Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Pekerjaan lapangan adalah suatu proses yang sistematis dan merupakan persyaratan professional.

Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya serta : 1. melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan; 2. menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen Istilah proses yang sistematis mengimplikasikan langkah-langkah audit terencana yang dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan audit. Istilah tersebut juga memiliki makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratan professional dalam melakukan audit serta menerapkan penelahaan yang tepat saat mengumpulkan, menyusun, mencatat dan mengevaluasi bahan bukti audit Persyaratan professional berarti kebebasan penuh dari segala bias yang akan mempengaruhi pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti. Bebas dari bias dicapai melalui independensi dan objektovitas baik dalam kenyataan maupun dalam persepsi Semua bahan bukti audit harus dikumpulkan melalui pendekatan yang mengandung skeptisisme professional yang sehat. Semua bahan bukti harus dianggap meragukan hingga keraguan tersebut bias dihilangkan melalui verifikasi yang tidak bias. Auditor internal menguji semua asersi dengan ketidakpastian dengan pikiran tidak begitu saja percaya dan senantiasa mempertanyakan. Untuk memberikan opini professional, auditor internal harus mengumpulkan bahan bukti yang objektif. Hanya bahan bukti objektif yang bias memindahkan mereka dari ketidakpastian menuju keyakinan yang kuat dan mendukung.

BAB II PEMBAHASAN

II.1.

TUJUAN PEKERJAAN LAPANGAN Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu memberikan keyakinan dengan

melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Dalam makna yang paling sederhana, pekerjaan lapangan merupakan pengumpulan bahan bukti untuk pengukuran dan evaluasi. Konsep pengukuran memiliki signifikansi khusus bagi auditor internal. Auditor internal harus memahami bahwa mereka : Tidak dapat memberikan keyakinan dengan mengaudit operasi secara sempt. Tidak dapat mengamati sebuah proses dan seenaknya memutuskan apakah proses tersebut baik atau buruk. Harus memandang operasi tersebut dalam bentuk unit-unit pengukuran dan standar.

II.2

PEMBUATAN STRATEGI UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN LAPANGAN Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan membutuhkan perhatian dan

perencanaan yang sama seperti halnya persiapan audit keseluruhan. Pada tahap ini, survey pendahuluan telah diselesaikan dan program audit telah disiapkan. Bagian-bagian dari rencana strategis akan mencakup : Kebutuhan pegawai Hal ini mencakup pengidentifikasian keahlian, pengalaman dan disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk melakukan audit dengan layak. Hal-hal khusus yang juga penting adalah pengidentifikasian dukungan ahli yang dibutuhkan dari staf pendukung seperti ahli statistic, ahli aktuaria dan ahli TI. Kebutuhan sumber daya dari luar Bila staf audit yang ada tidak memiliki keahlian khusus, maka harus didapat dari sumber di luar perusahaan. Termasuk didalamnya adalah keahlian di bidang produksi, ekonomi, kesehatan, pekerjaan social, psikologi, pendidikan dan analisis operasi juga kebutuhan sumber dari luar dan kemitraan

Pengorganisasian staf audit Sebuah rencana organisasi dari fungsi lini audit dibutuhkan disini. Rencana tersebut harus mengidentifikasi bagian mana dari organisasi audit yang akan melakukkan jenis audit yang berbeda, seperti audit keuangan, efisiensi, efektivitas, keamanan asset dan ketaatan serta rencana struktur audit seperti : berdasarkan fungsi, produk,lokasi, atau organisasi.

Wewenang dan tanggung jawab Bagian ini terkait dengan struktur komando dari tim audit. Hal ini mencakup alur wewenang yang berkaitan dan secara khusus menggambarkan otorisasi yang didelegasikan ke setiap lini dan staf dalam tim audit.

Struktur pekerjaan lapangan Aktivitas yang berurutan saling berhubungan untuk meyakinkan bahwa terdapat susunan alur kerja. Staf yang ditugaskan pada aktivitas tertentu tidak harus menunggu auditor lainnya menyelesaikan aktivitasnya. Sistem analitis seperti teknik evaluasi dan penelahaan program bisa digunakan.

Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan Proses membuat struktur pekerjaan lapangan memunculkan waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan. Estimasi waktu harus mencakup kebutuhan waktu untuk aspek administratif seperti penghubung antar kelompok dan dalam kelompok, kebutuhan waktu untuk kegiatan non operasi dan pendokumentasian serta penulisan draf laporan audit berisi hasil-hasil pekerjaan lapangan. Estimasi aktivitas yang dibuat akan didasarkan pada pengalaman dan standar operasi untuk jenis-jenis pekerjaan audit yang berbeda pada saat diidentifikasi.

Metode pekerjaan lapangan Ada enam metode yang biasa digunakan dalam pekerjaan lapangan yaitu : Observasi Konfirmasi Verifikasi Investigasi Analisis 3

evaluasi

Metode pendokumentasikan Jika terdapat kemungkinan litigasi atau tindakan hokum, bahan bukti tersebut harus dalam bentuk yang secara hukum bisa digunakan dan ditangani oleh metode yang dapat diterima secara hukum. Juga harus bisa mendukung rekomendasi yang dihasilkan dari temuan-temuan audit. Auditor harus mengantisipasi resistensi terhadap rekomendasi-rekomendasi ini dan punya cukup amunisi untuk mengatasinya.

Penyiapan laporan Struktur makro dari laporan harus direncanakan. Hal ini merupakan tahapan penyajian temuan-temuan audit dan kerangka kasar dari bagian-bagian laporan. Juga struktur mikro laporan atau metode penyajian setiap temuan audit harus direncanakan. Laporan harus dirancang dengan mempertimbangkan pembaca dan pengguna.

Rencana kontinjensi Kontinjensi harus diantisipasi dan kerangka harus disiapkan untuk situasi-situasi berikut ini : Kekurangan staf Tidak ada bahan-bahan yang bias diaudit Indikasi bahwa kondisi proyek tidak material Indikasi mendadak tentang adanya kecurangan atau kejahatan Halangan yang material dari klien Kerusakan komputer atau masalah Campur tangan manajemen puncak Penarikan sumber daya audit Kemajuan pekerjaan yang mungkin akan melebihi anggaran.

Tim Audit dengan Pengarahan Mandiri Organisasi baik di sector publik maupun swasta melakukan proses produksi dengan niat memperbaiki pelayanan ke pelanggan klien dan pengguna juga dengan niat berfungsi dengan lebih efisien dan ekonomis. Tim dengan pengarahan mandiri terpisah dari bentuk manajemen tradisional yang gemuk beranggotakan direktur, wakil direktur, supervisor, manajer dan karyawan. Tim tersebut merupakan sebuah unit operasional yang sering kali 4

terdiri dari ahli-ahli dalam berbagai bidang audit dan memiliki kepeimpinan dalam rotasi atau dasar-dasar lainnya. Eksperimen awal dengan proses tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbaikan dalam produktivitas, kualitas audit dan layanan pelanggan yang melebihi penghematan dari perampingan struktur audit. Tim tersebut menerima tanggung jawab atas pekerjaannya dan berbagi tanggung jawab bila terjadi kegagalan. Terlepas dari kekurangan ini, organisasi terus menggunakan konsep tersebut khususnya bila tim berukuran cukup besar. Pembimbing diberi tanggung jawab administrative. Karena lebih besarnya produktivitas dan efektivita yang dimiliki tim maka tim audit seperti ini dianggap sebagai asset operasional baru yang potensial.

Audit Berhenti kemudian lanjut


Teknik audit berhenti kemudian lanjut membantu menghilangkan audit dengan pengembalian yang rendah yang melewati proses penyaringan awal. Konsep dasar di balik pendekatan berhenti kemudian lanjut adalah untuk memberdayakan auditor lapangan untuk menghentikan audit selam survey pendahuluan atau pada waktu-waktu lainnya, jika tidak ada indikasi adanya risiko-risiko yang subtansial atau tidak ada temuan-temuan penyimpangan potensial. Saat audit tersebut dihentikan, auditor pindah ke audit selanjutnya yang termasuk dalam rencana audit tahunan.

II.3. CONTROL SELF ASSESMENT Control self assessment merupakan inovasi yang relatif baru yang sedang diterapkan oleh banyak organisasi berukuran besar untuk mendukung dalam beberapa kasus untuk menggantikan proses audit internal mereka. Audit internal telah lama mengenal konsep audit partisipatif (participative auditing) sebuah proses yang menerapkan berbagai tingkat kemitraan dengan auditor dan klien. Control self assessment merupakan salah satu jenis audit partisipatif. Kejadian yang mendorong inovasi ini menjadi menonjol adalah pengembangan konsep COSO tentang control internal. Konsep ini mengidentifikasi aspek-aspek control internal yang kurang susbtantif self dibandingkan metode tradisional kekurangan yang ini sedang dengan dipertimbangkan. Control assessment memperbaiki

menggunakan staf untuk mengevaluasi aspek-aspek kontrol internal ini berdasarkan apa yang mereka lihat, alami dan praktikkan

Metode yang digunakan adalah mengembangkan semacam pertemuan yang dilakukan staf audit tetapi terdiri dari karyawan klien yang mengevaluasi dan mengkur aspek-aspek lunak dari control internal. Hasil-hasil dari tahap audit ini bisa menjadi bagian laporan audit yang dijadwalkan atau bisa juga dilaporkan terpisah. Tahap pelaporan ini sering kali dilakukan menggunakan grafik-grafik yang berhubungan dengan tujuan utama dan tujuan dasar.

II.4. BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN LAPANGAN Tujuan-tujuan audit berbeda dari tujuan-tujuan operasi sebagaimana prosedurprosedur audit juga berbeda dari prosedur-prosedur operasi. Tujuan-tujuan operasi adalah hasil-hasil yang ingin dicapai manajer operasi, misalnya : Mendapatkan barang yang tepat di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan harga yang tepat Hanya menerima produk-produk dari pemasok yang memenuhi spesifikasi dan tercakup dalam jumlah yang dipesan. Memproses klaim asuransi dengan segera, benar dan sesuai kebijakan

Prosedur-prosedur operasi dirancang untuk melihat apakah tujuan operasi akan tercapai, misalnya : Adanya spesifikasi barang yang jelas dan eksplisit Penggunaan metode statistic yang sesuai dalam menentukan jumlah yang diterima Operasi inspeksi teknis. Tujuan-tujuan audit terkait dengan tujuan operasi, namun memiliki maksud yang berbeda. Tujuan-tujuan audit dirancang untuk menentukan apakah tujuan-tujuan operasi tertentu telah dicapai. Prosedur-prosedur audit adalah sarana-sarana yang digunakan auditor untuk memenuhi tujuan-tujuan auditnya. Prosedur audit merupakan langkah-langkah dalam proses audit yang menjadi pedoman bagi auditor dalam melaksanakan penelahaan yang direncanakan berdasarkan tujuan audit yang ditetapkan. Tujuan-tujuan audit harus ditujukan untuk setiap hal yang perlu dilakukan auditor. Semua prosedur audit harus relevan dengan tujuan audit. Sebuah prosedur audit mungkin terlihat cocok untuk audit sebuah operasi tertentu, tetapi jika dirancang untuk melaksanakan

tujuan audit yang telah disetujui, maka akan sedikit manfaatnya dalam membantu memenuhi misi audit. Contoh-contoh berikut menghubungkan tujuan-tujuan audit dengan prosedurprosedur audit untuk aktivitas berbeda dalam berbagai organisasi. Rumah sakit. Tujuan auditnya adalah untuk mengevaluasi mutu layanan kebersihan di sebuah rumah sakit. Penelahaan catatan mungkin tidak akan membantu auditor menentukan mutu layanan. Pengamatan dan wawancara dengan beberapa karyawan dan pasien yang dipilih secara acak akan lebih tepat untuk menentukan masalahmasalah serius. Tujuan audit yang lain adalah memastikan kelengkapan dan validitas klaim asuransi pasien. Persediaan. Tujuan auditnya adalah mengevaluasi kontrol atas pengalihan tanggung jawab atas barang-barang tersebut. Tujuan audit yang lain adalah menentukan apakah persediaan dikeluarkan hanya setelah formulir permintaan barang yang diotorisasi diterima. Tujuan audit lain adalah memastikan apakah terjadi pencurian persediaan eceran. Produksi. Tujuan auditmya adalah mengevaluasi efektivitas control mutu produksi. Prosedur audit yang relevan adalah mengevaluasi jumlah dan sebab-sebab adanya penyesuaian penjualan, makin sedikit penyesuaian makin tinggi mutunya. Tujuan audit lain adalah menentukan kewajaran standar efisiensi pekerja. Tujuan audit lain adalah memastikan mutu operasi produksi. Tujuan audit lain adalah menelaah dampak kurva pembelajaran yang dibuat berdasarkan catatan akuntansi dan produksi untuk suatu proses baru. Personalia. Tujuan auditnya adalah menelaah kontyrol atas proses berhentinya karyawan. Hasil-hasil program. Tujuan auditnya adalah menentukan efektivitas program atau proyek tertentu. Pendekatan audit yang bias dilakukan adalah mengidentifikasi tujuantujuan operasi dan memeriksa pencapaianya. Riset dan pengembangan. Tujuan auditnya adalah menentukan apakah proyek-proyek riset dan pengembangan diotorisasi dengan semestinya. Prosedur auditnya adalah memeriksa dokumen pengesahan proyel bukan mengevaluasi efektivitas departemen riset dan pengembangan, menilai biayanya atau mengevaluasi prioritasnya. Barang sisa. Tujuan auditnta adalah menentukan apakah hanya barang-barang tertentu yang dijual sebagai barang bekas. Banyak prosedur audit yang bisa diterapkan yaitu

a. Menelaah prosedur transfer b. Menentukan apakah ada penawaran yang kompetitif c. Menelusuri barang-barang tertentu dari catatan persediaan perpetual ke daerah penyimpanan barang bekas.

II.5. AUDIT SMART Konsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada Carolina Power dan Light, salah satu perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat. SMART merupakan singkatan dari Selective Monitoring and Assessment of risk and trends (pengawasan dan penentuan selektif atas risiko dan tren). Metode ini merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Metode ini menggunakan indicator-indikator kunci sebagai elemen dasar dari proses audit. Terdapat empat tahap yaitu : Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan Pengembangan indicator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan. Implementasi Pemeliharaan teknik-teknik audit smart

Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan atau penentuan didasarkan pada kriteria-kriteria berikut : Risiko-risiko yang dihadapi organisasi Lingkungan control (lemah) Perubahan atau inisiatif-inisiatif baru Bidang-bidang masalah yang diketahui Mutu informasi Likuiditas asset Kontrak-kontrak utama Manajemen Pengawasan altivitas oleh yang lain

Indikator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan akan fokus pada system, proses organisasi atau kontrol kunci atas bidang keuangan, operasional, manajerial dan teknologi informasi. Karakteristik-karakteristiknya adalah : Penuh makna Tepat waktu Sensitivitas Keandalah Dapat diukur Praktis

Alat dan teknik yang digunakan adalah yang sering diterapka dalam audit analitis seperti pengamatan periodic, analisis statistic, analisis regresi dan lain-lain. Prosedur-prosedur yang mungkin diterapkan adalah penggunaan jumlah moneter, kuantitas, rasio atau persentase. Implementasi merupakan pelaksanaan rencana-rencana audit, termasuk penelahaan informasi dan aktivitas tindak lanjut jika layak. Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART mencakup elemen: Penugasan aktivitas audit SMART ke masing-masing anggota tim Mengupayakan pendokumentasian yang layak dan penyimpanan tersentralisasi Evaluasi periodic atas aktivitas audit

Carolina Power and Light mengemukakan hasil dari inovasi ini berupa efektivitas biaya yang mendukung proses audit internal tradisiional. Berikut manfaat-manfaat utamanya: Meningkatkan penggunaan metode-metode audit terbatas Meningkatkan upaya audit Memperbanyak audit yang efektif Identifikasi masalah secara tepat waktu Meingkatkan deteksi kecurangan Meningkatkan perencanaan audit tahunan.

Pengembangan Standar
Auditor semakin lama semakin dalam masuk ke dalam arus operasi. Pada saatmereka melakukan ini mereka merasa perlu menemukan standar yang otoritatif atau membuat 9

standar bersama klien. Standar harus sesuai dengan tujuan-tujuan operasi yang diperiksa. Untuk hal-hal yang bersifat teknis standar harus divalidasi oleh seorang ahli yang secara teknis memiliki kualifikasi sebelum diterima oleh manajemen klien. Bila tidak ada standar, maka auditor yang akan membuatnya. Kemudian untuk mempeoleh keyakinan yang memadai bahwa standar tersebut wajar dan relevan mereka meminta wakil lokcal dari Dewan Keamanan Nasional (National Safety Council) untuk menelaah standar tersebut.

Penggunaan Tolok Ukur


Tolok ukur adalah pemilihan praktik-praktik terbaik yang dilakukan oleh organisasiorganisasi lainnya atau oleh bagian-bagian organisasi itu sendiri yang dimaksudkan untuk membantu dalam pencapaian tujuan, pengembangan tolok ukur biasanya merupakan hasil dari proses belajar. Arthur Andersen melakukan studi Praktik-praktik Global Terbaik yang mengidentifikasi sebelas tindakan yang tepat untuk menentukan apakah aktivitas-aktivitas yang akan meningkatkan upaya organisasi. Aktivitas-aktivitas ini dikelompokkan ke dalam empat tahap yaitu : 1. 2. 3. 4. Analisis proses-proses audit Merencanakan studi Laksanakan studi Dapatkan pemahaman.

II.6. EVALUASI Evaluasi dimaksudkan untuk mencapai pertimbangan yang benar secara matematis dan untuk menyatakan pertimbangan tersebut dalam hal apa yang diketahui. Konotasi numerik menungkinkan pengukuran dan evaluasi, dua hal kunci pada pekerjaan lapangan untuk menelusuri jejak audit dengan penuh keselarasan. Karena auditor internal menerapkan standar operasional di sepanjang pekerjaan lapangannya, maka auditor internal seharusnya tidak gagal dalam mengevaluasi standar itu sendiri. Pengukuran yang dilakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ke tiga aspek penting organisasi yaitu kualitas, biaya dan jadwal.

II.7. PENGUJIAN

10

Pengujian berarti menempatkan aktivitas atau transaksi dalam percobaan dengan memilih beberapa bukti dan menentukan kualitas atau karakteristik inheren mereka. Bagi auditor internal pengujian berarti pengukuran hal yang representative dan perbandingan hasilnya dengan standar atau criteria yang ditetapkan. Tujuannya adalah untuk memberi auditor dasar bagi pembentukan opini audit. Pengujian terdiri dari metode pemeriksaan, perbandingan, analisis dan evaluasi data, materi dan transaksi berdasarkan beberapa jenis standar atau kriteria. Tujuan khusus proses pengujian adalah untuk menentukan : Validitas yaitu kelayakan, keaslian, kewajaran Akurasi yaitu kuantitas, kualitas, klasifikasi Ketaatan dengan prosedur, regulasi, hukum yang berlaku Kompetensi control yaitu tingkat kenetralan risiko.

Merencanakan Pengujian Pengujian harus diawali dengan perencanaan. Rencana tersebut harus diformalkan dengan dokumentasi dan harus mencakup : 1. Pendefinisian tujuan pengujian 2. Pengidentifikasian jenis pengujian untuk mencapai suatu tujuan 3. Pengidentifikasian kebutuhan pegawai yang mencakup keahlian dan disiplin ilmu yang dimilki. 4. Penentuan urutan proses pengujian 5. Pendefinisian standar atau kriteria 6. Pendefinisian populasi pengujian 7. Keputusan metodologi pengambilan sampel yang akan dilakukan 8. Pemeriksaan transaksi atau proses terpilih.

Pendefinisian Standar Kinerja atau criteria


Standar kinerja atau kriteria bisa berbentuk eksplisit dan implisit. Berbentuk eksplisit bila dinyatakan secara jelas dalam arahan, instruksi pekerjaan, spesifikasi atau hukum. Standar bersifat implisit bila manajemen telah menetapkan tujuan dan sasaran atau sedang 11

mengupayakan penetapannya tetapi tidak menyatakan secara ekplisit bagaimana mencapainya.

Pendefinisian Populasi Pengujian


Populasi yang akan diuji harus dipertimbangkan sesuai tujuan audit. Jika tujuannya adalah member opini atas transaksi yang terjadi sejak audit terakhir, total transaksi mencerminkan populasi. Jika tujuannya adalah member opini atas kecukupan, efektivitas dan efisiensi system control yang diterapkan saat ini, populasinya mungkin kebih terbatas. Dalam kedua kondisi, auditor harus mencari bukti-bukti untuk mendukung kewajaran jumlah dan materialitas tramsaksi yang terlibat, bukti-bukti tersebut misalnya pesanan pembelian, memo penerimaan faktur,slip penjualan, kontrak, tiket perjalanan. Auditor harus menentukan karakter dan lokasi populasi untuk mengetahui apakah ada dokumen yang hilang dan memutuskan rencana pemilihan yang tepat.

II.8. TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN TRANSAKSI-TRANSAKSI Auditor memilki banyak teknik untuk membantu mereka mencapai tujuannya. Teknik-teknik tersebut antara lain : 1. Mengamati Bagi auditor mengamati berarti melihat, memerhatikan tidak melewatkan hal-hal yang dianggap penting. Hal ini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki tujuan, memiliki nuansa perbandingan dengan standar dan suatu pandangan yang evaluatif. Mengamati berbeda dengan menganalisi karena analisis berarti menetapkan, menyusun dan menginterpretasikan data. 2. Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan mungkin merupakan teknik yang paling pervasive bagi auditor yang menelaah operasi. Pertanyaan diajukan selama audit dan bias secara lisan ataupun tertulis. 3. Menganalisis Menganalisis berarti memeriksa secara rinci. Artinya kita memecah entitas yang kompleks ke dalam bagian-bagian kecil untuk menentukan karakteristiknya yang sebenarnya. Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kualitas, penyebab, dampak,

12

motif dan kemungkinan-kemungknan, seringkali sebagai fasilitator bagi penelitian selanjutnya atau sebagai dasar pertimbangan. 4. Memverifikasi Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian atau validitas sesuatu. Hal ini merupakan sarana tertua yang dimiliki oleh auditor. Verifikasi mencakup konfirmasi dan perbandingan, pernyataan dari seseorang dikonfirmasi melalui pembahasan dengan orang-orang lain atau satu dokumen dibandingkan dengan satu atau lebih dokumen lain yang valid. 5. Menginvestigasi Menginvestigasi merupakan istilah yang secara umum diterapkan pada pelaksanaan Tanya jawab untuk menemukan fakta-fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran. Auditor bisa menginvestigasi tapi menginvestigasi berbeda dengan mengaudit. Audit mengandung objektivitas. Investigasi berarti berupaya mencari bahan bukti atas terjadinya kesalahan. 6. Mengevaluasi Mengevaluasi sebagaimana penilaian sebagai istilah yang berhubungan, melibatkan estimasi nilai. Dalam audit, hal ini berarti menuju suatu pertimbangan. Artinya menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan kecukupan, efisiensi dan efektivitasnya.

13

BAB III PENUTUP III.1. Kesimpulan

Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas. Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu memberikan keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Ada enam metode yang biasa digunakan dalam pekerjaan lapangan yaitu, Observasi, Konfirmasi, Verifikasi, Investigasi, Analisis, evaluasi. Konsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada Carolina Power dan Light, salah satu perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat. SMART merupakan singkatan dari Selective Monitoring and Assessment of risk and trends (pengawasan dan penentuan selektif atas risiko dan tren). Metode ini merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Teknik-teknik pemeriksaan transaksi antara lain, mengamati, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, dan mengevaluasi

14

Anda mungkin juga menyukai