Anda di halaman 1dari 2

Kartu Kredit Syariah ? Bedanya apa?

Dalam segi penggunaan, Kartu kredit syariah dan kartu kredit konvensional hampir tidak ada bedanya. Begitu juga bentuk fisik dan fitur yang dimiliki oleh keduanya. Keduanya juga bisa digunakan untuk transaksi pembelian, misalnya untuk berbelanja. Yang membedakan Kartu Kredit Syariah dan Kartu Kredit Konvensional adalah ada dan tidaknya bunga. Umumnya Kartu kredit konvensional mengenakan bunga hingga 4% sebagai keuntungan terhadap tagihan yang dibebankan dan apabila sudah jatuh tempo bunga dan tagihan akan dikenakan bunga, atau kita sebut dengan bunga berbunga. Tentu saja, hal ini memberatkan nasabah. Sementara itu, Kartu Kredit Syariah tidak ada mengenal istilah bunga, karena dalam syariah, bunga bisa dikategorikan sebagai riba dan hal tersebut sangat diharamkan. Sebagai pengganti bunga (dalam Kartu Kredit Konvensional), kartu kredit syariah hanya mengenakan fee yang besarnya disesuaikan dengan sisa kewajiban yang belum bayar oleh nasabah sesudah jatuh tempo. Inilah yang dinilai meringankan nasabah. Mengenai legalitas dan halalnya produk Kartu Kredit Syariah ini, Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI telah mengeluarkan fatwa dengan nomor 54/DSNMUI/IX/2006 lalu disusul dengan Bank Indonesia mengeluarkan surat persetujuan dengan 9/183/DPbS/2007. Dalam fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional MUI, ditentukan pula batasan dari Kartu Kredit Syariah, yaitu: 1. Tidak menimbulkan Riba 2. Tidak dipergunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah 3. Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan, antara lain dengan menetapkan pagu maksimal pembelanjaan 4. Pemegang kartu harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi hutang pada waktunya 5. Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah. Dari keterangan diatas, pemegang kartu kredit dan bank diharapkan bisa mengingatkan. Bank tidak mendorong pemegang kartu kredit untuk berlaku konsumtif dengan memberikan batas maksimal pengeluaran, dan pemegang kartu merasa aman bertransaksi dengan melunasi kewajiban saat jatuh tempo, dan tidak ada bunga. Hal yang perlu diingat pada Kartu Kredit Syariah adalah tidak ada bunga bukan berarti tidak ada biaya tambahan. Perlu diingat, Bank syariah tetap mengambil untung dari pemberian kredit, hanya saja tidak dalam bentuk bunga seperti bank konvensional, tetapi dari fee atau jasa imbalan dari pemberian kredit pada pemegang kartu atau nasabah, sesuai dengan prinsip syariah. Ada pendapat yang mengatakan bahwa transaksi menggunakan kartu debit lebih baik daripada kartu kredit, bahkan dengan kartu kredit syariah sekalipun.

Pendapat tersebut memang ada benarnya, kartu debit ibarat shortcut dari kita mengambil uang di ATM dan membayarkan ke penjual, dan penjual menyimpan uangnya kembali ke bank. Uang kita sendiri untuk membayar transaksi, sedangkan kartu kredit (dengan kartu kredit syariah sekalipun) adalah berhutang dan harus kita bayar kewajiban tersebut. Hanya saja, dengan menggunakan kartu kredit syariah, pemberian kredit dilakukan dalam kerangka syariah, sehingga kita tidak perlu khawatir atas kehalalan pinjaman kita. Kelemahan kartu debit adalah kita hanya bisa bertransaksi sesuai dengan jumlah saldo yang ada dalam rekening kita. Bagaimana jika tidak? Tentu satu-satunya cara dalam dengan berhutang,menggunakan kartu kredit adalah salah satu solusinya, memang disinilah prinsip dari semua jenis kartu kredit. Kembali ke individu masing-masing agar lebih bijak dalam bertransaksi menggunakan kartu kredit. Semoga kita bijak dalam bertransaksi

Anda mungkin juga menyukai