Anda di halaman 1dari 15

Tugas Akhir TE091399

STUDI PEMANFAATAN ENERGI PANAS LAUT DAN GELOMBANG LAUT UNTUK SISTEM KELISTRIKAN DI
KABUPATEN KARANGASEM BALI
Dosen Pembimbing I: Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng, NIP : 194612111974121001
Dosen Pembimbing II: Ir. Teguh Yuwono, NIP : 195008061976121002

Nison Hastari Raharjo, NRP: 2209.105.104, Email: nison@elect-eng.its.ac.id
Bidang Studi Sistem Tenaga, J urusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS Keputih Surabaya 60111, Indonesia

Abstrak
Pemanfaatan dan pengembangan sumber daya energi alternatif yang tersedia di Indonesia dalam rangka penganeka-ragaman
sumber energi terutama sumber-sumber energi baru dan terbarukan (EBT), salah satunya adalah energi yang berasal dari laut.
Potensi energi laut ini dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan potensi energi fisis/kimia yang
dikandung menjadi energi listrik dengan cara mengkonversikannya, potensi energi laut ini diantaranya adalah; energi panas laut
(untuk PLTPL), energi gelombang laut (untuk PLTGL), energi arus laut (untuk PLTAL), energi pasang-surut (untuk PLTPS) dalam
studi pemanfaatan energi panas laut dan gelombang laut untuk sistem kelistrikan di kabupaten Karangasem Bali studi akan
dikhususkan mengenai pemanfaatan energi panas laut untuk pembangunan PLTPL dan energi gelombang laut untuk pembangunan
PLTGL, hal ini sangat relevan mengingat letak geografis Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas lautan, dan sebagai
antisipasi untuk mereduksi defisit energi nasional, hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga minyak dunia sebagai akibat dari
beberapa negara penghasil utama minyak dunia telah mengalami produksi puncak pada beberapa tahun lalu dan diprediksi akan
mengalami penurunan produksi pada dekade selanjutnya, selain itu hal ini sangat efektif untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik
untuk wilayah yang sulit dijangkau oleh sistem kelistrikan Jawa-Bali, disamping itu juga dapat berfungsi sebagai pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang energi mengenai pembangkit energi listrik berbasis EBT (Energi Baru dan Terbarukan).
Kata kunci/Keywords:Pembangkit Listrik; Konversi Energi Panas Laut; KEPL; Konversi Energi Gelombang Laut; KEGL;
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut; PLTPL; Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut; PLTGL; Energi Baru dan Terbarukan;
EBT; Pembangkit Listrik Energi Terbarukan

1.1. Latar Belakang
Adanya kesenjangan antara kebutuhan dan persediaan energi
merupakan masalah yang perlu segera dicari pemecahannya.
Apalagi mengingat perkiraan dan perhitungan para ahli pada tahun
2010-an produksi minyak akan menurun tajamdan bisa menjadi titik
awal kesenjangan energi, ditambah lagi dengan tidak menentunya
harga minyak di pasar internasional yang mengakibatkan
melambungnya harga minyak dunia yang merupakan sumber energi
primer yang banyakdigunakan.Situasi ini sedikit banyak telah
berpengaruh pada bangsa Indonesia. Dimana minyak bumi menjadi
sumber energi utama. Hal ini menyebabkan naiknya ongkos
produksi akibat adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM), perhatikan gambar 1.1 merupakan prediksi penurunan
produksi minyak dunia;


Gambar 1.1 Superposisi Beberapa Prediksi Produksi Minyak
Dunia
1
(Sumber: EWG, 2008, Crude Oil the Supply Outlook hal 12,
IEA, 2009, World Energy Outlook 2009)

Untuk itulah perlu solusi energi alternatif yang dapat
menggantikan minyak bumi atau bahan bakar fosil lainnya yang
bersifat lebih efisien, ramah lingkungan dan terbaharui. Namun,
1

1
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/10/11/2030-indonesia-raksasa-no-
5-ekonomi-dunia/
pengembangan sumber energi alternatif memerlukan waktu sebelum
sampai pada pemanfaatan secara ekonomi. Beberapa negara seperti
Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Perancis, Kanada, Jepang,
Belanda, dan Korea telah mulai meneliti kemungkinan pemanfaatan
energi dari laut terutama, gelombang, pasang surut, dan panas laut
dengan hasil yang memberikan harapan cukup baik.
Dengan luas perairan hampir 60% dari total luas wilayah
sebesar 1.929.317 km
2
, Indonesia mempunyai potensi dibidang
kemaritiman yang sangat besar. Apalagi dengan bentangan Timur ke
Barat sepanjang 5.150 kmdan bentangan Utara ke Selatan 1.930 km
telah mendudukkan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai
terpanjang di dunia. Laut selain menjadi sumber pangan juga
mengandung beraneka sumber daya energi. Dengan memperhatikan
gambar 1.2 yang merupakandata produksi minyak dunia dari
negara-negara yang telah mengalami produksi puncak pada tahun
1999 dan mengalami penurunan pada tahun-tahun selanjutnya,
seharusnya sudah menjadi pertimbangan dalam menentukan
kebijakan di bidang ketahanan energi, khususnya penganeka-
ragaman energi listrik.


Gambar 1.2 Grafik Produksi Puncak Minyak Dunia
2

2
http://www.theoildrum.com/story/2006/11/2/204936/516
Kini para ahli menaruh perhatian terhadap laut sebagai upaya
mencari jawaban terhadap tantangan kekurangan energi di waktu
mendatang dan upaya menganekakan penggunaan sumber daya
energi. Pada musimhujan, angin umumnya bergerak dari Utara
Barat Laut dengan kandungan uap air dari Laut Cina Selatan dan
Teluk Benggala. Di musimBarat, gelombang air laut naik dari
biasanya di sekitar Pulau Jawa.
Penerapannya di Indonesia bukanlah sesuatu yang mustahil.
Tapi perlu ada masterplan yang jelas dan konsisten untuk
mewujudkannya. Karena ini dapat menjadi sumber energi alternatif
potensial. Apalagi proses pembuatannya tidak merusak alam,
melainkan ramah lingkungan. Perhatikan Gambar 1.3, defisit energi
yang di alami Indonesia menunjukkan semakin tinggi nilai konsumsi
minyak di banding kapasitas produksi minyak dari tahun ke tahun,
serta dari grafik tersebut dapat dilihat semakin besar nilai defisit
energi untuk prediksi tahun-tahun berikutnya.


Gambar 1.3 Grafik Konsumsi Minyak terhadap Kapasitas Produksi
Minyak Indonesia
3


Salah satu yang akan di bahas dalamTugas Akhir ini adalah
konversi energi panas laut yang dimanfaatkan sebagai Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Laut (PLTPL), konversi energipanas laut
merupakan sistemkonversi energi yang terjadi akibat perbedaan
suhu di permukaan dan di bawah laut menjadi energi listrik. Potensi
terbesar konversi energi panas laut untuk pembangkitan listrik
terletak di khatulistiwa.
Karena sepanjang tahun di daerah khatulistiwa suhu
permukaan laut berkisar antara 25-30C, sedangkan suhu di bawah
laut turun 5-7C pada kedalaman lebih dari 500 meter. Terdapat dua
siklus konversi energi panas laut, yaitu siklus Rankine terbuka dan
siklus Rankine tertutup. Sebagai pembangkit tenaga listrik, konversi
energi panas laut siklus Rankine terbuka memerlukan diameter turbin
sangat besar untuk menghasilkan daya lebih besar dari 1 MW,
sedangkan komponen yang tersedia belummemungkinkan untuk
menghasilkan daya sebesar itu, alternatif lain yaitu siklus Rankine
tertutup dengan fluida kerja ammonia (NH
3
), karena ammonia
memiliki titik didih yang sangat rendah, selain ammonia, Freon R-22
(CHClF
2
) dan Propan (C
3
H
6
) juga memiliki titik didih yang sangat
rendah, yaitu antara -30
o
C sampai dengan 50
o
C pada tekanan
atmosfer, dan kurang lebih 30
o
C pada tekanan antara 10-12,5
Kg/cm
2
. Gas-gas inilah yang prospektif untuk dimanfaatkan sebagai
medium/fluida kerja pada konversi energi panas laut.
Berdasarkan letak penempatan pompa kalor, konversi energi
panas laut dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe; konversi energi
panas laut landasan darat (Land-Based), konversi energi panas laut
terapung landasan permanen (Spar BuoyOff-Shore), dan konversi
energi panas laut terapung kapal (Barge Off-Shore). Konversi energi
panas laut landasan darat alat utamanya terletak di darat, hanya
sebagian kecil peralatan yang menjorok ke laut. Kelebihan sistemini
adalah dayanya lebih stabil dan pemeliharaannya lebih mudah.
2

3
http://bicaraenergi.com/2011/09/bp-statistical-review-2011-minyak-bumi/
Kekurangan sistemjenis ini membutuhkan keadaan pantai yang
curam, agar tidak memerlukan pipa air dingin yang panjang.
Status teknologi konversi energi panas laut jenis ini baru pada
tahap percontohan dengan kapasitas 100 W dan dengan fluida kerja
freon yang dilakukan oleh TEPSCO Jepang, dengan lokasi
percontohan di Kepulauan Nauru. Selain itu dibangun pusat
penelitian dan pengembangan konversi energi panas laut landasan
darat (STF) yang terletak di Hawaii.Untuk konversi energi panas laut
terapung landasan permanen, diperlukan sistempenambat dan sistem
transmisi bawah laut, sehingga permasalahan utamanya pada sistem
penambat dan teknologi transmisi bawah laut yang mahal. Jenis ini
masih dalamtaraf penelitian dan pengembangan.Konversi energi
panas laut terapung kapal beroperasi dengan bebas karena dibangun
di atas kapal. Biasanya energi listrik yang dihasilkan untuk
memproduksi berbagai bahan yaitu amonia, hidrogen, methanol, dan
lain-lain.
Status teknologi konversi energi panas laut jenis ini baru taraf
percontohan, dengan nama pembangkit Mini OTEC yang
berkapasitas 50 kW dengan lokasi percontohan di laut Hawaii. Mini
OTEC menghasilkan daya bersih 10 kW sampai 15 kW. Selain itu,
pada tempat yang sama beroperasi konversi energi panas laut dengan
nama OTEC1 dengan kapasitas 1 MW. Perkembangan teknologi
konversi energi panas laut di Indonesia baru mencapai status
penelitian, dengan jenis konversi energi panas laut landasan darat dan
dengan kapasitas 100 kW, lokasi di Bali Utara yaitu Bondalemoleh
BPPT.
4

Pulau Bali merupakan salah satu wilayah yang kaya akan
sumber energi terbarukan, yang dapat dikembangkan sebagai
pembangkit tenaga listrik untuk perkembangan kebutuhan energi
listrik di wilayah tersebut dan sekitarnya, Bali yang wilayahnya
terletak di dekat daerah garis khatulistiwa sehingga mempunyai
kondisi Sea Surface Temperature (SST) yang rata-rata bersuhu relatif
panas (sekitar antara 25-30
o
C) lihat gambar 1.1 berikut;


Gambar 1.1 Mean Sea Surface Temperature (SST)
5


Serta pulau Bali merupakan salah satu wilayah yang
perairannya dilalui ARLINDO (Arus Lintas Indonesia) atau ITF
(Indonesian Through Flow) arus ini relatif konstan bersuhu dingin
(sekitar antara 5-10
o
C) lihat gambar 1.2 berikut;

4
http://www.alpensteel.com/article/52-106-energi-laut-ombakgelombang
arus/2885--sumber-energi-alternatif-dari-laut.html
5
http://www.osdpd.noaa.gov/ml/ocean/sst/contourthumb.html

Gambar 1.2 Indonesian Through Flow (ITF)
6


Sehingga perbedaan suhu ini sangat cocok untuk dijadikan
wilayah pengembangan Pembangkit Listrik Energi Panas Laut
(PLTPL), ARLINDO merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem
termohaline circulation dunia dan berpengaruh besar pada dinamika
yang terjadi baik di Samudera Pasifik maupun Samudera Hindia
(Sprintall et. al., 2003). ARLINDO sendiri memasuki perairan
Indonesia dari Samudera Pasifik melalui lapisan thermocline
(Hautala,1996)
7
.Untuk pengembangan PLTPL di wilayah lain yang
tidak di lalui ARLINDO pada kedalaman tertentu masih bisa
mendapatkan selisih suhu yang dibutuhkanuntuk pembangunan
PLTPL hal ini didasarkan dengan teori oceanography yaitu
mengenai thermocline berikut penjelasan teori tersebut secara grafik;


Gambar 1.3 Simple temperature-depth ocean water profile
(Thermocline Characteristic)
8


Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa untuk mendapatkan
selisih suhu antara suhu permukaan (Sea Surface Temperature/SST)
dengan suhu laut pada kedalaman tertentu sangat mudah, suhu dingin
yang dibutuhkan tersebut terdapat pada kedalaman antara 500 m
sampai dengan 1000 m(5
o
C-10
o
C).
Selain energi panas laut yang dapat dimanfaatkan, Air laut juga
memiliki banyak manfaat salah satunya menghasilkan energi listrik
dengan memanfaatkan energi gelombang laut yang dimanfaatkan
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL). Sifat
kontinyuitasnya yang tersedia terus setiap waktu menjadikan
gelombang laut baik untuk dijadikan sebagai pembangkit tenaga
listrik. Melalui pembangkit listrik ini, energi besar yang dimiliki
ombak dapat diubah menjadi tenaga listrik. Listrik dari tenaga
gelombang ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi krisis energi
yang terjadi akhir-akhir ini.
3

6
http://www.faktailmiah.com/2010/07/28/15-juta-meter-kubik-air-tiap-detik-
menembus-indonesia.html
7
http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/
fisika-oseanografi
8
http://www.windows2universe.org/earth/water/temp.html
Pembangkit listrik tenaga gelombang telah diuji cobakan di
pulau Islay, di lepas pantai barat Skotlandia, dan menghasilkan 500
KW listrik yang cukup untuk kebutuhan 400 rumah tangga. Berikut
data tinggi gelombang laut yang akan dimanfaatkan untuk
pembangunan PLTGL;
Cara kerja pembangkit listrik baru ini sangat sederhana. Sebuah
tabung beton dipasang pada suatu ketinggian tertentu di pantai dan
ujungnya dipasang dibawah permukaan air laut. Tiap kali ada ombak
yang datang ke pantai, air di dalamtabung beton itu akan mendorong
udara yang terdapat di bagian tabung yang terletak di darat. Pada saat
ombak surut, terjadi gerakan udara yang sebaliknya dalamtabung
tadi. Gerakan udara yang bolak-balik inilah yang dimanfaatkan untuk
memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah pembangkit
listrik. Sebuah alat khusus dipasang pada turbin itu supaya turbin
hanya berputar satu arah, walaupun arah arus udara dalamtabung
beton itu silih berganti.
Selain skotlandia langkah ini juga telah dirintis di New South
Wales, Australia, baru-baru ini. Pembangkit listrik itu mempunyai
luas seperempat lapangan sepak bola dan tingginya setara gedung
bertingkat lima. Pembangkit listrik tenaga gelombang pertama ini
nantinya akan diletakkan 200 meter dari garis pantai.mOmbak yang
datang akan memasuki sebuah lorong dan menciptakan tiupan udara
dengan kecepatan mencapai 400 kilometer per jamuntuk memutar
turbinnya menerangi 2.000 rumah. Keuntungan lain pembangkit
listrik ini, tak menghasilkan gas emisi hingga ramah lingkungan.
Berikut data tinggi gelombang laut yang akan dimanfaatkan untuk
pembangunan PLTGL;


Gambar 1.5 Sea Surface Height (SSH) Wilayah Indonesia
9


Dengan ini sumber energi terbarukan dari laut akan
mempunyai peranan yang sangat besar terutama pada masa
mendatang. laut menyimpan cadangan energi yang cukup besar dan
energi tersebut tersimpan dalampanas laut, gelombang laut, pasang
surut, dan arus laut. Dalampenyelidikan para ahli, lautan termasuk
salah satu yang akan dikembangkan sebagai pendukung pengadaan
sumber energi di dunia.
Perlu diketahui energi yang tersimpan dalamlaut mulai dari
panas laut, gelombang laut hingga arus laut. Total potensinya
mencapai 727.000 MW. Namun dengan teknologi yang ada saat ini,
potensi yang bisa dikembangkan mencapai 49.000 MW. Sementara
teknologi yang paling siap adalah teknologi gelombang dan arus
pasang surut dengan potensi praktis 6.000 MW, oleh karena itu
pengembangan pembangunan Pembangkit Listrik berbasis Energi
Baru dan Terbarukan (EBT) harus mendapatkan prioritas dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
10

9
http://polar.ncep.noaa.gov/waves/viewer.shtml?-multi_1-aus_ind_phi-
10
http://www.esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/4755-
potensi-energi-laut-nasional-telah-diratifikasi.html
Pada dasarnya pembangkitan energi laut jauh lebih ekonomis
dibanding BBM. Bila untuk membangkitkan 1 kWh dengan BBM
dibutuhkan US$ 20-25 sen, dengan energi laut biaya yang
dibutuhkan hanya US$ 7-18 sen.Jenis sumber daya energi laut yang
dapat dimanfaatkan diantaranya energi arus laut (Tidal Current),
energi level pasang surut (Tidal Height), energi gelombang (wafe),
energi panas laut (Ocean Thermal), dan energi kimia laut (Salinity).
Di Indonesia, jenis sumber daya dan potensi energi laut yang
diratifikasi versi ASELI (Asosiasi Energi Laut Indonesia) pada tahun
2011; arus pasang surut memiliki potensi teoritis 160 GWpotensi
teknis 22,5 GW, dan potensi praktis 4,8 GW; sedangkan untuk
gelombang laut memiliki potensi teoritis 510 GW, potensi teknis 2
GW, dan potensi praktis 1,2 GW, serta yang terakhir untuk panas
laut memiliki potensi teoritis 57 GW, potensi teknis 52 GW, dan
potensi praktis 43 GW (Mukhtasor, anggota Dewan Energi
Nasional/DEN).
11

4


1.2. Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas mengenai pengembangan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut dan Pembangkit Listrik
Tenaga Gelombang di KarangasemBali adalah meliputi:
a. Berapa potensial energi panas laut dan gelombang yang bisa
dikonversikan menjadi energi listrik di KarangasemBali.
b. Berapa besar efisiensi energi listrik yang dihasilkua oleh
pembangkit listrik tenaga panas laut dan pembangkit Listrik
tenaga gelombang laut jika dibanding dengan sumber energi
terbarukan yang lain.
c. Berapa besar harga energi listrk per kWh dari sumber energi
panas laut dan gelombang laut jika dibandingkan dengan
pembangkit yang telah ada saat ini.
d. Sumber listrik dari jenis energi apakah yang cocok untuk
dikembangkan di KarangasemBali di masa mendatang.

1.3. Batasan Permasalahan
a. Analisa potensi energi panas laut dan gelombang yang dapat
dikembangkan dilakukan di KarangasemBali.
b. Karena pembangkit listrik tenaga panas laut dan gelombang
belumada di Indonesia sebagian data di ambil dari negara maju
di dunia yang telah melakukan penelitian terlebih dahulu, data
tersebut dipakai di Indonesia khususnya Karangasem Bali
setetah diadakan penyesuaian atas situasi kondisi yang telah
ada.
c. Prakiraan biaya didasarkan atas pendekatan dari data
pembangunan pembangkit listrik yang telah ada saat ini.
d. PLTPL yang dibahas adalah PLTPL siklus terbuka.
e. Belum membahas perencanaan teknis secara mendetail
dari pembangunan pembangkit listrik tenaga panas laut dan
gelombang.
f. Untuk perhitungan studi kelayakannnya menggunakan NPV
dan IRR.

1.4. Tujuan
a. Memperoleh data secara keseluruhan dari potensi sumber
energi panas laut dan gelombang yang bisa dikembangkan.
b. Memberikan gambaran mengenai biaya pembangkitan dari
Pembangkit listrik tenaga panas laut dan gelombang di
KarangasemBali.

1.5. Relevansi
Makin tinggi tingkat kemajuan dan pendapatan nasional suatu
bangsa, makin tinggi pula konsumsi energi yang dibutuhkan,
sementara itu cadangan sumber energi konvensional (minyak, gas
bumi, dan batu bara) di dunia hampir habis, sebab itu untuk lebih
menunjang pembangunan di masa mendatang, peningkatan
penyediaan energi harus direncanakan mulai sekarang terutama

11
http://202.46.15.98/index.php/module/News+News/id/10063 (ristek.go.id)
pemanfaatan sumber energi terbarukan yang ada di Bali sebagai
pembangkit tenaga listrik. Fokus pembahasan pada penulisan ini
ditujukan pada penyediaan energi non-konvensional di Bali sebagai
bagian dari kebijakan energi nasional.

2. ANALISA DATA
2.1. Wilayah Penelitian
2.1.1. Lokasi Penelitian
Gambar 4.1 menunjukkan lokasi penelitian yang dilakukan
untuk studi pemanfaatan energi panas laut untuk pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut (PLTPL) dan studi
pemanfaatan energi gelombang laut untuk pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) adalah di
kabupaten KarangasemBali.









Gambar 4.1 Lokasi Penelitian di Kab. KarangasemProp.Bali

2.1.2. Koordinat Analisa Lokasi Pembangunan PLTPL &
PLTGL
Berikut merupakan beberapa titik koordinat untuk pengambilan
sampel data untuk lokasi pembangunan PLTPL (Jingga) dan PLTGL
(Hijau).

Gambar 4.3 Titik Koordinat Pembangunan Pembangkit Listrik

2.1.3. Koordinat Antara Pembangunan Pembangkit Dengan
Lokasi Pusat Beban/Penduduk Terpadat


Gambar 4.4 Titik Koordinat Pertimbangan Pembangunan
Pembangkit Listrik

Gambar 4.4 merupakan ilustrasi secara keseluruhan dari
beberapa titik koordinat yang menjadi pertimbangan pembangunan
pembangkit listrik antara lain; jarak transmisi ke pusat
beban/penduduk terpadat, akses transportasi terdekat, kemudahan
akses jalan untuk proses pembangunan maupun maintenance
pembangkit, dan pertimbangan lainnya sebagai pemenuhan
persyaratan dibangunnya pembangkit.

2.1.4. Area Penelitian Pembangunan PLTPL & PLTGL
Penentuan area penelitian disesuaikan dengan kedalaman laut
untuk mendapatkan selisih suhu, tinggi gelombang, frekuensi
gelombang, Periode Gelombang di wilayah KarangasemBali


Gambar 4.4 Area Penelitian Pembangunan Pembangkit Listrik


Berikut data lokasi area penelitian pembangunan pembangkit:
a. Koordinat A (kuning)
Latitude : -8.352981
Longitude : 115.650350
b. Koordinat B (kuning)
Latitude : -8.352981
Longitude : 115.845326
c. Koordinat C (kuning)
Latitude : -8.549585
Longitude : 115.845326
d. Koordinat D (kuning)
Latitude : -8.549585
Longitude : 115.650350

2.1.5. Koordinat Yang Dipilih Sebagai Lokasi Pembangunan
Pembangkit
Lokasi yang dipilih untuk PLTPL adalah jarak yang terdekat
dengan daratan dsn akses jalan untuk memudahkan pembangunan,
sedangkan untuk PLTGL adalah jarak yg terdekat dengan titik
koordinat pembangunan PLTPL, tentunya penentuan lokasi tersebut
telah memenuhi syarat untuk mendapatkan daya maksimal di area
penelitian tersebut.


Gambar 4.5 Area Penelitian Pembangunan Pembangkit Listrik

Berikut koordinat yang dipilih sebagai lokasi pembangunan
pembangkit listrik;
a. Koordinat pembangunan PLTPL
Latitude : -8.434285
Longitude : 115.744592
5

b. Koordinat pembangunan PLTGL
Latitude : -8.427383
Longitude : 115.713999

Berikut Jarak antara masing-masing titik koordinat yang dipilih
sebagai lokasi pembangunan pembangkit listrik;
a. Garis Biru
Menunjukkan jarak antara titik koordinat pembangunan
PLTGL dengan titik koordinat pembangunan PLTPL, jarak
tempuh: 3.46 km
b. Garis Kuning
Menunjukkan jarak yg dibutuhkan utk jaringan transmisi
dari pusat pembangkit menuju pusat sistemdistribusi secara
garis lurus, jarak tempuh: 11.8 km.
c. Garis Merah
Perkiraan jarak yg dibutuhkan utk jaringan transmisi dari
pusat pembangkit menuju pusat sistemdistribusi secara riil,
jarak tempuh: 13 km

2.2. ANALISA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS
LAUT (PLTPL)
2.2.1. PLTPL Siklus Terbuka
2.2.1.1. Efisiensi Siklus Rankine
Air laut dengan temperatur 29.8

C dan tekanan 1 Atmdipompa


ke dalamevaporator sampai mencapai uap jenuh pada temperatur
24.8

C dengan tekanan 10.6 Atm. Setelah memutar turbin,


temperatur turun menjadi 13.1

C dengan tekanan 7.6 Atm.


Kemudian pelepasan kalor di dalam kondensor dari
pemompaan air laut dingin dengan temperatur 8.1

C akan
menghasilkan air bersih (tawar) dan temperatur air laut dingin akan
naik menjadi 10.6

C. Prosesnya dapat ditunjukkan pada gambar 4.1.



Gambar 4.6 Siklus Rankine

Keadaan 1 : temperatur 29.8

C dan tekanan 1 Atm


Keadaan 2 : temperatur 27.3

C dan tekanan 10.6 Atm


Keadaan 3 : uap jenuh dengan temperatur 24.8

C dan
tekanan 10.6 Atm
Keadaan 4 : temperatur 13.1

C dan tekanan 7.6 Atm



Keseimbangan enaga
w
px
= u (P
2
-P
1
) (4.1)
t pada pompa menghasilkan:

0.001004 m
3
/kg pada suhu 29.8
o
C
di
:
: 1.088 Mpa
mana; (dari tabel B.1a pada halaman Lampiran)
:
P
2
P
1
: 1 atm=0.1013 Mpa

Jadi;
w
ps
= u.uu1uu4 (
w
ps
= 9.9 k[kg.
1.u88 - u.1u1S) 1u
6
.

Jika efi n pompa sama
gerakkan pompasebesar:
w
p
=
w
ps
q
sie si dengan 60% kerja untuk
meng
=
9.9
0.6
= 16.S k[kg.

Enhalpi fluida sebelumdi
(4.2)
t pompa (h
1
) diperoleh rumus:
h
1
= h
a
+u(P
= +u.uu1(
= 121.8 k[kg.
1
-P
a
)
121.6S 1.u88 - u.1u1S)1u
3
.

(4.3)
Enthalpi fluida seelah dipompa (h
h
2
= h
1
+Wp
= 12S.8 +16.S = 14u.S k[kg.
t
2
) diperoleh dengan rumus:

Temperatur sebelummasuk evaporator (T
2
) dapat dicari
dengan ersaman
h2 h1 = c (T
2
-T
1
) +(P
2
-P
T
2
= T
1
+
(T
2
-T
1
)+(P
2
-P
1
)
c
p a :
-
1
) u (4.4)
.
di
1
2
: Temperatur sebelummelalui evaporator
m
: Temperatur permukaan air laut (29.4
o
C)
ana;
T
T
c : Panas jenis air laut (4.186 kJ/kg)

Maka;
I
2
= 29.4 +
16.5-9.9
4.186
= S1.

Pad
bS =2547.2 kJ/kg (dari tabel B.1 pada halaman Lampiran)
a keadaan uap jenuh 24.8

C, maka;

Ja panas yang
adalah:
(4.5)
di dipindahkan ke dalamevaporator persatuan
berat
Q
B
= h
3
-h
2

= 2S47.2 -14u.S = 24u6.9 k}kg.
Untuk menentukan keadaan 4, harus menentukan keadaan 4s,
Pada em (dari tabel B.1 pada halaman
Lamp
t peratur 13.1
o
C, maka:
an
= .
ir )
3
8

S .SS88 k[kg - K
S
]4
= u.21u1 k[kg. K.
S
]g
= 8.S9S2 k[kg. K.

Kar a
=
3
X
4s
S
]g
)
en ;
S
4s
S dan S
4s
= S
]4
+(
X
4s
=
8.SS88 -u.21u1
8.S9S2


Pada temperatur 13
an i
.1

C (dari tabel B.1 pada halaman


Lampir ) ddapatkan:
b
]
= S4.6 k[kg
b
]g
= 247u.7 k[kg

(4.6)

Maka;
x4 g
)
- 247u.7).
h = h

+(X
4x
h
b
s4
= S4.6 + (u.97
b
s4
= 24S1.2 k[kg.

m a kerjayang d
h:
(4.7)
ak ihasilkan turbin persamaan berat fluida
adala
w
tx
= h
3
- h
x4

= 2S47.2 - 24S1.2 = 96 k[kg.

a
(4.8)
Jik efisiensi turbin =80%, maka
W
t
= W
tx
. q
W
t
= 96. u.8 = 76.8 k[kg.
;
6


Sehingga;
(4.9) h
4
= h
3
- h
x4

= 2S47.2 - 76.8 = 247u.4k[kg.

Jadi efisiensi
R
t
siklus turbin adalah:
q =
W -W
p
Q
B

=
76.8 - 16.S
24u6.9
(4.10)
= 2.S %

2.2.1.2. Efisiensi Turbin Uap
Perubahan enthalpi uap air laut akan sama dengan tenaga
kecep a zzle. Sedangkan kecepatan uap yang
masu k t
at n uap yang keluar no
k e urbin adalah:
C = 44. 72 h
3
-h
4

.2 -247u.4
(4.11)
C = 44.72 2S47
C = 4uu mJctik

Sudut nozzle turbin dipilih sebesar 15
o
, sehingga untuk
memperoleh efisiensi maksimumkecepatan sudu harus:
U =
1
2
C cux u.
= 12 4uu cos 1S = 19S mJctik .

Dengan menggunakan diagram segitiga kecepatan seperti
gambar 4.2 maka diperoleh:

G
n
= 1S
ambar 4.7 DiagramSegitiga Kecepatan
dima a;
o
u = 19S mJctik
C = 4uu mJctik


maka;
u' = C cos o
u' = 4uu Cos 1S.
u' = S86.4 mJctik.

Efisiensi sudu tu
s
'
rbin adalah:
p =
2 u u
C
2

p
s
=
2 19S S86.4
4uu
2
= 9S%

Dengan me
danggap s
p
t
= 9S%
ngabaikan kerugian mekanis turbin, maka efisiensi
turbin i ama dengan efisiensi sudu, yaitu:

2.2.1.3. Perhitungan Daya Turbin
Pada PLTPL ini generator yang dipakai adalah generator arus
bolak-balik (AC). Sedangkan daya yang dibangkitkan adalah 2500
kW. Jika efisiensi generator 95%, maka daya mekanis yang
dibutu rator ialah : hkan gene
t
P =
P
uu
q

=
2Suu
u.9S
= 26S1.S79 kw

Banyaknya u yang dibutuhkan per satuan waktu untuk
mensupa ga k alah :
ap
l i tena e turbin ad
t
= m
P
q
t
(W
t
-W
p
)

=
26S1.S79
u.9S (76.8 -16.S)
= 46.926 kgJctik

Jadi daya por s turbi adalah:
P
t
= q
t
w
t
m
t

= u.9S 76.8 46.926 = SSS2 kw
o n

Dan jari-jari poros turbin (r) adalah:
r =
U
2an
.
r =
6u 19S
2n 7Su
= 2.S m tcr c
atau diameternya (d) adalah: 5 meter

Jika telah diketahui diameter turbin d = 5 meter, dan kecepatan
turbin d mm/s, yaitu = 386.37 m/s, maka kecepatan turbin (n)
er t enjadi;
ala U
jika dikonv sikan dalamrpm (rota ion per minute) m
n =
u
i
K
tubn
6u =
u
i
n. J
6u = 1475. 82 rpm

7

Jika frekuensi generator yang digunakan f = 50 Hz maka
didapat ju san b nerator sinkron (P ) adalah sebagai
beri t
mlah pa g kutu ge
g
ku;
P
g
=
12u
n
=
12u Su
147S.82
= 4.u6S = 4 paxang kutuh

2.2.1.4. Kapasitas Evaporator
En ang diperlukan oleh evaporator untuk
menc
o
C adalah:
ergi panas y
ai ap uap jenuh pada 22.8
|n
Q = Q
B
m
t

|n
14u.S)
Q = m
t
(h
3
-h
2
)
Q
|n
= 46.926 (2S47.2 -

n
= 112947 k[Jctik

Jika efisiensi evaporator dianggap 100%, beda temperatur
sebelummasuk evaporator dan setelah keluar dari evaporator adalah
2.5C dengan panas jenis air laut 4.186 kJ/kg, maka evaporator
membutuh a emanas sebesar: k n air p
a
Q
n
m =
|
c A
t

=
112947
4.186 2.S
= 1u792 kgJc tik
u
); Jadi kapasitas evaporator (m
m
u
= 1u792 kgJctik


2.2.1.5. Kapasitas Kondensor
Energi panas y
se
ang harus dilepaskan dalamkondensor untuk
mencapai titik mula adalah:
Q
c
= h
4
h
1

= 247u.4 -12S.8) = 2S46.6 k[kg

Pa yangharus
nsor dalah:
nas dilepaskan per satuan waktu di dalam
konde a
Q
uut
= Q
c
m
t

= 2S46.6 46.926 = 11u117 k[kg

Beda suhu air laut sebelummasuk kondensor dan setelah
keluar konde or adalah 2.5
o
C, maka kondensor membutuhkan air
pendi in
ns
ng sebesar:
a
Q
m =
uut
c A
t

m
a
=
11u117
4.186 2.S

m
a
= 1uS22 kgJctik
Jadi kapasitas kondensor (m
a
) =1uS22 kgJctik

2.2.1.6. Perhitungan Daya Pompa Air Laut
a. D t ingin aya Pompa Air Lau D
Untuk menentukan daya
= 9. 8 Q
L
D
pompa air laut dingin dengan rumus;
P
u
2
2g
.
dim
: Faktor gesekan
ana;
Q
: Panjang pipa air (m)
: Debit air laut (m
3
/detik)


: Diameter pipa (m)
L
D
u : Kecepatan air laut dalampipa (m/detik)
g :Percepatan gravitasi bumi (m/detik
2
)

i
=10.522m
3
/detik
D
=0.05
ketahui:
Q
=600 m

L
D =5.5 m
u
g =9.8 m/detik
2

=1.004 m/detik

Sehingga didapat da p air laut dingin (P
1
) yang
diperl k
ya ompa
u an adalah;
u.uS
6uu
S.S
P
1
= 9.8 1u.S22
1.uu4
2
2 9.8

= 28.927 kw

b. Daya Pompa Air Laut Hangat
Untuk menentukan p
n penentuan p rsam
P = 9. 8 Q
L
D
ersamaan daya pompa air laut hangat
sama denga e aan daya pompa air laut dingin,yaitu:

u
2
2g
.

: Debit air laut (m
3
/detik)
dim

: Faktor gesekan
ana;
Q
: Panjang pipa air (m)

: Diameter pipa (m)
L
D
u : Kecepatan air laut dalampipa (m/detik)
g : Percepatan gravitasi bumi (m/detik
2
)

=10.792 m
3
/detik
D
=0.05
iketahui:
Q
=100 m

=5.5 m
L
=1.004 m/detik
D
u
g =9.8 m/detik
2


Sehingga didapat day o ngat (P
2
) yang
diperl ka l
a p mpa air laut ha
u n adaah;
P
2
= 9.8 1u.792 u.uS
1uu
S.S

1.uu4
2
2 9.8
=S kw

Ja daya tal p di to ompa dari air laut dingin dan hangat adalah
(P
tut
):
P
tut
= P
1
+P
2

= 29.9 +S = S4 kw

2.2.1.7. Perhitungan Pompa Hampa Udara
Pada perhitungan pompa hampa udara yang dipergunakan
biasanya memerlukan daya 10% dari net power output
12

Sehingga daya pompa untuk hampa
Pb = 1u% 2Suu = 2Su kw

udara adalah:

Ja daya tal ya
x
di to ng dibutuhkan untuk starting sistemPLTPL
2500 kW adalah:

P
t
= P
tut
+P
h

= S4 +2Su = 284 w k
d i pompa (q
p
) adalah: Ja i efisiens
p
=
P
t
q
uu
P
|n

=
2Suu
2Suu +284
= 9u%

Jadi e PL 2500 kW adalah : fisiensi seluruh sistemPLT
q = q
R
+q
t
+q
g
+q
p

q = u.u2S +u.9S +u.9S +u.9uq = 2.8%

12
Clinton E. Brown, Laskar W, Engineering and Open Cycle Power Plant For
Extracting Solar Energy The Sea, Dallas, Texas, 1975
8

2.2.1.8. Perkiraan Biaya Pembangunan PLTPL 2500 KW
Biaya investasi pembangkit dan biaya listrik dapat dihitung dan
diestimasikan dengan menyederhanakan konsep. Estimasi biaya
berdasarkan pada asumsi power output 2500 kW dan umur hidup
(life time) 30 tahun dengan faktor guna atau keandalan sebesar 0.8
(waktu operasional 292 hari).Dalamhal ini biaya hanya dihitung
sekali pembangunan saja dan biaya bahan bakar tidak berpengaruh.
Biaya energi dapat dihitung dengan menggunakan beban rata-rata
pertah n ya tetap dan dapat dirumuskan sebagai
beriku
u yang jumlahn
t:
AC
= a +h +c F
di
o : Faktor tahunan
mana;
b : Pajak dan asuransi
c : Biaya operasi dan pemeliharaan

Harga variabel ditentukan sebagai berikut:
a =0.01 (masa pengeluaran 30 tahun dengan bunga 3 %)
b =0.02 (sama dengan nuklir)
c =0.03 (konse asi pada daerah lepas pantai) rv
rikut; di ilai F
AC
sebagai be
+u.u2 +u.uS
ja didapat n
F
AC
= u.u1
F
AC
= u.u6

U uk biaya listrik lepaspanta
C =
F
AC
C
T
25
F
a
T
nt i dapat dihitung sebagai berikut;
B
+C
F

di
A
: Jumlah biaya untuk investasi dalamUS$/kW
ma
C
: Beban rata-rata per tahun
na;
F
: Jamper tahun
C
T

: Faktor guna (keandalan)
T
F
a
C
F
: Biaya bahan bakar dalammills/kWH

st
=0.8
E
a
F
=0 (tanpa bahan bakar)
imasi standarddiketahui sebagai berikut:
F
C
T =8000 per tahun

Jad baya listrik dapat d
B

i i ihitung sebagai berikut:


C =
F
AC
C
T
25
F
a
T
+C
F
.
=
u.u6 C
1
2Suu
u.8 8uuu
+u = u.u2 C
1
millskwb

Tabel 4.1 Biaya Investasi PLTPL2500 kW
untuk umur investasi 30 tahun
No Komponen Utama Biaya (US$/kW)
1 Heat Exchanger (C
1
) 1986
2 Bangunan (C
2
) 1362
3 Pompaair laut (C
3
) 341
4 Pompahampaudara(C
4
) 551
5 Turbin uap (C
5
) 369
6 Pipaair laut (C
6
) 137
7 Penjangkaran (
7
C) 142
Jumlah ( C ) 4888

Biaya langsung (A) da
= K
m|xc
C.
pat dihitung sebagai berikut:
A
man
seb
di
K
m|xc
:faktor koreksi esar 1.1S
C:C
1
+ C
2
+ C
3
+C
4
+C
5
+C

+C
7

a:

Jadi biaya langsung adalah:
A = 1.1S 4888 = uS$ S622, - kw

Biaya tak langsung
:
A
(B) dan biaya tak terduga (C) adalah
sebesar
B +C = u.S
= u.S uS$ S622 = uS$ 2,811. -kw

1
Biaya investasi listrik untuk PLTPL
C = A +B +C
= S622 +2,811. -= uS
2500 kW adalah sebesar:
$ 8,4SS. -kw
ka s = Rp. 9,Suu. - maka di Ji aumsi nilai kurs uS$ 1, -
dapat;
C
1
= Rp. 8u,11S,Suu. -kw.

Jadi biaya investasi untuk pembangkit listrik tenaga panas laut
dengan daya 2Suu kw adalah sebesar uS$ 21.u82.Suu, -,
sehing a srik(energi) untuk PLTPL 2Suu kw siklus
terbuk
g harga jual li t
adal a ah sebagai berikut:
C = u.u2 C
millskwb
= Rp 9,Suu. -)
B 1
= u.u2 8,4SS. -= 168.7
= uS$ u.168 kwb (uS$ 1
= Rp 1,S96. - kwb

2.2.1.9. Analisa Perhitungan dari Sistem PLTPL
Untuk menekan harga listrik per kWh yang dihasikan, maka
pemasukan dari hasil samping yang berupa air bersih ataupun
industri Bromida digunakan untuk mengurangi harga jual energi
listrik per tahun, dimana life-time dari pembangkit tersebut adalah 30
tahun sehingga akan didapat harga energi listrik per kwh yang lebih
renda i jika: h. Dalamperhitungan in
PL ndustri Brom a. ida TPL +I
Iotol = u.16 u.S7
=
uS$ u.u9
kwb
=
i ih
|(3,360,000+280,934.5+2,073,915.36)10] -
1,082,500+3,176,769.103)
30
Rp. 812 kwb
b. PLTPL+A r bers +Industri Bromida
Iotol =
(2

= uS$ 1,u96,Su7.6S

Sehingga d harga energi listrik yang lebih rendah setelah
dimas n tersebut:
idapat
ukkanhasil sampinga
Iotol
CB =
kopositos. I

=
1.u96.Su7,6S
2Suu 8uuu
= uS$ u.u6 kwb
msikan uS$ 1 = Rp 9.Suu, - ,
maka

Jika kurs dollar diasmu
;
CB = Rp S7ukwb

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Harga energi PLTPL
Kombinasi
Harga Energi
Cent US$/kWh
PLTPL 16.8
PLTPL +Bromida 9
PLTPL +Air bersih +Bromida 6

Pembangkit listrik tenaga panas laut mempunyai karakteristik
pembangkitan:
Daya ouput : 2,500kW
Daya pembangkitan : 2,631.75 kW
Dayastarting : 284 kW
Air laut evaporator :10,792 kg/detik
9

Air laut kondensor : 10,522 kg/detik
Efisiensi seluruh sistem : 2 %
Biaya investasi : 21,082,500 US$
Harga jual : 0.06US$/kWh

2.3. ANALISA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
GELOMBANG LAUT (PLTGL)
Perhitungan energi gelombang dipergunakan statistik
gelombang signifikan. Periode dan tinggi gelombang di sekitar Pulau
Bali terutama wilayah kabupaten Karangasemdiambil berdasarkan
data yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika/BMKG (Maritim) Surabaya pada tahun 2011 ditunjukan
pada tabel 4.7sebagai berikut:

Tabel 4.7Data tinggi gelombang tahun 2011 pada koordinat yang
telah diten kan tu
13

Bulan T
m|n
(dt) T
max
(dt) T
x
(dt) H
x
(m)
Januari 4.8 5.5 5.15 1.3
Februari 5.1 5.6 5.35 0.7
Maret 5.1 5.5 5.3 0.7
April 5.0 5.3 5.15 0.7
Mei 5.1 5.3 5.2 1.8
Juni 5.5 5.7 5.6 2.5
Juli 5.3 5.4 5.35 2.5

Dimana kerapatan energi gelombang persatuan luas dinyatakan
dalamNcwton pcr mctcr (Nm) dan daya gelombang persatuan
luas dinyatakan dalamwottm
2
yang dihasilkan oleh gelombang
laut sekitar garis tepi pantai kabupaten KarangasemBali pada tahun
2011 ala sebagai berikut: ad h

E
A
=
2
1
12uu u.712S
2

1
9.81
= 2,988 Nm
P
A
=
1
2
p o
2

g
C
g
=
pu
2
g
21g
C
.
=
12,000.7125
2
g
25.23751
.= S71 wottm
2


2.3.1. Daya Output Pembangkitan
Konstanta tetap yang dipergunakan dalamPerhitungan daya
outpu dari masing-masing sistem pembangkit listrik tenaga
gelomang adalah sebagai berikut:
t
b
=1,200 kg/m
3
p
=3.14
g

=
=9.81 m/s
2

a
H
x
T
x
=
1.425 m
5.2375 dt

2.3.1.1. Sistem Tapered Channel (TAPCHAN)
Perhitungan daya listrik ini didasarkan atas pilot plant yang
telah didirikan oleh Norwave AS, sehingga didapatkan data-data
sebagai berikut:

a. Saluran lonjong (Tapered Channel)
1. Panjang seluruhnya : 180 m
2. Lebar lubang pengumpul : 55 m
3. Tinggi dinding saluran : 3.3 m
4. Tinggi dinding dalamsaluran : 7 m
(dibawah muka air laut rata-rata)

b. Reservoir
1. Luas : 8.000 m
2

13
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika/BMKG (Maritim)
Surabaya pada tahun 2011
2. Muka air
(dibawah muka air laut rata-rata) :3 m
3. Debit air :17.3 m
3
/s

Dari data diatas
p
tersebut sehingga dapat dihitung potensi daya
yang di a r; da at bangkitkan, y itu sebesa
7.S
P = p. g. b.
P = 1,2uu 9.81 S 1
P = 61u,966.8 wott

Dalamperencanaan diambil data sebagai berikut:
a. Efisiensi turbin =80 %
b. Efisiensi generator =90 %

Dayayang dibangktkan adalah:
P
P
= u.8 u.9 61u,966.8 = 4S9,896 wott
i

Efisiensi pembang
p =
P
P
P
kitan adalah:
g
1uu%
di ana; m
P
g
= A
pocks

P
A

A
pocks
= z A
1

z =
g I
2
2 n

=
9.81 S.2S7S
2
2 n
= 4S mctcr

sehingga didapatkan eisiensi pemban
p =
4S9,896
(4S SS) S71
f gkitan:
1uu% = S2.6 %

2.3.1.2. Sistem Salter Nodding Duck
Dengan menggunakan data seperti disebutkan sebelumnya
maka, pe gannya adalah sebagai berikut: rhitun
R
2
=
z
2u

dimana;
z =
g I
2
2 n
=
9.81 S.2S7S
2
2 n
= 4S m

Jadi;
R
2
=
x
20
=
20
43
= 2.1S m
z c
2nZ
Z
.
R

= R
0
|
z=0
= u.u9S7
= .u9S7 4S = u 4.u291

2
I

= R

-R
2
2
.
= 4.u291
2
-2.1S
2
= S.41 m
B = 2 R
2
= 2 2.1S = 4.S m.
..

gelombangy
1
Luas daerah ang dipo
I

B = S.41 4.S = 4.7 m


2

p = (1 -c
-20.1464.3
) = u.72
tong adalah:

Daya seluruhnya p
qpgH
2
[
Z
er unit adalah:
P =
T
B
16
.
.425
2
[
43
S.23S
=
0.721,2009.811 4.3
16
.
= S8.2u8 wott

Efisiensi pembangkitan adaah:
p =
S8.2u8
(4S 4.S) S71
l
1uu% = S6%

2.3.1.3. Sistem Heaving and Pitching Combination Device
10

Daya yang diterima oleh air adalah dalam bentuk energi
tekan Dari panjang gelombang yang telah
dihitu dpilih njang buoy sebesar:
an dan energi kinetik.
ng (2) =43 meter, maka i pa
P = 8% . 5 -A
P = 8u% u.S -4S = 17m
Lebar buoy dipilih: 25 m

D a Gelombang:
ge
ay
P
|
=
P
A
ruy Luax P ekx| 6e|umhang
= S71 (u.S 4S 2S) = Su6,91S wott

D a Teka ay oy: n Bu
P
h
=
P
A
A
h

= S71 (17 2S) = 242,67S wott

Jik daya perlawananoleh
ri slinder =u.S m adalah:
P
a air pada kedalaman 1S m dengan
jari-ja i
P = p g h A
S
u.

dimana;
cccpo : = k ton plungcr
: = 2 s.
: =
2 1.425
5.2375
= u.S4 ms.

Jadi untuk day
P
P
= 1,2uu 9.8
= 74,8S2 wott
aperlawanan air pada ke
1 1S (S.14 u.S
2
) u.S4.
dalaman 15 madalah:

Daya yang diterima oleh air adalah:
P
|n
= P
h
-P
p

= 242,67S -74,8S2 = 167,82S wott

Jika daya yang diterima
P
Q
= P
|n
-
1
oleh turbin adalah:
2
p
q
u
3
A
t
2
.
dimana;
u
a
q =
4
S D
2
.
=
n
4
u.S
2
1.42S
1
S.2S7S
= u.uS m
3
s

Jadi a yangditerima oleh day turbin adalah:
P

= 167,82S -
1
2
12uu
0.05
0.785`
.
P

= 167,82S.88 wott

Daya listrik yang dibangkitkan:
8u%
9u%
Efisiens in =
tor =
167,82S.88
i turb
Efisiensi genera
P = u.8 u.9
= 12u,8SS wott

Efisiensi pembangkita ada
p =
12u8SS
Su691S
n lah:
1uu% = S9 %

2.3.1.4. Perbandingan Sistem Berdasarkan Efisiensi
Pembangkitan
Dari perhitungan daya gelombang, daya listrik yang
dibangkitkan dan efisiensi pembangkitan dari masing-masing sistem
konversi energi gelombang laut, kita dapat membandingkan antara
ketiga sistem konversi energi gelombang laut tersebut.Sehingga
dapat diketahui sistemkonversi energi gelombang laut yang mana
yang memiliki efisiensi pembangkitan yang paling tinggi, sehingga
energi gelombang laut tersebut dapat dimanfaatkan secara optimum.
Untuk lebih jelasnya, perbandingan efisiensi pembangkitan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8 Perbandingan Efisiensi Pembangkitan dari Sistem
Konversi Energi Ge m ut lo bang La
Sistem A P
ge|
(Watt) P (Watt) q (%)
TAPCHAN 2.365 1.350.415 439.896 32.6
SND 185 105.578 38.208 36
HPCD 538 306.913 120.833 39
di
A
ge|
: Daya yang digunakan (Watt)
mana;
: Luas gelombang yang digunakan (m)
P
P
q : Efisiensi pembangkitan (%)
: Daya listrik yang dibangkitkan (Watt)

Dari tabel 4.8 terlihat bahwa konversi energi gelombang laut
dengan sistemHPCD memiliki efisiensi pembangkitan paling tinggi
jika dibandingkan dengan sistem gelombang yang lain.Agar
pemanfaatan luas gelombang sama maka untuk sistem Salter
Nodding Duck (SND) dipasang 13 unit dan untuk Heaving and
Pitching Combination Devices (HPCD) dipasang 5 unit, jadi
sekarang daya listrik yang dibangkitkan oleh masing-masing sistem
konversi energi gelombang adalah:
Tapered Channel : 439.896Watt
Salter Nodding Duck : 496.704 Watt
HPCD : 604.165 Watt

2.3.2. Prakiraan Biaya
Prakiraan biaya ini dihitung berdasarkan referensi dari Marine
Source of Energy, hal 100 dan juga dari pembangkit-pembangkit
listrik yang telah didirikan sebagai pendekatan dalampenentuan
harga komponen pembangkit listrik tenaga gelombang.
Untuk faktor keandalan sistemdi asumsikan sebesar 0.91 atau
91%, maka jumlah waktu operasi sistemini adalah 332 hari atau
setara 7972 jam, maka dipilih dengan pendekatan jumlah waktu
operasi sebesar 8000 jam

2.3.2.1. Sistem Tapered Channel
Berdasarkan Pilot Plant yang telah dibangun oleh Norwave
AS bersama Ing Thor Furuholmen AS, dengan perincian sebagai
berikut:

Investasi untuk pilot plant tersebut sebesar US$ 1.100.000,-
Prakiraan biaya yang dikeluarkan pertahun:
Bungamodal 12% US$ 132,000
Umur hidup 30 tahun US$ 36,667
Pemeliharaan 8.5% US$ 93,500
Administrasi 0.85% US$ 9,350
Biayatng kerja Per orang US$ 3,913
Pajak &asuransi 3.5% US$ 38,500 +
Total US$ 313.930

Jumlah waktu operasi = 8.uuu ]om
Jumlah kWh pertahun
4 8,000
=
39,896
1,000
= S,S19,168 k
Harga listrik per kWh =
313,930
3,519,168
wb
= u.u89 uS$kwb

2.3.2.2. Sistem Salter Nodding Duck
Konstruksi dan pendulum dibuat seperti sebuah kapal dan
memerlukan plat baja kurang lebih 74.78 t itnya
dan untuk harga plat baja per ton berkisar uS$
on untuk satu un
79u. -.
Jadi biaya untuk satu unit berkisar uS$ S9,u76.2 karena
dalam perencanaan dipasang 13 unit maka biaya struktur
keseluruhan berkisar uS$ 767,99u.6.
11

Berat balast untuk satu unit diperkirakan 8SS.94 ton, dimana
harga balast per ton berkisar uS$ 17.S9, sehingga secara
keseluruhan harga balast berkisar uS$ 1S9,S24.4

Prakiraan biaya peralatan pembangkit listrik:
Sistem
Hidrolik
@US$
92,352.-
US$ 1,200,576
Sistem
Generator
Rating 500
kW
US$ 92,352.6
Biaya
Sistemtambat
20% dari Biaya
konstruksi
US$ 153,598
Transmisi
kedarat
dengan jarak
5 kmdari laut
US$ 43,480.1
Peralatan
terminal
di darat US$ 217,400.5 +
Total investasi US$ 2634,922.2

Prakiraan biaya yang dikeluarkan pertahun:
BungaModal 12% US$ 1,200,576
Umur Hidup 30 tahun
Pemeliharaan 8.5% US$ 92,352.6
Administrasi 0.85% US$ 153,598
Biayatenaga
kerja
Untuk 1 orang US$ 43,480.1
Pajak &
Asuransi
3.5% US$ 217,400.5 +
Total US$ 746,521.9

Jumlah waktu operasi = 8.uuu ]om
Jumlah kWh pertahun
8
=
496,704 ,000
1,000
= S,97S,6S2 kw
Harga listrik per kWh =
746,521.9
3,973,632
b.
= u.188 uS$kwb



2.3.2.3. Sistem Heaving and Pitching Combination Devices
Berat satu buah buoy diperkirakan seberat 80.8 ton sedangkan
dalamperencanaan ini dipasang sekitar 5 buoy, maka berat buoy
secara keseluruhan adalah 404 ton. Buoy ini terbuat dari baja, dimana
harga plat baja perton sekitar uS$ 79u. - sehingga biaya buoy
secara keseluruhan adalah uS$ S19,16u. -

Prakiraan biaya peralatan pembangkit listrik:
PipaSaluran US$ 33,199.2
Piston
@US$
92,352.-
US$ 461,760
Sistem
generator
Rating 610
kW
US$ 92,352.6
Biayasistem
tambat
20% dari Biaya
konstruksi
US$ 63,832
Transmisi ke
darat
Dg jarak 5 km
dari laut
US$ 217,400.5 +
Total investasi US$ 1,231,184.4

Prakiraan biaya yang dikeluarkan pertahun:
BungaModal 12% US$ 147,742.1
Umur Hidup 30 tahun US$ 41,039.5
Pemeliharaan 8.5% US$ 104,650.7
Administrasi 0.85% US$ 10,465
Biayatenaga
kerja
Untuk 1 orang US$ 3,913
Pajak dan
Asuransi
3.5% US$ 43,091.5 +
Total US$ 350,901.8

Jumlah waktu operasi = 8.uuu ]om
Jumlah kWh pertahun =
604,1658,000
1,000
= 4,8SS,S2u kwb
Harga listrik per kWh =
350,901.8
4,833,320
= u.u8S uS$kwb

2.3.2.4. Perbandingan Ketiga Sistem Berdasarkan Perhitungan
Biaya
Dari prakiraan biaya di atas, sehingga dapat ditentukan sistem
konversi energi gelombang mana yang paling ekonomis. Kita dapat
melihat perbandingan tersebut pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Perbandingan Prakiraan Biaya Pembangkitan
Sistem
Waktu
Operasi
(jam)
kWh
/thn
Biaya
Total/thn
(US$)
Harga
Listrik
/kWh
TAPCHAN 8.000 3.519.168 313.930 0.089
SND 8.000 3.973.632 746.521,9 0.188
HPCD 8.000 4.833.320 350.901,8 0.083

2.4. ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN
PEMBANGKIT
Dengan masa umur ekonomis yang sama, maka pemilihan
investasi terhadap teknologi pembangkitan dapat digunakan metode
nilai sekarang (net present value), dalamhal ini sebelumnya kita
menetapkan parameter-parameternya terlebih dahulu yang
didapatkan dari hasil perhitungan sebelumnya dan parameter-
parameternya adalah sebagai berikut:
1. Masa ekonomis: 30 tahun
2. Biaya investasi:
a. Pembangkit listrik tenaga panas laut yaitu sebesar
21,082,500 US$.
b. Pembangkit listrik tenaga gelombang laut yaitu sebesar
1,550,334.4 US$.
3. Pemasukan dari hasil penjualan energi listrik setiap tahunnya
bila pembebanan 100% :
a. PLTPL : US$ 3,360,000
b. PLTGL: US$ 350,901

Jika dengan discount rate sebesar 15% dan dengan bunga bank
sebesar 17% maka hasil perhitungan dengan metode present value
dapat dilihat pada tabel 4.10, dimana aliran kas dihitung pada masa
produksi pembangkit.

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan NPV
Harga
Energi
Cent
US$/kWh
Disc. rate
6 %
(US$)
Disc. rate
9 %
(US$)
Disc. rate
12 %
(US$)
Disc. rate
15 %
(US$)
3
PLTPL -12,719,160 - 14,873,040 -16,229,340 -17,139,840
PLTGL 22,713 -175,139 -337,500 -597,538
7
PLTPL -1,568,040 -6,593,760 -11,324,019 -11,868,960
PLTGL 190,023 42,609 70,120 41,451
9
PLTPL 124,020 -2,454,120 -6,523,020 -9,236,520
PLTGL 292,834 167,074 47,320 125,445
16
PLTPL 1,890,492 608,316 1,270,572 154,044
PLTGL 555,746 460,935 373,162 290,029

Sehingga dengan melihat hasil dari tabel di atas dimana
masing-masing NPV yang bernilai positif akan memberikan dampak
yang baik bagi investasi. Disamping itu masih ada satu lagi yang
digunakan untuk menentukan apakah investasi itu menguntungkan
atau tidak yaitu dengan metode ROR dimana metode tersebut
digunakan untuk menentukan keseimbangan antar pemasukan dan
pengeluaran sehingga menyebabkan nilai investasi sama dengan nol.
Penentuan tersebut dihitung dengan menggunakan parameter-
parameter yang telah ditetapkan sebelumnya dimana akan
didapatkan nilai IRR seperti pada tabel 4.11. Dimana biaya investasi

didapat
sebesar

Tabel
Sub
Peme
10%
20 %
30 %
40 %
50 %
60 %

S
dan pe
pemban
pemban
diband
terbaru
tabel 4
posisi
1200/k



Tabel
EBT (E
Sumb
Daya E
Mikroh
Ang
Surya
Bioma
Gamb
Panas b
Fuel C
Panas
Gelom
Lau
(HPC

A
biaya e
dan seb
diperba

Tabel
No.
1
2
t dari subsidi
r 17% dan diha
4.11 Hasil Perh
bsidi
erintah
MAR
PLTPL
16,6 %
PLTGL
PLTPL
16,2 %
PLTGL
PLTPL
15,8 %
PLTGL
PLTPL
15,4 %
PLTGL
PLTPL
15 %
PLTGL
PLTPL
14,6 %
PLTGL
Selain permasa
emodalannya j
angkit tersebut
angunan terseb
dingkan sumbe
ukan sebagai ga
4.12, dimana pe
teratas dimana
kW).
4.12Perbandin
Energi Baru Te
ber
EBT
Biaya
hidro US$ 1200
gin US$ 3000
aPV
Modul:
US$ 3500
Sistem:
US$ 3500
assa US$ 900-1
mbut US$ 5,9-6
bumi
Biayaeksp
US$ 500-1
Cell
US$ 1900
(kapasitas5
Laut US$ 8500
mbang
ut
CD)
US$ 6300
Apabila sumber
eksplorasi, perh
bagainya. Mak
andingkan deng
4.13 Harga En
Teknologi
Mikrohidro
Angin
pemerintah da
arapkan tingkat
hitungan IRR
RR IRR
%
15,78 %
17,07%
%
15,76%
16,97%
%
15,74%
16,87%
%
15,44%
15,45%
%
15,10%
15,35%
%
15,42%
14,75%
alahannya terle
juga harus di
layak dijual
but akan meng
er energi lain
ambaran perba
embangkit listr
a biaya investa
ngan dan Perkir
erbarukan)
a Investasi
0/kW
0/kW
0-5000/kW
0-5000/kW
1400/kW
6,3/SBM
plorasi:
1000/kW
0/kW
50kW)
0/kW
0/kW
r-sumber energ
hitungan peak
ka diperoleh ha
gan harga jual
nergi Listrik
Harga E
(US$/k
0.03
0.07
an pinjaman b
t pengembalian
Keterangan
tidak layak

tidak layak

tidak layak







etak pada fakto
iperhatikan ap
atau tidak, da
guntungkan ata
dalam konte
andingan, kita
rik tenaga mikr
asinya yang p
raan Biaya Inve
Harga Ener
US$ 0.026/kWh
US$ 0.267-0.333/
US$ 0.133-0.2/kW
US$ 0.013-0.033/
US$ 0.1-0.15/kWh
US$ 0.03-0.05/kW
US$ 0.03-0.05/kW
US$ 0.168/kWh
US$ 0.083/kWh
gi tersebut telah
k performance,
arga jual energi
listrik pada PL
Energi
kWh)
3
7
ank dengan bu
nnya sebesar 13
or biaya, inves
pakah pemban
alamartian ba
au merugikan
eks sumber en
dapat melihat p
rohidro menem
paling murah (
estasi dan Prod
rgi
/kWh
Wh
/kWh
Wh
Wh
Wh
h ditambah den
kendala tekno
i listrik yang d
LTPL dan PLTG
12
unga
3%.
stasi,
ngkit-
ahwa
bila
nergi
pada
mpati
(US$
duksi
ngan
ologi
dapat
GL.
3
4
5
6
7
8
9
10

listr
yan
sum
seim
jauh
Jika
ener
terb
Tab
den
P
PL
PL
de
kon
ters
pem
pen
4.15
Tab
No
1
2
3

14
R
SuryaPV
Biomassa
Gambut
Panas bumi
Fuel Cell
Panas Laut
Gelombang
Pasang suru
Dan untuk le
rik dari sumber
ng mana data-da
Gamba
L

Kalau melih
mber energi te
mbang, sebab
h lebih murah d
a kita berpikira
rgi konvension
barukan

bel 4.14 Perba
ngan pembangk
Perbandingan
Pembangkit Listri
LTPL dengan PLTD
LTGL sistem HPC
engan PLTD

Namun haru
nvensional, ma
ebut habis, te
mbangkit yang
nyediaan energ
5.

bel 4.15 Pem
mem
o Fuel Type
Batubara
Gas
MFO

RUKN 2010-201
0
0.5
1
1.5
H
a
r
g
a

E
n
e
r
g
i

(
U
S
$
/
k
W
h
)
P
Mi
Bio
Fu
Pa
i
g
ut
ebih jelasnya m
r energi terbaru
atanya diambil
ar 4.15Grafik P
ListrikSumberE
hat antara sum
erbarukan, me
biaya pemban
dibandingkan b
an pendek, m
nal saja tanpa h
andingan Harga
kit listrik yang a
ik
Perband
Ener
(Cent U
D 16
CD
8.
us diingat pula
aka akan sem
erlebih lagi k
g ada di Bali
gi konvensiona
makaian keb
mbangkitkan li
Units
10
3
ton
Bcf
10
3
kl

15, PT. PLN
0.03
0.07
0.5
0.0
Teknol
PERBANDINGA
ikrohidro Ang
omassa Ga
elCell Pan
sangsurut
0.5
0.09
0.09
0.07
0.8
0.14
0.08
1.4
mengenai perba
ukan dapat dili
l dari tabel 4.13
Perbandingan H
rEnergi Terbaru
mber energi
emang terlihat
ngunan energi
biaya penggun
maka akan lebih
harus memikirk
a energi listrik
ada di Bali
dinganHarga
rgiListrik
US$/kWh)
6.8: 6.8
3 : 6.8
bahwa semaki
makin memper
konsumsi ener
i sebagian be
al. Hal ini dap
utuhan bah
istrik PLN Jaw
2007 2008
26339 26481
358 425
231 214

090.09
0.07
0.8
0.14
0
logiPembangkit
ANHARGAEN
gin Sury
mbut Pan
nasLaut Gel
andingan harga
ihat pada gam
3.

Harga Energi
ukan
konvensional
t masih sanga
i konvensional
naan energi terb
h baik mengan
kan penggunaan
k PLTPL dan P
in banyak suatu
rcepat sumber
rgiuntuk pemb
esar tergantun
pat terlihat pad
han bakar
wa-Bali
14
2009
1 27126 3
492
326
4
0.08
1.4
ERGI
yaPV
nasbumi
ombang
a energi
mbar 4.9
dengan
at tidak
l masih
barukan.
andalkan
n energi
PLTGL
u energi
r energi
bangkit-
ng pada
da tabel
untuk
2010
30525
524
260
13

No Fuel Type Units 2007 2008 2009 2010
4 HSD 10
3
kl 25 83 35 81
5 Panas Bumi GWh 9729 10277 11277 11198
6 Air GWh 6575 6578 6575 6575

Dengan meningkatnya konsumsi energi, maka diperkirakan
dalam100 tahun kedepan sumber energi tersebut akan habis. Hal ini
bisa terlihat pada tabel 4.16 dan 4.17.

Tabel 4.16 Cadangan minyak yang tersisa di dunia
Cadangan Waktu
Arab Saudi 86 tahun
Iraq 146 tahun
Kuwait 124 tahun
Iran 68 tahun
Total 95 tahun

Tabel 4.17Penurunan produksi minyak bumi diantar negara utama
produsen minyak anggota OPEC
Negara 1998/1974
Arab Saudi 52%
Iraq 10%
Kuwait 65%
Iran 21%
Aljazair 57%
Indonesia 32%
Libya 31%
Nigeria
52%
UAE 25%
Venezuela 86%

Jelas dapat diamati bahwa penurunan energi dalamjumlah
yang besar berpengaruh pula pada harga penyedian listrik di
dunia.Padahal energi adalah sangat vital dan masa depan dunia
mengharapkan tersedianya sumber-sumber energi yang murah.Salah
satu penyebab tidak berkembangnya pembangunan pembangkit
listrik tenaga panas laut dan gelombang laut adalah mahalnya biaya
riset bila dikaitkan dengan efisiensinya (pembangkit listrik tenaga
panas laut hanya sekitar 2%) hal itu dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18 Efisiensi teknologi Energi BaruTerbarukan (EBT)
Jenis EBT Efisiensi
SuryaPV 10%
Biomassa 25%
Panas bumi 40%
Mikrohidro 75%
Angin 20%
Pasang Surut 10%
Fuelcell 40%
Panas Laut 2.8 %
Gelombang (HPCD) 39%

Akan tetapi melihat dari analisa di atas, maka dengan semakin
menipisnya energi konvensional, sedang energi yang lain semisal
nuklir sampai saat ini limbahnya masih belumdapat diolah maka
sumber energi baru dan terbarukan diharapkan mampu memberikan
kontribusi.Dan juga mengingat potensi kelautan yang ada di Bali
diharapkan OTEC dan OWEC dapat menjadi alternatif pilihan yang
utama untuk dapat menunjang sumber energi yang selama ini
menggunakan energi konvensional. Memang harus diakui
pengembangan OTEC dan OWEC di Indonesia sangat sulit
mengingat di lingkungan regional Asia Tenggara, hanya Indonesia
yang pemah mengembangkan teknologi tersebut (untuk OTEC yang
pernah direncanakan akan beroperasi di Bondalem Bali dengan
kapasitas daya 100 kW dan untuk OWEC yang pernah beroperasi di
pantai Baron Jogjakarta dengan kapasitas daya 1.1 MW).

2.5. PENINJAUAN ASPEK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN PEMBANGKIT
Pada pembangkit konvensional yang banyak terdapat di Bali
bahan bakarnya menggunakan bahan bakar fossil yaitu dapat
menghasilkan zat sisa yang mana zat sisa tersebut sangat berbahaya
bagi lingkungan sekitarnya. Zat sisa yang dihasilkan oleh
pembangkit-pembangkit listrik yang ada di Bali dapat dilihat pada
tabel 4.19.

Tabel 4.19Beban pencemaran yang diakibatkan oleh pembangkit
Listrik Tenaga Diesel tahun 2000 (ton/tahun)
15
Prop Debu SO
2
NO2 HC CO CO
Bali 89 150,897 1,125 11 56 251,340

Sedangkan pada pembangkit listrik tenaga panas laut dan
gelombang laut dimana sumber energi pada lautan dapat dikatakan
tidak akan pernah habis dan mempunyai sifat menguntungkan antara
lain:
a. Sumber panas laut dan gelombang secara teratur dibangkitkan
kembali karena proses alam, sehingga merupakan sumber yang
secara siklus dapat diperbarui. Oleh karena itu energi kelautan
disebut sebagai sumber daya energi terbaharui.
b. Tidak akan mengganggu keseimbangan energi dunia dan tidak
akan menimbulkan zat sisa yang merugikan.
c. Karena di Bali sebagian besar wilayahnya memiliki potensi
yang sangat besar untuk pembangunan pembangkit ini selain
wilayahnya yang strategis.

Sehinggaakan mudah memanfaatkan dan mengembangkannya.
Pembangunan pembangkit ini akan mempunyai dampak lingkungan
positif antara lain:
a. Peningkatan kesejahteraan penduduk sekitarnya.
b. Pengaruh sekunder pada sektor ekonomi yang lain, misalnya
industri yang berlangsung yang berkaitan dengan pemanfaatan
energinya.
c. Dapat mengurangi erosi yang diakibatkan oleh laut.
d. Pendayagunaan sumber daya alam dalam rangka
penganekaragaman energi.
e. Menghasilkan air bersih yang nantinya akan dapat digunakan
untuk berbagai keperluan.

Sehingga kebutuhan energi terbarukan yang akan digunakan
sangat berkaitan dengan kondisi-kondisi yang melatarbelakangi
penggunaan energi itu sendiri, baik itu kondisi geografi, teknologi,
finansial, lingkungan, sumber daya alam, maupun sumber daya
manusia yang akan mengoperasikannya. Namun dengan melihat
kondisi sumber energi yang ada di Bali saat ini yang sebagian besar
menggunakan energi konvensional dan juga melihat jumlah energi
konvensional yang tersisa di dunia, maka tidak memperlukan lagi
penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang merupakan pilihan
utama.

Tabel 4.20 Perbandingan antara PLTPL, PLTGL, dan PLTD
Ket PLTPL PLTGL PLTD
Efisiensi 2.8% 39% 45%

15
Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2000, Biro Pusat Statistik
a. Mengingat potensi laut yang ada di Bali (Karangasem) belum
dapat dimanfaatkan secara maksimal maka perlu diadakan
penelitian lebih lanjut sehingga diperoleh data-data yang
sempurna untuk bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Ket PLTPL PLTGL PLTD
Energi Panas laut Gelombang Solar
Investasi US$ 21.082.500 US$ 3.765.440,4 US$1.250.000
14

Hargajual
(CentUS$
/kWh)
16.8 8.3 6.8
b. Penelitian tentang metode konversi energi panas laut dan
gelombang laut yang bertujuan untuk mendapatkan metode
yang handal dengan efisiensi yang tinggi dan harga jual listrik
yang murah sangat diperlukan, melihat potensi energi panas
laut dan gelombang sangat besar.
Aspek
ekonomis
Murah jika
energi yang
berasal dari fosil
telah langka
Murah jika
energi yang
berasal dari fosil
telah langka
Murah
untuk saat
ini
c. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan jenis
turbin dan generator yang digunakan, sehingga didapatkan
suatu hasil yang lebih baik.
Tidak meng-
ganggu ekosis-
tem yang ada
dan juga tidak
menghasilkan zat
sisa yang
merugikan ling-
kungan
Tidak meng-
hasilkan polusi
udara, dan juga
berfungsi seba-
gai penahan om-
bak sehingga
mengurangi pe-
ngikisan pantai
Mengha-
silkan zat
sisa yang
dapat me-
ngganggu
lingkungan
sekitar
Aspek
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
1. Kadir, Abdul, 1999, Mesin Sinkron, Djambatan, J akarta.

2. Dietzel, Fritz, Alih bahasa: Dakso Sriyono, 1996, Turbin,
Pompa dan Kompresor, Erlangga, J akarta..
3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3. Bagus Indarto, 2001, Studi Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Laut (PLTPL) 1000 kW Terintegrasi Industri Kimia
Sebagai Alternatif Kelistrikan di Kawasan Indonesia Timur
Indonesia, Surabaya: Tugas Akhir.
a. Dengan melihat Bali (Karangasem) yang wilayahnya dilewati
arus lintas indonesia dari samudera hindia dan melihat dari
hasil analisa dimana potensi untuk PLTPL bila dimanfaatkan
secara maksimal yang mana daerah tersebut memiliki beda
suhu rata-rata berkisar antara 20-24C mempunyai potensi
sekitar +136,000 MW dan untuk PLTGL potensi daya
gelombang persatuan luas dengan tinggi gelombang signifikan
=1.425 meter dan periode signifikan =5.2 detik adalah 571
watt/m
2
memiliki potensi daya sekitar +256,000 MW.
4. William C. Reynolds, Henry C. Perkins, disadur oleh Fillino
Harahap Ir. Msc. Phd., Pantur Silaban Phd.,
Thermodinamika Teknik, Erlangga, J akarta, 1984.
5. M.M EL Wakil, Powerplant Technology, International
Edition. Professor of Mechanical and Nuclear Engineering
University of Winconsin, McGraw Hill book company, New
York.
b. Memang dilihat dari sisi efisiensi pembangkit listrik tenaga
panas laut dan gelombang laut memang bukanlah yang paling
efisien akan tetapi bila dilihat dari kondisi geografis maka
pembangkit listrik tenaga panas laut dan gelombang laut dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif hal itu dapat dilihat pada
analisa Bab IV pada tabel 4.18, yaitu dengan efisiensi sebesar
2% untuk PLTPL, dan 39% untuk PLTGLhal ini masih bisa
dimaksimalkan dengan perkembangan teknologi ke depan.
6. Takahashi Patrick and Trenka Andrew, Ocean Thermal
Energy Conversion, J ohn Willey and Sons, New York,
1996.
7. Iwan Rustandi,1995, Studi Pembangkit Listrik Tenaga
Ombak Tipe Tapered Channel 1.1 MW di Teluk Baron
Yoyakarta, Surabaya: Tugas Akhir
c. Efisiensi untuk PLTPL yaitu US$ 0.168 dan untuk PLTGL
yaitu US$ 0.083 Dan jika dibandingkan dengan pembangkit
listrik yang telah ada saat ini yaitu pembangkit listrik tenaga
diesel (PLTD) yang merupakan sumber tenaga listrik yang
utama yang ada di Bali (Karangasem) memang memiliki harga
jual listrik yang lebih mahal terutama jika dibandingkan dengan
PLTPL, perbandingan itu dapat dilihat pada tabel 4.14,
yaituPLTPL dengan PLTD sebesar 16.8 berbanding 6.8 (cent
US$/kWh), dan untukPLTGL sistem HPCD dengan
PLTDsebesar 8.3 berbanding 6.8 (cent US$/kWh), akan tetapi
PLTPL dan PLTGL akan menjadi lebih murah jika sumber
energi yang berasal dari minyak bumi atau fosil menjadi langka
dengan kata lain jika dinilai manfaatnya dalamjangka panjang.
8. Building Energy, 2001. Southern New England Wave
Energy Resources Potential, Tufts University, Boston, MA
9. IEEE Transactions on Power Apparatus and System, Vol.
PAS102, No. 9, Outline of the 100 kW OTEC Pilot Plant in
The Republic of Nauru, September 1983
10. I Nyoman Pujawan, 1995. Ekonomi Teknik. PT. Guna
Wijaya, J akarta.
11. Majalah Energi dan Listrik Volume X No 3,
Pemberdayaan Potensi Panas Laut Sebagai Sumber Daya
Ketenaga-listrikan Pulau Ambon,1 - 9, September 2000
12. Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral, Proyek pengembangan
sistem perencanaan energi dan pemanfaatan energi baru,
Laporan akhir teknologi pemanfaatan EBT (Energi
BaruTerbarukan).J akarta, Maret, 2000.
d. Sumber listrik yang cocok untuk dikembangkan di Bali
(Karangasem) untuk masa depan adalah sumber energi yang
tidak bergantung pada bahan bakar fosil hal itu mengingat
kondisi geografis dari Bali (Karangasem) itu sendiri yang
sebagian besar wilayahnya terdiri dari laut disamping itu
kebutuhan bahan bakar dari Bali (Karangasem) masih
bergantung pada daerah lain, oleh karena itu hal tersebut perlu
dipikirkan apabila PLTPL dan PLTGL diterapkan maka akan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar akibat
adanya industri yang terkait:
13. Sumber: Biro Pusat Statistik
14. RUKN 2010-2015, PT. PLN.

BIOGRAFI MAHASISWA

Penyusun dilahirkan di Sidoarjo pada tanggal
23 Desember 1983 dengan nama lengkap
NISON HASTARI RAHARJO, pada tahun
2001 diterima menjadi mahasiswa Institut
3.2. Saran
Setelah melihat hasil dari analisa dan data-data maka diberikan
saran-saran sebagai berikut:
15

Teknologi 10 Nopember Surabaya Jurusan Teknik Elektro,
Program Studi D3 Elektro Industri dengan NRP 2201 039 015,
dan lulus pada tahun 2004.
Pada tahun 2005 mulai memasuki dunia kerja di
perusahaan perhiasan emas terbesar di asia tenggara PT.
UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS) sebagai
Information Technology Marketing Staff selama 1 (satu) tahun
dan sebagai Promotion & Advertising Staff selama 2 (dua)
tahun di perusahaan yang sama. Memasuki dunia pendidikan
kembali pada tahun 2009 untuk melanjutkan jenjang pendidikan
S1 Teknik Elektro di Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya
dengan NRP 2209 105 104 hingga sekarang, serta bekerja
(freelance) di perusahaan desain komunikasi visual
INDOJAVAMEDIA Group sejak tahun 2009 sebagai Web
Master & Graphic Design Staff hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai