Anda di halaman 1dari 26

I.

PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar

Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat giziyang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusiadalam keluarga dan masyarakat (Sedioetama 1996). Konsumsi pangan merupakan factor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energy bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan (Harper et al.1986).

Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Harper et al. (1986), faktor-faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi dan ketersediaan pangan. Untuk tingkat konsumsi (Sedioetama 1996), lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi.

Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsure kualitas dan kuantitas harus dapat terpenuhi. Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal akan meyebabkan rasa lapar dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan menurun yang disertai dengan menurunnya produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang dan gizi buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi, pada akhirnya

tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi yang selanjutnya dapat menyebabkan kematian (Hardinsyah dan Martianto 1992).

Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi (Hardinsyah dan Tampubolon 2004).

Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin,ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim dan adaptasi. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan adaptasi (Hardinsyah dan Tampubolon 2004). Oleh sebab itu, untuk mengetahui nilai kebutuhan gizi, maka dapat dilakukan perhitungan kebutuhan gizi.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhn gizi 2. Menerangkan kegunaan angka kecukupan gizi 3. Menghitung kebutuhan energy sesuai BB/TB 4. Menyusun menu sesuai kebutuhan gizi

II.

PEMBAHASAN

Manusia membutuhkan energy untuk mempertahankan hidup, penunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energy diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada didalam bahan makanan. Kandungan karbohidat, lemak, dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya.

A. Nilai energy faali makanan Tidak seluruh energy yang tersedia dalam makanan dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Untuk itu nilai energy kasar makanan perlu dikoreksi dengan nilai energy makanan yang tidak dimanfaatkan tubuh. Nilai energy yang dikoreksi ini disebut nilai energy faali makanan.

Koofisien cerna Tidak semua makanan dapat diabsorpsi dari saluran cerna. Penelitian oleh Atwater menunjukkan hanya 99% dari karbohidrat, 95% dari lemak, dan 92% dari protein yang dimakan dapat diabsorpsi. Kooefisien cerna untuk protein dihitung sebagai berikut:
Nitrogen makanan nitrogen feses x 100 Nitrogen makanan

% nitrogen makanan yang diabsorpsi

Oksidasi protein yang tidak sempurna Didalam tubuh tidak semua ikatan nitrogen (terutama berasal dari protein) dapat dioksidasi secara sempurna menjadi nitrogen oksida yang bersifat toksik. Hasil akhir oksidasi ikatan mengandung nitrogen didalam tubuh adalah ureum yang tidak terlalu bersifat toksik. Ureum mengandung kurang lebih seperempat dari energy kimia protein semula, yaitu 1,25 kkal/g protein.

B. Penentuan Nilai Energi Makanan Melalui Perhitungan

Dengan menggunakan factor Atwater, nilai energy makanan dapat diterapkan melalui perhitungan menurut komposisi karbohidrat, lemak dan protein, serta nilai energy faali makanan tersebut. Contoh: 100 gram beras giling mengandung 79,8 gram karbohidrat, 1,2 gram lemak dan 6,2 gram protein. Nilai energinya adalah : {(4x79,8)+(9x1,2)+(4x6,2)} =354,8 (dibulatkan 355)

Nilai faali energy zat-zat gizi Energy Zat gizi Energy kasar Kkal/g % setelah Kehilangan energy melalui urin Kkal/g Nilai faali Factor energi Kkal/g Atwater Kkal/g

diabsorpsi dicernakan Nilai Atwater Kkal/g

Pati Glukosa Lemak Protein alkohol

4,19 3,73 9,35 5,48 7,13

99 99 95 92 100

4,14 3,68 8,88 5,05 7,13

1,25 ss

4,14 3,68 8,88 3,80 7,13

4 4 9 4 7

Ss: sedikit sekali Sumber: Garrow, J.S dan W.P.T. James, Human Nutrition and Dietetics, 1993, hlm 27.

C. Kebutuhan Energi Proporsi Kebutuhan Zat Gizi

Setiap orang memiliki kebutuhan zat gizi yang berbeda-beda, tergantung usia, berat badan, jenis kelamin, aktivitas fisik, kondisi lingkungan ( misal suhu ), keadaan tertentu ( misal
4

keadaan sakit, ibu hamil, atau menyusui). Seorang olahragawan umumnya memerlukan zat gizi daripada orang pada umumnya. Seorang anak dalam masa pertumbuhan memerlukan protein lebih banyak disbanding orang dewasa.

Proporsi makanan sehat berimbang terdiri dari 60-65% karbohidrat, 20% lemak, dan 1520% protein dari total kebutuhan atau keluaran energy per hari, misalnya seorang dalam sehari memerlukan 3000 kalori, maka kebutuhan karbohidrat 1800-1950 kalori, lemak 600 kalori dan protein 450-600 kalori. Kebutuhan Karbohidrat

Orang dewasa dengan aktivitas sedang memerlukan karbohidrat rata-rata 8-12 gram/KgBB/hari, sedangkan kebutuhan minimal seseorang adalah 50-100 gr/hari untuk mencegah ketosis. Ketosisi adalah meningkatnya kadar keton atau sisa dari produk hati yang tidak dapat dioksidasi dalam darah sehingga mengakibatkan pembakaran lemak berlebih, gejala ketosis antara lain produksi urine meningkat, depresi, mual, lelah dan pening. Kebuthan Lemak

Untuk memelihara keseimbangan fungsinya, tubuh memerlukan lemak 0,5 s.d 1 gr/KgBB/hari. Latihan olahraga meningkatkan kapasitas otot dalam menggunakan lemak sebagai sumber energy. Peningkatan metabolism lemak dalam waktu melakukan kegiatan olahraga yang lama mempunyai efek melindungi pemakaian glikogen ( glycogen spring effect ) dan memperbaiki kapasitas ketahanan fisik ( endurance capacity ). Walau demikian, konsumsi energy dari lemak dianjurkan tidak lebih dari 30% total energy perhari. Bagi mereka yang memerlukan lebih banyak karbohidrat perlu menurunkan lemak untuk mengimbanginya.

Kebutuhan Protein

Kebutuhan protein dapat ditentuakn denagn cara menghitung jumalah nitrogen yang dikeluarkan lewat urine. Seorang laki-laki dengan berat badan 70kg kira-kira kandungan nitrogennya sebanyak 3 gram atau setara dengan 3 X 6,25 gram= 19,75 gram protein. Hal tersebuat menunjukan secara teoritik kebutuhan protein adalah 18,75 gr/hari, tetapi jumlah tersebut tidak mencukupi karena tidak semua bahan makanan dapat diambil proteinnya.

Secara umum kebutuhan protein adalah 0,8 sampai 1,0 gram/KgBB/hari, tetapi bagi mereka yang bekerja berat kebuthan proteinnya bertamabah. Penelitian menunjukan bahwa kegiatan olahraga yang teratur meningkatkan kebutuhan protein. Perbandingan protein hewani : protein nabati sebaiknya 1 : 1.

Kebutuhan Vitamin dan Mineral

Kebutahn vitamin dan mineral akan meningkat sejalan dengan tingkat aktivitas. Atlet yang melakukan tingkat olahrag berat akan memerlukan vitamin dan mineral lebih banyak. Kecukpan vitamin dan mineral dari bahan makanan alami sering sulit dipenuhi pada anakaanak dan atlet karena pada umunya tidak mudah menkonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang dapat memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, diperlukan suplemen vitamin dan mineral.

Kebutuhan vitamin dan mineral beraneka ragam tergantung pada fungsinya. Perbedaan terhadap kebutuhan vitamin tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor seperti berikut: Kebiasaan minum alkohol dapat mengganggu penyerapan vitamin B1, asam folat, B12 dan viatamin C. Kebiasaan makan aspirin dosis tinggi dan obat-obatan inflamasi dapat menurunkan kadar vitamin C.

Kontrasepsi oral dapat mengurangi cadangan vitamin B1, B2, B6, asama folat dan vitamin C.

Merokok meningkatkan kebutuhan vitamin C karena asap rokok ( karbonmonoksida ) termasuk zat radikal bebas dan menggangu metabolism vitamin B1 dan B12.

Kebutuhan Air

Untuk mempertahnkan status hidrasi, setiap orang dalam sehari rata-rata memerlukan 2500 ml air. Jumlah tersebut setara dengan cairan yang dikeluarkan tubuh baik berupa keringat, uap air maupun cairan yang keluar bersama tinja.

D. Prinsip-prinsip Kecukupan Gizi Ada pergeseran konsep standar gizi yang digunakan pada masa lalu dan masa kini. Pada masa lalu hanya dibuat satu standar gizi, yaitu angka kecukupan gizi yang dianjurkan (recommended dietary allowances, RDA) untuk keperluan berbagai tujuan. Pada masa kini standar gizi dibuat tidak tunggal lagi, tergantung tujuan penggunaannya, yaitu kebutuhan rata-rata (estimated average requirement, EAR), asupan gizi yang cukup (Adequate Intake, AI), kecukupan gizi (recommended dietary allowances, RDA), dan batas atas asupan (Tolerable Upper Intake Level, UL).

Untuk keperluan di Indonesia hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004 menetapkan tiga standar gizi, yaitu angka kecukupan gizi (AKG), batas atas asupan (UL), dan acuan label gizi (ALG).

Angka kecukupan gizi (AKG) adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui. Konsep kecukupan energi kelompok penduduk adalah nilai rata-rata kebutuhan, sedangkan pada kecukupan protein dan zat gizi lain adalah nilai rata-rata kebutuhan ditambah dengan 2 kali
7

simpangan baku(2 SD). Kegunaan angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah sebagai berikut. untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui konsumsi, makanan bagi penduduk/golongan masyarakat tertentu yang didapatkan dari hasil survei gizi/makanan untuk merencanakan pemberian makanan tambahan balita maupun untuk perencanaan institusi untuk merencanakan penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional untuk patokan label gizi makanan yang dikemas apabila perbandingan dengan angka kecukupan gizi diperlukan untuk bahan pendidikan gizi.

Di samping kegunaan kecukupan gizi tersebut yang mempunyai beberapa keterbatasan. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut. 1. Tahap pertumbuhan dan perkembangan tubuh. 2. Ukuran dan komposisi tubuh. 3. Jenis kelamin. 4. Keadaan kesehatan tubuh. 5. Keadaan fisiologis tubuh. 6. Kegiatan fisik. 7. Lingkungan. 8. Mutu makanan. 9. Gaya hidup. Angka kecukupan gizi yang sudah ditetapkan untuk orang Indonesia meliputi energi, protein, vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, vitamin C, tiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, vitamin B12, asam folat, kalsium, fosfor, magnesium, besi, seng, iodium, mangan, selenium, dan fluor. Angka kecukupan energi tingkat nasional yang pada taraf konsumsi 2000 kkal dan taraf persediaan 2200 kkal. Sedangkan angka kecukupan protein

tingkat nasional pada taraf konsumsi 52 gram dan taraf persediaan 57 gram. Kecukupan gizi untuk pelabelan produk makanan yang dikemas disebut dengan acuan label gizi (ALG).

E. cara menetukan kebutuhan energy

Kebutuhan energi dapat dihitung berdasarkan komponen-komponen penggunaan energi. Berdasarkan komponen-komponen tersebut, yaitu:

1. Umur. Kebutuhan: energi dan protein untuk anak balita, anak pra sekolah dan rernaja lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, karena fungsi makanan untuk anak balita, anak pra sekolah dan remaja adalah untuk perkembangan dan pertumbuhan dan energi. Sementara makanan untuk orang dewasa berfungsi untuk mempertahankan kondisi tubuh. Pada usia lanjut aktititas sudah mulai berkurang, maka kebutuhan zat gizi terutama energi mulai berkurang, sedangkan kebutuhan zat lainnya sama dengan orang dewasa non aktif.

2. Jenis kelamin. Kebutuhan zat gizi berbeda antara wanita dan pria. Pada umur tertentu pria membutuhkan zat gizi lebih banyak daripada wanita karena kegiatannya. ukuran tubuhnya yang lebih besar dan sebagainya. Untuk zat gizi tertentu kadang wanita memerlukan lebih banyak daripada pria, sebagai contoh zat besi, wanita lebih banyak memerlukan zat besi karena setiap bulannya mengalami menstruasi.

3. Aktifitas. Perbedaan aktifitas terutarna pekerjaan yang memerlukan kekuatan otot menyebabkan perbedaan jumlah kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan. Perbedaan ini terutama pada kebutuhan zat tenaga, seperti protein dan lemak. Aktifitas dibagi menjadi 3 golongan yaitu aktifitas ringan, sedang dan berat. Aktifitas fisik setiap hari ditentukan tingkatnya. Kemudian, hitung besarnya energi untuk aktifitas fisik

tersebut (tanpa kegiatan olahraga). Pilihlah tingkat aktifitas fisik yang sesuai, baik untuk perhitungan aktifitas total maupun perhitungan aktifitas fisik yang terpisah dan jumlahkan.

4. Tinggi dan berat badan. Orang berbadan besar memerlukan zat gizi yang lebih banyak daripada orang yang berbadan lebih kecil, walaupun umur, jenis kelamin dan aktifitas yang dilakukan sama.

5. Iklim. Kebutuhan zat gizi bagi orang yang tinggal di daerah dingin lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tinggal di daerah panas. Hal ini disebabkan metabolisme orang di daerah panas lebih rendah 10 persen dibandingkan dengan orang yang tinggal di daerah dingin.

6.

Keadaan fisiologis. Keadaan fisiologis misalnya pada saat kehamilan. Seorang ibu hamil memerlukan zat gizi lebih banyak dan ibu yang tidak hamil karena zat gizi tersebut digunakan untuk pertumbuhan janin dalam kandungan, persiapan kelahiran serta untuk memproduksi ASI.

7. Status kesehatan. Kebutuhan zat gizi pada orang sehat, sakit, baru sembuh dan sakit tidaklah sama. Orang sakit orang yang baru sembuh dan sakit memerlukan zat gizi lebih banyak dibandingkan dengan orang sehat, karena zat gizi diperlukan untuk membangun dan mengganti sel-sel yang rusak selama sakit.

8. Tentukan status gizi dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dan presentase lemak tubuh. Indeks massa tubuh merupakan pembagian berat badan dalam kg oleh tinggi badan dalam satuan meter dikwadratkan.

9. Tentukan basal metabolic rate yang sesuai dengan jenis kelamin, umur dan berat badan. Caranya menentukan BMR. dengan Tambahkan BMR dengan specific dynamic action (SDA) yang besarnya 10% BMR. BMR + SDA (10% BMR).

10

10. Kalikan faktor aktifitas fisik dengan BMR yang telah ditambah SDA.

F. Perhitungan Kecukupan Gizi

a. Cara mengukur Angka Metabolisme basal (AMB) AMB dapat diukur melaui kalorimetri langsung dan kalirimetri tidak langsung. Pengukuran AMB dilakukan pada pagi hari terhadap subyek yang berada dalam keadaan istirahat total baik fisik maupun emosional, tidak makan selama 12jam terahir serta berada pada suhu dan lingkungan nyaman.

Kalorimatri langsung, pengukuran metabolism basal dengan cara kalorimetri langsung dilakukan dalam ruangan pernafasan atau calorimeter bom. Dengan mengukur perubahan panas sejumlah air yang diketahui volumenya dan dialirkan melalui pipa pada bagian atas, dan dinding-dinding ruangan, dapat diukur jumlah panas yang dikeluarkan seseorang.

Kalorimetri tidak langsung, kalorimetri tidak langsung lebih sederhana dan lebih murah. Teori yang digunakan adalah bila makanan dioksidasi dan menghasilkan panas di dalam tubuh, proporsi jumlah oksigen yang digunakan dan karbon oksida yang dihasilkan sebanding dengan jumlah panas yang dikeluarkan. Jumlah panas yang dihasilkan tidak saja dapat dihitung dari jumlah oksigen yang digunakan dan jumlah karbon dioksida yang dihasilkan, akan tetapi juga bergantung oada rasio jumlah mol karbon dioksida yang dihasilkan dan jumlah mol oksigen yang digunakan. Rasio ini dinamakan Respiratory Quotient (RQ)
Jumlah mol CO2 Jumlah mol O2

RQ =

11

Contoh Misalkan pada pengujian ditemukan angka-angka sebagai berikut: Volume O2 digunakan : 14,4 L/jam Volume CO2 dihasilkan : 12,0 L/jam
12,0 RQ = 14,4 = 0,83

b. Cara menaksir kebutuhan energy basal dengan perhitungan Dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat pernafasan telah dikembangkan cara menaksir AMB dengan perhitungan. Untuk sebagoian besar manusia, kebutuhan energy dasar yang ditentukan melalui kalorimetri langsung atau tidak langsung hanya berbeda sebesar + 10% dari angka yang diperoleh dari cara perhitungan.

Kebutuhan AMB pada dasarnya ditentukan oleh ukuran dan komposisi tubuh serta umur. Hubungan antara ketiga peubah ini sangat kompleks. AMB per satuan Berat Badan berbeda menurut umur, yaitu lebih tinggi pada anak-anak Dan lebih rendah pada orang dewasa dan tua. AMB per unit BB juga berbeda menurut tinggi badan. AMB per kg BB lebih tinggi pada orang pendek dan kurus serta lebih rendah pada orang tinggi dan gemuk. Dengan memperhitungkan BB, TB dan umur, menentukan rumus untuk menghitung kebutuhan energi basal sebagai berikut: AMB laki-laki = 66,5 + 13,7 BB + 5,0 TB 6,8 U AMB perempuan = 665 + 9,6 BB + 1,8 TB 4,7 U BB: Berat Badan dalam kg TB: Tinggi Badan dalam cm

12

U: umur Rumus untuk menaksir nilai AMB dari berat badan AMB (kkal/hari) Kelompok umur (tahun) 0-3 3-10 10-15 18-30 30-60 >60 Laki-laki 60,9 B 54 22,7 B + 495 17,5 B + 651 15,3 B + 679 13,5 B + 879 13,5 B + 487 Perempuan 61,0 B 51 22,5 B + 499 27,2 B + 746 14,7 B + 496 8,7 B + 829 10,5 B + 596

c. Kebutuhan kalori basal (kkb)

Kebutuhan kalori basal dapat dihitung pada: Seseorang yang sehat / normal Dalam keadaan istirahat total ditempat tidur Suhu menyenangkan Tidak makan 12 jam sebelumnya

Untuk menghitung kebutuhan kalori basal/KKB (kalori yang Anda butuhkan untuk kegiatan sehari-hari) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: LAKI-LAKI = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB) - (6.8 x U) WANITA = 65.5 + (9.6 x BB) + (1.7 x TB) - (4.7 x U) Keterangan: BB = Berat Badan ideal (kg)

13

TB = Tinggi Badan (cm) U = Umur (tahun) Dengan perhitungan KKB seperti cara di atas, maka baik kelebihan maupun kekurangan berat badan dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalorinya untuk berat badan yang ideal. Selain itu, di Indonesia juga sering digunakan perhitungan Kebutuhan Kalori Basal yang lebih simpel, yaitu: KKB = 40 x (TB - 100) Dengan faktor koreksi: Stress ringan (1) : 1.3 x KKB Stress sedang (2) : 1.5 x KKB Stress berat (3) : 2.0 x KKB Sementara itu, ada 2 cara sederhana menghitung berat badan ideal: Cara 1: BB ideal = (TB - 100) - (0.1 x (TB 100)) Cara 2: Menggunakan Body Mass Index(BMI)/Indeks Massa Tubuh (IMT) Berat Badan (Kg) IMT = TB(m) X TB (m) IMT ideal pada pria dan wanita: Wanita 13-17 : dibawah ideal (terlalu kurus/anoreksia)

14

19-24 : IDEAL 26-31 : Obesitas (kegemukan) Pria 14-18 : dibawah ideal 20-25 : IDEAL 28-33 : Obesitas

d. Indeks massa tubuh (IMT) Indeks Massa Tubuh (IMT) digunakan untuk mengetahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg) IMT = ------------------------------------------------------Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m) Batas ambang IMT untuk masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut: - Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 - Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 18,4 - Normal 18,5 25,0 - Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 27,0 -Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

15

Klasifikasi nilai IMT : Berat Underweight Normal Overweight Obese 1 Obese II IMT kg/(cm/100)2 < 18,5 18,5 - 25,0 25,0 - 29,9 30 - 34,9 35 < Risiko penyakit Rendah Rata-rata Meningkat Tinggi Sangat tinggi

e. Rumus Menghitung Berat Badan Ideal/Normal Indeks Broca (Broca Index) Hampir setiap orang di dunia ini ingin memiliki berat badan yang wajar tidak lebih dan tidak kurang, namun banyak hal dan faktor yang menyebabkan keinginan itu sulit untuk terwujud. Berikut ini adalah rumus cara menghitung berat badan normal dan berat badan yang ideal versi indeks broca. Gunakan timbangan berat badan yang masih berfungsi dengan baik dan akurat. 1. Berat Badan Normal Berat Badan Normal = Tinggi Badan - 100 Contoh : Jika tinggi kita dari ujung kaki hingga ujung kepala adalah 160 cm maka berat badan normal kita adalah 160 - 100 = 60 kg. 2. Berat Badan Ideal Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan - 100) - ( 10% tinggi badan -100)

16

Contoh: Jika tinggi badan kita adalah setinggi 150 cm, maka berat badan ideal kita adalah (150 - 100) - (10% x (150 - 100) = 50 - 5 = 45 kg. Dari hasil tersebut dapat kita ketahui apa yang terjadi dengan diri kita dengan membandingkan hasilnya berikut di bawah ini : Kelebihan Berat Badan / Overweight = Hasilnya 10% s/d 20% lebih besar Kegemukan / Obesitas / Obesity = Hasilnya lebih dari 20% dari yang seharusnya Kurus = Hasilnya 10% kurang dari yang seharusnya

Untuk Berat badan dewasa gunakan Berat badan aktual kecuali kegemukan,luka bakar, pasien yang tidak dapat ditimbang atauadanya penimbunan cairan (edema, ascites) menggunakan berat badan ideal atau normal.

Perhitungan dewasa ( indeks broca) : BB ideal = 90 % ( TB - 100 ) BB normal : 10 % BBI Kegemukan > 10 % BBI

Wanita TB < 150 cm dan laki-laki < 160 cm, Gunakan BB normal, yaitu = TB 100

Untuk Berat badan anak, Berat Badan yang digunakan : BB aktual, kecuali pada kasus kegemukan, gunakan BB ideal/ standar. Menghitung BBI cara mudah (< 10 thn) Bayi = (umur /bulan : 2) + 4 Anak = (umur/tahun x 2) + 8 Menghitung BBI dari standar BB/U NCHS misal umur 2 tahun = 12,34 kg

Kebutuhan energi sehari

17

Keadaan metabolisme tubuh stabil Kebutuhan EnergiTotal (total energi requirement) =Total Energy Expenditure (TEE) Meliputi : Kebutuhan energi basal , energi pencernaanmakanan, aktifitas. Kebutuhan energy meningkat pada keadaaan stres akibattindakan operasi / penyakit (faktor stres)

G. Kebutuhan aktivitas kebutuhan aktivitas fisik yaitu gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan system penunjangnya kebutuhan energy diperlukan oleh otot untuk bergerak, jantung, dan paru untuk mengantarkan zat gizi dan 02 keseluruh tubuh kerja sangat ringan kerja ringan kerja sedang/ berat : 30% KKB : 50% KKB : 75-100% KKB

Tingkat aktifitas Banyak Duduk

Faktor Pengali Keterangan 30 50%

Kategori banyak duduk atau sedentary activity merujuk ke banyaknya waktu yang Anda gunakan untuk duduk di rumah menonton televisi, membaca majalah, atau mengobrol lewat telepon

Ringan

55 65%

Aktivitas ringan meliputi kesibukan mengurus rumah, memasak, dan berjalan-jalan keliling

kampung atau kompleks sehabis makan malam Sedang 65 70% Aktivitas sedang meliputi berenang santai atau berjalan cepat tetapi tidak sampai tersengal-sengal

18

waktu diajak bicara. Berat 75 100% Aktivitas berat meliputi olahraga yang menggenjot jantung seperti berlari atau aerobik.

Angka kecukupan energy sesuai aktivitas fisik (FAO/WHO/UNU, 1985) Kelompok aktivitas (x KKB) Jenis kelamin Ringan Laki-laki Perempuan Sedang Laki-laki Perempuan Berat Laki-laki perempuan Factor aktivitas 1.56 1.55 1.76 1.70 2.10 2.00

Jenis kegiatan Ringan: pegawai kantor, karyawan tanpa olahraga, pegawai took, supir, guru, dokter tanpa olahraga 75% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri 25% waktu digunakan untuk berdiri atau bergerak mahasiswa, karyawan dengan olahraga, pegawai industry ringan, ibu rumah

Sedang:

tangga, dokter dengan olahraga. 40% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri 60% waktu digunakan untuk aktivitas pekerjaan tertentu

Berat: Pelaut, buruh, penari, atlit

19

25% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri 75% waktu digunakan untuk aktivitas tertentu

H. Angka Kebutuhan Gizi Energi & Protein Berdasarkan Usia/Umur & Jenis Kelamin Berikut ini adalah nilai kecukupan energi dan kecukupan protein seseorang perhari rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan aktivitas berat seperti olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah, pekerja lapangan, dan lain sebagainya perlu ditambahkan asupan energi dan protein yang cukup. Kelompok Usia 0 s/d 6 Bulan Kecukupan Energi : 550 kkal Kecukupan Protein : 10 gram Kelompok Usia 7 s/d 12 Bulan Kecukupan Energi : 650 kkal Kecukupan Protein : 16 gram

Kelompok Usia 1 s/d 3 Tahun - Kecukupan Energi : 1000 kkal - Kecukupan Protein : 25 gram

Kelompok Usia 4 s/d 6 Tahun - Kecukupan Energi : 1550 kkal - Kecukupan Protein : 39 gram

20

Kelompok Usia 7 s/d 9 Tahun - Kecukupan Energi : 1800 kkal - Kecukupan Protein : 45 gram

Kelompok Usia 10 s/d 12 Tahun Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria : - Kecukupan Energi : 2050 kkal - Kecukupan Protein : 50 gram

Jenis Kelamin Perempuan / Wanita : - Kecukupan Energi : 2050 kkal - Kecukupan Protein : 50 gram

Kelompok Usia 13 s/d 15 Tahun Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria : - Kecukupan Energi : 2400 kkal - Kecukupan Protein : 60 gram

Jenis Kelamin Perempuan / Wanita : - Kecukupan Energi : 2350 kkal - Kecukupan Protein : 57 gram

Kelompok Usia 16 s/d 18 Tahun Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria : Kecukupan Energi : 2600 kkal Kelamin Perempuan / Wanita : - Kecukupan Energi : 2200 kkal - Kecukupan Protein : 55 gram

21

Kelompok Usia 19 s/d 29 Tahun Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria : - Kecukupan Energi : 2550 kkal - Kecukupan Protein : 60 gram Jenis Kelamin Perempuan / Wanita : - Kecukupan Energi : 1900 kkal - Kecukupan Protein : 50 gram

Kelompok Usia 30 s/d 49 Tahun Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria : - Kecukupan Energi : 2350 kkal - Kecukupan Protein : 60 gram Jenis Kelamin Perempuan / Wanita : - Kecukupan Energi : 1800 kkal - Kecukupan Protein : 50 gram

Kelompok Usia 50 s/d 64 Tahun Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria : - Kecukupan Energi : 2250 kkal - Kecukupan Protein : 60 gram Jenis Kelamin Perempuan / Wanita : - Kecukupan Energi : 1750 kkal - Kecukupan Protein : 50 gram

Kelompok Usia 64 Tahun Lebih Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria : - Kecukupan Energi : 2050 kkal - Kecukupan Protein : 60 gram Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :

22

- Kecukupan Energi : 1600 kkal - Kecukupan Protein : 45 gram Kondisi Ibu Hamil dan Menyusui Hamil Trimester I (3 Bulan Pertama) : - Kebutuhan Tambahan Energi : 180 kkal - Kebutuhan Tambahan Protein : 17 gram Hamil Trimester II (3 Bulan Kedua) : - Kebutuhan Tambahan Energi : 300 kkal - Kebutuhan Tambahan Protein : 17 gram Hamil Trimester III (3 Bulan Ketiga) : - Kebutuhan Tambahan Energi : 300 kkal - Kebutuhan Tambahan Protein : 17 gram Menyusui Anak Usia 0 s/d 6 Bulan : - Kebutuhan Tambahan Energi : 500 kkal - Kebutuhan Tambahan Protein : 17 gram Menyusui Anak Usia 7 s/d 12 Bulan : - Kebutuhan Tambahan Energi : 550 kkal - Kebutuhan Tambahan Protein : 17 gram

I. Akibat kekurangan dan kelebihan energy Akibat kekurangan energy Kekurangan energy terjadi bila konsumsi energy melalui makanan kurang dari energy yang dikeluarkan. Tubuh akan mengalami keseimbangan energy negative. Akibatnya, berat badan kurang kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Bila terjadi pada bayi dan anak-

23

anak akan menghambat pertumbuhan dan pada orang dewasa menyebabkan penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh. Gejala yang ditimbulkan pada anak adalah kurang perhatian, gelisah, lemah, cengeng, kurang bersemangat dan penurunan terhadap daya tahan terhadap penyakit infeksi. Akibat berat pada bayi dinamakan Marasmus dan bila disertai kekuranga protein kwashiorkor.

Akibat kelebihan energy Kelebihan energy terjadi bila konsumsi energy melalui makanan melebihi energy yang dikeluakan. Kelebihan energy ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya, terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan, dalam hal karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang bergerak. Kegemukaan dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh, merupakan resiko untuk menderita penyakit kronis, seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker, dan dapat memperpendek harapan hidup.

24

III.

KESIMPULAN

1. Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu.

2. Kecukupan

energi

dipengaruhi oleh

beberapa faktor

yaitu umur, jenis

kelamin,ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim dan adaptasi

3. Angka kecukupan gizi yang sudah ditetapkan untuk orang Indonesia meliputi energi, protein, vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, vitamin C, tiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, vitamin B12, asam folat, kalsium, fosfor, magnesium, besi, seng, iodium, mangan, selenium, dan fluor. 4. Tidak seluruh energy yang tersedia dalam makanan dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Untuk itu nilai energy kasar makanan perlu dikoreksi dengan nilai energy makanan yang tidak dimanfaatkan tubuh. Nilai energy yang dikoreksi ini disebut nilai energy faali makanan. 5. Dengan menggunakan factor Atwater, nilai energy makanan dapat diterapkan melalui perhitungan menurut komposisi karbohidrat, lemak dan protein, serta nilai energy faali makanan.

6. Untuk menghitung kecukupan energi individu dapat dilakukan dengan menghitung jumlah pengeluaran energi total selama sehari. Pengeluaran energi total terdiri dari pengeluaran energi saat istirahat (REE) atau basal metabolic rate (BMR). BMR merupakan jumlah energi minimum yang dibutuhkan untuk melakukan prosesproses tubuh vital,

7. Kebutuhan kalori basal dapat dihitung pada:


25

o Seseorang yang sehat / normal o Dalam keadaan istirahat total ditempat tidur o Suhu menyenangkan o Tidak makan 12 jam sebelumnya 8. Kebutuhan aktivitas kebutuhan aktivitas fisik yaitu gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan system penunjangnya kebutuhan energy diperlukan oleh otot untuk bergerak, jantung, dan paru untuk mengantarkan zat gizi dan 02 keseluruh tubuh kerja sangat ringan kerja ringan kerja sedang/ berat : 30% KKB : 50% KKB : 75-100% KKB

26

Anda mungkin juga menyukai