Anda di halaman 1dari 3

Aku rapuh Tiap mendengar teriakknya Gegap hatinya saat bergolak Buatku makin luruh,,, Tak apa, Asal

dia mengerti betapa bermaknanya ia untukku,,

Aku bukan siapa siapa, Aku tak lebih baik dari mereka Sadar aku, jika ia bisa dapat mawar indah mekar Bukan teratai kering di tengah lumpur, macam aku,,, Tapi bagaimana lagi,,, Terlanjur teratai itu mengenal cinta, Tak rela jika harus melepasnya

Aku tak pernah tau, Apa yang ia pikirkan tentangku, Yang ku tau aku hanya sedang mencinta,,, Apa itu salah Rabbi??? Kau yang anugerahkan semua ini untukku, Membuat teratai layu yang hampir hilang tersenyum lagi Apa aku salah pertahankan cinta yang ku kenal pertama, Walau tak pasti ia mencintaiku atau tidak,,,

Aku tak perduli,,,

Sakit memang, tapi cinta ini membalutnya menutup luka itu, mengabaikan angkuhnya ia, menghapuskan keegoisannya, menghalau pengabaiannya terhadap ku,,,

teratai,,,

sedih memang menjadi sosok yang terabaikan,, tak pelak hampir musnah ia karena rintih rintih pilu penyayat yang tak terdengar siapapun, atau memang tak ada yang mau mendengar

ia terlalu hanyut dalam dunianya,,, aku mengerti, mencoba selalu mengerti,,, tapi tahan ujiku ada batasnya!!! Aku terabaikan, tapi aku coba tak merasakan

Allah,,, Jika suatu saat aku tak bisa menahan lagi semua ini Biarkanlah ia sadar

Jika aku menyayanginya, Tanpa pamrih, Tanpa suatu rencana, Tanpa suatu alas an Karena memang beginilah teratai,, Ia hanya sebatas mencinta, hanya sebatas mengharap Dan selalu menanti,,, Walau tak pasti,, Akankah cinta itu mendekatinya ke tengah lumpur

Anda mungkin juga menyukai