Chapter III-V PDF
Chapter III-V PDF
A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.
B. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2006 : 55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006, 2007 dan 2008. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directori (ICMD). Perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah 36 perusahaan. Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74) sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel dengan metode
nonprobabily sampling berupa teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu dengan tidak memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipillih menjadi sampel. Adapun kriteria penetuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan-perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006, 2007 dan 2008 2. Perusahaan-perusahaan barang konsumsi tidak didelisting pada tahun 2006, 2007 dan 2008. 3. Perusahaan-perusahaan barang konsumsi tersebut memeliki laba bersih pada tahun 2006, 2007 dan 2008. 4. Perusahaan-perusahaan barang konsumsi memiliki laporan keuangan lengkap dan telah diaudit pada tahun 2006, 2007, 2008. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 30 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dari populasi 36 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Adapun daftar sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria
Kriteria No. Nama perusahaan 1 1 PT. Hanjaya Mandala Soempurna Tbk 2 PT. Gudang Garam Tbk 2 3 4 1 2 Sampel
3 PT. Bentoel Internasional Investama Tbk 4 PT. Smart Tbk 5 PT. BAT Indonesia Tbk 6 PT. Indofood Suksek Makmur Tbk 7 PT. Davomas Abadi Tbk 8 PT. Mayora Indah Tbk 9 PT. Fast Food Indonesia Tbk 10 PT. Ades Water Indonesia Tbk 11 PT. Tunas Baru Lampung Tbk 12 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 13 PT. Aqua Golden Mississipi Tbk 14 PT. Sekar Bumi Tbk 15 PT. Delta Djakarta Tbk 16 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 17 PT. Ultra Jaya Milk Tbk 18 PT. Cahaya Kalbar Tbk 19 PT. Sierad Produce Tbk 20 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 21 PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk 22 PT. Siantar Top Tbk 23 PT. Sekar Laut Tbk 24 PT. Karbe Karma Tbk 25 PT. Tempo Scan Pasific Tbk
3 4
5 6 7 8
9 10 11
12
13 14 15 16
17 18 19 20
26 PT. Merck Tbk 27 PT. Kimia Farma Tbk 28 PT. Bristol-Meyrs Squibb Indonesia Tbk 29 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 30 PT. Scering Plough Indonesia Tbk 31 PT. Indofarma Tbk 32 PT. Pyridam Farma Tbk 33 PT. Unilever Indonesia Tbk 34 PT. Mandom Indonesia Tbk 35 PT. Sara Leebody Care Indonesia Tbk 36 PT. Mustika Ratu Tbk
22 22 23 24
25 26 27 28 29 30
C. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003 : 124). Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006, 2007, dan 2008. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2005 : 122). Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Bursa Efek Indonesia.
D. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara simultan dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan studi pustaka, yaitu jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam tahap kedua, pengumpulan data diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). 1. Variabel independen (bebas) Variabel independen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to equity ratio, total assets turnover, dan gross profit margin. a. Current ratio
Current ratio (CR)/ X1 adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang tersedia.
CR =
b. Debt to aquity ratio Debt ratio (DER)/ X2 adalah rasio untuk mengukur jumlah aktiva yang dibiayai oleh utang.
Total Kewajiban Total Ekuitas
DER =
c. Total assets turnover Total assets turnover (TATO)/ X3 adalah rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Penjualan Bersih Total Aktiva
TATO =
d. Gross profit margin Gross profit margin (GPM)/ X4 adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor. Semakin besar nilai GPM, maka semakin efisien operasi perusahaan.
GPM =
Variabel dependen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Pertumbuhan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan atau penurunan laba perusahaan. Rumus untuk menghitung pertumbuhan laba dinyatakan sebagai berikut:
Laba Bersih Tahun t - Laba Bersih Tahun t - 1 x100% Laba Bersih Tahun t - 1
Pertumbuhan Laba =
F. Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 17 for Windows. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliput i uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005 : 110) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan
melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut: 1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan 2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2005 : 91). Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2005 : 92). c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2005 : 105) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005 : 105) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu: 1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2005 : 95) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. 2. Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi perubahan laba. Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + e Y = perubahan laba
0 X1 X2 X3 X5
= konstanta = current ratio = debt to equity ratio = total assets turnover = gross profit margin
a. Uji signifikansi simultan Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan: jika Fhitung < Ftabel pada 0.05, maka H1 ditolak dan jika Fhitung > Ftabel pada 0.05, maka H1 diterima. b. Uji signifikansi parsial Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan: jika thitung < ttabel pada 0.05, maka Hi ditolak dan jika thitung > ttabel pada 0.05, maka Hi diterima.
G. Jadwal Penelitian Adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam table berikut: Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Pencarian Data Awal Penyelesaian Proposal Bimbingan dan Perbaikan Proposal Pengumbulan Data Seminar Proposal Pengumpulan dan Pengolahan Data Analisis Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi Bulan Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
A. Data Penelitian Sebelum melakukan pembahasan mengenai data statistik harus terlebih dahulu ditentukan sebanyak 30 sampel perusahaan. Perusahaan yang telah menjadi sampel kemudian dicari nilai CR, DER, TATO, GPM dan pertumubuan laba masing-masing perusahaan. Perusahaan yang menjadi sampel disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KODE HMSP GGRM RMBA SMAR INDF DAVO MYOR FAST TBLA
Nama Perusahaan Sampel PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. PT. Gudang Garam Tbk. PT. Bentoel International Investama Tbk. PT. SMART Corporation Tbk. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. PT. Davomas Abadi Tbk. PT. Mayora Indah Tbk. PT. Fast Food Indonesia Tbk. PT. Tunas Baru Lampung Tbk.
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
MLBI AQUA DLTA ULTJ CEKA SIPD` AISA STTP SKLT KLBF TSPC MERK KAEF SQBI DVLA INAF PYFA UNVR TCID PROD MRAT
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. PT. Aqua Golden Mississipi Tbk. PT. Delta Djakarta Tbk. PT. Ultra Jaya Milk Tbk. PT. Cahaya Kalbar Tbk. PT. Sierad Produce Tbk. PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk. PT. Siantar Top Tbk. PT. Sekar Laut Tbk. PT. Kalbe Farma Tbk. PT. Tempo Scan Pacific Tbk. PT. Merck Tbk. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. PT. Indofarma (Persero) Tbk. PT. Pyridam Farma Tbk. PT. Unilever Tbk. PT. Mandom Indonesia Tbk. PT. Sara Lee Body Care Indonesia Tbk. PT. Mustika Ratu Tbk.
B. Analisis Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabelvariabel independen dan variabel dependen. Table 4.2 Statistik Deskriptif
N Current Ratio Debt to Equity Ratio Total Asset Turn Over Gross Profit Margin Pertumbuhan Laba Valid N (listwise) 90 90 90
90 90 90
.04 -1.45
5.00 9.02
.3838 .5369
.52338 1.42985
Berdasarkan data dari Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa: a. Variabel Current Ratio (CR) memiliki nilai minimum 0,53 dan nilai maksimum 27,50 dengan rata-rata sebesar 3,5279 dan standar deviasi 3,73471. Hal ini berarti nilai minimum CR perusahaan barang konsumsi yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2008 adalah 0,53 dan nilai maksimum sebesar 27,50 dengan rata-rata nilai CR perusahaan barang konsumsi yang menjadi sampel penelitian ini sebesar 3,73471. b. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum 0,08 dan nilai maksimum 4,45 dengan rata-rata sebesar 0,9029 dan standar deviasi 0,79827. Hal ini berarti nilai minimum DER perusahaan barang konsumsi yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2008 adalah 0,08 dan nilai maksimum sebesar 4,45 dengan rata-rata nilai DER perusahaan barang konsumsi yang menjadi sampel penelitian ini sebesar 0,9029. c. Variabel Total Asset Turn Over (TATO) memiliki nilai minimum 0,44 dan nilai maksimum 3,25 dengan rata-rata sebesar 1,3116 dan standar deviasi 0,56340. Hal ini berarti nilai minimum TATO perusahaan barang konsumsi yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2008 adalah 0,44 dan nilai maksimum sebesar 3,25 dengan rata-rata nilai TATO perusahaan barang konsumsi yang menjadi sampel penelitian ini sebesar 1,3116.
d. Variabel Gross Profit Margin (GPM) memiliki nilai minimum 0,04 dan nilai maksimum 5,00 dengan rata-rata sebesar 0,3838 dan standar deviasi 0,52338. Hal ini berarti nilai minimum GPM perusahaan barang konsumsi yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2008 adalah 0,44 dan nilai maksimum sebesar 5,00 dengan rata-rata nilai GPM perusahaan barang konsumsi yang menjadi sampel penelitian ini sebesar 0,3838. e. Variabel Pertumbuhan Laba memiliki nilai minimum -1,45 dan nilai maksimum 9,02 dengan rata-rata sebesar 0,5369 dan standar deviasi 1,42985. Hal ini berarti nilai minimum pertumbuhan laba perusahaan barang konsumsi yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2008 adalah -1,45 dan nilai maksimum sebesar 9,02 dengan rata-rata nilai pertumbuhan laba perusahaan barang konsumsi yang menjadi sampel penelitian ini sebesar 0,5369.
2. Pengujian Asumsi Klasik Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 17 for Windows. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik tersebut meliput i uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statitstik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis: H0 : data residual berdistribusi normal, Ha : data residual tidak berdistribusi normal. Apabila nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N Normal Parametersa,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 90 .0000000 1.37102126 .235 .235 -.149 2.225 .000
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010 Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.3 di atas, diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2,225 dan signifikansi pada 0,000. Nilai signifikansi ternyata lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima yang berarti data residual tersebut tidak berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu
data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier yaitu: lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, lakukan trimming, yaitu membuang data outlier, lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. Untuk mengubah nilai residual agar normal, Peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma natural (LN) dari PL = f(CR,, DER, TATO, GPM) menjadi LN_PL = f(LN_CR, LN_DER, LN_TATO, LN_GPM). Setelah dilakukan transformasi data ke model logaritma natural, jumlah sampel observasi berkurang menjadi hanya 72 sampel. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov setelah transformasi.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N Normal Parametersa,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 72 .0000000 1.26311117 .104 .050 -.104 .883 .416
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010 Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,883 dan signifikansi pada 0,416. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histrogram dan grafik normal p-plot data.
Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010
Grafik histogram pada Gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak miring ke kiri maupun miring ke kanan. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot pada Gambar 4.2 di bawah ini.
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010
Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinieritas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari: 1. Nilai tolerance dan lawannya 2. Variance Inflation Factor (VIF) Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independan lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/ tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2005 : 91). Hasil dari uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1 (Constant) LN_Current Ratio LN_Debt to Equity Ratio LN_Total Asset Turn Over LN_Gross Profit Margin .451 .390 2.219 2.566 Tolerance VIF
.999
1.001
.730
1.370
Dari data pada Tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel independen lebih besar atau sama dengan 0,1 dan nilai VIF lebih kecil atau sama dengan dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:105) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu: 1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka (bergelombang, mengindikasikan melebar telah kemudian terjadi
menyempit),
heteroskedastisitas, 2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010
Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Pertumbuhan Laba perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen CR, DER, TATO dan GPM. d. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin-Watson (D-W). Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji D-W dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb Adjusted R Square .120 Std. Error of the Estimate 1.30027 DurbinWatson 1.697
Model 1
R .412a
R Square .170
a. Predictors: (Constant), LN_Gross Profit Margin, LN_Total Asset Turn Over, LN_Current Ratio, LN_Debt to Equity Ratio b. Dependent Variable: LN_Pertumbuhan Laba
1) nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif, 2) nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif. Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W yang didapat
sebesar 1,697 yang berarti termasuk pada kriteria kedua, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi. 3. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis, Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0 Berdasarkan hasil pengolah data dengan program SPSS Versi 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.7 Model Summary
Model Summaryb Adjusted R Square .120 Std. Error of the Estimate 1.30027 DurbinWatson 1.697
Model 1
R .412a
R Square .170
a. Predictors: (Constant), LN_Gross Profit Margin, LN_Total Asset Turn Over, LN_Current Ratio, LN_Debt to Equity Ratio b. Dependent Variable: LN_Pertumbuhan Laba
Pada Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0,412 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara pertumbuhan laba (variabel dependen) dengan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over dan Gross Profit Margin (variabel independen) mempunyai tingkat hubungan yang sedang, yaitu sebesar 41,2%. Tingkat hubungan yang sangat kuat ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi. Tabel 4.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien 0,000 0,199 0,200 0,399 0,400 0,599 0,600 0,799 0,800 1,000 Sumber: Sugiyono (2006:183)
Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,120. Angka ini mengidentifikasikan bahwa pertumbuhan laba (variabel dependen) mampu dijelaskan oleh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over dan Gross Profit Margin (variabel independen) sebesar 12,0%, sedangkan selebihnya sebesar 88,0% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 1,30027 dimana
semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi pertumbuhan laba. a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) Uji-F dilakukan untuk menilai pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over dan Gross Profit Margin secara simultan terhadap pertumbuhan laba. Dalam uji-F digunakan hipotesis sebagai berikut: H0 : artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over dan Gross Profit Margin secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI, Ha : artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over dan Gross Profit Margin secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifkansi F-hitung dengan Ftabel dengan ketentuan: - jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk = 5%, - jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk = 5%.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.9. Hasil Uji Simultan (Uji-F)
Df 4 67 71
F 3.432
Sig. .013a
a. Predictors: (Constant), LN_Gross Profit Margin, LN_Total Asset Turn Over, LN_Current Ratio, LN_Debt to Equity Ratio b. Dependent Variable: LN_Pertumbuhan Laba
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010 Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) pada Tabel 4.9 di atas didapat F-hitung sebesar 3,432 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,013. Sedangkan F-tabel diketahui sebesar 2,509. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa F-hitung > F-tabel (3,432 > 2,509) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over dan Gross Profit Margin secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa Standardize d Coefficients Beta T -2.442 -.200 -1.206 .072 .403 Sig. .017 .232 .688
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) LN_Current Ratio LN_Debt to Equity Ratio LN_Total Asset Turn Over LN_Gross Profit Margin B -.928 -.379 .114 Std. Error .380 .314 .284
-.901
.354
-.284 -2.549
.013
-.287
.268
-.139 -1.071
.288
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010 Berdasarkan tabel 4.10 di atas, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
Keterangan: 1) konstanta sebesar -0,928 menunjukkan bahwa apabila variabel independen ditiadakan maka pertumbuhan laba adalah sebesar 0,928, 2) sebesar -0,379 menunjukkan bahwa setiap kenaikan current ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 0,535 dengan asumsi variabel lain tetap, 3) sebesar 0,114 menunjukkan bahwa setiap kenaikan debt to equity ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,114 dengan asumsi variabel lain tetap. 4) sebesar -0,901 menunjukkan bahwa setiap kenaikan total asset turn over sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar -0,901 dengan asumsi variabel lain tetap. 5) sebesar -0,287 menunjukkan bahwa setiap kenaikan gross profit margin sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar -0,287 dengan asumsi variabel lain tetap. b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut.
H0 :
artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over dan Gross Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI,
Ha :
artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over dan Gross Profit Margin secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan ttabel dengan ketentuan: jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk = 5% atau signifikansi > 0,05, jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk = 5% atau signifikansi < 0,05.
Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (Uji-t) Coefficientsa Standardize d Coefficients Beta T -2.442 -.200 -1.206 .072 .403 Sig. .017 .232 .688
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) LN_Current Ratio LN_Debt to Equity Ratio LN_Total Asset Turn Over LN_Gross Profit Margin B -.928 -.379 .114 Std. Error .380 .314 .284
-.901
.354
-.284 -2.549
.013
-.287
.268
-.139 -1.071
.288
Sumber: Outpus SPSS, diolah penulis, 2010 Hasil pengujian statistik t pada Tabel 4.11. dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Pengaruh Current Ratio terhadap pertumbuhan laba Nilai t-hitung untuk variabel CR adalah sebesar -1,206 dan t-tabel dengan = 5% diketahui sebesar 2,289. Dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel (-1,206 < 2,289) dan nilai signifikansi sebesar
0,232 (lebih besar dari 0,05) artinya H0 ditolak dan Ha diterima, bahwa CR secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%. 2) Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap pertumbuhan laba Nilai t-hitung untuk variabel DER adalah sebesar 0,403 dan t-tabel dengan = 5% diketahui sebesar 2,289. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (0,403 < 2,289) dan nilai signifikansi sebesar 0,688 (lebih besar dari 0,05) artinya H0 ditolak dan Ha diterima, bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%. 3) Pengaruh Total Asset Turn Over terhadap pertumbuhan laba Nilai t-hitung untuk variabel TATO adalah sebesar -2,549 dan t-tabel dengan = 5% diketahui sebesar 2,289. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-2,549 < 2,289) dan nilai signifikansi sebesar 0,013 (lebih kecil dari 0,05) artinya H0 ditolak dan Ha diterima, bahwa TATO secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%. 4) Pengaruh Gross Profit Margin terhadap pertumbuhan laba Nilai t-hitung untuk variabel GPM adalah sebesar -1,071 dan t-tabel dengan = 5% diketahui sebesar 2,289. Dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel (-1,071 < 2,289) dan nilai signifikansi sebesar 0,288 (lebih besar dari 0,05) artinya H0 ditolak dan Ha diterima, bahwa
DPS secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%.
C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel current rato, debt to equity ratio, total asset turn over dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan diketahui bahwa ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba perusahaan barang konsumsi. Hasil ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa rasio keuangan berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba. Namun, secara parsial terdapat hasil yang tidak mendukung penelitian terdahulu. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan rasio yang digunakan dalam penelitian dan perbedaan lingkup perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian. Nilai R sebesar 0,412 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara pertumbuhan laba (variabel dependen) dengan current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over dan gross profit margin (variabel independen) mempunyai tingkat hubungan yang sedang yaitu sebesar 41,2%. Tingkat hubungan yang sedang ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi. Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah
sebesar 0,120. Angka ini mengidentifikasikan bahwa pertumbuhan laba (variabel dependen) mampu dijelaskan oleh current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over dan gross profit margin (variabel independen) sebesar 12,0% sedangkan selebihnya sebesar 88,0% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 1,30027 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi pertumbuhan laba. Variabel current ratio memiliki koefisien korelasi yang negatif yaitu sebesar -1,206 menunjukkan bahwa setiap penambahan current ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 1,206 dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel debt to equity ratio sebesar 0,114 menunjukkan bahwa setiap kenaikan debt to equity ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,114 dengan asumsi variabel lain tetap. Variable total asset turn over sebesar -0,901 menunjukkan bahwa setiap kenaikan total asset turn over sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar -0,901 dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel gross profit margin sebesar -0,287 menunjukkan bahwa setiap kenaikan gross profit margin sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar -0,287 dengan asumsi variabel lain tetap.
A. Kesimpulan Penelitian ini menguji apakah rasio keuangan memiliki pengaruh, baik secara parsial maupun secara simultan, terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam hal ini, rasio keuangan yang digunakan berupa current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over dan gross profit margin. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 30 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over dan gross profit margin) terhadap petumbuhan laba pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil peneltian ini mendukung hasil penelitian terdahulu. 2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel current ratio terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%, pada
variabel debt to equity ratio juga tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%, pada variabel total asset turn over juga tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%, dan pada variabel gross profit margin juga tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%.
B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti. 1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah populasi sebanyak 36 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 30 perusahaan dengan sampel observasi sebanyak 90. 2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2006, 2007, dan 2008. 3. Penulis melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan laba hanya dengan menggunakan rasio keuangan dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba seperti kebijakan manajemen. Adapun rasio keuangan yang menjadi fokus penelitian terbatas pada current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over dan gross profit margin.
C. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini bagi perusahaan, investor dan calon investor, dan bagi peneliti selanjutnya. 1. Bagi Investor dan Calon Investor Investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap rasio keuangan terutama rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan pertumbuhan laba karena laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya pengembalian atas investasi yang dilakukan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan memperpanjang periode penelitian. b. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen yang masih berbasis pada laporan keuangan selain yang digunakan dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian sebelumnya.