Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK SISTEM REWARD DAN PUNISHMENT : SEBUAH PERBANDINGAN ANTARA SEKTOR PUBLIK DAN

BISNIS
OLEH KELOMPOK : V
Charistina Liem (1011097) Delta Dewi Mulya (1011085) Edi Sutrisno Hutabarat (1011092) Lensia Chandrany (1011142) Sri Rahayu (1011119)

DOSEN PEMBIMBING : LA ODE SYARFAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA INDONESIA PEKANBARU 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul SISTEM REWARD DAN PUNISHMENT : SEBUAH PERBANDINGAN ANTARA SEKTOR PUBLIK DAN BISNIS dengan baik. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang pengetahuan akuntansi sektor publik lebih tepat nya mengenai sistem reward dan punisment. Sebelumnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen Pembimbing yang telah memberikan tugas ini dan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas kelompok ini. Tim penulis menyadari berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada, sehingga terbuka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan tugas makalah ini . Penulis sangat memerlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca makalah ini, terutama Ibu Dosen Pembimbing untuk penyempurnaan tugas makalah ini. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kami berharap semoga makalah bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. ini

Pekanbaru, 28 Mei 2013

Tim Penulis

Daftar Isi Halaman Judul Kata Pengatar Daftar Isi BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah BAB II Pembahasan A. Sistem Pengukuran Kerja B. Reward & Punishment a. Teori Pengharapan b. Teori Penguatan c. Teori Keagenan C. Konsep dan Aplikasi Sistem Reward dan Punishment di Sektor Publik a. Perbedaan Organisasi Sektor Publik dengan Bisnis b. Perbedaan Sistem Pengukuran Kerja c. Perbedaan Reward & Punishment antara organisasi sector public dan bisnis BAB III Penutup A. Kesimpulan B. Saran i ii 1 1 1 2 3 3 4 4 4 5 5 5 6 7 8 8 8

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap solusi untuk memperbaiki kinerja sector public cenderung justru menjadi masalah baru yang pada akhirnya berubah menjadi agenda untuk reformasi. Oleh karna itu perlu adanya pembangunan komitmen bersama, kepahaman dan kesatupaduan dalam meningkatkan prestasi lembaga merupakan sesuatu yang pokok dalam usaha meningkatkan kinerja, dimana akan meningkatkan kualitas pelayanan public. Hal ini menunjukan bahwa pengukuran kinerja merupakan salah satu factor kunci sukses nya organisasi. System penilaian kinerja untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan, merupakan bagian dari system pengendalian (mardiasmo,2009:42). Sistem pengukuran kinerja sector public adalah system yang bertujuan membantu manajer public menilai pencapaian suatu strategi melalui indicator kinerja, yang terdiri atas alat ukur financial dan nonfinansial. Selain sebagai system pengukuran kinerja, system reward dan punishment perlu ada karena setiap individu yang menjadi anggota suatu organisasi memiliki perilaku yang berbeda-beda dan perlu dimotivasi untuk mencapai tujuan oraganisasi. Hal tersebut penting untuk dilakukan agar anggota organisasi tidak mementingkan pencapaian tujuan individualnya, sehingga menghambat pencapaian tujuan organisasi. Hal ini mungkin disebabkan tidak adanya system pengelolaan karyawan yang memadai . Perbedaan yang ada antara organisasi sector public dengan organisasi sector public , salah satunya adalah perbedaan tujuan, tujuan organisasi sector public adalah motif nonprofit atau semangat pemberian pelayanan public.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada hal yang telah diuraikan diatas, permasalahan pokok dalam penulisan artikel ini dirumuskan menjadi apakah perbedaan karakteristik antara organisasi sector public dengan sector swasta berpengaruh ke perbedaan system reward dan punishment dari kedua organisasi tersebut?

C. Tujuan Penulisan Makalah Tujuan penulisan makalah ini adalah : Agar dapat mengetahui perbedaan karakteristik antara organisasi sector public dengan sector swasta berpengaruh ke perbedaan system reward dan punishment dari kedua organisasi tersebut.

BAB II PEMBAHASAN
A. System Pengukuran Kinerja Sistem pengukuran kinerja sector bisnis, dalam Anthony dan govindarajan (2007:460), system pengukuran kinerja organisasi sector bisnis mencampurkan informasi financial dan nonfinansial. Tujuan system pengukuran kinerja secara umum ada 4 yaitu untuk mengomunikasikan strategi secara lebih baik. Selain itu, tujuan system pengukuran kinerja adalah untuk menyeimbangkan ukuran kinerja financial, dimana diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat, dan nonfinansial dimana diukur dengan balance scorecard. Tidak hanya itu, tujuan system pengukuran kinerja yang lain adalah untuk mengakomodikasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah, serta memotivasi pencapaian goal congruence. Manfaat pengukuran kinerja yaitu : 1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja 2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan 3. Mengawasi dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja. 4. Memberikan dasar pemberian reward dan punishment secara objektif yang diukur dengan ukuran kinerja yang disepakati. 5. Alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi. 6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi 7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. 8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

B. Reward dan Punishment Insentif reward adalah meningkatkan kepuasan dari kebutuhan individu, sedangkan punishment adalah presentasi dari peristiwa aversif atau perpindahan dari suatu peristiwa positive mengikuti suatu penurunan frekuensi dari respons.

a. Teori Pengharapan Menganggap motivasi mempunyai 3 unsur yaitu : 1. Harapan mengenai hubungan antara usaha dan kinerja 2. Presepsi hubungan antara kinerja dan hasil 3. Nilai daya tarik hadiah bagi seseorang.
Perilaku Hasil kerja baik Reward

Keterangan gambar : V : valence I : instrumentality E : expectancy Motivasi individu paling lemah saat individu tersebut mempercayai bahwa insentif diberikan karena pencapaian yang ditargetkan bagi dirinya terlalu mudah maupun terlalu sulit. b. Teori Penguatan Hal tersebut terkait dengan teori penguatan dibentuk melalui penentuan kosekuensi tindakan yang diatur sesuai dengan tujuan organisasi. Ada 4 kosekuensi tindakan adalah sebagai berikut : 1. Positive reinforcement Yaitu bersifat memperkuat perilaku, dimana dilakukan dengan menimbulkan konsekuensi yang disukai pelaku. Misalnya, setelah beberapa kali seorang karyawan tiba ditempat kerja tepat waktu, gajinya akan langsung dinaikan.

2. Negative reinforcement Yaitu bersifat memperkuat perilaku dengan cara menarik sesuatu yang sifatnya tidak nyaman bagi pelaku. Misalnya, sekelompok karyawan yang dimutasi ketempat yang kurang mereka sukai ketika mereka telah menunjukan perbuatan dan kinerja yang baik dikembalikan keposisi yang mereka sukai. 3. Hukuman (punishment) Yaitu bersifat melemahkan perilaku tertentu, dimana dilakukan dengan memberikan konsekuensi yang tidak enak bagi pelaku, misalnya seorang karyawan yang tiga kali terlambat kerja diberi hukuman mendapat pekerjaan tambahan. 4. Extinction Yaitu bersifat melemahkan perilaku tertentu, dimana dilakukan dengan cara mengabaikan tindakan pelaku sehingga dia tidak mengulanginya lagi. Misal nya, seorang karyawan yang sedikti-sedikit menelpon atasan untuk menanyakan perihal teknis pekerjaannya suatu ketika saja teleponnya tidak dijawab sehingga dia berusaha keras mengatasi sendiri masalahnya dan tidak lagi menelpon atasan.

c. Teori Keagenan Yaitu hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent.

C. Konsep dan Aplikasi Sistem Reward dan Punishment di Sektor Publik Reward dan punishment merupakan satu system kompensasi dan insentif yang memotivasi agen agar bekerja atas kepentingan terbaik principal. a. Perbedaan organisasi sector public dengan bisnis Perbedaan karakteristik organisasi sector public dengan bisnis dalam hal tujuan organisasi, sifat output, hubungan antara input dengan output, operasi berdasarkan hubungan dengan kepuasan pelanggan menyebabkan adanya perbedaan dalam system pengukuran kinerja.

Organisasi sector publik tidak bisa hanya menggunakan ukuran laba ini untuk menilai keberhasilan organisasi karena adanya perbedaan antara organisasi sector public dengan bisnis. Perbedaan system pengukuran kinerja organisasi sector public dengan bisnis menyebabkan perbedaan dalam indikator-indikator kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan, yang akhirnya berpengaruh kepada perbedaan system reward dan punishment antara organisasi sector public dan bisnis. Perbedaan pertama yaitu tujuan organisasi. Hal tersebut berbeda dengan penilaian kinerja organisasi sector public karena kinerja organisasi sector public tidak bisa dinilai ada net profit dan bukan bermotif laba. Perbedaan kedua yaitu sifat output yang dihasilkan oleh organisasi sector public tidak berwujud barang atau produk fisik, tetapi berupa pelayanan. Sifatnya cenderung kualitatif sehingga sulit diukur. Perbedaan ketiga yaitu hubungan antara input dan output. Hal tersebut berbeda dengan departemen produksi perusahaan manufaktur, yang mana merupakan contoh jenis perusahaan banyak ada diorganisasi sector bisnis, yang merupakan pusat biaya tektik. Perbedaan keempat yaitu organisasi sector public tidak beroperasi berdasarkan market forces sehingga memerlukan instrument pengganti mekanisme pasar. Perbedaan kelima yaitu hubungan dengan kepuasan pelanggan atau kepuasan masyarakat. Organisasi sector public menyediakan jasa pelayanan bagi masyarakat yang sangat heterogen. b. Perbedaan System Pengukuran Kinerja Perbedaan dalam karakteristik organisasi sector public dan bisnis menyebabkan adanya perbedaan system pengukuran kinerja diantara kedua organisasi tersebut. Perbedaan tampak dari informasi-informasi yang digunakan untuk pengukuran kinerja dan adanya anggaran yang digunakan sebagai alat pengendalian dan tolak ukur kerja. Teknik pengukuran kinerja dikembangkan berbagai organisasi yang dibuat untuk organisasi sector bisnis, dan terdapat 4 perspektif indikator keberhasilan instansi pemerintah sebagaimana diadaptasi dari metodologi BCS yaitu :

Perspektif stakeholders dan financial Perspektif pelanggan Perspektif proses internal Perspektif inovasi dan pembelajaran

Perbedaan indikator kinerja 1. Perspektif Keuangan Bertujuan untuk pertumbuhan pendapatan,penurunan biaya, dan penggunaan asset. 2. Perspektif Pelanggan Bertujuan untuk peningkatan pangsa pasar, peningkatan retensi pelanggan, peningkatan akuisisi pelanggan, peningkatan kepuasan pelanggan dan peningkatan profitabilitas pelanggan. 3. perspektif Proses Bisnis Internal Ini mempunyai indikator kinerja seperti peningkatan jumlah produk, peningkatan produk yang dimiliki, penurunan waktu pengembangan produk baru, kualitas proses, efisiensi proses, waktu pemrosesan,kualitas pelayanan, efisiensi pelayanan dan penurunan waktu pelayanan. 4. Perspektif Inovasi dan Pembelajaran Ini mempunyai indikator kinerja seperti peningkatan kualitas karyawan, peningkatan motivasi dan pelibatan, dan peningkatan system informasi. c. Perbedaan Reward dan Punishment Antara Organisasi Sector Public dan Bisnis Perbedaan-perbedaan tersebut disebabkan adanya sejumlah perbedaan antara para agen sector public dengan para agen disektor bisnis.hal tersebut disebabkan adanya fitur special yang dipunyai oleh agent sector public. Sehingga, saat penggunaan insentif tradisional organisasi sector public membutuhkan aplikasi yang spesifik untuk agent atau tugas yang spesifik.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Reward dan punishment merupakan salah satu system kompensasi dan insentif yang baik untuk memotivasi agar bekerja atas kepentingan terbaik principal. Perbedaan karakteristik organisasi sector public dengan bisnis dalam hal tujuan organisasi , sifat output, hubungan antara input dan output. Perbedaan juga tampak dari informasi-informasi yang digunakan untuk pengukuran kinerja dan adanya anggaran yang digunakan sebagai alat pengendalian dan tolak ukur kinerja. Moralhazard merupakan pemikiran yang terbanyak digunakan dalam pemikiran insentif sector public dan meluas kekonteks multitask, multiperiod, multiprincipal. Karyawan public menunjukan tingkat yang lebih rendah dari kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan ekspektasi reward, sehingga temuan ini juga merefleksikan struktur, formalisasi, intervensi politik atau perbedaan unik lain dari organisasi sector public. Perbedaan jumlah reward, yang mungkin diikuti jumlah punishment yang diterima pekerja diorganisasi sector public dan bisnis terlihat dari perbedaan penawaran gaji pekerja sector public. Reward diterima pekerjaan sector public, kejelasan pengukuran dan budaya organisasi akan mempengaruhi perbedaan reward yang diberikan.

B. Saran Saran yang dapat diberikan untuk pemberian system reward dan punishment adalah dengan memperhatikan indikator kinerja atau keberhasilan, dimana dihasilkan dari system pengukuran kinerja. Penggunaan aplikasi yang spesifik untuk agent atau tugas yang spesifik agar kinerja karyawan dapat didifenisikan, dan diukur dengan sejumlah petunjuk.

Anda mungkin juga menyukai