Anda di halaman 1dari 4

Hewan dan Lingkungan Abiotik

Hewan adalah organisme yang bersifat motil, yaitu dapat bergerak dan berpindah tempat. Gerakannya disebabkan oleh rangsangan tertentu yang berasal dari lingkungannya. Faktor-faktor yang merangsang hewan untuk bergerak adalah makanan, air, cahaya, suhu, kelembaban, dan lain-lain. Faktor lingkungan yang berpengaruh pada kehidupan hewan dibedakan atas kondisi dan sumberdaya. Sumberdaya terdiri atas: a) Materi adalah bahan-bahan atau zat yang diperlukan oleh organisme untuk membangun tubuh. Materi terdiri atas; zat-zat anorganik (air, garam-garam mineral) dan zat-zat organik (tubuh organisme lain atau sisa-sisa tubuh organisme yang sudah mati). b) Energi adalah daya yang diperlukan oleh organisme untuk melakukan aktivitas hidup. c) Ruang adalah tempat yang digunakan organisme untuk menjalankan siklus hidupnya. Hewan dan organisme lain mempunyai hubungan yang saling ketergantungan dengan lingkungannya, sehingga timbullah hubungan timbal balik antara keduanya. Hubungan timbal balik tersebut meliputi; Aksi, Reaksi dan Koaksi. Lingkungan abiotik hewan meliputi faktor-faktor Medium dan Substrat : 1) Medium adalah bahan yang secara langsung melingkupi organisme dan organisme tersebut berinteraksi dengan medium, seperti; Ikan menerima zat-zat mineral dari air, sebaliknya air menerima kotoran ikan dalam air. Beberapa fungsi medium bagi hewan : a. Tempat tinggal misalnya; ikan hidup di air, cacing hidup di dalam tanah b. Sumber materi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh, misalnya; hewan darat memperoleh Oksigen dari udara. c. Tempat membuang sisa metabolisme, seperti Karbondioksida dan feces. d. Tempat bereproduksi, misalnya, katak pergi ke air untuk kawin dan bertelur. e. Menyebarkan keturunan, misalnya; Larva ketam air tawar (Megalopa), menyebar di perairan sungai setelah berimigrasi dari laut ke arah hulu sungai. Setiap medium berbeda komposisi merambatkan panas, sifat perubahannya sebagai akibat perubahan suhu, tegangan permukaan kekentalan, massa jenis dan tekanan. 2) Substrat adalah permukaan tempat organisme hidup terutama untuk menetap atau bergerak, atau benda-benda padat tempat organisme menjalankan seluruh atau sebagian

hidupnya. Setiap organisme memerlukan medium, tetapi tidak semua mempunyai substrat. Hewan air yang bersifat pelagic (berenang) tidak mempunyai substrat. Medium juga tidak berubah sebagai akibat adanya aktifitas organisme. Substrat mengalami modifikasi oleh aktivitas organisme, misalnya tanah padang rumput yang gembur menjadi padat jika digunakan untuk gembala kambing atau kerbau terus menerus. Substrat sebagai tempat berpijak, membangun rumah atau kandang dan tempat makanan. Beberapa hewan menggunakan substrat sebagai tempat berlindung, karena warna substrat sama dengan warna tubuhnya, misalnya; bunglon dan belalang kayu. Kondisi Beberapa faktor fisik dan kondisinya yang berpengaruh pada kehidupan hewan adalah : 1) Tanah Tanah merupakan substrat bagi tumbuhan untuk tumbuh, merupakan medium untuk pertumbuhan akar dan untuk menyerap air dan unsur-unsur hara makanan. Bagi hewan tanah adalah substrat sebagai tempat berpijak dan tempat tinggal, kecuali hewan yang hidup di dalam tanah. Kondisi tanah yang berpengaruh terhadap hewan tersebut adalah kekerasannya. Faktor dalam tanah yang mempengaruhi kehidupan hewan tanah antara lain kandungan air (drainase), kandungan udara (aerase), suhu, kelembaban serta sisa-sisa tubuh tumbuhan yang telah lapuk. Jika tanah banyak mengandung air maka oksigen di dalam tanah akan berkurang dan karbondioksidanya akan meningkat. Air juga menyebabkan tanah menjadi cepat asam, karena air mempercepat pembusukan. Kurangnya oksigen menyebabkan gangguan pernapasan, dan zat-zat yang bersifat asam dapat meracuni hewan. Tanah yang terlalu kering menyebabkan hewan dalam tanah tidak dapat mengekstrak air secara normal. Kandungan karbondioksida dalam tanah lebih banyak daripada di atmosfir. Jika tanah banyak mengandung rongga pertukaran udara antar tanah dengan atmosfir menjadi lancar, karbondioksida dapat keluar sementara oksigen masuk. Rongga-rongga tanah dapat diperbanyak jika dalam tanah tersebut banyak hewan penggali tanah seperti cacing tanah dan anjing tanah. 2) Air Air sangat menentukan kondisi lingkungan fisik dan biologis hewan. Perwujudan air dapat berpengaruh terhadap hewan. Misalnya jika air dalam tubuh hewan akan berubah menjadi dingin atau membeku karena penurunan suhu lingkungan, menyebabkan sel dan jaringan tubuh akan rusak dan metabolisme tidak akan bejalan normal, sebaliknya penguapan air yang berlebihan dari dalam tubuh hewan menyebabkan tubuh kekurangan air. Hewan dapat dibedakan atas 3 kelompok ditinjau dari pengaruh air, yaitu; Hidrosol (Hydrosoles) atau hewan air, Mesosol (Mesocoles), hewan yang hidup di tempat yang tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering dan Xerosol (Xerosole), hewan yang hidup di tempat yang kering karena tingginya penguapan. Penyebaran dan kepadatan hewan air di lingkungan air ditentukan oleh

kemampuannya mempertahankan osmotik dalam tubuhnya dan berhubungan dengan kemampuannya untuk bertoleransi dengan salinitas air. 3) Temperatur Temperatur merupakan faktor lingkungan yang dapat menembus dan menyebar ke berbagai tempat. Temperatur dapat berpengaruh terhadap hewan dalam proses reproduksi, metabolisme serta aktivitas hidup lainnya. Suhu optimum adalah batas suhu yang dapat ditolerir oleh hewan, lewat atau kurang dari suhu tersebut menyebabkan hewan terganggu bahkan menuju kematian karena tidak tahan terhadap suhu. 4) Cahaya Cahaya dapat mempengaruhi hewan, misalnya warna tubuh, gerakan hewan dan tingkah laku. 5) Gravitasi Pengaruh gravitasi dirasakan oleh hewan jika hewan sedang berpijak pada substrat yang horizontal. Hewan yang berdiri di suatu bidang yang miring atau tegak, berenang di air dan terbang di udara merasakan adanya pengaruh gravitasi bumi. Gravitasi juga berpengaruh pada perbedaan tekanan air dan udara. 6) Gelombang Arus dan Angin Kehidupan hewan juga dipengaruhi oleh arus dan angin. Hewan yang hidup di lingkungan air mengalir menghadapi resiko hanyut karena adanya aliran dan arus air. Demikian dengan hewan yang hidup di darat dan udara menghadapi arus angin. Namun demikian arus air dan angin yang normal sangat berpengaruh positif terhadap hewan, karena air dan angin dapat membantu sebagian aktivitas hewan. 7) pH Pengaruh pH terhadap organisme terjadi melalui 3 cara, yaitu; 1) secara langsung, mengganggu osmoregulasi, kerja enzim dan pertukaran gas di respirasi, 2) tidak langsung, mengurangi kualitas makanan yang tersedia bagi organisme, 3) meningkatkan konsentarasi racun logam berat terutama ion AI. Di lingkungan daratan dan perairan, pH menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan penyebaran organisme. Toleransi hewan yang hidup di lingkungan air umumnya pHnya bervariasi. 8) Salinitas Salinitas adalah kondisi lingkungan yang menyangkut konsentrasi garam di lingkungan perairan dan air yang terkandung di dalam tanah. Di lingkungan perairan tawar, air cenderung meresap ke dalam tubuh hewan karena salinitasi air lebih rendah daripada cairan tubuh. Hewan yang hidup di habitat laut umumnya bersifat isotonic terhadap salinitas air laut sehingga tidak ada peresapan air ke dalam tubuh hewan.

Anda mungkin juga menyukai