Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Oleh : Likhna Pertiwi Yesi Andriani NIM.105070200111011 NIM. 105070200111012

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan Sasaran Tempat Pembicara Tanggal Waktu Metode : Penyuluhan Tentang Obat Diabetes Bagi Penderita Diabetes Militus : Pasien Diabetes Melitus ( 5 orang ) : Ruangan Melati , RS.Babussalam : Likhna Pertiwi dan Yesi Andriani : 19 November 2012 : 2x40 menit : Ceramah, tanya jawab, praktik dan diskusi

A. TUJUAN PENYULUHAN 1. Tujuan Intruksional Umum: Setelah diberikan penyuluhan selama 2x40 menit, peserta (klien) mampu menjelaskan tentang penggunaan obat diabetes secara mandiri 2. Tujuan Intruksional Khusus: Setelah diberikan penyuluhan selama 2x40 menit diharapkan peserta (klien) dapat: 1. 2. Pasien Diabetes Melitus dapat menjelaskan tentang Tujuan pemberian Obat Hipoglikemik Oral (OHO) Pasien Diabetes Melitus dapat menjelaskan tentang jenis dan mekanisme kerja Obat Hipoglikemik Oral (OHO) B. SUB POKOK BAHASAN a. Tujuan pemberian Obat Hipoglikemik Oral (OHO) b. Tentang jenis dan mekanisme kerja Obat Hipoglikemik Oral (OHO) C. MATERI PENYULUHAN Terlampir

D. KEGIATAN PENYULUHAN Tahap kegiatan Waktu 1. Kegiatan perawat Mengucapkan salam 2. Menanyakan perasaan peserta Pembukaan (5 menit) 3. diri 4. Menjelaskan kontrak topik, waktu, dan tujuan penyuluhan. Penyajian (20 menit) 1. Menjelaskan materi penyuluhan tentang : - OHO -Pemberian insulin - Mekanisme kerja insulin -Penyimpanan insulin 2. Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan 3. Menjawab pertanyaan peserta 2. Mengajukan pertanyaan 1. an an Menyetujui kontrak Mendengark Ceramah Diskusi Atlas Obat Hipoglikemik Oral, leaflet dan poster Memperkenalkan Kegiatan peserta Menjawab salam Peserta mengungkapka n perasaannya Mendengark Ceramah Metode Media & alat

3. an

Mendengark

Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi Penutup (15 menit) Menutup penyuluhan

1.

a. Menjawab pertanyaan Ceramah -

dan b.Menjawab salam

mengucapkan salam

E. Kriteria Evaluasi 2. Evaluasi Struktur 1. Peserta hadir tepat waktu ditempat penyuluhan 2. Penyelenggaraan RS.Babussalam 3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum kegiatan 2. Evaluasi Proses 1. 2. 3. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang diberikan Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar Peserta mengerti dan memahami Obat Hiperglikemik Oral (OHO), pemberian insulin, mekanisme kerja insulin, dan cara penyimpanan insulin. penyuluhan dilaksanakan di Ruangan Melati ,

3. Evaluasi Hasil

F. Daftar Pustaka

Muchid, Abdul, Fatimah Umar. 2005.

Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes

Mellitus. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan Ri American Diabetes Association. 2001. Clinical Practice Recommendations 2001. Diabetes Care; 24(s1). .2004. Diagnosis and classification of diabetes mellitus . Diabetes Care;27(Suppl 1):S5-S10. E, Basuki. 2004. Penyuluhan Diabetes Mellitus. Dalam Soegondo S, Soewondo P dan Subekti I (eds). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, Jakarta: Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo-FKUI Adam JMF.: Benefit of Acarbose(Glucobay) as an adjuvant therapy in NIDDM patients with sulfonylurea secondary faillure.Kumpulan Naskah Lengkap Konas IV Perkeni Edit.Adam JMF dkk. Ujungpandang 1997.p.118 - 125. Balley,CJ., Turner,RC.: Metformin (Drug Therapy,Review Articles) New Engl.Jour of Med. 334, p.574-579.,1996. Cheatam W,W.: Repaglinid : A New Oral Blood Glucose Lowering Agent. Clinical Diabetes,16,70-72,1998. Henrichs,HR.: Sulfonilurea /Insulin Combination in Diabetes mellitus. Following secondary Failure to Tablets.in Insulin / Sulfonylurea Combination therapy in type II diabetes. Editors: Bachmann,W., Lotz,N., Mehnert. Karger Basel, Munchen. 1988,p. 51-67. Iwamoto,Y.,Kosaka,K.,Kuzuya,T. et al: Effects of Troglitazone. A new Hypoglicemic agent in patients with NIDDM poorly controlled by diet therapy. Diabetes Care:19,p.151 156,1996. Schwartz,S., Raskin,P., Fonseca,V., Graveline,JF: Effect of Troglitazone in insulin-treated patients with type II diabetes mellitus.The New Engl.Jour.of Med. 338, p.861866,1998. Sidartawan soegondo : Prinsip pengobatan diabetes, obat hipoglikemik oral dan insulin. Dalam Buku Acuan Penatalaksanaan Diabetes mellitus bagi dokter Puskesmas, Dokter praktek umum dan Edukator diabetes. Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Dr Ciptomangunkusumo FKUI Jakarta, 1998. Editor.Pradana S,Indah,SW., Hilma P.1998, p. 63 -77. Wijaya,C., Tjendraputra : Metformin hidroklorida dalam Penggunaan obat hipoglikemik oral(OHO) pada NIDDM. 1994, p. 11- 21.

C. LAMPIRAN MATERI

OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO) Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk membantu penanganan pasien DM Tipe II. Pemilihan obat hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukan keberhasilan terapi diabetes. Bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien, farmakoterapi hipoglikemik oral dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan dan penentuan rejimen hipoglikemik yang digunakan harus mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes (tingkat glikemia) serta kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada. 1. GOLONGAN SULFONILUREA (SU) Generasi 1 :

Tolbutamid

Klorpropamid (Diabenese )

Tolazamid

Generasi 2 :

Glibenklamid=Gliburid(Daonil)

Glipizid(Minidiab)

GlipizidGITS (Glucotrol XL)

Glimepirid (Amaryl)

Gliclazid(Diamicron)

Gliquidon(Glurenorm)

Indikasi : Sulfonilurea diberikan kepada pasien DNID yang tidak dapat disembuhkan dengan diet atau tidak mau/tidak dapat menggunakan insulin pada kasus gagal diet. Efek Samping : BB meningkat, Hipoglikemik Kontraindikasi : SU tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena pada hewan percobaan yang diberikan dosis tinggi SU, dapat terjadi teratogenesis. Dosis : Obat Dosis awal Dosis maksimal Glibenklamid Gliklasid Glikuidon Glipisid Glipisid GITS Glimepirid Klorpropamid 2,5 mg 80 mg 30 mg 5 mg 5 mg 1 mg 50 mg 20 mg 240 mg 120 mg 20 mg 20 mg 8 mg 500 mg Pemberian sehari 1 - 2 kali 1 - 2 kali 2 - 3 kali 1 - 2 kali 1 kali 1 kali 1 kali

* diberikan + 30 menit sebelum makan Mekanisme Kerja : Obat ini bekerja secara primer dengan merangsang sel beta mensekresi insulin.Sulfoniurea terikat dengan permukaan reseptor pada membran selbeta dan menghambat ATP-sensitive potassium Channel sehingga mencegah keluarnya kalium dan terjadilah depolarisasi membran sel. Depolarisasi membuka voltage- dependent calcium channel akibatnya kalsium ekstra seluler masuk dalam sel dan akhirnya meningkatkan Calcium Cytosolic yang merangsang insulin. 2. GOLONGAN BIGUANIDA

Metformin (Glucophag, Diabex, Neo Dipar). Indikasi : obat pilihan pertama pada pasien DM tipe 2 gemuk yang mana dasar kelainannya adalah resistensi insulin Efek Samping : nausea, muntah, kadang-kadang diare, dan dapat menyebabkan asidosis laktat. Kontraindikasi : Sediaan biguanida tidak boleh diberikan pada penderita gangguan fungsi hepar, gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung kongesif dan wanita hamil. Pada keadaan gawat juga sebaiknya tidak diberikan biguanida Dosis : Obat Metformin Dosis awal 500 mg Dosis maksimal 3000 mg Pemberian sehari 2 - 3 kali

* diberikan + 30 menit sebelum makan Mekanisme Kerja : Obat hipoglikemik oral golongan biguanida bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi glukosa hati. Senyawa-senyawa golongan biguanida tidak merangsang sekresi insulin, dan hampir tidak pernah menyebabkan hipoglikemia. Satu-satunya senyawa biguanida yang masih dipakai sebagai obat hipoglikemik oral saat ini adalah metformin. Metformin masih banyak dipakai di beberapa negara termasuk Indonesia, karena frekuensi terjadinya asidosis laktat cukup sedikit asal dosis tidak melebihi 1700 mg/hari dan tidak ada gangguan fungsi ginjal dan hati. 3. GOLONGAN TIAZOLIDINDION (TZD)

Tiazolidinedione(Troglitazon, rezulin)

Indikasi : menghilangkan adanya resistensi insulin, menurunkan hepatic glucose out put, menormalkan gangguan toleransi glukose, dan mencegah serta memperlambat progresifitas gangguan toleransi glukose menjadi diabete, memperbaiki kendali glukose darah, dan hiperinsulinemia. Efek Samping : pusing dan edema, namun ini dapat ditolerir penderita. Kontraindikasi : Dosis : Dosis Troglitazon umumnya berkisar 400 mg perhari sudah menurunkan kadar glukose darah puasa dan HbA1C Mekanisme Kerja : Senyawa golongan tiazolidindion bekerja meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin dengan jalan berikatan dengan PPAR (peroxisome proliferator activated receptor-gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin. Senyawa-senyawa TZD juga menurunkan kecepatan glikoneogenesis. 4. GOLONGAN INHIBITOR -GLUKOSIDASE

Arcabose (glucobay) Indikasi : efektif bagi penderita dengan diet tinggi karbohidrat dan kadar glukosa plasma puasa kurang dari 180 mg/dl Efek Samping : perut kurang enak, lebih banyak flatus dan kadang-kadang diare, yang akan berkurang setelah pengobatan berlangsung lebih lama, Bila diminum bersama-sama obat golongan sulfonilurea (atau dengan insulin) dapat terjadi hipoglikemia yang hanya dapat diatasi dengan glukosa murni, jadi tidak dapat diatasi dengan pemberian gula pasir. Kontra Indikasi :

Dosis : Obat ini umumnya diberikan dengan dosis awal 50 mg dan dinaikkan secara bertahap sampai 150-600 mg/hari. Dianjurkan untuk memberikannya bersama suap pertama setiap kali makan Mekanisme Kerja : Senyawa-senyawa inhibitor -glukosidase bekerja menghambat enzim alfa glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim -glukosidase (maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida, pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post prandial pada penderita diabetes. Senyawa inhibitor -glukosidase juga menghambat enzim -amilase pankreas yang bekerja menghidrolisis polisakarida di dalam lumen usus halus.

5. GOLONGAN REPAGLINED (PRANDIN)

Prandin Indikasi : pasien DM tipe 2 yang tidak berhasil dengan diet dan latihan jasmani Dapat dikombinasi dengan metformin bila obat ini sendiri tidak berhasilmengontrol glukose darah. Repaglinid sebagian besar diekskresi oleh hati dan hanya 8 %diekskresi di ginjal. Sehingga bermanfaat terhadap pasien DM disertai gagal ginjal Efek Samping : BB meningkat, hipoglikemik

Kontraindikasi : wanita hamil dan wanita menyusui Dosis : Dosis repaglinid bervariasi antara 0,5 - 4 mg 30 menitsebelum makan dan uji klinis membuktikan efek hipoglikemik lebih rendah dibanding SU Mekanisme Kerja : Mekanisme kerja repaglinid adalah menutup ATP-sensitivepotassium Channel pada sel beta pankreas. Sehingga terjadi depolarisasi dan menyebabkan perangsangan pengeluaran insulin darisel-sel beta pankreas. Repaglinid tidak menekan biosintesis proinsulindan tidak merangsang secara langsung eksositosis insulin sebagaimana golongan SU. TERAPI KOMBINASI Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa OHO atau OHO dengan insulin. Kombinasi yang umum adalah antara golongan sulfonilurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang sekresi pankreas yang memberikan kesempatan untuk senyawa biguanida bekerja efektif. Kedua golongan obat hipoglikemik oral ini memiliki efek terhadap sensitivitas reseptor insulin, sehingga kombinasi keduanya mempunyai efek saling menunjang. Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi kedua golongan ini dapat efektif pada banyak penderita diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat bila dipakai sendiri-sendiri. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL 1. Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaikkan secara bertahap. 2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping obat-obat tersebut. 3. Bila diberikan bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya interaksi obat. 4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal lagi, baru pertimbangkan untuk beralih pada insulin. 5. Hipoglikemia harus dihindari terutama pada penderita lanjut usia, oleh sebab itu sebaiknya obat hipoglikemik oral yang bekerja jangka panjang tidak diberikan pada penderita lanjut usia. 6. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh penderita.

Anda mungkin juga menyukai