Anda di halaman 1dari 26

Tuberkulosis Paru Akibat Kerja

Anggota:

Epidemiologi

Menurut BPS tahun 2006 jumlah usia produktif sebanyak 159.257.680 orang dan yang merupakan angkatan kerja sebanyak 106.281.795 (66,73%) orang, dimana sebagian besar waktu dalam hidupmya berada di tempat kerja. Artinya populasi pekerja dengan TB sebesar 70%. Sebagian pekerja berada di sektor informal dan berpendidikan rendah, higiene diri rendah dan lingkungan kerja yang buruk.

Definisi

TB merupakan penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman ini menyerang paru (TB paru), dan dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (TB ekstra paru) seperti pleura, kelenjar lymphe, tulang dll TB dapat disembuhkan dengan berobat secara tepat dan teratur minimal 6 bulan. Kuman TB menular (BTA posisitf) yang batuk dan menyebabkan basil melalui udara yang terhirup orang sehat.

Etiologi
1. 2. 3.

4.

Tertular oleh orang yang positif terkena TBC Pernah bekerja di bidang kimia Pernah mengalami kecelakaan sehingga mengakibatkan bagian paru- parunya rusak Lingkungan kerja yang tidak higienis

Risiko Penularan TB

Faktor Perilaku Pekerja

1. Personal hygiene Kebiasaan meludah Kebiasaan menggunakan alat pelindung diri (respirator) 2. Perilaku berobat bagi pekerja yang menderita TB 3. Kebiasaan merokok di tempat kerja

Faktor Lingkungan Tempat Kerja


1.

2.

Pencemaran debu yang tinggi Ventilasi dan hygiene tempat kerja yang buruk.

Cara penularan

Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana droplet ada dalam waktu yang lama.. Daya penularan dari seseorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Faktor yang memungkinkan seseorang terpapar kuman TB ditentukan konsentrasi droplet dalam udara dan lama menghirup udara tersebut. Risiko tertular tergantung dari tingkat terpapar dengan droplet nuclei dan kerentanan terhadap penularan. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.

Kenapa dengan Tempat Kerja?

Lingkungan yang spesifik dengan populasi yang terkonsentrasi pada tempat dan waktu yang sama. Pekerja umumnya tinggal di perumahan yang padat dengan lingkungan yang tidak sehat. 75% pasien TB adalah kelompok usia produktif.

Prinsip Penanggulangan TB di Tempat Kerja

Selalu berpihak pada hak pasien Menjaga kerahasiaan kondisi medis dan catatan medik sangat krusial untuk menjamin kepercayaan diri tenaga kerja percaya diri untuk mengobati penyakitnya Memberikan manfaat kesejahteraan sosial bagi pasien dan keluarganya Jaminan kesejahteraan sosial bagi pasien dan keluarga akan membantu pasien menyelesaikan pengobatan Memberikan perlindungan kepada orang lain yang berada di tempat kerja untuk tidak tertular oleh pasien TB di tempat kerja. Membantu pasien TB menyesuaikan beban kerja/tugas dengan kondisi kesehatannya, terutama untuk kurang lebih 2-4 minggu awal pengobatan. Untuk menjamin keberhasilan pengobatan diperlukan seorang pengawas menelan OAT (PMO ).

Pelaksanaan Penanggulangan TB di Tempat Kerja


1.

Penemuan Pasien TB di Tempat Kerja a. Identifikasi Suspek Menanyakan spakah memiliki gejala-gejala sebagai berikut: Gejala Utama: Batuk terus menerus selama 2-3 minggu Berdahak, khususnya bercampur darah Gejala tambahan: Kehilangan berat badan secara signifikan Berkeringat di malam hari dan demam Badan lemah dan nafsu makan berkurang Sesak nafas dan sakit dada

b.

Diagnosa TB Pemeriksaan dahak mikroskopis Pemeriksaan X-ray

Perhatikan!

Meyakinkan pasien bahwa TB dapat disembuhkan dengan berobat secara tepat Segera melakukan pengobatan dan pencatatan Pasien dapat kembali bekerja setelah menjalani pengobatan selama 2 minggu secara teratur (tidak menular lagi) dengan mempertimbangkan keadaan umum pasien Menjaga kerahasiaan pasien

Menjamin Lingkungan Tempat Kerja yang Aman

Menggunakan kampanye penyuluhan untuk mengurangi stigma. Mengembangkan dan menerapkan kebijakan manajemen yang jelas Menerapkan pengawasan lingkungan fisik. Pengendalian lingkungan fisik di tempat kerja merupakan cara yang efektif dalam mengendalikan penyebaran TB.

Jenis pekerjaan yang dapat memicu penyakit TBC

Pekerjaaann yang dapat menimbulkan TBC antara lain: 1. industri cat 2. industri amonia 3. Industri obatobatan antasida 4. Instri tembakau dan rokok 5. Industri bahanbahan kimia

Penatalaksanaan

Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan pemberian INH 5 10 mg/kgbb/hari.

Pencegahan (profilaksis) primer


Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+).

Lanjutan

INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-). Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah tidak ada. Pencegahan (profilaksis) sekunder Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC. Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan. Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :

Obat primer INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid. Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini. Obat sekunder Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.

Dosis obat antituberkulosis (OAT)


Obat Dosis harian (mg/kgbb/hari) 5-15 (maks 300 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-40 (maks. 2 g) 15-25 (maks. 2,5 g) 15-40 (maks. 1 g) Dosis 2x/minggu (mg/kgbb/hari) 15-40 (maks. 900 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 50-70 (maks. 4 g) 50 (maks. 2,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g) Dosis 3x/minggu (mg/kgbb/hari) 15-40 (maks. 900 mg) 15-20 (maks. 600 mg) 15-30 (maks. 3 g) 15-25 (maks. 2,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)

INH Rifampisin Pirazinamid Etambutol Streptomisi n

Pengobatan TBC pada orang dewasa Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada: Penderita baru TBC paru BTA positif. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3 Diberikan kepada: Penderita kambuh. Penderita gagal terapi. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3 Diberikan kepada: Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH). Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.

Pencegahan
Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampai tuntas. Bagi penderita untuk tidak membuang ludah sembarangan.

Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak udara dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara sehat. Memodifikasi tempat kerja agar udara bisa berganti dan sinar matahari pagi masuk ke dalam tempat kerja (bila memungkinkan) Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk .

CONTOH KASUS???

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai