Anda di halaman 1dari 18

NAMA: ALVIAN No.

BI : 1043050011 Semester 6

Ringkasan Kuliah Umum


Advances & Pharmacokinetic Indication of Antibiotics Dr. Syed Wasif Gillani

Tergantung dari dosis dan farmakokinetiknya obat- obat NSAIDs mempunyai efek sebagai :
o Analgesik o Anti inflamasi -> minimal kadar obat 600 mg dalam darah (steady state dose) o Antipiretik -> 1 gr dalam darah (steady state dose)

Rifampisin digunakan untuk terapi infeksi TBC Dengan dosis 300 mg dan t1/2 = 6 jam

Konsep
Setiap individu mempunyai genetik yang berbeda, dengan enzim, nutrisi dan asupan makanan yang berbeda sehingga mempengaruhi metabolisme atau merespon suatu obat. Konsep: 1. Satu dosis tidak sama untuk semua pasien (jadi dosis harus disesuaikan) 2. Satu level target tidak sama untuk semua pasien (karena respon pasien berbeda-beda)

Farmakokinetik dan Farmakodinamik


Basic farmakokinetik : analisis kuantitatif obat dari waktu ke waktu setelah pemberian dan steady state yang berhubungan dengan obat dimana kadar obat dalam plasma tetap stabil. Proses yang dialami obat dalam tubuh meliputi: absorpsi, metabolism, distribusi, dan eksresi Basic farmakodinamik : analisis hubungan konsentrasi obat ditempat aksi dengan besarnya efek dan respon terhadap tubuh

Contoh kasus
Jika dokter meresepkan loading dose satu 1 gr yang akan diberikan pada hari pertama untuk mencapai efek terapeutik yang maksimal dan Clearance obat di hati dan ginjal adalah 10%. Hari pertama: 1000 mg, dan tubuh akan membersihkan n 100 mg, sehingga terdapat konsentrasi obat dalam tubuh 900 mg. Hari kedua, pasien memerlukan maintenance dose 100 mg, untuk mempertahankan konsetrasi obat dalam plasma yaitu 1000 mg, karena tubuh telah membersihkan 100 mg semalam

Contoh ke 2
Jika pasien diberikan obat 100 mg setiap hari 1) Pada hari ke 1 : 100 mg ada didalam system tubuh mereka, tubuh akan membersihkan 10% = 10 mg, yang tetinggal didalam tubuh adalah 90 mg 100 mg (10%. 100 mg) = 90 mg 2) Pada hari ke 2 diberikan 100 mg = 190 mg, dan tubuh akan membersihkan 19 mg, tertinggal 171 mg (90 mg + 100 mg) - (10%. 190 mg) = 171 mg 3) Pada hari ketiga diberikan 100 mg = 271 mg, akan dibersihkan 27 mg dan tertinggal 244 mg (171 mg + 100 mg) - (10%. 271 mg) = 244 mg

Opsi : 1000 mg (loading dose) dengan maintenance dose (100 mg) = Clerance konsisten 100 mg selama 7-8 hari steady state (output = input) Steady state kondisi dimana konsentrasi obat dalam plasma stabil (output = input). Steady state biasa didapat setelah 4-5 kali t1/2

Loading dose untuk obat A


Cara Menghitung loading dose untuk obat A, jika Target concentration = 10 mg/L, VD = 0.75 L/kg dan berat badan pasien = 75 kg VD = 0,75 L/kg X 75 kg = 56,25 L loading dose = Vd X target concentration loading dose = 56,25 L x 10 mg/L = 562,5 mg

Maintenance Dose
Cara menentukan maintenance dose dari obat A, jika Target average SS concentration= 10 mg/L, CL obat A = 0.015 L/kg/hr, dan berat badan pasien= 75 kg CL = 0.015 L/hr/kg x 75 = 1.125 L/hr Maintenance Dose = CL x CpSSav Maintenance Dose = 1.125 L/hr x 10 mg/L = 11.25 mg/hr

Jadi kita dosis yang diperlukan dalam 1 hari = 11.25 mg/jam x 24 jam = 270 mg

ANTIMIKROBA
Antibiotik bisa bersifat bakterisid atau bakteriostatik, bisa disebut juga spectrum luas atau spectrum sempit. Tapi tidak bisa dikatakan lebih kuat atau lebih lemah. Karena kill rate tiap antibiotik adalah sama. Misalnya, tidak ada disebutkan daya bunuh antibiotik dengan range angka yang pasti. Ketidakmampuan suatu antibiotic berefek bisa disebabkan karena pasien sudah mengalami resistensi terhadap suatu antibiotik atau dosis antibiotik pada pasien tersebut kurang sehingga tidak tercapai efek terapi atau dibawah MEC (minimum effect consentration)

POTENSI DAN EFEK ANTIBIOTIK


Maka, keliru jika dikatakan antibiotik A pada seorang pasien diganti dengan antibiotik lain yang lebih kuat, karena pada dasarnya tidak ada antibiotic yang lebih kuat, yang ada hanyalah antibiotik dengan dosis yang lebih tinggi atau bakterisid dan bakteriostatik. Jadi yang membedakan suatu potensi atau efek dari antibiotik adalah: 1. Bakterisid dan bakteriostatik 2. Concentration dependent dan time dependent

1) Concentration dependent = jika konsentrasi dalam plasma tepat akan menberikan efek terapi. Jika dosis kurang tidak akan memberikan efek terapi 2) Time dependent = tergantung dari frekuensi dan lama pemberian obat. Contoh: jika frekuensi dan lama pemberian obat 5-6 hari, harus diberikan sesuai aturan. Jika kurang dari waktu yang ditentukan tidak akan meberikan efek terapi yang maksimal. Time dependent pada profilaksis suatu penyakit, seorang pasien memerlukan terapi dengan penisilin selama lebih dari 3 hari. Untuk profilaksis penisilin yang lebih dari 3 hari harus diresepkan Vit K karena antibiotik dapat mengurangi flora normal atau bakteri yang mensintesis vit K di usus

Aspirin tidak boleh diberikan pada pasien pediatric atau anak-anak, karena akan menyebabkan Reyes syndrome. Anak-anak yang mengkonsumsi aspirin bisa koma dan terkena Reyes syndrome bertahan paling lama 2 hari sampai meninggal. Penyebab kematian karena pengaruh kerusakan pada organ dalam sehingga penggunaan aspirin pada pasien pediatric dapat menyebabkan kematian. Pada awalnya, aspirin hanya di kontraindikasikan pada anak-anak yang sedang mennderita cacar. Karena dapat menyebabkan kematian. Tetapi sekarang, aspirin di kontraindikasikan pada semua pasien pediatric

Contoh Cmax dan Cmin (IV bolus)


Pasien diberikan obat dengan dosis awal 100 mg setiap 6 jam, Vd = 10 L, dan K = 0,17 h-1 Tentukan steady state Cmax dan Cmin

Dari perhitungan diatas konsentrasi plasma akan berfluktuasi antara 15,6 mg/L dan 5,6 mg/L

Contoh Bolus vs. Short Infusion Model


Pasien diberikan gentamicin 500 mg infus lebih dari 1 jam setiap 24 jam, Vd = 17,5 L, dan t1/2 = 3,5 jam Tentukan Cmax dan Cmin Jika obat di infuse lebih dari 30 menit, apakah yang akan terjadi pada Cmax dan Cmin

Jika pada waktu pemberian infuse > t1/2 , ada kekurangan sejumah obat

Anda mungkin juga menyukai