Anda di halaman 1dari 13

NAMA NIM KELAS

: : :

LUCKEY SARDIAN RATNA KUSUMA 105514094 ELKOM 2 2010 JAWABAN UAS

1. Diket : Rb = 280 k , Rc = 1k2 , Re = 100 , = 100 + 94 = 194 , Vcc = 15 volt. Ditanya : Vbe, , , , ,?. Jawab : Ic = Vcc/Rc = 15/1200 = 0,0125 A Ic =
Vcc Vbe Re + ( Rb / )

0,0125 = 100 +1443,3 0,0125 = 1543,3 19,3 = 15 Vbe Vbe = 15 19,3


3

15 Vbe

15 Vbe

15 Vbe
0,0125 =

100 +

(280 x10 194

Vbe = - 4,3 volt

2. Diket : R1 = 82 k , Rc = 1 k R2 = 12 k , Re = 120 Vcc = 12 volt , = 100+94 = 194 Ditanya : Gambar titik kerja. . . . . . .?. Jawab : Ic = =
Vcc Rc + Re 12 1000 + 120

TH

=
=

R2 xVcc R1 + R 2
12000 x12 82000 + 12000

= 0,012 A

= 1,53 volt

TH

R1xR 2 R1 + R 2

Vc = Vcc ( IexRc)

= 12 (0,0048x1000) = 7,2 volt


Ve = Vth Vbe

82000 x12000 = 82000 + 12000

= 10468,1

Ie V

V BE TH
E

= 1,53 0,7 = 0,83 Volt

R
=

+R

TH

CE

= Vc Ve
= 7,2 0,83 = 6,37 volt

1,53 0,7 10468,1 120 + 194


0,83 120 + 54

= 0,0048 A

Ie(mA) 10 4,8 Titik Saturasi titik kerja Titik potong 6,37 12 Vce(V)

3. Penguat kelas A

Diket : Vcc = 10 V , R1 = 1K , R2 = 1K , Rc = 200 , Re = 100 , re = 25 , = 94(NIM) Ditanya : Zin, Zout , Pout, titik Q , Vb , Fr . . . . ? Jawab : Zin = =
R1xR 2 R1 + R 2 1000 x1000 1000 + 1000

= 500 = ( R1xR 2) + ( R1xZin ) + ( R 2 xZin) =


1000 x1000 x500 (1000 x1000) + (1000 x500) + (1000 + 500)
R1xR 2 xZin

10 x10 + 5 x10 + 5 x10


250

5 x10

8 5 5

= 10 x 0,5= 5 volt Rb = Zin = 500 Ib = Vb/Rb = 7,5/500 = 0,015 A = 15 mA Ic = Vcc/Rc+Re = 10/(200+100) = 0,033 A = 33 mA

= 250 Zout = re + = 25 +

250 94

= 27,66 Vb = 10 x
1000 1000 + 1000

Ic,Ib (mA) 33 15

10

Vb, Vc(volt)

PP = 2x10 = 20 PL = PPxPP/8xRL Penguat kelas B

= 20x20/8x500 = 0,1 W

Diket : Vcc = 10 V , Rb1 = Rb2 = 10K , re = 25 , rb = 50 , = 94(NIM) Ditanya : Zin, Zout , Pout, titik Q , Vb , Fr . . . . ? Jawab : RL = Rb1xRb2/Rb1+Rb2 = 10Kx10K/10K+10K = 5000 Zin = (RL+re) = 94 (5000+25) = 472,35 K Zout = re + rb/ = 25 + 50/43 = 26,2 Ib = Vcc/Rb = 10/10K = 0,001 A = 1 mA Ic = xIb = 43x0,001 = 0,043 A = 43 mA Vout = Vcc/2 = 10/2 = 5 Volt PP = 2x10 = 20 PL = ppxpp/8xRL = 20x20/8x5000 = 0,01 W

Ic(mA) 43 1

Ve(volt)

Penguat kelas C

Diket : C1 = 94 pF (NIM) , L = 2 H , Qkumparan = 50 C2= 0,1F , C = 100 pF , R1 = 1K, R2 = 10 , Ditanya : Zin, Zout , Pout, titik Q , Vb , Fr . . . . ? Jawab : fr =
1 2 LC

1
=

1
=

2 18,8 x10

14

2 2 x10 x94 x10

1 6,28 x 4,34 x10


7

= 366,9 KHz XL = 2xfrxL = 6,28x366900x2x = 4,6 Rp = 50 (4,6) = 230 rc = 230x1000/230+1000 = 187 Ic = Vcc/rc = 10 / 187 Ic(mA) 53

=0,053 A = 53 mA

10

Vce = Vcc = 10 volt Q = rc / Rp =260/ 187 = 1,4 PP = 2x10 20 V PL = 400/8x1000 = 0,05 W

10

Vce(volt)

4. CLAPP Diketahui : L = 94 mH C0 = 10 pF C1 = 100 pF C2 = 150 pF Perubahan kapasitansi pada C1 = 5 pF : F : Fr1 = =


1 2 LC

Ditanya Jawab Ct1 =

(10 x100 x150) (100 x150) + (10 x100) + (10 x150) 150000 = (15000 + 1000 + 1500)

1 6,28 94 x10 x8,57 x10


3 12

= 8,57 pF

1 6,28 x8,98 x10


7

1 6,28 94 x10 x8,61x10


=
3 12

= 177,3 KHz Ct2 =

C 0 xC1xC 2 (C1xC 2) + (C 0 xC1) + (C 0 xC 2) (10 x105 x150) = (105 x150) + (10 x105) + (10 x150 ) 157500 = (15750 + 1050 + 1500)

1 6,28 x9 x10
7

= 183,42 KHz F =

r2

F r1

= 8,61 pF Fr2 =
1 2 LC

= = 6,12 KHz

COLLPITS Diketahi : L = 94mH C1 = 100 pF C2 = 150 pF Perubahan kapasitansi pada C1 = 5 pF Ditanya : F Jawab : Ct1
C1xC 2 C1 + C 2 100 x150 = 100 +150

= 61,8 pF Fr2 = =
1

105 x150 105 +150

= 60 pF Fr1 = =
1

2 LC

2 LC

1 6,28 94 x10 x 61,8 x10


12 3 12

1 6,28 94 x10 x60 x10


=
3

1 6,28 x19,8 x10


7

1 6,28 x 23,75 x10


7

= 80,4 kHz F =

= 67,05 kHz Ct2


C1xC 2 = C1 + C 2

r2

F r1

67,05 = 80,4 = 13,35 kHz

HARTLEY Diketahui : L1 = 43 mH

Ditanya Jawab

L2 = 50 mH C = 100 pF Perubahan kapasitansi pada C1 = 5 pF : F =

Lt = L1 + L2 = (94+50)10-3 = 144 x 10-3 H Fr1 = =


1 2 LC

1 1 6,28 144 x10 x105 x10


12 3 12

6,28 144 x10 x100 x10


=

1 6,28 x39 x10


7

1 6,28 x37,95 x10


1 2 LC
7

= 27 kHz

= 42 kHz Fr2 =

r2

F r1

= 27 42 = 17 kHz

5. Yang paling stabil adalah Clapp (6,12 kHz) 6. Perbedaan FET dan Transistor Transistor bipolar

Collpits (13,35 kHz) Hartley (17 kHz)

transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C) transistor bipolar arus output (IC) dikendalikan oleh arus input (IB) transistor bipolar lebih peka terhadap input atau dengan kata lain penguatannya lebih besar transistor bipolar mempunyai linieritas yang lebih baik dan respon frekuensi yang lebih lebar transistor bipolar mengatur besar kecil-nya arus listrik yang melalui kaki Kolektor ke Emiter atau sebaliknya melalui seberapa besar arus yang diberikan pada kaki Basis

FET

FET memiliki tiga kaki terminal yang masing-masing diberi nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G) FET arus output (ID) dikendalikan oleh tegangan input (VGS), karena arus input adalah nol resistansi input FET sangat besar, dalam orde puluhan megaohm FET lebih stabil terhadap temperatur dan konstruksinya lebih kecil serta pembuatannya lebih mudah dari transistor bipolar, sehingga amat bermanfaat untuk pembuatan keping rangkaian terpadu FET bekerja atas aliran pembawa mayoritas saja, sehingga FET cenderung membangkitkan noise (desah) lebih kecil dari pada transistor bipolar FET beroperasi dengan cara mengendalikan aliran elektron dari terminal Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada terminal Gate pada FET besar kecil-nya arus listrik yang mengalir pada Drain ke Source atau sebaliknya adalah dengan seberapa besar tegangan yang diberikan pada kaki Gate

7. Karakteristik Dasar Amplifier Amplifier adalah komponen elektronika yang di pakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus I dan tegangan V listrik dari inputnya. Sedangkan outputnya akan menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar. Besarnya pengertian amplifier sering di sebut dengan istilah Gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekunsi audio, Gain power amplifier antara 200 kali sampai 100 kali dari signal output. Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output dengan daya di bagian input dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran gain biasannya memakai decible (dB). Karakteristik Dasar Op-Amp Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya Op-amp adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial), yang mana memiliki 2 input masukan yaitu input inverting (V-) dan input non-inverting(V+), Rangkaian dasar dari penguat

diferensial dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:

Gambar 1 : Penguat Diferensial Pada rangkaian diatas, dapat diketahui tegangan output (Vout) adalah Vout = A(v1-v2) dengan A adalah penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1 dikatakan sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout satu phase dengan v1. Sedangkan sebaliknya titik v2 dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa dengan tengangan vout. Karakteristik ideal Op Amplifier: Gain yang tinggi Bandwidth yang lebar Impedansi input yang besar Impedansi output yang kecil Stabil Konsumsi daya yang rendah Noise yang rendah 90dB 110dB 4MHz 2 10 M 20 100

Tetapi pada prakteknya ,ada beberapa karakteristik OpAmp antara lain: Arus bias input (Input bias current). Pada prakteknya akan ada aliran arus yang mengalir ke dalam kedua input opamp. Arus ini adalah arus bias mundur transistor. Arus bias input didefinisikan sebagai: I bias = (I1 + I2 ) / 2. Arus Offset input (Input offset current). Arus offset input merupakan perbedaan arus bias input dari kedua terminal input. I os = I1 - I2 Tegangan offset input ( Input offset voltage). Bila V1 dan V2 berada pada tegangan yang sama, tegangan output idealnya harus nol, karena Vo = Ad ( V2 V1). Tetapi pada prakteknya akan ada tegangan pada output. Tegangan offset input didefinisikan

sebagai perbedaan tegangan yang harus disupplaykan pada kedua terminal input agar tegangan output sama dengan nol. Differensial voltage gain ( Ad ). Merupakan gain bila perbedaan sinyal tegangan input disupplaykan pada kedua terminal input. Common mode voltage gain ( Ac ). Merupakan gain bila suatu sinyal input yang sama disupplaykan pada kedua termi nal input opamp. Common mode rejection ratio ( CMRR ). Merupakan perbandingan antara Ad dan Ac dalam satuan dB. CMRR = Ad / Ac. Supply voltage rejection ratio ( SVRR ). SVRR = Perubahan dalam tegangan supplay. Perubahan dalam tegangan offset input Slew Rate. Merupakan ukuran waktu yang dibutuhkan untuk mensaklarkan output dari minimum tegangan negatip ke maximum tegangan positip. SR = V / T. Full power bandwidth ( f FPBW ). f FPBW merupakan frekwensi terbesar dari tegangan sinus penuh yang dapat di outputkan opamp tanpa terjadinya efek slew rate. Jika output,Vo = Vom sin (2ft), maka gradinnya: dVo/ dt = 2f Vom cos (2ft). Gradien akan maximum bila cos (2ft) = 1. Maka dVo/ dt = 2f Vom, dimana f adalah f FPBW. Jadi SR = 2 f FPBW Vom. Dan f FPBW = SR / (2 Vom).

8. a. Op-Amp inverting amplifier sinyal output memiliki phase yang berkebalikan dengan phase sinyal input. memiliki faktor penguatan yang sangat tinggi (100.000 kali) pada kondisi tanpa rangkaian umpan balik.

Pada gambar dapat dilihat bahwa input inverting pada kaki negatif dari IC sedangkan kaki positif ditanahkan. Gambar Sinyal Output Dan Sinyal Input Inverting Amplifier

b. Op-Amp Non inverting amplifier memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Impedansi masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm.

Pada gambar dilihat bahwa pin positif IC menjadi input sedangkan pin negatif digroundkan,sehingga tidak terjadi pembalikan fasa. Bentuk Sinyal Input Dan Output Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier)

c. summing amplifier summing amplifier digunakan untuk menjumlah tegangan dari beberapa sumber, penjumlahan ini tergantung dari tahanan penghantarnya.

Anda mungkin juga menyukai