Anda di halaman 1dari 12

Sindroma Nefrotik

Sindroma nefrotik merupakan suatu kumpulan simtom atau gejala yang berhubungan dengan disfungsi ginjal, dan bukan merupakan penyakit yang berdiri sendiri. Sindroma nefrotik Page | 1 ditandai dengan terdapatnya protein dalam urin. 1,2,3

Sindroma nefrotik merupakan suatu sindroma yang ditandai oleh adanya proteinuria masif > 3,5 gr/1,73 m2 luas permukaan badan/24 jam disertai dengan hipoalbuminemia < 3,0 gr/ml. Sebagan besar peneliti berpendapat bahwa proteinuria dan hipoalbuminemia merupakan kriteria dasar sindrom nefrotik. 1,2

Namun beberapa ahli menambahkan kriteria lain, yaitu: 1. Lipiduria yang terlihat sebagai oval fat bodies atau maltase cross atau doubly-refractile bodies dengan sinar polarisasi. 2. Kenaikan serum lipid, lipoprotein, globulin, kolesterol total dan trigliserid. 3. Sembab Sebenarnya semua kriteria tambahan tersebut di atas merupakan akibat dari proteinuria dan hipoalbuminemia.

Sindroma nefrotik pada dewasa bukan merupakan suatu full diagnosis, tetapi : a. Mungkin suatu penampilan klinis dari penyakit ginjal (renal disease) b. Merupakan perjalanan klinis dari penyakit ginjal tertentu (established renal disease) c. Merupakan refleksi episode berulang imunologi ginjal (recurent renal immunological events) atau kerusakan ginjal. d. Indikasi kelainan ginjal dari penyakit sistemik ETIOLOGI 1,2,3 Sindroma nefrotik merupakan kumpulan dari penemuan klinis yang terjadi ketika fungsi glomerular menurun sehingga menyebabkan protein terdapat dalam urine. Penyebab tersering dari nefrotik sindrom adalah: 1. Penyakit ginjal parenkim primer 2. Diabetes mellitus 3. Amiloidosis (paraproteinemi)

4. Trombosis vena renalis Kenaikan tekanan vena renalis dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas membran basalis dan terjadi kebocoran plasma protein. 5. Gagal jatung kongestif dan perikarditis. Proteinuria ringan merupakan salah satu kelainan laboratorium dari gagal jantung Page | 2 kongestf dan perikarditis. 6. Lupus eritematous sistemik (SLE) Hampir 70-90% dari penderita SLE memperlihatkan kelainan ginjal. Sindrom nefrotik merupakan salah satu gambaran klinis yang paling sering dijumpai. 7. Keganasan (neoplasma) 8. Infeksi parasit malaria Glomerulopati termasuk sindrom nefrotik terutama berhubungan dengan infeksi parasit Plasmodium vivax. 9. Mieloma multipel 10. Toksisitas obat Obat-obatan yang pernah dilaporkan dapat menyebabkan sindrom nefrotik: Trimetadion, penisilinamine, fenindion, tolbutamid dan probenesid. 11. Alergi KLASIFIKASI SINDROMA NEFROTIK 1,2,3,5 Secara histopatologis diklasifikasikan menjadi: 1. Lesi minimal (Glomerulopati lesi minimal GLM) 2. Lesi membranous (glomerulopati membranous-GM) 3. Glomerulosklerosis fokal (GSF) GEJALA 1,2,3,4,5 Edema Pembengkakan perut Facial swelling Urin berbusa Pertambahan berat karena adanya edema Nafsu makan buruk Tekanan darah tinggi

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 4,5,6,7 1. Urinalisis : Proteinuria ,Kelainan sedimentasi urin 2. Faal ginjal 3. Hiperlipoproteinemia 4. Perubahan protein serum 5. Pemeriksaan radiologis : Foto polos perut dan pielogram intravena, Interior venocavogram SINOPSIS GAMBARAN LABORATORIUM SINDROM NEFROTIK 5 1. Darah - Albumin - 2 globulin - fibrinogen - globulin - Komplemen - Kolesterol dan lipid : < 2,5 gr% : meninggi : meninggi : bervariasi : bervariasi tergantung etiologi : - Meninggi bila hipoalbminemia berat - Normal pada glomerulopati diabetik dan glomerulopati lupus - Natrium & Kalium - Kalsium - Ureum dan Kreatinin - Volume darah - Faktor pembekuan - Hemoglobin : umumnya normal : hipokalsemia ringan : tergantung dari lesi histopatologisnya : menurun 10-20% : beberapa faktor pembekuan meninggi : biasanya normal kecuali telah terjadi penurunan faal ginjal berat. - Jumlah leukosit - Jumlah trombosit - LED 2. Urin - Volume - Proteinuria - Sedimen - Elektrolit : cenderung oligouri : 5-30 gram per hari : sel-sel silinder, benda lemak : Namenurun, mungkin sampai nol K meninggi : normal : mungkin meninggi : meninggi Page | 3

Ca menurun 3. Faal ginjal 4. Radiologi : biasanya normal atau menurun ringan : kedua ginjal membesar, mungkin disertai kompresi kalises akibat sembab intrarenal TERAPI OBAT 3,5,7 Tujuan dari pengobatan pada sindrome nephrotik adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi serta menunda perusakan ginjal lebih lanjut. Kortikosteroid, imunosupresan, antihipertensi, serta diuretic dapat diberikan untuk mengoreksi gejala. Antibioitik diberikan untuk mengontrol infeksi. Angiotensin Converting Enzim Inhibitor dibutuhkan untuk mengurangi kehilangan protein lewat urin. Jika terjadi hipertensi maka harus di terapi sesegera mungkin. Pemberian obat penurun lipid dan kolesterol juga dapat membantu. Page | 4

Management of the symptoms of the Nephrotic Syndrome Symptom Proteinuria Medical management Immunosuppression ACE inhibitors

Nutritional management Protein intake 0.8-1g/KgIBW/day (or 0.8g + 1g/g lost in the urine) Soy protein may be less harmful than high quality protein

Oedema

Diuretics Salt poor albumin?

Fluid restriction No Added Salt diet (80-100mmol/day) Low total fat diet (<30%total kcals) Low saturated fat (use polyunsaturated/monounsaturated fat instead

Hyperlipidaemia

Statins

REFERENSI
1. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri). 1995. Unpublished data. Pusat Registrasi Nasional Hemodialisis. 2. US Renal Data System; USRDS, 2001. Annual Data Report. Am J Kidney Dis. 2001;38 (Suppl 3):S17-S36 3. Mitch WE, Klahr S, Effects of Renal Insufficiency on Nutrient Metabolism and Endocrine Function, Handbook of Nutrition and the Kidney, Fourth Edition, 2003:2441 4. Necosad Study Group; Renal Function and Nutritional Status at the Start of Chronic Dialysis Treatment. J Am Soc Nephrol . 2001;12 ; 157-163, 5. Sudoyo W. Aru. Dkk.2006. , Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.FKUI.Jakarta. Hal. 422-425. 6. www.wikipedia.com 7. www.medicastore.com Page | 5

STATUS PASIEN ILMU PENYAKIT DALAM

Page | 6

ANAMNESA

I. KETERANGAN UMUM Nama Umur Jenis kelamin Status Perkawinan Pekerjaan Suku Agama Alamat Tgl masuk RS : Evika Sari : 23 tahun : Perempuan : Menikah : IRT : Jawa : Islam : Jl. Mabar Pasar IV lingkungan VII medan : 5 Januari 2011, jam 20.30 WIB

Keluhan Utama Telaah

: Perut Membesar : Hal ini dialami OS sejak 2 minggu ini, awal nya bengkak timbul di perut, kaki, tangan kemudian wajah, bengkak bertambah pada waktu pagi hari, bangun dari tidur dan berkurang pada siang dan sore hari.

Demam (-), sakit kepala (-), oyong (-), nyeri ulu hati (-), nual (-), muntah (-), batuk (-), Sesak (-), BAK (+) N warna kuning, BAB (+) N.

Riwayat Penyakit dahulu

: Bengkak pada seluruh tubuh 3 tahun yang lalu,

Terakhir 1 tahun yang lalu, setiap hamil, membaik Page | 7 setelah melahirkan

Riwayat Pengobatan/ Riwayat Operasi Riwayat alergi Riwayat Penyakit keluarga Riwayat Habituasi

: tidak diketahui, obat injeksi dari dokter umum : (-) negatif : (-) negatif : (-) negatif : (-) negatif

Anamnesis sistem Mata Telinga hidung tenggorokan Leher Dada Sistim kardiovaskuler Sistim respirasi Sistim gastrointestinal Sistim urogenital Sistim reproduksi Sistim muskuloskeletal Kejiwaan : palpebra bengkak : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan

Status Present Kesadaran Tekanan darah Frekuensi Nadi Pernapasan Suhu : Compos Mentis : 100 / 60 mmhg : 80 x/menit ( reguler, isi cukup, equal ) : 22 x/menit : 36,6C

Gizi

: Berat badan 47 kg, Tinggi badan 153 cm

IMT Status Gizi KU / KP / KG Pemeriksaan Fisik Kepala Rambut Mata

: BB/TB2 = 47/1,532= 20,08 kg/m2 : Normoweight (18,5 -24,9)

: Lemah / sakit sedang / Normo Weight Page | 8 : Dalam batas normal : Palpebra Ordem (+), konjungtiva anemis (-/-), sclera tidak ikterik (-/-) Pupil D/S isokor, reflex cahaya baik, simetris

Telinga Hidung Mulut

: Dalam batas nornal : Dalam batas nornal : Dalam batas nornal

Leher

: TVJ : R-2 cm H2O, Trachea : medial, struma (-), pembesaran KGB(-)

Thorax ( dada ) Paru anterior :I P P : Simetris Fusiformis : Stem Fremitus kanan = kiri normal : Sonor kanan = kiri Batas Paru- Hati relatif= ICR V,LMCD Batas Paru Hati absolut=ICR VI ,LMCD Peranjakan 1 jari dibawah batas paru-hati absolut A : SP : Vesikuler ST : Ronkhi (-) , Wheezing (-) Posterior :I P P A : Simetris Fusiformis : Stem fremitus kanan = kiri normal : Sonor kanan = kiri : SP : Vesikuler ST : Ronkhi (-), Wheezing (-) Jantung :I P P : Iktus kordis tidak terlihat : Trill tidak teraba : Atas : ICR III para sternal sinistra

Kanan : Linea Parasternal Dextra Kiri A Abdomen :I P :ICR VII 1 cm lateral LMCS

: BJ I dan BJ II normal, Murmur (-), Gallop (-) : Simetris, perut membesar : Soepel, hati,limpa,ginjal tidak teraba Schuffner (-), Ballotement (-/-), undulasi (+) Page | 9

P A

: Shifting dullnes (+) : Peristaltik (+) Normal, double sound (+)

Pinggang Alat kelamin Rectum

: Nyeri ketok sudut costovertebrae (-) : Perempuan, Tidak dilakukan Pemeriksaan : Tidak dilakukan Pemeriksaan.

Extremitas Superior : Oedema (+), Sianosis (-), Clubbing finger (-),eritem palmaris (-) Refleks fisiologis: bceps (+/+), Triceps (+/+) Inferior : Oedem pretibial dan dorsum peds (-), sianosis (-) Refleks fisiologis: APR(+/+),KPR (+/+) Refleks patologis (-)

Pemeriksaan Laboratorium Darah rutin : Hb LED Lekosit : 14,9 : 10 : 5800 gr% mm/jam /mm3 % mg/dl mg%

Hematokrit : 43,5 Faal Ginjal : Ureum Kreatinin Urin Rutin : Warna Protein Reduksi Sedimen : 36 : 1,08 : kuning : +++

: Bilirubin, Urobilinogen (-) : Eritrosit Leukosit Epitel : 1-2 : 1-2 : 1-3 /LP /LP /LP

Kristal

:-

Diagnosa Banding

: 1. Nefrotik Sindrome 2.

Page | 10

Diagnosis Sementara : Nefrotik Sindrome

Konsultasi

: Spesialis Penyakit Dalam

Perawatan RS

: Perlu rawat inap

Therapy Bed Rest Diet MB rendah garam, protein 0,8 1,09 /kg/hr, rendah lemak IVFD RL 8 gtt / menit Inj. Lasix 1 amp /6 jam Rocer Betrion Aspar K 2x1 2x1 2x1

Penjajakan Darah rutin Urin rutin RFT LFT Lipid Profile

FOLLOW UP PASIEN
Hari Ke : I Tanggal : 5 januari 2011 S Bengkak pada perut (+), Menyesak (+), nyeri ulu hati (-), Mual (-), muntah (-), demam (-), batuk (-), sesak (-), BAK (+) kateter terpasang, BAB (+) N. S Hari Ke : II Tanggal : 6 januari 2011 Bengkak pada perut (+), Menyesak (+), nyeri ulu hati (-), Mual (-), muntah (-), demam (-), batuk (-), sesak (-), BAK (+) kateter terpasang, BAB (+) N.

Page | 11

KP : Sakit Sedang Sens : Compos mentis TD : 100/60 mmHg Pulse : 80 x/menit RR : 20 x/menit Temp : 36,5 oC Vol urine / 24 jam : 2100 cc Input : 100 cc Minum : 200 cc Lab Darah Rutin Hb LED Lekosit Hematokrit

KP : Sakit Sedang Sens : Compos mentis TD : 100/70 mmHg Pulse : 80 x/menit RR : 20 x/menit Temp : 37,0 oC

: 14,9 : 10 : 5800 : 43,5

gr% mm/jam /mm3 %

Urin rutin Warna : kuning Protein : +++ Reduksi: Bilirubin, Urobilinogen (-) Sedimen Eritrosit Leukosit : : 1-2 : 1-2 /LP /LP

Epitel Kristal : A

: 1-3

/LP

Sindrome Nefrotik Bed Rest Diet MB rendah garam, protein 0,8 1,09 /kg/hr, rendah lemak IVFD RL 8 gtt / menit Inj. Lasix 1 amp /6 jam Rocer Betrion Aspar K 2x1 2x1 2x1

Sindrome Nefrotik Page | 12 Bed Rest Diet MB rendah garam, protein 0,8 1,09 /kg/hr, rendah lemak IVFD RL 8 gtt / menit Inj. Lasix 1 amp /6 jam Rocer Betrion Aspar K 2x1 2x1 2x1

Anda mungkin juga menyukai