Anda di halaman 1dari 8

Dinamika Sosial Politik Lokal

Critical review
Kemunculan dan Berkembangnya Islam Radikal di Indonesia: Dilihat dari Perubahan struktur sosial di Masayarakat Indonesia

Penulis: Haryo Tetuko 122030068

Pendahuluan Dalam makalah yang berjudul kemunculan dan berkembangnya islam radikal di Indonesia , memperlihatkan bahwa proses kemunculannya ditandai dengan adanya perubahan sejarah dan tata pemerintahan serta adanya pengaruh dari pemikiran-pemikiran tokoh Arab sebagai pemicu munculnya Islam radikal. Selain itu dalam makalah tersebut terdapat pula penjelasan mengenai konsep radikalisme itu sendiri secara harafiah dan bagaimana radikalisme itu digambarkan secara realitas di masyarakat khusunya i Indonesia. Secara garis besar makalah ini mencoba memperlihatkan benturan antara konsep dan realita yang diperlihatkan melalui fakta-fakta sejarah serta pola pikir yang terbentuk didalam masyarakat. Islam radikal menjadi isu yang terkemuka di Indonesia saat ini dikarenakan beberapa peristiwa akbar yang terjadi di dunia maupun didalam negri. Seperti halnya tindakan terorisme yang banyak terjadi, seperti halnya penabrakan pesawat komersil ke gedung WTC pada 9 september, kemudian didalam negri terdapat pula kasus-kasus bom bunuh diri di berbagai pusat kota, seperti bom bunuh diri di Bali, di Jakarta (kuningan) dan lain sebagainya. Peristiwa-peristiwa ini menjadi pemicu kemarahan di berbagai kalangan, baik dari luar maupun dalam negri. Selain itu dampak terbesarnya adanya kebencian terhadap kaum muslim yang radikal. Dari peristiwa ini perpecahan ataupun kebencian tidak hanya tejadi antara masayarakat yang berbeda agama (kesinisan terhadap islam), akan tetapi juga adanya kebencian terhadap sesama muslim.

Maka dari kejadian tersebut islam khususnya di Indonesia seakan terpecah menjadi dua bagian, yakni islam moderat dan islam radikal. Islam moderat apabila dilihat secara harafiah, dapat dilihat dari istilah moderat (moderate) yang berasal dari bahasa Latin moderare yang artinya mengurangi atau mengontrol. Kamus The American Heritage Dictionary of the English Language mendefinisikan moderate sebagai: not excessive or

extreme (tidak berlebihan dalam hal tertentu). Kesimpulan awal dari makna etimologi ini bahwa moderat mengandung makna obyektif dan tidak ekstrim, sehingga definisi akurat Islam Moderat adalah Nilai-nilai islam yang dibangun aatas dasar pola pikir yang lurus dan pertengahan (Itidal dan wasath).1 Fenomena islam moderat ini muncul karena banyak orang-orang muslim ingin membedakan diri dengan para pelaku terorisme yang dikatakan sebagai islam radikal yang dianggap salah dan tidak islami. Akhirnya bermunculanlah pemikiranpemikiran liberal yang dibawa oleh Amerika sebagai pionir dari pembentukan dikotomi islam radikal tersebut. Bahwa islam yang benar adalah islam yang menurut kamus The American Heritage Dictionary of the English

Languagemendefinisikan moderate sebagai: (1) not excessive or extreme (tidak melampau/ektrim) (2) temperate (sederhana) (3) average; mediocre (purata; sederhana) (4) opposed to radical views or measures (berlawan dengan radikal dari segi pendapat-pendapat atau langkah-langkah).2 Dari adanya anggapan atau penilaian akan adanya bentuk islam moderat merupakan islam yang benar dan
1

Di unduh dari http://fathurrahman-sudan.blogspot.com/2011/04/mengenalkonsep-islam-moderat.html . 2 Di unduh dari http://aidctranslate.wordpress.com/2009/02/09/memahamimakna-muslim-moderat/

baik maka, banyak orang muslim di Indonesia yang mengikuti pola islam moderat tersebut. Salah satu bentuknya adalah dalam hal berpakaian. Ada pendapat yang mengatakan bahwa pakaian muslim itu adalah baju koko, songkok, bahkan jas,kemeja, celana bahan, atau sekedar berpakaian rapi dan sopan saja. Ini adalah pendapat islam moderat. Padahal seperti yang disepakati jumhur ulama -yang telah dicontohkan langsung oleh para salafussalih, pakaian muslim itu adalah pakaian sunnah yakni contohnya: gamis, jubah, peci, sorban, ridah, serta dominan berwarna putih.3 Dari dikotomi yang dikemukakan di atas, maka kelompokkelompok islam yang menggunakan atribut ataupun memiliki pola pikir yang bersebrangan dengan pemaknaan Islam moderat tersebut dianggap sebagai islam yang radikal, yang telah salah menmpatkan posisi islam yang benar di era saat ini. Setelah adanya pemisahan dengan garis yang tebal antara islam radikal dan islam yang moderat, hal ini menimbulkan dikotomi-dikotomi baru. Pengaruh budaya liberal ini menjadikan status sosial dimasyarakat menjadi salah satu pemicu pembeda antara penganut islam moderat dan islam radikal. Dimana bagi kaum yang memiliki status sosial berpendidikan, pekerja, atau kaum yang strata hidupnya tinggi memilih untuk menjadi islam moderat karena dianggap benar untuk menjadi islam tersebut. Pemahaman yang penuh dengan kemakluman yang sebenarnya mengurangi atau bahkan meninggalkan hadist dan alquran, yang dianggap sudah tidak relevan apabila diaplikasikan di era saat ini menjadi pilihannya. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang sedang terjadi, pemahaman sekuler yang diciptakan oleh bangsa barat seperti sudah membentuk pola pikir
3

Di unduh dari http://azansite.wordpress.com/2009/09/05/islam-moderat-itubagaimana/

masyrakat Indonesia yang berstatus sosial yang tinggi. Sehingga pemisahan antara kebutuhan atau interaksi dunia dan pemahaman akan alquran dan hadist pun dikurangi untuk bersentuhan dengan kehidupan nyata, karna dianggap sudah tidak sesuai. Sedangkan bagi orang-orang yang mendalami islam fundamentalis yang dianggap radikal, banyak dikatagorikan sebagai kelompok-kelompok yang memiliki strata dan status sosial rendah yang dimana lebih mendahulukan tindakan anarkis dibandingkan dengan pola perdamaian ataupun pendekatan persuasif. Fenomena-fenomena inilah yang sedang berlangsung pada saat ini. Analisa Melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia mengenai islam radikal seperti yang terdapat pada makalah kemunculan dan berkembangnya islam radikal di Indonesia, harus dilihat dari beberapa aspek dan berbagai pola pikir agar tidak terjebak pada satu sudut pandang saja. Beberapa aspek yang terpenting adalah mengenai konsep-konsep yang berhubungan dengan kasus ini. Dalam makalah sudah disampaikan beberapa konsep seperti konsep radikalisme, perubahan sosial, clash of civilization, dan juga konsep islam moderat sebagai oposisi dari islam radikal itu sendiri. Adapun pentingnya mengetahui islam moderat, karena dalam kasus islam radikal permasalahan yang timbul bukan saja tindakan-tindakan radikal yang dilakukan oleh oknum-oknum yang

mengatasnamakan sebagai islam radikal, melainkan banyak permasalahan sosial yang terjadi yang bisa berdampak negatif terhadap keharmonisan dalam kehidupan bernegara di Indonesia, seperti perpecahan sesama muslim di indonesia, adanya sentimen-sentimen negatif terhadap atribut-atribut islam.

Sebenarnya keberadaan islam radikal di Indonesia ini masih terjadi perdebatan dan menjadi tema yang kontroversial. Ada kalangan yang menuduh dan ada juga yang menafikkan keberadaanya. Kelompok-kelompok yang menyuarakan islam radikal biasanya adalah kelompok-kelompok yang pemahamannya bertentangan dengan kelompok yang dianggap sebagai islam radikal. Salah satunya adalah Jaringan Islam Liberal (JIL), Kelompok ini selalu melontarkan ide-ide yang bertentangan dengan ide kelompok islam yang dianggap radikal tersebut, sehingga kelompok-kelompok islam yang ingin menerapkan islam secara menyeluruh dianggap radikal olehnya. Namun, ada juga yang menyangkal keberadaan islam radikal tersebut. Salah satunya adalah Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat dan tokoh NU, KH Maruf Amin berpendapat bahwa islam radikal itu tidak ada dan hanya buatan orang yang tidak suka dengan islam. Beliau juga mengatakan Saya kira misi terbesar pencitraan dan penamaan itu adalah agar umat Islam tidak utuh, terpecah-pecah dan dengan begitu kekuatannya menjadi lemah. Karena lemah, maka akan mudah diadu domba, dipermainkan, dan dijadikan kambing hitam berbagai tindakan. Untuk itulah, kita sudah sepakat dengan berbagai ormas Islam beberapa waktu lalu, membuat kesepakatan untuk menyatukan persepsi dan sikap.4 Salah satu yang banyak menjadi pedebatan antara aliran-aliran islam di Indonesia, dan juga akhirnya banyak tafsiran yang menyatakan bahwa ajaran-ajaran yang dianut oleh islam radikal adalah salah. Terlebih mengenai
4

Diunduh dari http://www.eramuslim.com/berita/info-umat/tasyakur-danpeluncuran-buku-biografi-70-tahun-kh-maruf-amin.htm#.UbRkQ_mmgSQ

permasalahan makna jihad yang sselalu menjadi pembicaraan diantara kaum islam yang bersebrangan ini. Sebenaranya konsep jihad, berarti usaha sungguh-sungguh dijalan Allah, atau dalam definisi hukumnya, menyerahkan atau menyediakan sesuatu yang dimiliki untuk kepentingan agama, termasuk harta, ilmu, jiwa, waktu dan lainnya. Defenisi tersebut dilukiskan oleh Fakhruddin al-Turayhi, salah seorang Ulama Islam abad ke 11. Konsep Jihad dalam Islam ini sering difahami keliru oleh sebagian kelompok umat Islam dan kemudian didukung oleh para orientalis, bahwa konsep jihad yang dikembangkan adalah dengan hanya mengidentikkannya dengan angkat senjata. Pada hakekatnya, menurut Sufyan AlThauri, Ulama besar abad kedua Hijri, jihad mencakup aneka ragam aktifitas; ia terdiri dari 10 bagian, hanya satu diantaranya dalam bentuk mengangkat senjata. Bentuk inipun tidak dibenarkan apabila lawan menghendaki perdamaian. (Q. 8:61). Adapun 9 bagian lainnya, lanjut al-Thauri, termasuk diantaranya jihad dengan membelanjakan harta. Allah, bahkan mendahulukan orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah ketimbang mereka yang berjihad mengorbankan nyawanya. (Q. 49:15).5 Paham inilah yang dipahami oleh sebagian besar islam moderat di Indonesia. Sekilas pernyataan dan pemahaman ini memang benar, akan tetapi apabila dilihat lebih lanjut, ada beberapa keterangan yang dihapus yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Hal ini yang sebenarnya menjadi pertentangan, karna mengurangi atau menghapus dari ajaran yang sudah memang diajarkan merupakan kesalahannyang fatal dan bisa menjadi

menyesatkan. Kesimpulan
5

Diunduh dari http://www.jihad.hexat.com/artikel/definisi_jihad

Dapat disimpulkan dalam critical review ini, secara singkat bahwa terbentuknya islam radikal merupakan perang pola pikir dan pemahaman antara islam yang sebenar-benarnya (kaffah) dengan pola pikir barat yang menekankan sekulerisme. Berbeda dengan makalah sebelumnya yang berjudul kemunculan dan berkembangnya islam radikal di Indonesia, review ini lebih melebarkan penjelasan bahwa timbulnya kesan adanya islam radikal adalah salah satu penetrasi pemahaman liberal, yang dimana dimunculkannya konspirasi-konspirasi yang menyudutkan bangsa Islam. Hal ini dilakukan untuk memecah kekuatan islam untuk melanggengkan hegemoni negara-negara sekuler agar ajaran tauhid (islam) pun semakin melemah. Adapun sikap yang harus dilakukan adalah mengembalikan keharmonisan islam seperti dulu kala dengan tidak membentuk golongan-golongan yang menjelekan atau menyalahkan golongan lain akan tetapi lebih saling menguatkan dan menghargai pendapat sesama islam.

Anda mungkin juga menyukai