Anda di halaman 1dari 16

MODUL 1 REVIEW 1 STRUKTUR BAJA 1 PROFIL BAJA STANDAR dan METODE DESAIN Secara umum, sistem struktur baja

dapat dibagi atas tiga kategori, yaitu: struktur rangka, struktur cangkang/selaput dan struktur tipe suspensi/gantung. Struktur rangka: merupakan sistem struktur berbentuk rangka, banyak digunakan dalam sistem struktur bangunan gedung, biasanya terdiri rangka batang, balok dan kolom. Struktur cangkang/selaput: merupakan sistem struktur berbentuk kombinasi rangka dan selaput, banyak digunakan dalam industri tangki, kapal, misalnya: struktur tangki air dan badan kapal. Pada sistem struktur ini biasanya cangkang tersebut berfungsi sebagai pendukung beban, dengan elemen tarik dominan. Struktur tipe suspensi/gantung: merupakan sistem struktur berbentuk rangka dan tergantung pada kabel tarik sebagai komponen pendukung utama untuk memikul beban, misalnya jembatan gantung. Pada sistem struktur ini biasanya elemen tarik dominan. Adapun yang akan dibahas secara umum adalah berkaitan dengan kategori pertama yakni struktur rangka bangunan gedung, meliputi: rangka batang atap, balok dan kolom, keseluruhannya menggunakan profil baja standar. Didalam modul ini terdapat dua sub topik yang akan dibahas secara berturut-turut dalam setiap kegiatan belajar, yaitu: 1. Profil Baja Standar dan 2. Metode Desain 1. Profil Baja Standar Profil baja merupakan bentuk penampang yang paling banyak digunakan di dalam sistem struktur bangunan gedung dengan menggunakan material baja. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, sistem struktur bangunan gedung menggunakan profil baja pada bagian atap yang disebut rangka atap baja dan pada bagian lantai yang disebut balok dan kolom profil baja. Rangka atap baja, meliputi batang yang berfungsi sebagai gording dan elemen-elemen batang pembentuk rangkap batang, yakni, batang-batang bawah dan atas, batang vertikal dan diagonal.

11

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Yang menjadi pokok penting adalah bagaimana memilih profil baja yang sesuai dengan suatu sistem struktur rangka, misalnya dalam sistem struktur rangka yang dilengkapi dengan rangka batang atap kuda-kuda bangunan gedung. Bentuk dan dimensi profil baja merupakan hal penting yang perlu difahami dalam mendesain sistem struktur rangka. Profil baja apa saja yang akan digunakan untuk gording dan rangka batang atap, untuk balok dan kolom (tiang). Secara umum jenis-jenis profil baja yang lazim digunakan untuk struktur rangka adalah profil baja standar. Dalam kegiatan belajar pertama ini akan dipelajari lebih dalam lagi mengenai profil baja standar, khususnya: Profil baja standar Jerman Amerika Secara umum profil baja standar dikenal dalam empat golongan yaitu: Profil baja produk Eropah-Barat: Belgia, Luksemburg, Jerman, Perancis, dan Nederland. Profil baja produk Eropah-Tengah: Austria, Hongaria, dan Ceko-Slowakia. Profil baja produk Inggris. Profil baja produk Amerika: Amerika Serikat dan Kanada. Karena profil-profil baja tersebut diproduksi diberbagai negara, maka akan terjadi perbedaan dalam sistem dimensi/ukuran. Untuk negara Indonesia: biasanya digunakan profil-profil Jerman dan profil-profil Amerika, karena itu pula modul ini hanya menjelaskan profil baja standar Jerman dan Amerika. 1.1 Profil Baja Standar Jerman Profil baja standar Jerman yang akan dijelaskan adalah: Profil balok I dengan flens sempit dan flens lebar Baja kanal Baja siku sama kaki dan tidak sama kaki Baja T. Profil Balok Dengan Flens Sempit dan Flens Lebar dan Profil baja standar

11

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

t h

t h

b
Gambar 1. Profil balok I dengan flens sempit Profil Balok I Flens Sempit

b
Gambar 2. Profil balok I dengan flens lebar

Profil balok I dengan flens sempit dinyatakan dengan tanda profil I ditambahkan huruf NP dan disertai sebuah bilangan yang menunjukkan tinggi profil dalam cm. Contoh: I NP 10 artinya profil balok I dengan flens sempit, tinggi profil 100 mm = 10 cm. Biasanya profil I NP ini digunakan untuk balok dan kolom struktur baja dalam ukuran panjang normal dari 4-12 meter. Bila ingin mengetahui ukuran selengkapnya dari profil tersebut, anda dapat melihat Tabel Profil Baja Standar Jerman. Dari tabel profil baja diperoleh ukuran berikut untuk I NP 10, yaitu:

t h

d b

Tinggi profil (h) = 100 mm Lebar flens (b) = 50 mm Tebal badan (d) = 4,5 mm Tebal flens (t) = 6,8 mm Lereng pinggir dalam dari flens biasanya 1 : 7

Gambar 1. Profil balok I dengan flens sempit Profil Balok I Dengan Flens Lebar Profil balok I dengan flens lebar juga dinyatakan dengan tanda profil I, ditambahkan dengan huruf yang berbeda-beda yaitu: huruf DIE; DIN; DIR atau DIL dan disertai sebuah bilangan yang menunjukkan tinggi profil (cm), misalnya: I DIE 20; I DIN 20; I DIR 20; dan I DIL 20. DIE singkatan dari Differdange Economique (ekonomis), DIN singkatan dari Differdange Normal, DIR singkatan dari Differdange Renforce (diperkuat), dan DIL singkatan dari Differdange Leger (badan tipis).

11

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Tetapi harus diingat, bahwa untuk DIE dan DIR nomor-nomor itu tidak persis sesuai dengan ukuran tingginya profil dalam cm, demikian pula lebar flensnya berlainan ukurannya. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 2 berikut ini:

t h

b
Gambar 2. Profil I dengan flens lebar Supaya lebih cepat mengerti tentang perbedaaan profil I DIE, I DIN, dan I DIR, anda dapat mengikuti contoh berikut. Misalkan I DIE 10, I DIN 10, I DIR 10, dan I DIL 10. Dari tabel profil baja dapat dilihat ukurannya sebagai berikut: Uraian Tinggi profil (h) Lebar flens (b) Tebal badan (d) Tebal flens (t)
I DIE 10 (mm) I DIN 10 (mm) I DIR 10 (mm) I DIL 10 (mm)

94 99 5 8

100 100 6,5 11

112 104 10 17

100 100 5 10

Dari contoh di atas jelas terlihat bahwa I DIE jauh lebih ekonomis bila dibandingkan dengan I DIN, I DIR, dan I DIL. Di dalam struktur rangka biasanya I DIE, I DIN, I DIR, dan I DIL digunakan untuk balok dan kolom dalam ukuran panjang normal dari 4 12 meter. Profil Baja kanal Profil baja kanal dinyatakan dengan tanda [ ditambahkan dengan huruf NP dan diikuti dengan sebuah bilangan yang menunjukkan tinggi profil dalam cm. Contoh: [ NP 12 artinya tinggi profil adalah 12 cm. Baja kanal ini dijual dalam panjang normal dari 4-12 meter. Baja kanal ini sering dipakai untuk gording pada struktur rangka. Tetapi banyak juga dipakai untuk kolom yang terdiri atas dua buah profil yang dijadikan satu dengan pelat-pelat kopel.

11

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Untuk mengetahui ukuran selengkapnya, silahkan dilihat dalam tabel profil baja. Untuk lebih jelasnya dapat anda lihat Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Profil Baja Kanal Baja Siku Sama Kaki Dan Tidak Sama Kaki Profil ini dinyatakan dengan tanda L dengan tiga buah bilangan yang menunjukkan tinggi, lebar, dan tebal profil dalam mm. Baja siku ini dijual dalam panjang normal dari 3 6 meter. Baja siku sama kaki menunjukkan tinggi profil sama dengan lebar profil. Sedangkan baja siku tidak sama kaki tentu tinggi profil tidak sama dengan lebar profil. Contoh Baja Siku Sama Kaki: L100.100.10. L100.100.10. artinya tinggi profil 100 mm, lebar profil 100 mm, dan tebal profil 10 mm. Contoh Baja Siku Sama Kaki: L100.150.10. L100.150.10. artinya lebar profil 100 mm, tinggi profil 150 dan tebal profil 10 mm. Untuk lebih jelas anda melihat Gambar 4. dan Gambar 5. berikut ini:

Gambar 4. Baja Siku Sama Kaki

Gambar 5. Baja Siku Tidak Sama Kaki

Dalam struktur rangka, baja siku ini dipakai untuk menghubungkan elemen-elemnen struktur yang dikeling, dan juga dipakai untuk batang-batang rangka kuda-kuda, yakni untuk batang vertikal, batang diagonal, dan batang horisontal.

11

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Profil Baja T Profil ini dinyatakan dengan tanda T dengan sebuah bilangan yang menunjukkan tinggi profil dan lebar profil dalam cm. Contoh: T 20 artinya tinggi profil 20 cm dan lebar profil 20 cm, sedangkan ukuran tebalnya dapat dilihat di tabel profil baja. Dan profil ini dinamakan baja T sama sisi. Sedangkan baja T tidak sama sisi adalah b = 2h, ini artinya lebar profil sama dengan 2 kali tinggi profil (rusuk). Ukuran panjang normal profil ini dari 3-12 meter. Profil baja T tidak banyak dipakai dalam sistem struktur baja, umumnya dapat dipakai sebagai batang-batang pekerjaan rangka batang kuda-kuda dalam struktur-struktur menggunakan sambungan las. Untuk lebih jelasnya profil baja T dapat anda lihat pada Gambar 6. dan Gambar 7. berikut:

Gambar 6. Baja T Sama Sisi 1.2 Profil Baja Standar Amerika

Gambar 7. Baja T Tidak Sama Sisi

Profil Baja Standar Amerika yang dijelaskan di dalam modul ini adalah: Wide Flange Shapes Structural Tees Berikut ini akan dijelaskan secara berurutan: Wide Flange Shapes Wide Flange Shapes adalah profil balok dengan flens lebar. Wide flange ditemukan oleh Henry Grey sehingga profil ini sering disebut balok-balok Grey. Wide Flange Shapes dinyatakan dengan tanda WF dan dengan dua bilangan. Contoh: WF 18 x 96 artinya tinggi profil 18 inchi dan berat profil 96 lbs/ft. Tetapi ada juga Wide Flange dinyatakan dengan tanda WF dan empat buah bilangan untuk menunjukkan ukuran. Contoh: WF 200 x 200 x 8 x 12 artinya tinggi profil 200 mm, lebar flens 200 mm, tebal badan 8 mm, dan tebal flens 12 mm.

11

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 8 berikut ini. Didalam struktrur rangka biasanya profil WF digunakan untuk balok dan kolom.

Gambar 8. Wide Flange Shapes Karena kemajuan teknologi, maka profil WF lebih efisien dan semakin banyak digunakan bila dibandingkan dengan profil DIR, DIN, DIE, dan DIL. Structural Tees Structural Tees adalah baja T yang bentuknya mirip dengan baja T standar Jerman. Profil T struktural dibuat dengan membelah dua profil sayap lebar atau balok I WF. Profil T struktural dinyatakan dengan tanda WF Contoh: WF 200 x 200 x 8 x 12 artinya tinggi profil T struktural 100 mm, lebar flens 200 mm, tinggi badan 8 mm, dan tebal flens 12 mm. (Coba bandingkan dengan Wide Flange Shapes WF 200 x 200 x 8 x 12 yang di atas, tinggi profil T persis dengan profil WF , bukan ?). Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 9 berikut dan mengenai ukurannya perhatikan tabel konstruksi baja yang menunjukkan profil ini.

Gambar 9. Bentuk Penampang Profil T Kalau baja T standar Jerman tidak banyak digunakan dalam sistem struktur baja di Indonesia, tetapi profil T struktur baja di Indonesia sebagai batang pada struktur rangka.

11

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

1.3 Kesimpulan Profil-profil baja yang digunakan di Indonesia adalah profil baja standar Jerman dan profil baja standar Amerika. Tetapi karena kemajuan teknologi selalu menggunakan profil yang lebih efisien, maka penggunaan profil WF semakin digemari, karena lebih efisien bila dibandingkan dengan profil I NP, I DIE, I DIR, dan I DIL, profil I NP, I DIE, I DIN, I DIR, I DIL. IWF biasanya digunakan untuk kolom dan balok pada struktur rangka. Baja kanal [ biasanya digunakan untuk gording, tetapi bisa juga digunakan untuk kolom tetapi terdiri dari dua buah profil yang dijadikan satu dengan pelat kopel. Sedangkan baja siku dan baja T biasanya digunakan untuk batang-batang dari pekerjaan rangka batang kuda-kuda.

2. METODE DESAIN STRUKTUR BAJA Perencanaan prinsip-prinsip struktur statika, adalah dinamika, kombinasi mekanika seni dan ilmu dan pengetahuan yang untuk

menggabungkan intuisi para ahli struktur mengenai perilaku struktur dengan pengetahuan bahan, analisis struktur, menghasilkan struktur yang ekonomis dan aman selama masa layannya. Metode perhitungan yang berdasarkan keilmuan harus menjadi pedoman dalam proses pengambilan keputusan, namun tidak untuk diikuti secara membabi buta. Kemampuan intuisi yang dirasionalkan oleh hasil-hasil perhitungan dapat menjadi dasar poses pengambilan keputusan yang baik. Struktur optimum dicirikan sebagai berikut: a. biaya minimum, b. bobot minimum, c. periode konstruksi minimum, d. kebutuhan tenaga kerja minimum, e. biaya manufaktur minimum, f. manfaat maksimum pada saat layan.

Kerangka perencanaan struktur adalah proses penentuan jenis struktur dan pendimensian komponen struktur demikian sehingga beban kerja dapat dipikul secara aman, dan perpindahan yang terjadi dapat ditolerir oleh syarat-syarat yang berlaku.

11

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Prosedur perencanaan secara iterasi dilakukan sebagai berikut: 1. Perancangan.penetapan fungsi-fungsi struktur dan kriteria keberhasilan yang optimum. 2. Penetapan konfigurasi struktur preliminari berdasarkan step 1. 3. Penetapan beban-beban kerja yang harus dipikul. 4. Pemilihan tipe dan ukuran preliminari komponen struktur berdasarkan step 1, 2, 3. 5. Analisis struktur untuk menetapkan gaya-gaya-dalam dan perpindahan. 6. Evaluasi perancangan struktur optimum 7. Perencanaan ulang dari step 1 s/d 6. 8. Perencanaan akhir untuk menguji step 1 s/d 7. Pembebanan Beban kerja pada struktur atau komponen struktur dapat ditetapkan berdasarkan peraturan pembebanan yang berlaku. Pada struktur baja terdapat tiga jenis beban yaitu: beban mati (tetap), beban hidup (sementara) dan beban tambahan. Beban mati (tetap) adalah beban-beban yang bersifat tetap selama masa layan, antara lain berat sendiri profil baja struktur dan seluruh bahan-bahan bangunan yang lain yang secara tetap akan didukung profil tersebut, misalnya pipa-pipa, saluran-saluran listrik, AC/heater, lampu-lampu, penutup lantai/atap, dan plafon. Beban hidup (sementara) adalah beban-beban yang berubah besar dan lokasinya selama masa layan, antara lain berat manusia, perabotan, peralatan yang dapat dipindah-pindah, beban-beban lalu lintas kendaraan, dan barang-barang lainnya, termasuk beban dinamis mesin. Beban tambahan: terdiri dari beban-beban dengan waktu pembebanan yang singkat seperti beban angin, gaya akibat pengereman kendaraan, gaya akibat goncangan dari gempa bumi (beban gempa). Beban angin adalah tekanan-tekanan yang berasal dari gerakan-gerakan angin.

Umumnya perlu diperhitungkan pada luas bidang tangkap angin yang relatif luas pada bangunan dengan beban-beban yang relatif ringan. Beban gempa adalah gaya-gaya yang berasal dari gerakan-gerakan tanah

dikombinasi dengan sifat-sifat dinamis struktur. Karena seringkali percepatan horisontal

11

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

tanah lebih besar daripada percepatan vertikal, dan struktur secara umum lebih sensitif terhadap gerakan horisontal daripada gerakan vertikal, maka pengaruh seringkali lebih menentukan daripada pengaruh gempa vertikal. Setiap beban yang didukung suatu profil baja akan mengakibatkan tegangan yang berbedabeda pada profil tersebut, karena tergantung dari luas penampang profil tersebut. Dalam kegiatan belajar ini dapat dipelajari lebih dalam tentang metode desain yang berkaitan dengan tegangan yang terjadi pada profil penampang baja. Desain struktur harus memenuhi kriteria kekuatan (strength), kemampuan layan (serviceability) dan ekonomis (economy). Kekuatan berkaitan dengan kemampuan umum dan keselamatan struktur pada kondisi pembebanan yang ekstrem. Struktur diharapkan mampu bertahan meskipun terkadang mendapat beban yang berlebihan tanpa mengalami kerusakan dan kondisi yang membahayakan selama waktu pemakaian struktur tersebut. Kemampuan layan mengacu pada fungsi struktur yang sesuai, berhubungan dengan tampilan, stabilitas dan daya tahan, mengatasi pembebanan, defleksi, vibrasi, deformasi permanen, retakan dan korosi, dan persyaratan-persyaratan desain lainnya. Ekonomis mengutamakan pada keseluruhan persyaratan biaya material, pelaksanaan konstruksi dan tenaga kerja, mulai tahapan perencanaan, pabrikasi, pendirian dan pemeliharaan struktur. Secara umum ada dua filosofi perencanaan yang dipakai dewasa ini, yaitu: Filosofi perencanaan tegangan kerja-elastis (working stress design), elemen struktur harus direncanakan sedemikian rupa hingga tegangan yang terjadi/dihitung akibat beban kerja, atau servis, tidak melampaui tegangan izin yang telah ditetapkan. Tegangan izin ini ditentukan oleh peraturan bangunan atau spesifikasi untuk mendapatkan faktor keamanan terhadap tercapainya tegangan batas, seperti tegangan leleh minimum atau tegangan tekuk (buckling). gempa horisontal

11

10

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Setiap beban yang didukung suatu profil baja akan mengakibatkan tegangan yang berbedabeda pada profil tersebut, karena tergantung dari luas penampang profil tersebut. Masih ingatkah hukum Hooke?. Tegangan adalah besarnya gaya dibagi dengan luas penampang suatu profil baja. Dalam kegiatan belajar ini dapat dipelajari lebih dalam tentang metode desain yang berkaitan dengan tegangan yang terjadi pada profil penampang baja. Tegangan dihitung harus berada dalam batas elastis, yaitu tegangan sebanding dengan regangan. Filosofi perencanaan keadaan batas (limit state) Filosofi ini adalah metode yang umumnya disebut perencanaan kekuatan batas, perencanaan kekuatan, perencanaan plastis, perencanaan faktor beban, perencanaan batas dan istilah yang terbaru adalah: LRFD Load and Resistance Factor Design. atau Perencanaan faktor tahanan dan beban. Keadaan batas adalah istilah umum yang berarti suatu keadaan pada struktur bangunan di mana bangunan tersebut tidak dapat memenuhi fungsi yang telah direncanakan. Keadaan batas dapat dibagi atas dua kategori: kekuatan dan kemampuan layan 1) Keadaan batas kekuatan (strength), dan 2) Kemampuan layan (serviceability). Keadaan batas kekuatan (atau keamanan) adalah kekuatan daktilitas maksimum (biasa disebut kekuatan plastis), tekuk, lelah (fatigue), pecah (fracture), guling, dan geser. Keadaan batas kemampuan layan berhubungan dengan penghunian bangunan, seperti lendutan, getaran, deformasi permanen, dan retak. Dalam perencanaan keadaan batas, keadaan batas kekuatan atau batas yang berhubungan dengan keamanan dicegah dengan mengalikan suatu faktor pada pembebanan. Berbeda dengan perencanaan tegangan kerja yang meninjau keadaan pada beban kerja, peninjauan pada perencanaan keadaan batas ditujukan pada ragam keruntuhan (failure mode) atau keadaan batas dengan membandingkan keamanan pada kondisi keadaan batas.

11

11

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

2.1 Metode Tegangan Izin atau ASD (Allowable Stress Design) Metode ASD (Allowable Stress Design) merupakan metode konvensional dalam perencanaan sistem struktur. Metode ini menggunakan beban servis sebagai beban yang harus dapat ditahan oleh material penampang elemen struktur. Agar struktur aman maka harus direncanakan bentuk dan kekuatan bahan yang mampu menahan beban tersebut. Tegangan maksimum yang diizinkan terjadi pada suatu struktur saat beban servis bekerja harus lebih kecil atau sama dengan tegangan leleh ( ). ) maka

Untuk memastikan bahwa tegangan yang terjadi tidak melebihi tegangan leleh ( diberikan faktor keamanan terhadap tegangan izin yang boleh terjadi.

= tegangan yang terjadi (MPa). = tegangan izin (MPa). =tegangan leleh baja (MPa). = safety factor (faktor keamanan) Besaran faktor keamanan yang diberikan umumnya sama dengan 1,5, sehingga boleh dipastikan bahwa tegangan maksimum yang diizinkan terjadi adalah 2/3 akan terletak pada daerah elastis. yang berarti juga

11

12

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Daerah Elastis Tegangan izin

Titik Leleh

Batas Proporsional

Perencanaan memakai ASD akan memberikan penampang yang lebih konvensional. Tegangan izin untuk beban tetap Tegangan normal yang diizinkan sama dengan tegangan dasar: Tegangan geser yang diizinkan sama dengan 0,58 kali tegangan dasar: Tegangan izin untuk beban sementara Tegangan dasar izin: atau tegangan normal izin :

Untuk elemen baja yang mengalami kombinasi tegangan normal dan tegangan geser, maka tegangan idiil yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan dasar Besarnya tegangan idiil digunakan rumus Huber Henky: Harga Tegangan dasar baja tergantung dari jenis baja, misalnya: Bj 34 (Fe310), Bj 37 (Fe 360), Bj 44 (Fe 430), dan Baja 52 (Fe 510). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 1 mengenai harga tegangan dasar saja. Tabel 1. Harga Tegangan Dasar Macam Baja Tegangan Leleh Kg/cm2 2100 2400 2500 2800 2900 MPa 210 240 250 280 290 Tegangan Dasar Kg/cm2 1400 1600 1666 1867 1933 MPa 140 160 166,6 186,7 193,3 .

Bj 34 Bj 37 Bj 41 Bj 44 Bj 50

11

13

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Bj 52 Keterangan:

3600

360

2440

244

Harga-harga yang tercantum diatas adalah untuk elemen-elemen yang tebalnya < 40 mm. Untuk elemen-elemen yang tebalnya (t) lebih dari 40 mm, tetapi kurang dari 100 mm (40 mm < t < 100 mm), harga-harga diatas harus dikurangi 10%. Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas, silahkan anda ikuti contoh berikut ini. Contoh 1: Diketahui suatu elemen baja yang terbuat dari jenis baja Bj 37. Ditanya: berapakah tegangan normal izin ( ) untuk beban tetap? . =1600 kg/cm2.

Jawab: Untuk beban tetap, tegangan normal izin adalah Lihat tabel 1 untuk Bj 37 tegangan dasarnya

= 1600 kg/cm2, maka

Contoh 2: Diketahui suatu elemen baja yang terbuat dari jenis Baja Bj 37. Ditanya: berapakah tegangan normal izin ( ) untuk beban sementara?

Jawab: Untuk beban sementara, tegangan normal izin adalah: Lihat tabel 1 untuk baja Bj 37 Tegangan dasarnya ( ) = 1600 Kg/cm2, maka = 1,3x1600 kg/cm2 = 2080 kg/cm2 Contoh 3: Diketahui suatu elemen baja yang terbuat dari jenis baja Bj 37 yang tebalnya 50 mm. Ditanya: berapakah harga tegangan dasar? Jawab: Untuk elemen baja yang tebalnya lebih dari 40 mm dan kurang dari 100 mm, maka tegangan dasarnya dikurangi 10%. Dari tabel 1 diketahui untuk Bj 37 tegangan dasar Untuk Bj tegangan dasar = 1600 kg/cm2 = 1600 kg/cm2.

Maka Bj 37 (t=50 mm) = 1600 kg/cm2 10% (1600) = 1600 kg/cm2 160 kg/cm2= 1440 kg/cm2 Kesimpulan untuk Metode Tegangan Izin

11

14

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Di dalam perencanaan struktur baja, tegangan yang timbul tidak boleh melebihi tegangan izin dari setiap elemen baja yang digunakan, karena tegangan izin tersebut berkaitan dengan regangan dari suatu jenis baja. Makanya untuk baja bangunan hendaknya dipakai konstanta modulus elastisitas (E)= 2.100.000 kg/cm2. Tegangan izin dari bahan baja juga dipengaruhi jenis pembebanan yaitu beban tetap dan beban sementara. Untuk pembebanan sementara tegangan dasarnya dinaikkan sebesar 30%. Harga-harga tegangan dasar yang tercantum didalam Tabel 1 tersebut diatas adalah untuk elemen-elemen yang tebalnya kurang dari 40 mm, sedangkan untuk elemen-elemen yang tebalnya lebih dari 40 mm, tetapi kurang dari 100 mm, maka harga-harga tersebut harus dikurangi 10%. 2.2 Metode LRFD atau Load and Resistance Factor Design Metode LRFD (Load and Resistance Factor Design ) lebih mementingkan perilaku bahan atau penampang pada saat terjadinya keruntuhan. Seperti diketahui bahwa suatu bahan (khususnya baja) tidak akan segera runtuh ketika tegangan yang terjadi melebihi tegangan leleh ( bahan tersebut. ), namun akan terjadi regangan plastis pada

Batas Proposional

Kekuatan Batas Keruntuhan

Apabila tegangan yang tejadi sudah sangat besar maka akan terjadi strain hardening yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tegangan sampai ke tegangan runtuh/tegangan ultimate ( ). Pada saat tegangan ultimate dilampaui maka akan terjadi keruntuhan bahan.

11

15

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Metode LRFD umumnya menggunakan perhitungan dengan menggunakan tegangan ultimate ( ) menjadi tegangan izin, namun tidak semua perhitungan metode LRFD menggunakan tegangan ultimate ( ), ada juga perhitungan yang menggunakan tegangan leleh ( ), terutama

pada saat menghitung deformasi struktur yang mengakibatkan ketidakstabilan struktur tersebut. Metode LRFD menggunakan beban terfaktor sebagai beban maksimum pada saat terjadi keruntuhan. Beban servis akan dikalikan dengan faktor amplikasi yang tentunya lebih besar dari 1 dan selanjutnya akan menjadi beban terfaktor. Selain itu kekuatan nominal (kekuatan yang dapat ditahan bahan) akan diberikan faktor resistensi juga sebagai faktor reduksi akibat dari ketidak sempurnanya pelaksanaan di lapangan/pabrik.

=Faktor resistansi (Faktor reduksi kekuatan) atau faktor tahanan = Kuat nominal material penampang (kN) = Faktor beban (load factor) = Beban servis (layan) (kN) Besaran faktor resistansi berbedabeda untuk setiap perhitungan kekuatan yang ditinjau, misalnya: untuk kekuatan tarik digunakan faktor reduksi 0,9 dan untuk kekuatan tekan digunakan faktor reduksi 0,75. Dapat dilihat bahwa untuk penampang yang sama hasil kekuatan nominal yang akan didapat dari metode LRFD akan lebih tinggi dari metode ASD. ========================================================================

11

16

Struktur Baja II Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai