ditemukan adanya permukaan periodontalyang lebih ireguler dan lebih sedikit inserti regular sabut-sabut kolagen. Meskipun usia adalah faktor yang beresiko osteoporosis, hal tersebut tidak kausatif dan selanjutnya seharusnya dikenal dalam proses fisiologis menua.

11

Anda mungkin juga menyukai