Tugas Pih Kel
Tugas Pih Kel
PENDAHULUAN
Asas Hukum atau Prinsip Hukum bukanlah peraturan hukum konkrit, melainkan
pikiran dasar yang umum sifatnya. Atau, merupakan latar belakang yang mendasari peraturan yang konkrit, yang terdapat di dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-sifat umum dalam peraturan konkrit tersebut. Asas hukum adalah prinsip yang dianggap dasar dalam hukum. Asas-asas itu dapat juga disebut sebagai titik tolak dalam pembentukan dan interpretasi undang-undang. Oleh karena itu asas hukum merupakan jantung dari peraturan hukum. Dikatakan demikian karena asas hukum merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum. Asas hukum merupakan unsur yang sangat penting dalam pembentukan peraturan hukum. Oleh karena itu, kami akan menguraikan sedikit pembahasan yang berkaitan dengan masalah ini dengan harapan dapat mendekatkan pemahaman kita tentang asas hukum dan memudahkan kita memahami materi ilmu hukum selanjutnya. Dan makalah ini kami beri judul "Asas-asas Hukum".
II.
RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian asas hukum menurut para ahli b. Fungsi asas hukum d. Contoh-contoh asas-asas hukum
III.
PEMBAHASAN
4. PAUL SCHOLTEN Paul Scholten mendefinisikan Asas Hukum sebagai kecenderungan-kecenderungan yang diisyaratkan oleh pandangan kesusilaan pada hukum, yang merupakan sifat-sifat umum dengan segala keterbatasanya. Tetapi, yang tidak boleh tidak harus ada. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa asas hukum bukan merupakan hukum konkritt, melainkan merupakan pikiran dasar yang umum dan abstrak, dan mengandung nilai-nilai etis atau merupakan latar belakang peraturan konkrit yang terdapat di dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-sifat umum dalam peraturan konkrit tersebut.
2. Menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam sistem hukum. Fungsi ini diwujudkan dalam beberapa asas hukum di bawah ini:
Lex dura sed ita scripta : Undang- Undang adalah keras tetapi ia telah ditulis demikian. Lex niminem cogit ad impossibilia, undang- undang tidak memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin, Lex posterior derogat legi priori atau Lex posterior derogat legi anteriori, undangundang yang lebih baru mengenyampingkan undang- undang yang lama. Lex specialist derogat legi generali, undang- undang yang khusus didahulukan berlakunya daripada undang- undang yang umum. Lex superior derogat legi inferiori, undang- undang yang lebih tinggi mengenyampingkan undang- undang yang lebih rendah tingkatannya.
3. Sebagai rekayasa sosial, baik dalam sistem hukum maupun dalam sistem peradilan. Pada fungsi rekayasa sosial, kemungkinan difungsikannya suatu asas hukum untuk melakukan rekayasa sosial di bidang peradilan, seperti asas Hukum Acara Peradilan di Indonesia menganut asas tidak ada keharusan mewakilkan kepada pengacara, diubah menjadi " asas keharusan untuk diwakili ". Asas yang masih dianut tersebut, sebetulnya sebagai bentuk diskriminasi kolonial Belanda, sehingga sudah perlu dihapuskan. Dengan demikian, asas hukum difungsikan sebagai a tool of social engineering bagi masyarakat.
Sejak zaman dahulu kala, orang-orang sudah berkeyakinan bahwa manusia tidak bisa membentuk undang-undang dengan sewenang-wenang saja. Ada prinsip-prinsip tertentu yang lebih tinggi daripada hukum yang ditentukan oleh manusia. Asas- asas hukum menurut Theo Huijbers yaitu : 1. Asas-asas hukum objektif yang bersifat moral. prinsip-prinsip itu telah ada pada para pemikir zaman klasik dari abad pertengahan. 2. Asas-asas hukum objektif yang bersifat rasional, yaitu prinsip-prinsip yang termasuk pengertian hukum dan aturan hidup bersama yang rasional. Prinsip ini juga telah diterima sejak dahulu, tetapi baru diungkapkan secara nyata sejak mulainya zaman modern, yakni sejak timbulnya negara-negara nasional dan hukum yang dibuat oleh kaum yuris secara profesional.
3. Asas-asas hukum subjektif yang bersifat moral maupun rasional, yakni hak-hak yang ada pada manusia dan menjadi titik tolak pembentukan hukum. Perkembangan hukum paling nampak dalam bidang ini. Dari penjelasan mengenai bentuk-bentuk asas hukum dapat diketahui bahwa asas hukum bukanlah kaidah hukum yang konkrit melainkan merupakan latar belakang peraturan yang konkrit dan bersifat umum dan abstrak. Asas-asas hukum menurut Sudikno Mertokusumo, dibagi menjadi 2 yaitu 1. Asas hukum Umum ialah asas hukum yang berhubungan dengan seluruh bidang hukum, seperti asas lex psterori derogat legi priori. 2. Asas hkum khusus berfungsi dalam bidang yang lebih sempit seperti dalam bidang hukum perdata, hukum pidana dan sebagainya, yang sering merupakan penjabaran dari asas hukum umum, seperti asas praduga tak bersalah.
Lex
specialis
derogat
legi
generali",
artinya
hukum
yang
khusus
mengesampingkan hukum yang umum. Atau segala undang-undang ataupun peraturan yang khusus mengabaikan atau mengesampingkan undang-undang yang umum. Contoh : Apabila terdapat kekerasan dalam rumah tangga, maka pelaku dapat dikenai UU KDRT, bukan KUHPidana. Pemakaian hukum yang khusus ini antara lain karena hukumannya yang lebih berat dibandingkan dengan KUHPidana.
Lex posteriori derogat legi priori", artinya hukum yang baru mengesampingkan hukum yang lama. Maksudnya ialah, UU yang baru mengabakan atau
mengesampingkan UU yang lama dalam hal yang sama. Dengan kata lain UU yang baru ini dibuat untuk melengkapi dan menyempurnakan serta mengoreksi UU yang lama. Sehingga UU yang lama sudah tidak berlaku lagi.
Lex superior derogat legi inferiori", artinya hukum yang urutan atau tingkatnya lebih tinggi mengesampingkan atau mengabaikan hukum yang lebih rendah. Bila terdapat kasus yang sama, akan tetapi ketentuan undang-undangnya berbeda, maka ketentuan undang-undang yang dipakai adalah UU yang tingkatnya lebih tinggi. Contoh : UU lebih tinggi dari PP, maka PP diabaikan dan harus berpatokan pada UU
Asas praduga tidak bersalah (Presumption of innocence) yakni seseorang dianggap tidak bersalah sebelum ada keputusan hakim yang menyatakan bahwa ia bersalah, dan keputusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
IV.
Kesimpulan
Asas hukum bukan merupakan hukum konkrit, melainkan merupakan pikiran dasar yang umum, abstrak, dan mengandung nilai-nilai etis yang merupakan latar belakang peraturan konkrit yang terdapat di dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif.
Selain fungsi asas hukum secara umum (asas hukum dalam hukum dan asas hukum dalm ilmu hukum), asas hukum juga mempunyai fungsi lain seperti, menjaga ketaatan asas, menyelesaikan konflik dalam sistem hukum dan sebagai rekayasa sosial.
Bentuk-bentuk asas hukum antara lain, asas hukum objektif yang bersifat moral, asas hukum objektif yang bersifat rasional, asas hukum subjektif yang bersifat moral maupun rasional, asas hukum yang bersifat umum, dan asas hukum yang bersifat khusus.
Beberapa contoh asas hukum antara lain adalah, Asas Legalitas, Lex specialis derogat legi generalis, Lex posteriori derogat legi priori, Lex superior derogat legi inferiori, Asas praduga tidak bersalah dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA