Anda di halaman 1dari 33

Pembimbing : Dr. Aditiyono, Sp.

OG

Penyusun : Supak Silawani Dian Kristiani Ika

Mioma uteri = neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus


RI : 2,4%11,7% dari pasien ginekologi yang dirawat

US : 2-12,8 orang per 1000 wanita/tahu nnya

Insidensi di dunia : 20 30% dari seluruh wanita

Paritas Usia RPK

Kehamilan

Mioma uteri

Obesitas

Etiologi

Teori Stimulasi

Teori Cellnest

Stimulasi Estroen

sel-sel otot imatur

proliferasi di uterus Pemberian estrogen

Hiperplasia endometrium

tumor fibromatosa

Mioma Uteri
Mioma Uteri

Anamnesis
Perdaraha n Abnormal
Nyeri Perut

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi abdomen : terlihat benjolan Palpasi abdomen : teraba uterus, permukaan rata, konsistensi padat, mobile Pemeriksaan bimanual : portio ikut bergerak saat massa di abdomen digerakkan

Benjolan di perut

Efek tekanan

Infertilitas

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Lab USG , MRI

Konservatif
Pemeriksaan Hb

Operatif
Miomektomi Histerektomi

Radioterapi
menopause Bad risk

Zat besi
GnRH

Identitas Pasien

Nomer CM Nama Umur Jenis kelamin Agama Suku/ Bangsa Alamat Pekerjaan Waktu masuk 16.00 WIB

: 795646 : Ny. S : 46 tahun : Perempuan : Islam : Jawa/ Indonesia : Wangon RT 3 RW 10 : Ibu rumah tangga : Sabtu, 17 September 2012 jam

Keluhan utama : keluar darah dari jalan lahir sejak 17 september 2012 pukul 05.00 WIB Keluhan tambahan : benjolan di perut sejak 20 tahun yang lalu Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan surat pengantar RSUD Majenang dengan Mioma multiple dan hasil lab Hb 6 gram/dl. Pasien mengeluhkan keluar darah banyak dari jalan lahir sejak 11 jam lalu berupa gumpalan-gumpalan darah berwarna merah kehitaman.

Awalnya mens tanggal 10 September 2012, seperti mens pada bulan-bulan sebelumnya yang biasanya berlangsung 10 hari dengan jumlah darah yang banyak hingga ganti pembalut 5 kali perhari, namun sejak 11 jam lalu darah yang keluar begitu banyak. Pasien mengaku tak tahu pasti jumlah darah yang keluar, menurutnya lebih dari 5 gelas belimbing. Pasien mengeluhkan benjolan di perut bawah yang dirasakan sudah 20 tahun yang lalu. Awalnya sebesar telur ayam namun terus membesar hingga kini sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Keputihan dirasakan selama 1 bulan terakhir berwarna jernih, tidak berbau, sedikit gatal dan pasien menyangkal adanya nyeri saat berhubungan dengan suami. susah buang air kecil sejak seminggu yang lalu.

Hari pertama haid terakhir : 5 September 2012 Riwayat menstruasi : mens teratur, kurang lebih lamanya 10 hari, ganti pembalut kurang lebih 5x sehari, ada nyeri haid, siklus kurang lebih30-31 hari, menarche usia 13 tahun. Riwayat menikah :sekali, sejak 11 tahun yang lalu Riwayat KB :belum pernah menggunakan KB Riwayat obstetri :P0 A0

Riwayat penyakit dahulu : disangkal Riwayat penyakit keluarga : disangkal Riwayat sosial ekonomi : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan tinggal bersama suami yang bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan tidak tetap. Pasien menggunakan jampersal untuk pembiayaan persalinannya

Sabtu, 17 September 2012 jam 16.00 WIB (IGD) Keadaan umum : Tampak sakit ringan/agak lemah Kesadaran : composmentis Glascow Coma Scale : 15 (Eye 4 Motoric 6 Verbal 5) Berat badan : 50 kg Tinggi badan : 155 cm Vital sign Tekanan darah: 110/60 mmHg Nadi: 116 kali/menit, reguler, isi dan tegangan lemah Laju pernapasan: 22 kali/menit, reguler Suhu tubuh: 36,5 oC

Status generalis : tidak ada kelainan Status lokalis abdomen: Inspeksi : datar Auskultasi : Bising usus + normal Perkusi : timpani, pekak pada masa Palpasi : teraba masa dengan konsistensi padat, immobile atau sulit digerakkan, batas atas : 2 jari dibawah pusat, batas bawah: suprapubik, batas kanan: sejajar umbilicus, batas kiri: linea parasternalis sinistra.

Pemeriksaan ekstrimitas : tidak tampak sianosis, akral hangat, tidak terdapat pitting edema pada kedua ekstrimitas inferior. Pemeriksaan Genitalia Inspeksi genitalia externa: distrubusi mons pubis merata, tidak tampak luka maupun pembesaran kelenjar Bartholini, pengeluaran pervaginam + berupa flek Pemeriksaan bimanual: terdapat darah, pembukaan negatif, porsio teraba dan bergetar saat masa abdomen digerakkan.

Diagnosis : P0 A0 usia 46 tahun dengan mioma uteri dan anemia gravis (Hb: 2,2) Tata laksana awal: ABC Pantau tanda vital dan KU Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, PT, APTT, SGOT, SGPT, elektrolit darah Terapi: IVFD RL 20 tpm, injeksi ampicilin 1x1 gram, Kalnex 3x500 mg, Transfusi darah 1 kolf PRC Rawat Bangsal Teratai Pemeriksaan EKG

Hasil USG tanggal 19 September 2012: Pembesaran uterus disertai massa iso-hipoekoik multilobulated ukuran sekitar 16,58 x 8,58 cm cenderung gambaran mioma uteri Efusi pleura duplek Tak tampak kelainan lainnya pada organ intraabdomen lain diatas secara sonografi.

Teratai (Kamis, 27 September 2012 jam 08.00 WIB) Keadaan umum Kesadaran Vital sign Tekanan darah Nadi dan tegangan Cukup Laju pernapasan Suhu tubuh : Baik : composmentis : 110/80 mmHg : 88 kali/menit, reguler, isi

: 22 kali/menit, reguler : 36 oC

Status Lokalis Abdomen: Inspeksi : distrubusi mons pubis merata, tidak tampak luka maupun pembesaran kelenjar Bartholini, pengeluaran pervaginam (-) Diagnosis akhir P0 A0 usia 46 tahun post Total Abdominal Histerektomi dan indikasi mioma uteri Prognosis Ad vitam : ad bonam Ad sanam : ad bonam Ad functionam : ad bonam

1. 2.

Pada kasus ini didiagnosis awal P0 A0 usia 46 tahun dengan mioma uteri dan anemia gravis, dengan dasar: Keluhan utama perdarahan banyak dari jalan lahir Pemeriksaan abdomen: Inspeksi : datar Auskultasi : Bising usus + normal Perkusi : timpani, pekak pada masa Palpasi : teraba masa dengan konsistensi padat, immobile atau sulit digerakkan, batas atas: 2 jari dibawah pusat, sebesar kurang lebih 2 kepalan tangan orang dewasa. batas bawah: suprapubik, batas kanan: sejajar umbilicus, batas kiri: linea parasternalis sinistra

Pemeriksaan Genitalia Eksterna Inspeksi : Distrubusi mons pubis merata, tidak tampak luka maupun pembesaran kelenjar Bartholini. Pemeriksaan bimanual Terdapat darah, pembukaan negative, porsio teraba dan bergetar saat masa abdomen digerakkan.

Pembesaran uterus disertai massa iso-hipoekoik multilobulated ukuran sekitar 16,58 x 8,58 cm, cenderung gambaran mioma uteri. Efusi pleura duplek, tak tampak kelainan lainnya pada organ intraabdomen lain secara sonografi

Diagnosis akhir P0 A0 usia 46 tahun post Total Abdominal Histerektomi atas indikasi mioma uteri Prognosis Ad vitam : ad bonam Ad sanam : ad bonam Ad functionam : ad bonam

Pembahasan Manifestasi Klinis pada Pasien Gejala yang ditimbulkan sangat bergantung pada sarang mioma ini berada (serviks, intramural, submukosa atau subserosa). Gejala-gejala pada pasien ini antara lain : 1. Perdarahan Abnormal 2. Nyeri perut dan dismenore 3. Gangguan Buang Air Kecil 4. Infertilitas

Faktor predisposisi pada pasien dan hubungannya Faktor predisposisi pada pasien tersebut kemungkinan karena : 1. Usia 2. Paritas Penanganan pada kasus ini: tindakan histerektomi apabila memenuhi memenuhi kriteria American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) untuk histerektomi, yaitu sebagai berikut:13 Terdapat 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan pasien. Perdarahan uterus berlebihan: Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari

Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis - Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi: - Nyeri hebat dan akut - Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis - Penekanan buli-buli dan frekuensi urin yang berulangulang dan tidak disebabkan karena infeksi saluran kemih

Adapun cara penanganan pada mioma uteri yang perlu diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal. Tindakan histerektomi pada mioma uteri merupakan indikasi bila didapati keluhan menorraghia, metroraghia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12-14 minggu.

Diagnosis pada saat pasien ini datang ke IGD yaitu : P0 A0 usia 46 tahun dengan mioma uteri dan anemia gravis dan diagnosis saat pulang P0 A0 usia 46 tahun post Total Abdominal Histerektomi atas indikasi mioma uteri Terapi yang dilakukan diantaranya : perbaikan keadaan umum lalu dilakukan tindakan operatif berupa total histerektomi trans abdominal karena didapatkan besar dan konsistensi uterus sebesar lebih dari kepalan orang dewasa dan terdapat keluhan perdarahan, nyeri dan anemia berat. Faktor risiko mioma uteri pada pasien ini yaitu : usia dan paritas (nullipara)

DAFTAR PUSTAKA

Thomas EJ. The aetiology and phatogenesis of fibroids. In : Shaw RW. eds. Advences in reproduktive endocrinology uterine fibroids. England New Jersey : The Phartenon Publishing Group, 1992 ; 1 8. Diakses 9 Oktober 2010.http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/healthsciences/mioma-uteri/mrdetail/906/ Victory R, Romano W, Bennett J, Diamond M. Clinical Gynecology. Churchill Livingstone, an imprint of Elsevier Inc. 2006. 179-205 Baziad A. Pengobatan medikamentosa mioma uteri dengan analog GnRH. Dalam : Endokrinologi ginekologi edisi kedua. Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2003; 151 156. Diakses 9 Oktober 2012. http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/miomauteri/mrdetail Bradley J, Voorhis V. Management options for uterine fibroids, In : Marie Chesmy, Heather Whary eds. Clinical obstetric and Gynecology. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins, 2001 ; 314 315. Diakses 9 Oktober 2012. http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/healthsciences/mioma-uteri/mrdetail Schwartz MS. Epidermiology of uterine leiomiomata. In : Chesmy M, Heather, Whary eds. Clinical Obstetric and Ginecology. Philadelphia : Lippincott Williams and Willkins, 2001 ; 316 318. Diakses 9 Oktober 2012. http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/miomauteri/mrdetail/906 Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi II. Jakarta : Bina Pustaka, 2005 Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 2. Jakarta: EGC Parker WH. Etiology, symptomatology, and diagnosis of uterine miomas. Fertility and Sterility.Vol. 87, No. 4, April 2007. Pradhan P, Acharya N, Kharel T, Manjin M. 2006. Myoma rahim sebuah profil para wanita. Stewart AA, Faur AV, Wise LA. 2002. Predictors of subsequent surgery for uterin leiomiomata after abdominal myomectomi. Hadibroto, B. 2005. Mioma Uteri. Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Sumatra Utara. Available from: http://repositoryusu.ac.id Sutoto J.S.M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat genital dalam Buku Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta. Chelmow, D. 2005. Gynecologic Myomectomy. Available from: http://www.emedicine.com/med/topic3319.html Berek JS. 2003. Hysterectomy. Novaks Gynecologic 12th Edition. England; MC Graw Hill; 810

Anda mungkin juga menyukai