Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI MANAJEMEN

PENENTUAN HARGA TRANSFER MODUL 10

PENYUSUN NURUL HIDAYAH, SE.AK.MSI

Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Jakarta 2007

HARGA TRANSFER
(TRANSFER PRICING)

A.

PENGERTIAN. Harga Transfer (Transfer Pricing) adalah: Biaya (cost) atau harga (price) yang dibebankan atas pemindahan (transfer) suatu barang atau jasa dari satu divisi ke divisi lain dalam suatu perusahaan (transaksi antar divisi secara internal perusahaan). Harga Transfer lazimnya dipraktikkan oleh perusahaan yang organisasinya berbentuk desentralisasi dan pertanggungjawaban dilakukan melalui pusat laba (profit center) atau pusat investasi (investment center). Contoh: PT Krakatau Steel Cilegon dalam menjalankan aktivitas produksinya memiliki tiga divisi, yaitu devisi X, divisi Y, dan divisi Z. Masing-masing divisi menjalankan aktivitas produksi sesuai dengan ruang lingkup kegiatannya. Hasil produksi (output) divisi X mungkin dapat dijual ke divisi Y atau dijual ke pihak luar perusahaan. Demikian juga output divisi Y dapat dijual ke divisi Z sebagai bahan baku di divisinya atau mungkin langsung dijual ke pihak luar perusahaan. Jika terjadi penjualan antar divisi, misalkan divisi X menjual ke divisi Y, maka transaksi antara divisi X dan divisi Y disebut transfer pricing. Karena organisasi perusahaan bersifat desentralisasi maka keputusan untuk menentukan biaya produksi dan harga jual produk adalah menjadi wewenang masing-masing divisi, meskipun tidak mutlak. Untuk itu, dalam hal terjadinya transaksi antar divisi (transfer pricing) sebaiknya perusahaan (kantor pusat) tidak melakukan intervensi, karena masing-masing divisi akan diukur kinerjanya dari perolehan laba masing-masing divisi.

B.

TUJUAN PENETAPAN HARGA TRANSFER Sistem penentuan harga transfer harus memenuhi tiga tujuan berikut : 1. Evaluasi prestasi divisi secara akurat 2. Keselarasan tujuan antara divisi dan perusahaan 3. Tetap terjaganya otonomi divisi

C.

METODE PENETAPAN HARGA TRANSFER.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Ada tiga pendekatan atau metode yang lazim digunakan dalam menetapkan harga transfer: 1. 2. Metode harga pasar (marked-based method). Metode berdasarkan biaya (at cost method), terdiri dari: a. Berdasarkan biaya variabel (variable cost), b. Berdasarkan biaya penuh (full cost). 3. Metode negosiasi (negosiation methods).

Untuk masing masing metode akan diilustrasikan pada bahasan berikut ini!. 1. Transfer Pricing berdasarkan Market-Based Methods. Harga pasar yang kompetitif seringkali dianggap sebagai pendekatan terbaik dalam penentuan harga transfer, terutama jika negosiasi menyangkut harga transfer terjadi kemandekan. Jika harga pasar digunakan sebagai dasar untuk menetapkan harga transfer, maka manajer divisi yang menjual tidak akan kehilangan apapun dengan melakukan kegiatan transfer produk, disisi lain manajer divisi pembelian juga akan mendapatkan kepastian tentang jumlah cost actual yang akan ditanggung perusahaan secara keseluruhan menyangkut transfer produk antar divisi namun secara internal perusahaan. Praktik transfer pricing dengan metode harga pasar akan terjadi dalam kondisi tidak terdapat kapasitas menganggur (iddle capacity). Persoalan baru akan muncul tatkala divisi penjual memiliki kapasitas menganggur. Contoh: McDonald Ltd. memiliki bisnis utama restoran siap saji, disamping juga sebagai produsen makanan kecil dan minuman dengan kualitas prima. Salah satu divisi yang dimiliki dan sudah beroperasi adalah Dunkin Donald yang menjual makanan siap saji. Selain menjual makanan Dunkin Donald juga menjual aneka minuman baik ringan maupun semi keras. Salah satu jenis minuman yang dijual adalah bir klutuk. Dalam kegiatan bisnisnya, McDonald Ltd. baru saja membeli divisi usaha baru yaitu Plamongan Beverage yang menghasilakn bir klutuk. Dalam perjalanannya, Manajer Divisi Bir Klutuk telah melobi Manajer Divisi Dunkin Donald untuk penjualan di restoran siap saji Dunkin Donald. Manajer Divisi Dunkin Donal sepakat bahwa kualitas bir klutuk Plamongan Beverage sebanding dengan kualitas aneka minuman bir yang biasa mereka jual. Persoalannya adalah masalah harga. Berikut ini adalah informasi tentang produk dan biaya untuk kedua divisi tersebut periode bulan April 2007:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Divisi Plamongan Beverage Kapasitas Produksi pabrik 10.000 liter divisi bir klutuk per bulan. Biaya produksi variabel $ 8. per liter bir klutuk. Total biaya tetap per bulan $ 70.000 Harga jual bir klutuk $ 20. per botol yang sudah beredar di pasar (asumsi tiap 1 liter dikemas menjadi 2 botol) Divisi Dunkin Donald Harga pokok yang dipatok untuk $ 18. per botol minuman jenis bir klutuk Penjualan normal 2.000 liter bir klutuk per bulan Berdasarkan data diatas, berapa harga transfer yang harus ditetapkan dan disepakati oleh kedua divisi tersebut, jika digunakan market-based transfer pricing?. Jawab: Selama ini Plamongan Beverage telah menjual bir klutuk dengan harga pasar $ 20 per botol. Sebenarnya tanpa membeli dari Plamongan Beverage, Dunkin Donald dapat membeli bir klutuk dari pemasok luar dengan harga Rp 18. per botol. Namun kenapa Dunkin Donald bersedia membeli bir klutuk tersebut dari Plamongan Beverage, padahal harga dari pemasok lebih rendah dibanding dengan harga jual Plamongan Beverage. Dalam beberapa skema penetapan harga, transfer pricing akan diturunkan sampai Rp 18. dan Dunkin Donald akan diarahkan untuk membeli dari Plamongan Beverage sepanjang Plamongan Beverage bersedia menjual. Harga pasar luar untuk bir jahe yang dihasilkan oleh Plamongan Beverage adalah $ 20 per barel. Walaupun begitu, Dunkin Donald dapat membeli seluruh bir jahe yang diinginkannya dari pemasok luar seharga $ 18 per barel. Mengapa Dunkin Donald bersedia membeli dari Plamongan Beverage, padahal di pasar harganya lebih rendah? Dalam beberapa skema, harga transfer akan diturunkan sampai $ 18, harga pasar penjual luar, dan Dunkin Donald akan diarahkan untuk membeli dari Imperial Beverage sepanjang Plamongan Beverage bersedia menjual. Perspektif penjual: Harga transfer biaya variabel per unit + (margin kontribusi total pada hilangnya penjualan / jumlah unit yang ditransfer) Perspektif pembeli: Harga transfer biaya yang dibayarkan kepada pemasok luar. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Berdasarkan kasus di atas: Devisi penjual, akan tertarik dalam proposal hanya jika: Karena devisi penjual memiliki kapasitas menganggur, tidak ada kehilangan penjualan reguler, karena biaya variabel per unit adalah 8, harga transfer terendah yang dapat diterima divisi penjualan juga sebesar 8. Perhitungan: Harga transfer 8 + ( 0 / 2000) = 8 Devisi Pembeli, akan dapat membeli yang serupa dari suatu penjual luar seharga 18. Oleh karena itu, devisi pembeli tidak akan bersedia membayar lebih dari 18 per unit. Mengkombinasikan persyaratan-persyaratan divisi penjual maupun divisi pembeli, jangkauan harga-harga transfer yang dapat diterima dalam situasi ini adalah: 8 harga transfer 18 Jika divisi Plamongan B menjual ke konsumen luar sebanyak 9.000 barel, dan pihak divisi pembeli atau Dunkin Donald masih membutuhkan bir sebanyak 2.000 barel, apakah harga transfer akan terjadi? Jawab: Harga transfer biaya variabel + ( margin kontribusi pada produk hilang / jumlah unit yang ditransfer) Harga transfer $ 8 + ( $ 20 - $ 8 ) 1000 / 2000 Harga transfer $ 8 + ( 12 / 2 ) Harga transfer $ 8 + $ 6 Harga transfer $ 14 Jadi kesimpulannya harga transfer yang terjadi: $ 14 Harga transfer $ 18 2. Transfer Pricing berdasar Cost Methods. Hampir separoh perusahaan di dunia memparktikkan transfer pricing menggunakan metode cost (Horngren, 1999). Namun sayangnya terdapat banyak perbedaan dalam menafsirkan atau mendefenisikan biaya (cost). Beberapa perusahaan hanya menggunakan variable cost, Ada pula perusahaan yang menggunakan full cost, Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sebagaian lagi mempraktikkan full cost plus profit mark-up. Sebagian ada pula yang mempraktikkan standard costs dan actual costs.

Meskipun praktik transfer pricing didasarkan atas berbagai sudut pandang mendefenisikan biaya, namun secara umum transfer pricing sangat identik dengan alokasi biaya (cost allocation). Biaya terjadi, dikumpulkan dan dihitung pada satu divisi / segment / departemen untuk kemudian dibebankan atau ditransfer ke divisi berikutnya. Alokasi biaya pada transfer pricing dapat dilakukan atas dasar analisis perilaku biaya. Contoh: Apple sebagai perusahaan yang memproduksi komputer. Salah satu divisinya (divisi I) memproduksi keyboards. Keyboard yang telah selesai diproduksi kemudian ditransfer ke divisi berikutnya (divisi II) untuk menyelesaikan perakitan komputer. Manajer Divisi Keyboard tentu saja lebih mengetahui cost driver dalam menentukan cost secara keseluruhan dari keyboards tersebut dibanding manajer divisi II. Kebanyakan perusahaan mempraktikkan transfer pricing atas dasar biaya produksi baik biaya produksi variabel (variable cost) maupun biaya produksi penuh (full cost) yang terjadi pada divisi penjual. Meskipun metode ini banyak diterapkan karena kesederhanaannya, namun memiliki beberapa kelemahan: Meskipun metode ini banyak diterapkan karena kesederhanaannya, namun memiliki beberapa kelemahan: Transfer pricing metode cost terutama full costing method Penggunaan metode cost, terutama full cost sebagai harga trasfer dapat mengarah pada keputusan buruk dan oleh karenanya pada suboptimisasi. Jika cost digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap penjualan internal. Satu-satunya divisi yang menghasilkan suatu keuntungan adalah divisi yang melakukan penjualan akhir pada pihak luar. Divisi penjual tidak akan pernah memperoleh laba dari aktivitas penjualan antar divisi (internal perusahaan). Divisi penjual akhirlah yang diuntungkan dan tentu saja diharapkan dapat memasimalkan keuntungan kepada perusahaan secara keseluruhan yang tentunya akan berimbas pada divisi yang memasok ke divisi penjual. Harga transfer yang didasarkan pada cost tidak menyediakan insentif untuk mengendalikan biaya. Transfer pricing yang didasarkan pada cost method tidak menyediakan insentif untuk mengendalikan biaya antar divisi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Alokasi biaya pada transfer pricing dapat dilakukan atas dasar analisis perilaku biaya. Contoh: Pop sebagai perusahaan yang memproduksi komputer. Salah satu divisinya memproduksi keyboards. Keyboard yang telah selesai diproduksi kemudian ditransfer ke divisi berikutnya untuk menyelesaikan perakitan komputer. Manajer Divisi Keyboard tentu saja lebih mengetahui cost driver dalam menentukan cost secara keseluruhan dari keyboards tersebut dibanding manajer divisi II. Kebanyakan perusahaan mempraktikkan transfer pricing atas dasar biaya produksi baik biaya produksi variabel (variable cost) maupun biaya produksi penuh (full cost) yang terjadi pada divisi penjual. Meskipun metode ini banyak diterapkan karena kesederhanaannya, namun memiliki beberapa kelemahan: Transfer pricing atas dasar cost methods terutama full costing method dapat mengarah pada keputusan yang tidak menguntungkan bagi divisi penjual. Divisi penjual tidak akan pernah memperoleh laba dari aktivitas penjualan antar divisi (internal perusahaan). Divisi penjual akhirlah yang diuntungkan dan tentu saja diharapkan dapat memasimalkan keuntungan kepada perusahaan secara keseluruhan yang tentunya akan berimbas pada divisi yang memasok ke divisi penjual. Transfer pricing yang didasarkan pada cost method tidak menyediakan insentif untuk mengendalikan biaya antar divisi. Pertanyaannya, kenapa metode ini banyak digunakan oleh para manajer dalam praktik? Jawaban sederhananya adalah karena metode ini dianggap relatif mudah dipahami dan praktis untuk digunakan. Harga pasar yang kompetitif, harga yang dibebankan pada suatu item di pasar terbuka seringkali dianggap sebagai pendekatan terbaik dalam penentuan harga transfer terutama jika negosiasi harga transfer terhenti. Pendekatan harga transfer harga pasar dirancang apabila ada pasar penghubung untuk produk atau jasa yang ditransfer. Pasar penghubung adalah pasar untuk produk atau jasa perusahaan pada saat ini. Jika divisi penjualan tidak memiliki kapasitas menganggur, harga pasar dalam pasar penghubung adalah pilihan sempurna untuk transfer . Alasan untuk hal ini adalah jika penjualan transfer sejauh kepentingan perusahaan adalah biaya oportunitas penerimaan yang hilang dari penjualan luar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

3.

Transfer Pricing Negosiation Method. Harga transfer yang dinegosiasikan adalah harga transfer yang disepakati antara divisi-divisi penjualan dan pembelian. Negosiasi harga transfer memliki beberapa keunggulan: Melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer daripada pihak luar. Pada saat negosiasi harga transfer digunakan, manajer yang terlibat dalam suatu transfer yang diusulkan, dan membahas syarat dan ketentuan harga transfer. Kita tidak dapat mengetahui harga transfer secara pasti, namun kita dapat menetukan harga transfer secara memperkirakan dua hal: a. b. Divisi penjualan akan setuju untuk mentransfer hanya jika laba divisi penjualan meningkat sebagai hasil dari transfer. Divisi pembelian akan setuju untuk transfer hanya jika laba divisi pembelian juga meningkat sebagai hasil dari transfer Harga transfer berdasarkan metode negosiasi merupakan harga transfer yang disepakati antara dua divisi yang terlibat dalam penjualan dan pembelian. Beberapa keunggulan metode negosiasi ini adalah: Dapat melindungi otonomi masing-masing divisi dan hal ini konsisten dengan semangat desentralisasi. Manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik dan akurat tentang biaya dan laba potensial masing-masing divisi dibanding jika mengandalkan informasi tersebut dari pihak luar perusahaan. Pada saat dilakukan negosiasi antar divisi menyangkut harga transfer yang akan diputuskan, tentunya manajer masing-masing divisi akan mengajukan beberapa syarat (option) untuk mempertahankan kinerja divisnya masing-masing. Jika masing-masing mananajer tidak dapat mengetahui atau menetapkan harga transfer a. b. secara pasti, maka harga transfer dapat diputuskan dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut: Divisi penjual akan setuju untuk mentransfer barang ke divisi pembeli hanya jika laba divisi penjual meningkat sebagai hasil dari aktivitas transfer. Divisi pembeli akan setuju untuk menerima barang yang ditransfer hanya jika laba divisi pembeli juga meningkat sebagai hasil dari aktivitas transfer.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Divisi penjual tanpa kapasitas menganggur. Dimisalkan bahwa Plamongan Beverage tidak memiliki kapasitas yang menganggur, menjual 10.000 barel bir jahe setiap bulan dengan harga 20 per barel ke pihak luar. Untuk memenuhi pesanan dari pihak dalam harus menarik penjual sebesar 2000 barel dari pelanggannya yang biasa. Pada rentang berapakah harga transfer akan membuat kedua divisi lebih baik dengan mentransfer 2000 barel di dalam perusahaan? a. Divisi penjual, akan tertarik dalam proposal jika; Harga transfer biaya variabel per unit + (margin kontribusi total pada hilangnya penjualan / jumlah unit yang ditransfer) Jadi menurut divisi penjual, harga transfer harus paling tidak menutupi penerimaan pada penjualan yang hilang, yaitu 20 per barel. Ini masuk akal karena biaya menghasilkan 2000 barel sama dengan jika terjual ke pasar dalam maupun ke pasar luar. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa divisi penjualan kehilangan penerimaan 20 per barel jika mengtransfer ke pembeli pihak dalam. b. Seperti sebelumnya, divisi pembeli Pizza dari pihak dalam, tidak akan bersedia membayar lebih banyak daripada 18 per barel seperti yang telah dibayarkan untuk bir yang serupa dari pemasok yang biasa pihak luar. Harga transfer biaya yang dibayarkan kepada pemasok luar. c. Oleh karena itu, divisi penjualan akan berkeras pada suatu harga transfer paling tinggi atau paling tidak 20. Tetapi divisi pembeli akan menolak setiap harga transfer di atas 18. Tidak mungkin memuaskan kedua divisi tersebut secara bersamaan; tidak ada kesepakatan pada harga transfer dan tidak ada harga transfer yang akan dilakukan. Apakah ini baik ? jawabannya adalah ya. Dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, transfer tidak masuk akal. Pada dasarnya, harga transfer merupakan suatu mekanisme untuk membagi antara kedua divisi setiap laba yang diperoleh perusahaan secara keseluruhan sebagai suatu hasil dari transfer. Jika perusahaan kehilangan uang karena ada transfer, tidak akan ada laba untuk dibagi, dan tidak akan mungkin bagi kedua divisi untuk sampai pada kesepakatan. Di sisi lain, jika perusahaan menghasilkan uang karena aktivitas transfer, akan terdapat laba potensial untuk dibagi, dan selalu dimungkinkan bagi kedua belah pihak untuk menemukan harga transfer yang sama-sama menguntungkan yang dapat disepakati yang meningkatkan laba kedua divisi tersebut dan akan berakibat dapat meningkatkan laba perusahaan secara keseluruhan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Aspek Internasional Harga Transfer Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan multinational cosporation (MNC) serta barang dan jasa ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer internasional, sebagaimana dibandingkan dengan penentuan harga transfer domestik. Tujuan penentuan harga transfer internasional terfokus pada meminimalkan pajak, bea cukai, dan resiko pertukaran asing, bersama dengan meningkatkan suatu posisi kompetitif perusahaan dan memperbaiki hubungannya dengan pemerintahan asing. Walaupun tujuan domestik seperti motivasi manajerial dan otonomi divisi selalu penting, mereka seringkali menjadi sekunder pada saat transfer internasional terlibat. Perusahaan akan berfokus bukan pada pembebanan suatu harga transfer yang akan menyerang rekening pajak total atau yang akan memperkuat anak perusahaan asing.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Anda mungkin juga menyukai