Anda di halaman 1dari 7

Hukum Kedoteran Indonesia BAB 2 Norma-Norma Sosial Norma adalah aturan atau aidah yg dipakai sbg tolak ukur

r u/ menenilai sesuatu. Norma social ada 3: -N. kesopanan (etiket) -N. hukum a/ peraturan yg dibuat resmi oleh Negara mengikat orang dan dpt dipaksakan o/ aparat Negara. -N. moral (Etika) Etiket dan etika artinya menyangkut perilaku manusia secara normatif, (memberi nomra bagi perilaku manusia, menyatakan apa yg harus dilakukan atau apa yg tidak boleh dilakukan) Perbadaan etiket dan etika: -ETIKET Hanya berlaku dalam pergaulan antar sesame Cara suatu perbuatan hrs dilakukan Memandang segi lahiriyah saja -ETIKA Berlaku kapan saja, dimana saja (x mencuru baik ada org lain taupun sendirian) Memberi noma bagi perbuatan itu sendiri Menyangkut manusia, dari segi dalam atau batin. Contoh : -Penipu berpenampilan sopan dan menawan, namun perbuatan yg dilakukan tidak etis Norma Hukum atau norma yuridis - Memberikan kepastian - Berifat objektif - Terbatas pada sikap lahiriyah saja (Niat batin nampaknya tdk termasuk jangkauan hukum) Hunungan antara moral (etika) dan hukum saling melengkapi, krn hukum membutuhkan moral, apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas. Contoh : Kita hars menghormati barang milik org lain (Norma Moral) Barg siapa yg mengambil barg milik org lain tanpa izin akan mendpt hukuman (n.hukum). Norma hukum seagian besar mrpkn endapan dr pandangn-pandangan etis. Norma Moral menentukan perilaku seorang baik aau buruk dari sudut pandang etis. Etika brasal dr bhs yunani ethos kebiasaa, adat, sikap, perasaan moral brasal dr bhs latin mores kebiasaan, adat Sumpah Hippokrates sjk abad ke-5 S.M. (tradisi barat), mengandung hubungna antara dokter-pasien dan ditandai o/ paternalism yg kuat (Dok memiliki kedudukan yg klebih tinggi dr pasien, dan pasien menaruh kepercayaan sepenuhnya kepd dok) Namun, timbulnya etika pada mrrtabat manusia, secara individu manusia memiliki hak otonom menyangkut hidup seseorang.

Prinsip Etis Hubungan dokter-pasien: 1. Berbuat baik menolong atau tdk melkukan sesuatu yg merugikan (non nocere) 2. Keadilan perlakuan yg sama untuk setiap orang dgn melihat persamaan dan kebutuhan menurut katagori penyakit yg diderita. 3. Otonomi Dokter memiliki kebebasan profesinoal, padien mlki kebebasan terapeutik. Privacy dok menyaraknan tindakan meis tertentu, sedangkan pasien menentukan keputusan dr tindakan medis (hak pasien)

BAB 3 Pengertian-Pengertian Dasar Dalam Bidang Hukum Pelayanan kesehatan dna Playanan medis fungsi Memenuhi kebutuhan masyarakat/indivudi u/ menormalkan masalah kesehatan Pelayanan Medis a/ upaya pencegahan dn pengobatan penyakit, dan peningkatan dn pemulihan kesehatan, didasarkan atas hub individu dgn dokter yang membutuhkannya. Hubungan antara dok-pasien menimbulkan hub hukun Perikatan medis/ kontrak Melalui : 1. Perjanjian atau persetujuan (Pasien dtg scr sukarela ke tmpt praktik dok (yg memasang papan nama), ketika dok telah mlakukan diagnistik fisik dan memberikan resep, kontrak tsbt terjadilah) 2. Peratutran Perundang-Undang (Pasien gawat darurat korban kecelakaan, dtg ke ugd RS, secara hukum tenaga medis dok dan para medic wajib memebrtikan pertolongan segera). Hubugna humum dok-pasien menjadikan subjek hukum Pendukung hak dan kewajiban. Hak Peranan yg boleh dilakukan juga tidaak, u/ kepentingan dirinya sendiri. Kewajiban Peranan yg harus dilakukan juga tdk harus, u/ kepentingan orang lain. Pembaruan hak dan kewajiban Kekuasaan Kekuasaan Kekuatan u/ memberikan wewenang kpd suatu pihak u/ menjalankan peranannya. Semua itu melahirkan tanggung jawab.

JENIS-JENIS HUKUM MENURUT ISINYA: 1. Hukum Privat/ sipil : - Hukum dagang dan hukum Perdata 2. Hukum Publik/Negara : - Hukum Pidana, -Hukum tata usaha Negara/administrasi/tata pemerintahan, dan Hukum tata Negara. MENURUT CARA MEMPERTHANNKANYA: 1. Hukum Material Memuat hal apa saja yg diwajibkan, dilarang dan dibolehkan dan sanksi terhadap pelanggarnya. ( KUHP Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan KUHP Per Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

2. Hukum Formil / acara Cara pelaksanaan/penerapan hukum material. (KUHAP Kitap Undang-Undang Acara Pidana) Tahap Hukum Acara Pidana: 1. Dibua berita acara o/ Polri, kemudian berkannya dilimpahkan kekjaksaan (IndividuTersangka) 2. Telah dibuat surat dakwaan (Tersangka Terdakwa/tertuduh) 3. Jaksa/penuntut umum sbg pengacara Negara mengajukan s.dakwaan ke pengadilan tingkat I (PN). Hakim PN menyatakan bersalah/tidak , jika bersalah (Terdakwa Terpidana) Hukum Acara Perdata : 1. Diawali dgn permohonan/request 2. Berakhir dgn suatu penetapan (beschhikking). C/ sifatnnya administrative (legalisasi tandatangan, menguju permohonan warga Negara) Pebedaan acara pidana dan acara perdata : A.PIDANA : Tanpa ada pengaduan, polisi /alatnegara langsung turun tangan menahan tersangka dan membuat berita acara. Datang dari Negara Kedudukan terdakwa lebih rendah dr jaksa Ada 3 pihak dlm pengadilan pidana : - Hakim Pidana, -Jaksa/penuntut umum, - Terdakwa Hakim bersifat aktif, akan menjatuhkan hukuman jika terdakwa terbukti bersalah. A.PERDATA : Pengaduan o/ phak yg merasa dirugikan (Penggugat) Insiatif datang dari pihak yg dirugikan Tidak ada jaksa Kedudukan penggugat dan yg digugatsama, dan boleh diwakili o/ pengacara msg2. Hakim bersifat pasit/sbg wasit. Sblm sidang resmi di mulai, hakim menawarkan perdamainan o/ kedua pihak. Jika damai, sidang tidak dilanjutkan. Penarikan kembali perkara boleh dilakukan sblm sidang di mulai pada Acara Perdana, namun tidak pada acara Pidana. PENGADILAN INDONESIA : 1. Pengadilan Negri Daerah tingkat 2 memeriksa secara langsung orang yg diadili

2. Pengadilan Tinggi ibu kota provinsi Hanya memeriksa perkara yag diajukan banding dari pengadilan negri. Tidak perlu medatangkan org yg diadili. Judex facti (Pengadilan yg memeriksa fakta2) 3. Mahkamah Agung Ibu kota Negara Memutuskan perkara yg dimintakan kasasi Jusex Juris ( pemeriksaan terhadap penerapan hukum dan peraturan perundangundangan terhadap suatu perkara) apabila PN atau PT salah menerapkan hukum dalam perkara, maka MA dapat membatalkan putusan tsb. Kekuasaan MA memutuskan badan peradilan mana yag berwenang mengadili perkara Melakukan pengawasan thp pengadilan dan hakim Pengawasan tertinggi atas notaries dan penasihat hukum.

BAB 4 Pengertian Hukum Kedokteran Kesehatan Ilmu Kedokteran Kehakiman Ilmu Kedokteran Forensik Cabang ilmu disiplin kedokteran. Membuat VISUM ET REPERTUM, karn tdk mungkin membawa barang bukti ke ruang sidang. Ilmu Hukum Kedokteran Cabang disiplin ilmu hukum Menuntut asas, prinsip, teori hukum u/ menagngani kasus behubungna dgn profesi dokter. Leenen _batasan hukum kesehatan seluruh ketentuan hukum yg lanngsung berhub dgn bidang peneliharaan kedsehatan , dan bidang hukum lainnya (pidana, perdata, administratif) Rumusan Hukum KEsehatan menurut leenen dikelompokkan mjd: 1. Ketentuan yg langsung berhub dgn pemeliharaan kesehatan 2. Ketentuan yg x langsung berhub dgn pemeliharaan kesehatan Seperti h. pidana, perdata, administrative - H. Pidana Krn lalai shg menyebabkan matinya seseorang - H. Perdata @ prbuatan melanggar hkm yg merugikan orang lain, wajib membayar ganti rugi. - H. Administratif @ dokter yg praktik hrs mempunyai surat izin praktik dari departemen kesehatan/dinas kesehatan. 3. Pedoman International, Hukum Kebiasaan dan jurispudensi - Pedoman Inter Konvensi Helinski (1964) Informed Concent (Pasien mendapat info sejelas2nya sebelum dilakukan tindakan) - Hukum Kebasaan Pada DONOR tim dok berbeda dalam pengambilan organ dan penanaman organ, yg satu menyababkan kecacatan, yg satu menyembuhkan - Jurispudensi Keputusan hakim yg diikuti oleh hakim2 lain. a. Constante Jurispudentie Jurispudensi yg kostan, b. Jurispudensi MA jurispudensi yg dikeluarkan o/ MA. 4. Hukum Otonom, Ilmu dan literature

Hukum Otonom hukum yg hanya berlaku pada suatu daerah Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) hanya berlaku bagi angota IDI (Ikatan Kedokteran Indonesia) Terbitnya UU RI No. 29/2004 , badan baru dibentuk o/ KKI (Konsil Kedokteran Indonesia), yaitu MKDKI (Mejelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia), menangani kasus pelanggaran disiplin kedokteran /gigi. - Ilmu dan Literatur Literatur adalah pendapat tokoh-tokoh bidang hukum yang berwibawa, dapat merupakan sumber hukum kesehatan. Jurispudensi belanda biasa diikuti o/ hakim disana, sedangkan di Indonesia jurispudensi ind tidak bisa langsung diikuti, hrs melalui literatur.

Hukum kedokteran disebut juga hukum kesehatan dm arti sempit. Apabila Objek hukum kesehatan a/ pelayanan kesehatan, maka objek hukum kedokteran a/ pelayanan sempit. Hukum kedokteran diangggap bagian terpenting dari hukum kesehatan, karena hampir setiap pelayanan kesehatan (keperawatan, farmasi, rumah sakit, keselamatan kerja), selalu bersinggunan dengan bagian tsb, namun tidak demikian halnya antar bagian-bagian lainnya.

H. Rumah Sakit

H. Keperawatan

HUKUM KEDOKTERAN

Hukum Farmasi

H. Kesehatan Lingkungan

BAB 5 HAK-HAK DASAR DALAM BIDANG KESEHATAN 2 jenis hak dasar manusia: 1. Hak Dasar social the right to health care the right of medical care 4 faktor pelayanan baik dlaam Negara: a. Sarana (RS, Puskesmas, Posyandu, yg berfungsi baik dan berkesinambungan) b. Geografis (Pelayanan kesehatan harus dicapai dgn mudah dan cepat) c. Keuangan (biaya tinggi dpt menghambat pelayanankesehatan, perlu asuransi kesehatan) d. Kualitas ( Kualitas dari rs dan para tenaga medis) 2. Hak Dasar Individual the right for self determination (TROS) (Hak primer)

Hak atas Privacy

Hak atas tubuhnya Sendiri (Hak Sekunder)

a. Hak Atas Privacy Hak atas rahasia kedokteran ( seorang dok harus bisa menjaga mulutnya, walaupun pasiennya istri dari temean dokter) b. Hak Atas Tubunya Sendiri : - Hak ats informed concent - Hak atas meliih dokter dan RS - Hak menolak : -- Pengobatan/penawaran Tindakan medis tertentu - Hak untuk menghentikan pengobatan - Hak untk second opinion - Hak untuk memeriksa rekam medis - Hak untuk beribadah.

BAB 6 Hubungan Dokter Pasien Awalnya hub dok-pasien bersifat partenalistik, berubah Patner yg saling mengisi. 3 pola hub dok-pasien: 1. Activity-Pasivity - Hub ortu-anak (pola klasik sejak 5 S. M) - Dok seolah2 dapat melaksanan sepenuhnya ilmunya tanpa capur tangan pasien. - Pada pasien, gila, tidak sadar atau keselamatn jiwa yg terancam Guidance Cooperation Hub ortu remaja Pada pasien tidak terlalu berat Walaupun dokter mengetahui lbh byk, dan ttdk menjalankan semata-mata kekuasaaanya, mengaharpkan kerja sama pasien untuk menuruti nasiahat dokter. 3. Mutual Participation 2. -

Prinsip manusia memiliki hak dan martabat yg sama Pada pasien yg ingin MCU Pasien sadar dan aktif akan pemeliharaan kesehatan dirinya.

Dalam ilmu hukum , 2 jenis perjanjian : 1. Resultaatsverbintenis hasil kerja 2. Inspanningsverbintenis usaha yg maksimal Hub dok-pasien untuk usaha ygmaksima, dok tidak bisa menjanjiakan kesembuhan Hub dok-pasien hasul kerja, bedah plastic, peniruan anggota tubuh, gigi palsu

Anda mungkin juga menyukai