Anda di halaman 1dari 29

HALAMAN JUDUL

LAPORAN PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KULIT BERBASIS WEB
untuk memenuhi tugas besar dan pengganti UAS (Ujian Akhir Semester) mata kuliah Sistem Pakar semester VII

Disusun oleh : Diah Putu Dwijayanti / J2F008096

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i DAFTAR ISI..................................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v BAB I 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. BAB II 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8. PENDAHULUAN ................................................................................... 6 Latar Belakang ......................................................................................... 6 Perumusan masalah .................................................................................. 7 Batasan Masalah ...................................................................................... 7 Tujuan dan Manfaat ................................................................................. 7 Sistematika penulisan............................................................................... 7 DASAR TEORI.................................................................................... 9 Pengertian Sistem Pakar .......................................................................... 9 Ciri-ciri Sistem Pakar ............................................................................. 10 Kelebihan Sistem Pakar ......................................................................... 10 Kekurangan Sistem Pakar ...................................................................... 11 Arsitektur Sistem Pakar ......................................................................... 11 Representasi pengetahuan ...................................................................... 12 Mesin Inferensi ...................................................................................... 12 PHP dan MySQL ................................................................................... 13 ii

2.9. BAB III 3.1. 3.2. 3.3. BAB IV 4.1. 4.2. 4.3. BAB V

Penyakit kulit ......................................................................................... 14 ANALISA SISTEM ........................................................................... 16 Data yang diperlukan ............................................................................. 16 Mesin Inferensi ...................................................................................... 17 Representasi Pengetahuan ...................................................................... 17 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ...................... 26 Desain Antarmuka User ......................................................................... 26 Desain Database ..................................................................................... 27 Implementasi sistem............................................................................... 27 KESIMPULAN .................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 29

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Arsitektur Sistem Pakar ......................................................................... 11 Gambar 2. 2. Pelacakan kedepan ................................................................................. 13 Gambar 2. 3. Pelacakan kebelakang ............................................................................ 13

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Jenis Penyakit ............................................................................................ 17 Tabel 3. 2. Gejala Penyakit .......................................................................................... 17 Tabel 3. 3. Tabel Keputusan ........................................................................................ 20 Tabel 3. 4. Tabel Penjelasan ........................................ Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 5. Tabel Rule .................................................................................................. 24

BAB I PENDAHULUAN
4.1. Latar Belakang Kesehatan kulit perlu diperhatikan karena kulit merupakan bagian yang paling vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit adalah jaringan, yang selama ini kurang diperhatikan oleh sebagian besar orang sampai terjadi sesuatu. Lalu mereka baru menyadari betapa pentingnya kulit bagi citra diri. Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu ras, dan sarana komunikasi nonverbal antarindividu satu dengan yang lain. Banyak penyakit kulit menyebabkan gatal dan ketidaknyamanan untuk jangka waktu lama. Penyakit kulit dapat menyebabkan kegagalan fungsi kulit dan ini sama seriusnya dengan penyakit hati dan ginjal. Peran medis/dokter spesialis sangat diperlukan sekali, tetapi peran dokter tersebut terbentur keterbatasan dalam melakukan konsultasi penyakit antara dokter dengan pasien, karena jumlah pasien yang begitu banyak hanya ditangani oleh satu atau dua dokter spesialis saja. Selain itu pasien juga enggan untuk memeriksakan diri karena cenderung malu dengan dasar bahwa bila mengidap penyakit kulit berarti kurang memperhatikan kesehatan tubuh dan menganggap bahwa penyakit kulit itu bukan penyakit berbahaya. Dan pada umumnya penderita penyakit kulit sering mengabaikan serta kurang memahami penyebab dan gejala terjadinya penyakit kulit. Hal inilah yang menjadi kendala dalam komunikasi antara pasien dengan dokter mengenai penyakit kulit yang dideritanya. Hambatan-hambatan yang menyebabkan sulitnya melakukan konsultasi penyakit dapat diatasi dengan adanya kemajuan teknologi. Pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman mengenai penyakit dapat disimpan dalam program komputer yang nantinya dapat digunakan untuk melakukan konsultasi penyakit. Dalam hal ini sistem pakar menawarkan hasil yang lebih spesifik untuk dimanfaatkan karena sistem pakar berfungsi secara konsisten seperti seorang pakar manusia yang menawarkan nasihat kepada pemakai dan menemukan solusi terhadap berbagai permasalahan yang spesifik, termasuk juga dalam pemecahan masalah penyakit kulit.

Tujuan pengembangan sistem pakar ini sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia tetapi untuk mensubsitusikan pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem sehingga dapat digunakan oleh orang banyak. Bidang pelayanan dengan menggunakan sistem pakar diharapkan dapat mempercepat dalam mendiagnosis penyakit kulit sehingga dapat dengan mudah diketahui penyakit yang sedang diderita oleh seorang penderita penyakit kulit tanpa harus berhadapan dengan dokter secara langsung. Melihat hal ini pengembangan sistem pakar dapat bermanfaat untuk membantu peningkatan kinerja dalam bidang kesehatan. 4.2. Perumusan masalah Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang tersebut di atas yaitu: Bagaimana membangun sistem pakar diagnosa penyakit kulit berbasis web ? . 4.3. Batasan Masalah Agar pembahasan tidak meluas maka perlu pembatasan masalah-masalah sebagai berikut : 1) Sistem pakar disusun dengan PHP dan My SQL 2) Kemampuan sistem pakar untuk mengetahui jenis penyakit kulit berdasarkan gejala, lalu merekomendasikan penanganan/obat yang dibutuhkan. 3) Tidak akan dibahas mengenai penyakit kulit secara mendalam. 4) H membatasi 16 jenis penyakit 4.4. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari pembuatan sistem pakar diagnosa penyakit kulitadalah untuk memenuhi tugas pengganti UAS mata kuliah sistem pakar semester VII. Selain itu sistem pakar ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh elemen masyarakat untuk mempermudah mendiagnosis penyakit kulit dan mendapatkan solusi penanganan/obat secara lebih efisien.. 4.5. Sistematika penulisan Sistematika penulisan diuraikan dalam beberapa bab yang akan dibahas sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori

Berisi tentang dasar-dasar teoritis sistem pakar, sekilas tentang PHP dan My SQL dan penyakit kulit BAB III : Analisa sistem Bab ini membahas tentang analisa umum maupun uraian lebih lanjut. Uraian analisa sistem ini meliputi data yang diperlukan, representasi pengetahuan menggunakan kaidah produksi, dan mesin inferensi. BAB IV : Perancangan dan implementasi sistem Bab ini membahas tentang perancangan dan implementasi umum maupun uraian lebih lanjut. Uraian perancangan dan implementasi sistem ini meliputi desain antarmuka, desain database dan implemntasi sitem BAB V : Penutup Bab ini berisi simpulan yang telah didapatkan dari hasil uji coba program dan analisisnya mengenai keterkaitan dengan tujuan pembuatan sistem, dan selanjutnya akan dikemukakan saran-saran.

BAB II DASAR TEORI


2.1. Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktifitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decistion making), pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forecasting), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising), dan pelatihan (tutoring). Selain itu sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar. Sistem pakar dibuat pada wilayah tertentu untuk suatu kepakaran yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang. Sistem pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya. Biasanya sistem pakar hanya digunakan untuk memecahkan masalah yang memang sulit untuk dipecahkan dengan pemrograman biasa, mengingat biaya yang diperlukan untuk membuat sistem pakar jauh lebih besar dari pada pembuatan sistem biasa. Ada beberapa alasan mendasar mengapa sistem pakar dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar, di antaranya: 1) Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi. 2) Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar. 3) Seorang pakar akan pergi atau pensiun. 4) Seseorang pakar adalah mahal.

5) Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat (hostile environtment). 2.2. Ciri-ciri Sistem Pakar Berikut ini adalah ciri-ciri sistem pakar 1) Terbatas pada bidang yang spesifik. 2) Dapat memberikan penalaran untuk data yang tidak lengkap atau tidak pasti. 3) Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami. 4) Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu. 5) Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. 6) Outputnya bersifat nasihat atau anjuran. 7) Output tergantung dari dialog dengan user. 8) Knowledge base dan inference engine terpisah. 2.3. Kelebihan Sistem Pakar Berikut ini adalah kelebihan sistem pakar : 1) Membuat seorang yang awam dapat bekerja seperti layaknya seorang pakar. 2) Dapat bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti. 3) Meningkatkan output dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari manusia. Keuntungan ini berarti mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan, dan akhirnya akan mereduksi biaya. 4) Meningkatkan kualitas. 5) Sistem pakar menyediakan nasihat yang konsisten dan dapat mengurangi tingkat kesalahan. 6) Membuat peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena sistem pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman. 7) Handal (reliability). 8) Sistem pakar tidak dapat lelah atau bosan. Juga konsisten dalam memberi jawaban dan selalu memberikan perhatian penuh. 9) Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks.

2.4. Kekurangan Sistem Pakar Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain : 1) Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal. 2) Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya. 3) Sistem pakar tidak 100% bernilai benar. 2.5. Arsitektur Sistem Pakar Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.

Gambar 2. 1. Arsitektur Sistem Pakar

Komponen utama dari arsitektur sistem pakar pada gambar 1.1 adalah : 1) Antar muka (interface) tempat terjadinya dialog antara pemakai dengan sistem pakar. 2) Basis pengetahuan berisi pengatahuan untuk memahami, merumuskan, dan memecahkan masalah. 3) Mesin inferensi mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. 4) Workplace untuk perekaman hipotesis dan keputusan sementara. Sedangkan untuk menjadikan sistem pakar menjadi lebih menyerupai seorang pakar yang berinteraksi dengan pemakai, maka dapat dilengkapi dengan fasilitas berikut : 1) Akuisisi pengetahuan akumulasi, transfer, dan transformasi pengetahuan keahlian dari pakar ke program. 2) Fasilitas penjelas menggambarkan penalaran sistem pakar kepada pemakai. 2.6. Representasi pengetahuan Pengetahuan yang diperoleh dari pakar atau dari sekumpulan data harus direpresentasikan dengan format yang dapat dipahami oleh manusia dan dapat dieksekusi pada komputer. Terdapat banyak metode berbeda untuk representasi pengetahuan. Yang paling populer adalah Jaringan Semantik, Frame (bingkai), Logika, Kaidah Produksi, dan pohon keputusan. 2.7. Mesin Inferensi Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan memformulasikan kesimpulan Mesin inferensi mengarahkan pencarian melalui basis pengetahuan, proses yang dapat melibatkan aplikasi aturan inferensi disebut pencocokan pola. Program kontrol memutuskan aturan mana yang diinvestigasi, alternatif mana yang dieliminasi, dan atribut mana yang sesuai. Program kontrol yang paling populer untuk sistem berbasis-aturan forward chaining.

1) Forward chaining Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta atau sekumpulan data terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

Gambar 2. 2. Pelacakan kedepan 2) Bacward cahining Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu untuk menguji kebenaran tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan.

Gambar 2. 3. Pelacakan kebelakang 2.8. PHP dan MySQL PHP (PHP: Hypertext Prepocessor) merupakan bahasa pemrograman web yang dapat disisipkan dalam script HTML. Banyak sintaks di dalamnya yang mirip dengan bahasa C, Java dan Perl. Tujuan dari bahasa ini adalah membantu para pengembang web untuk membuat web dinamis dengan cepat. Ketika seseorang mengunjungi web berbasis PHP, web server akan memproses codecode PHP. Beberapa perintah atau code dari PHP tersebut selanjutnya ada yang diterjemahkan ke dalam HTML dan beberapa ada yang disembunyikan (misalnya proses kalkulasi dan operasi). Setelah diterjemahkan ke dalam HTML, web server akan mengirim kembali ke web browser pengunjung tersebut. Untuk dapat bekerja dengan PHP, berikut ini adalah beberapa aplikasi yang diperlukan: 1) Web server (Apache, IIS, Personal Web Server/PWS)

2) PHP server (dapat didownload di PHP.net) 3) Database server (MySQL, Interbase, MS SQL, dll) 4) Web Editor (Dreamweaver, Frontpage, dll) Dapat pula menggunakan tool aplikasi yang di dalamnya sudah terdapat web server (Apache), PHP server, dan MySQL yang terintegrasi menjadi satu. Tool tersebut dapat diinstal di PC sebagai sarana belajar PHP. Beberapa contoh tool tersebut diantaranya adalah Easyphp (Easyphp.org), PHPTriad, AppServe, dll. PHP server dapat berjalan dengan baik di beberapa OS seperti Windows, Linux, dan Macintosh. Sedangkan MySQL adalah satu jenis database server yang sangat terkenal. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System) yang menggunakan bahasa bernama SQL (Structured Query Language). 2.9. Penyakit kulit Penyakit kulit adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan jaringan penutup permukaan tubuh, seperti kulit yang sering infeksi dan bersifat ringan. Meskipun bersifat ringan, apabila tidak ditangani secara serius, maka hal tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan penderita. Karena kulit manusia tidak steril, maka bakteri jamur dapat bertindak sebagai parasit yang dapat menimbulkan penyakit kulit. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh jamur, bakteri, parasit dan virus yang mengkontaminasi kulit dapat hidup dan bermultiplikasi. Frekuensi kontaminasi menimbulkan penyakit infeksi. Faktor utama terserang penyakit kulit karena kurangnya memperhatikan kesehatan atau kebersihan kulit dan juga dipengaruhi oleh tingkat kekebalan tubuh, dan mengabaikan serta kurang memahami penyebab-penyebab terjadinya penyakit tersebut. Adapun penyakit kulit yang disebabkan karena jamur adalah sebagai berikut : 1) Tinea Versikolor (Panu) Tinea Versikolor (Panu) adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan adanya makula di kulit, skuama halus disertai rasa gatal. 2) Tinea Nigra Palmaris

Tinea Nigra Palmaris adalah infeksi jamur superfisial yang menyerang telapak kaki dan tangan, menimbulkan gambaran khas berupa warna cokelatkehitaman pada kulit. 3) Tinea Kapitis Tinea Kapitis adalah infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit kepala dan rambut. 4) Tinea Barbae / sikosis barbae Tinea Barbae / sikosis barbae adalah bentuk infeksi jamur dermatofita pada daerah dagu/jenggot yang menyerang kulit dan folikel rambut. 5) Tinea Korporis Tinea Korporis adalah infeksi jamur superfisial golongan dermatofita, menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, badan, lengan dan tungkai. 6) Tinea Imbrikata Tinea Imbrikata adalah infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit dengan gambaran khas berupa skuama kasar yang tersusun konsentris sehingga tampak seperti atap genting. 7) Tinea Pedis Tinea Pedis adalah infeksi jamur superfisial pada pergelangan kaki, telapak dan sela-sela jari kaki 8) Tinea Manus Tinea Manus adalah infeksi dermatofita pada tangan. 9) Tinea Ungunium Tinea Ungunium adalah infeksi dermatofita pada kuku. 10) Tinea Kruris Tinea Kruris adalah infeksi dermatofita pada daerah kruris dan sekitarnya. 11) Kandidiasis Kandidiasis adalah penyakit kulit akut atau subakut, disebabkan jamur intermediet yang menyerang kulit, subkutan, kuku, selaput lendir dan alat-alat dalam. 12) Sporotrikosis

Sporotrikosis adalah infeksi kronik Sporotrichum schebkii yang ditandai dengan nodula-nodula pada kulit atau jaringan subkutan akibat

pembengkakan kelenjar limfe yang kemudian melunak, memecah dan menjadi ulkus indolen. 13) Aktinomikosis Aktinomikosis adalah infeksi jamur profunda kronik dengan nodula-nodula supuratif, granulomatosa disertai sinus-sinus yang mengeluarkan eksudat purulen. 14) Kromomikosis Kromomikosis adalah mikosis profunda yang biasanya dengan gambaran nodular dan verukosa. 15) Fikomikosis Subkutis Fikomikosis Subkutis adalah infeksi jamur profunda dengan gejala menyerang kulit

pembengkakan di bawah kulit. Kenyal pada perabaan, berbatas tegas dan nyeri. 16) Misetomata Misetomata adalah infeksi jamur profunda kronik pada jaringan bawah kulit yang dapat meluas ke otot dan tulang, sehingga menimbulkan kelainan bentuk.

BAB III ANALISA SISTEM


3.1. Data yang diperlukan Berikut adalah data yang diperlukan dalam perancangan sistem pakar diagnosa penyakit kulit : 1) Jenis-jenis penyakit kulit dan penjelasannya 2) Gejala penyakit kulit 3) Cara penanganan/obat penyakit kulit Input : Gejala

Output : Jenis penyakit dan cara penanganannya 3.2. Mesin Inferensi Menggunakan penalaran forward chaining, dimulai dari fakta-fakta yang terjadi pada kulit sehingga akan didapat kesimpulan berupa jenis penyakit dan cara penanganan (obat). 3.3. Representasi Pengetahuan Representasi pengetahuan yang digunakan dalam perancangan sistem pakar penyakit kulit ini adalah tabel keputusan dan pohon keputusan.

Tabel 3. 1. Jenis Penyakit Id_penyakit P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Nama_penyakit Tinea Versikolor (Panu) Tinea Nigra Palmaris Tinea Kapitis Tinea Barbae / Sikosis Barbae Tinea Korporis Tinea Imbrikata Tinea Pedis Tinea Manus Tinea Ungunium Tinea Kruris Kandidiasis Sporotrikosis Aktinomikosis Kromomikosis Fikomikosis Subkutis Misetomata

Tabel 3. 2. Gejala Penyakit Id_gejala Gejala_penyakit

Bercak terjadi di permukaan kulit mana saja, lipat paha, G01 ketiak, leher, punggung dada, lengan, wajah dan tempattempat tak tertutup pakaian G02 G03 G04 G05 G06 Timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna Bercak bersisik halus Tanpa keluhan hanya bercak saja Bercak berbagai ukuran Tidak menjaga kebersihan (jarang mandi, lingkungan kotor, jarang ganti baju) Terdapat bintik-bintik hitam kecoklatan pada telapak kaki dan tangan Bintik-bintik semakin membesar hingga ukuran uang logam Terasa nyeri Terasa gatal Terdapat jamur yang menyerah kepala dan rambut Bercak berkembang membentuk kelainan di kepala

G07

G08 G09 G10 G11 G12 G13 G14 G15

tergantung dari bentuknya Gatal jika berkeringat Makula berpigmentasi dengan tepi yang lebih aktif Bercak akan semakin meluas apabila digaruk, terlebih pada kulit yang lembab Terdapat pada wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada dan punggung Berupa lingkaran-lingkaran Bersisik kasar Bisa terdapat di seluruh tubuh Bercak lingkaran menyatu seperti susuna atap genting Terasa pedih Bintik-bintik kemerahan

G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22

G23 G24

Bernanah Terdapat pada daerah dagu/jenggot, tetapi dapat

menyebar pada wajah dan leher Rambut daerah yang terkena menjadi rapuh dan tidak mengkilat Bercak terdapat pada tumit, tepi kaki hingga punggung kaki Bentuk bercak simetris Bercak berupa vesikel-vesikel atau skuama dengan eritema yang terbatas Kerusakan pada kuku Kuku menjadi suram, lapuk dan rapuh Pada kuku, bagian yang bebas nampak menebal Terdapat pada lipat paha, bokong Ruang kulit berbatas tegas Gatal hebat disertai panas seperti terbakar Dapat terjadi pada kulit, kuku dan mukosa Spora masuk melalui luka Mula-mula timbul papula atau nodula subkutan Papula atau nodula subkutan pecah disertai peradangan Mula-mula terjadi pembengkakan setempat berwarna merah kehitaman Terjadi benjolan keras Benjolan keras yang mengalami perlunakan dan

G25

G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42 G43 G44 G45

mengeluarkan eksudat keputih-putihan Dapat terjadi pada wajah, dinding perut dan dinding dada Mengalami abrasi/pengikisan kulit Bentuk luka menyerupai kembang kol Penyakit masuk melalui luka-luka kecil atau gigitan serangga

G46 G47 G48

Menimbulkan benjolan yang mengeluarkan cairan Tumor dibawah kulit Kelainan bentuk pada organ yang terkena

Tabel 3. 3. Tabel Keputusan


G01 G02 G03 G04 G05 G06 G07 G08 G09 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 P01 v v v v v v P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 P10

v v v v v v v v V v v v v

v v v v

v v v v v v v v v v v v v v

G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33

v v v v v v v v

Tabel 3. 4. Tabel Penjelasan Penjelasan tentang penyakit Id_penyakit Tinea Versikolor (Panu) adalah infeksi jamur P01 superfisial yang ditandai dengan adanya makula di kulit, skuama halus disertai rasa gatal Tinea Nigra P02 Palmaris adalah infeksi jamur Tinea Barbae / sikosis barbae P04 adalah bentuk Menggunakan salep Whitfield atau natrium tiosulfit 20% dioleskan setiap hari obat-obat anti jamur golongan imidazol Menggunakan salep yang mengandung asam salisilat 3-5% Menggunakan asam benzoat 5-10% Menggunakan preparat imidazol 1-2% Mencuci kepala dan rambut dengan shampoo desinfektan antimiotik menggunakan obat derivat imidazol 1-2% rambut daerah jenggot dicukur bersih Jaga kebersihan umum Diberi griseovulfin 500 mg-1 gram/hari selama 2-4 minggu, itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu Tinea Korporis adalah infeksi jamur superfisial P05 golongan dermatofita, menyerang daerah kulit tak meningkatan kebersihan badan Menhindari pakaian yang tidak menyerap keringat Cara penanganan

superfisial yang menyerang telapak kaki dan tangan, menimbulkan gambaran khas berupa warna cokelat-kehitaman pada kulit Tinea Kapitis adalah infeksi jamur superfisial yang

P03

menyerang kulit kepala dan rambut

infeksi jamur dermatofita pada daerah dagu/jenggot yang menyerang kulit dan folikel rambut

berambut pada wajah, badan, lengan dan tungkai

Menggunakan obat antihistamin, griseofulvin 15-20 mg/kg BB/hari (anak) 500-1000 mg/hari (dewasa), itrakonazol 100 mg /hari selama 2 minggu, ketokonazol 200 mg/ hari selama 3 minggu

Tinea Imbrikata adalah infeksi jamur superfisial P06 yang menyerang kulit dengan gambaran khas berupa skuama kasar yang tersusun konsentris sehingga tampak seperti atap genting Tinea Pedis adalah infeksi jamur superfisial pada P07 pergelangan kaki, telapak dan sela-sela jari kaki

Menggunakan griseofulvin 0,5 g selama 1-2 bulan

Mengeringkan kaki dengan baik setiap habis mandi, kaos kaki yang selalu bersih dan bentuk sepatu yang baik Menggunakan griseofulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan, salep Whitfield I atau II, obat-obat golongan Azol dan Terbinafin

Tinea Manus adalah P08 tangan

infeksi dermatofita pada

Diberikan preparat haloprogin, tolnaftat, asam salisilat, dan preparat triazol Jangan bersentuhan dengan air kotor Menggunakan griseofulvin, obat-obat itrakonazol atau golongan terbinafin 2 X 100 mg/hari selama 3-6 bulan Menggunakan salep whitfield I, II Diberikan salep atau krim antimikotik

Tinea Ungunium adalah infeksi dermatofita pada P09 kuku

Tinea Kruris adalah infeksi dermatofita pada daerah P10 kruris dan sekitarnya

Tabel 3. 5. Tabel Rule Id_rule R01 R02 R03 R04 R05 R06 R07 R08 R09 R10 Rule If G01 and G02 and G03 and G04 and G05 and G06 and G10 then P01 If G06 and G07 and G08 and G09 and G10 then P02 If G06 and G09 and G10 and G11 and G12 then P03 If G06 and G10 and G21 and G22 and G23 and G24 and G25 then P04 If G06 and G13 and G15 and G16 then P05 If G06 and G10 and G17 and G18 and G19 and G20 then P06 If G03 and G4 and G26 and G27 then P07 If G06 and G10 and G28 then P08 If G29 and G30 and G31 then P09 If G06 and G10 and G18 and G32 and G33 then P10

G06

G04 G10 G09 G29 G03 G13 G07

G04

G08

G33

G30 ?

P07 G36 G14 G21

G18 P02 G03 G17 G11

? G45 G43 G31

G39

G37 ? G15 G28 G22 G32 G19 G05 ? G34

G12 G09 ? G46 ? G44 ? P09 G43 G40 G16 ? P08 G33 P14 ? ? P14 G41 ? G45 ? ? P05 ? G24 ? G47 ? G42 ? P10 P01 ? G25 P13 ? G48 ? P04 ? ? P11 P06 ? P12 G23 ? ? G01 G35 ? ? ? ? ? G38 ? ? ? ? G20

G02 P13

P16

Gambar 3. 1. Pohon Keputusan

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM


4.1. Desain Antarmuka User

Gambar 4. 1. Antarmuka User

4.2. Desain Database 4.3. Implementasi sistem

Gambar 4. 2. Implementasi sistem

BAB V KESIMPULAN
Setelah aplikasi sistem pakar untuk diagnosa penyakit pencernaan ini

diimplementasikan, dapat disimpulkan bahwa : 1) Sistem pakar ini menggunakan forward chaining sebagai mekanisme inferensi, serta pohon keputusan dan tabel keputusan untuk representasi pengetahuan. 2) Knowledge base pada sistem pakar ini terdiri dari tabel fakta yang berisi gejala penyakit, tabel goal yang berisi nama penyakit, juga rule-rule yang direpresentasikan menggunakan kaidah produksi (IF-THEN). 3) Metode akuisisi pengetahuan yang digunakan menggunakan metode otomatis, jadi peran dari pakar dan atau knowledge engineer diminimalkan atau malah dihilangkan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Siregar, R.S. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC. [2] http://informatikaku.files.wordpress.com/2008/06/dasar-pemrogramanphp1.pdf. Dasar-dasar Pemrogramman PHP. diakses 10 Januari 2012 pikul 21.00 WIB. [3] Deviannita, Eva Frischa. Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit kulit. Semarang

Anda mungkin juga menyukai