, Ners
19 Mei 2012
4. Mempertahankan konsep diri, 5. Mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan non verbal 6. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari-hari
Gaya hidup Proses penyakit dan injuri Kebudayaan Tingkat energi Usia dan status perkembangan
Bayi : Sistem muskuloskletal bayi bersifat fleksibel. Ekstremitas lentur & persendian memiliki ROM lengkap. Posturnya kaku krn kepala dan tubuh bagian atas dibawa ke depan dan tdk seimbang sehingga mudah terjatuh Batita : Kekakuan postur tampak berkurang Balita dan anak sekolah : tulang-tulang panjang (lengan dan tungkai), otot, ligamen, tendon menjadi kuat, koordinasi yang lebih baik
Remaja : Remaja putri : pinggul membesar, lemak disimpan di lengan atas, paha, dan bokong Laki-laki : Tungkai menjadi lebih panjang dan pinggul menjadi lebih sempit. Perkembangan otot meningkat di dada, lengan, bahu dan tungkai atas Dewasa : Postur dan kesegarisan tubuh lebih baik. Perubahan normal pd tubuh dan kesegarisan tubuh terjadi pada wanita hamil Lansia : Kehilangan progresif pd massa tulang total terjadi
Immobilisasi adalah : Ketidakmampuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau impairment (gangguan pada alat/organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental Immobilisasi sebagai faktor resiko utama munculnya luka dekubitus Immobilisasi mempengaruhi bbrp organ
PENYEBAB Berbagai kondisi dpt menyebabkan terjadinya immobilisasi : 1.Gangguan sendi dan tulang : penyakit rematik seperti pengapuran tulang atau patah tulang 2.Penyakit syaraf : stroke, parkinson, gangguan syaraf 3.Penyakit jantung 4.Penyakit pernafasan 5.Gangguan penglihatan 6.Masa Penyembuhan
AKIBAT IMMOBILISASI
Immobilisasi dapat menimbulkan berbagai masalah sbb : 1. Infeksi saluran kemih 2. Sembelit 3. Infeksi paru 4. Gangguan aliran darah 5. Luka tekan, sendi kaku
Eliminasi urin seperti statis urin meningkatkan resiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal Integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia jaringan Neuroensori : sensori deprivation Respon Psikososial Respon emosional, intelektual, sensori, dan sosiokultural Perubahan emosional yang paling umum : depresi, perubahan perilaku, perubahan dalam siklus tidur-bangun, gangguan koping
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN - Ukur ROM selama latihan ekstremitas - Tanyakan klien tentang persepsinya terhadap nyeri - Tanyakan klien tentang daya tahan dan toleransi aktivita Ciri Khas Penting - Keterbatasan ROM pada bahu kiri - Enggan mencoba menggerakkan bahu kiri - Gagal mengkoordinasikan ketika melakukan ROM pada bahu kiri
- Klien mengeluh nyeri seperti tertusuk pada lengan kiri - Klien mengatakan kekuatan otot bahu kirinya berkurang Diagnosa Keperawatan : Gangguan mobilisasi fisik b/d nyeri pada bahu kiri
Pengkajian - Inspeksi keutuhan area kulit ekstremitas yang digips - Observasi gaya jalan dan kemampuan bergerak dengan bebas Ciri Khas Penting - Abrasi kulit di perimeter area yang digips - Kemampuan untuk mengubah posisi dengan bebas berkurang Diagnosa Keperawatan : Risiko injuri b/d tekanan dari gips
1. Intoleransi aktivitas b/d : - Kesegarisan tubuh yang buruk - Penurunan mobilisasi 2. Risiko injuri b/d : - Ketidaklayakan mekanik tubuh - Ketidaklayakan posisi 3. Gangguan mobilisasi fisik b/d : - Pengurangan ROM - Tirah baring - Penurunan kekuatan
PERENCANAAN Diagnosa Keperawatan : Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri bahu kiri Tujuan : Klien akan mencapai ROM normal (fleksi dan ekstensi 180o) bahu kiri dalam 4 bulan Hasil yang diharapkan : 1. Klien akan ROM pada kesatuan ekstermitas atas 2. Klien akan menunjukkan aktivitas perawatan diri menggunakan lengan kiri dalam 2 hari
3.
Klien akan mengikuti program latihan secara teratur pada saat pulang
Intervensi : 1.Usulkan pemberian analgesik 30 menit sebelum latihan ROM 2.Ajarkan klien untuk latihan ROM spesifik pada bahu dan lengan kiri 3.Buat jadwal latihan aktif antara waktu makan dan mandi
Rasional : 1.Aktivitas analgesik akan maksimal pada saat klien memulai latihan 2.Pendidikan membuat klien mempunyai kesempatan dan pengetahuan untuk menjaga dan meningkatkan ROM 3.Hal ini akan mendukung frekuensi latihan yang berpengaruh pada kesatuan dan pengurangan risiko perkembangan kontraktur
TERIMA KASIH