Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang perairan indonesia memiliki nilai yang cukup stategis dalam pengembangan perikanan, terutama dalam pemenuhan gizi baik kebutuhan protein dan vitamin yang terkandung dalam daging ikan. Disamping itu usaha perikanan diperairan umum dalam usaha penangkapan merupakan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas laut yaitu sekitar 5,8 juta km2 terdiri dari 2,7 juta km2 perairan nusantara,0,3 juta km2 laut teritorial dan 2,8 juta km2 Perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), usaha-usaha penangkapan ikan baik penangkapan ikan maupun pembudidayaan ikan telah banyak dilakukan . Dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan di perlukan teknologi yang dapat digunakan nelayan dan sangat mempengaruhi evisiensi penangkapan ikan. Untuk mencapai hasil perikanan yang baik dan dapat menggali potensi yang terkandung dalam perairan indonesia. Dengan adanya usaha penangkapan ikan dilaut telah menunjukan tanda-tanda berkembang walaupun masih tradisioanal. Tapi kini telah banyak kapal-kapal penangkapan ikan yang menggunakan alat pendeteksi ikan sebagai alat bantu untuk keamanan navigasi. Untuk menghasilkan tenaga perikanan terampil baik dalam usaha dan perasionalnya di perlukan adanya balai pendidikan dan pelatihan perikanan di berbagai daerah di indonesia yaitu melalui kegiatan-kegiatan,pelatihan-pelatihan, dan

penyuluhan kepada masyarakat nelayan agar dapat mengatasi permasalahan dalam usaha penangkapan.

1.2 tujuan prakerin 1. Dapat menambah pengetahuan taruna-taruna NKPI dan TKPI kelas II dalam bidang penangkapan ikan di daerah Tanjungbalai. 2. Membimbing taruna-taruna agar dapat terjun secara nyata dalam kehidupan masyarakat nelayan. 3. Dapat memberikan keterampilan dalam kegiatan SMK Negeri 1 Perikanan
Tanjungbalai. Yang meliputi alat navigasi,alat tangkap penangkapan hasil

perikanan. Oleh gerak kapal serta bahan alat tangkap dan teknik penangkapan. 4. Sebagai syarat untuk kelulusan taruna-taruna jurusan NKPI dan TKPI. 5. Supaya dapat membedakan ilmu yang dipelajari di bangku SMK N 1 Smk
Negeri 1 Perikanan Tanjungbalai dan Praktek Kerja Lapangan (prakerin) selama

dua bulan penuh.

1.3 manfaat prakerin manfaat yang dapat diperoleh dari praktek kerja industri ini adalah agar tarunataruna dapat mengetahui ruang lingkup dari alat-alat penangkapan. Dan dapat mengaplikasikan yang di peroleh selama praktek kerja industri di bidang penangkapan dan perikanan ,nantinya di suatu tempat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 teknik penangkapan purse seine


Purse seine adalah alat tangkap yang terbuat menggunakan beberapa helai jaring yang di jahit menjadi satu. Tapi bagian atas digunakan di permukaan air dengan bantuan sejumlah pelampung sedangkan di tepi bagian bawah di beri pemberat serta terdapat sebuah tali yang di pasang melalui lobang-lobang dimana ini telah terikat dengan tetap pada tepi jaring bagian bawah dengan keadaan demikian jika tali kolor yang memalui cincin tali di tarik dan cincin pun terkumpul maka jaring akan mengerut dan membentuk kantong mengurung gerombolan ikan.(maryuto,1982). Purse seine dipergunakan untuk menangkap ikan pelangi yang membentuk kelompok (scooling). Prinsip penangkapan adalah menghadang pergerakan ikan kearah vertikal dengan kontruksi bagian bawah purse sein dibuat sedemikian rupa sehingga apa bila tali kolor di tarik jaring bagian bawah akan menutup. Selanjutnya menurut maryuto, 1982 purse seine di bedakan berdasarkan bentuk dasar jaring utama ada tiga yaitu : Bentuk persegi empat disebut empat persegi amerika Bentuk trapesium dan Bentuk berlekuk merupakan tipe japan Purse seine itu di bedakan bardasarkan ikan yang menjadi tujuan penangkapan misalnya Sardine purse seine, Mackelar purse seine, Lemuru purse seine,Layang purse seine, dan Tuna purse seine. Alat tangkap purse seine terdiri dari beberapa pokok yaitu bagian bunt (kantong), wing ( sayap) dan bagian salvage (badan) serta salvage atas, bawah, kiri, kanan. Seluruh bagian ini menggunakan bahan dari jaring di lengkapi dengan tali ris atas dan bawah, pelampung, pemberat dan cincin. Jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap purse seine adalah jenis ikan layang (Docapterus russeli), lemuru (sedrnella longiceps) dan kembung (restalligersp).

2.2 Alat Navigasi Alat navigasi sangat gampang peranan dalam kegiatan penangkapan ikan terutama sebagian alat bantu pelayaran menuju ke fishing ground, supaya penangkapan berlangsung dengan baik (Madyunin,2003). Menurut Madyunin,2003 alat-alat navigasi di bedakan atas dua yaitu : Alat navigasi konvensional Alat ini terdiri dari alat lukis, alat baring, kompas atau edoman, alat duga kedalaman, alat duga kecepatan GPS, radar, fihs finder dan echosounder. Alat navigasi elektronik Alat navigasi ini terdiri dari Barometer, Termometer, Anometer, Klinometer dan sexstan.

2.3 Komunikasi Komunikasi adalah kontak antara atau lebih secara lisan maupun tulisan ataupun penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih. Komunikasi kapal menggunakan alat yaitu radio RSB atau radio telepon. Radio ini merupakan radio panggilan bahaya dan berita bahaya guananya untuk keselamatan. Isyarat bahaya dapat di pergunakan atau dilihatkan oleh peraturan-peraturan internasional untuk mencegah pelayaran di laut (pasal 37) yang di atur dalam ketentuan tambahan IX.isyarat bahaya dapat digunakan atau diperlihatkan secara bersama-sama atau secara terpisah-pisah oloeh sebuah kapal (pesawat terbang laut) dalam bahaya memerlukan pertolongan segera dari kapal- kapal lain atau dari darat.

BAB III METODE PRAKERIN 3.1 prosedure kerja Prosedure kerja yang dilakukan selama mengikuti Praktek Kerja Industri Prakerin adalah sebagai berikut : Mengkuti suatu kegiatan dengan mencari kapal penangkapan yang menggunakan alat tangkap purse seine supaya mempermudah kegiatan proses Prakerin. Masuk dalam perusahaan kecil yang siap memberikan materi. Mengikuti semuya pelatihan yang sudah di tentukan oleh perusahaan yang bersangkutan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 hasil prakerin 1.1.1 alatnavigasi dan carakerjanya kompas kompasadalahalat yang digunakanuntukpenentuanarahaluankapal dan

untukmenentukanproyeksisebuahbenda. Kompas ada duamacamyaitu : 1. kompasmagnet ada 2 yaitu : kompasbasah kompaskering 2. kompasgyro menggunakankompastenagalistrik

kompas sering juga disebut pedoman, biasanya sering di pakai kapal-kapal kompas basah. Kompas di gunakan untuk menentukan haluan-haluan dan mengambil baringan-baringan sehingga dapat menentukan posisi kapal. Cara kerjanya : Untuk mengambil baringan, pesawat baring di putar sedemikian rupa bila dilihat dari penjara celah akan terlihat segaris dengan benang yang ada di penjara celah tersebut. Melalui yang ada di bagian atas penjara celah dilihat angka yang ditunjukan oleh jarum kompas angka inilah yang menunjukan posisi kapal. Radio telekomunikasi Menurut suherman RS (1992) bahwa dalam keselamatan pelayaran terutama yang menyangkut keselamatan jiwa manusia di laut merupakan bagian yang sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan pelayaran. Fungsinya : untuk menjaga keamanan dan keselamatan dalam melakukan pelayaran.

Sistem komunikasi radio sebagai salah satu sarana utama dalam sistem keselamatan pelayaran yang sesuai prioritas berfungsi untuk : a) Keselamatan jiwa dan harta benda dilaut baik secara pencegahan maupun secara penanggulangan. b) Untuk keamanan pelayaran yaitu penyelenggaraan informasi keamanan dan keselamatan pelayaran. c) Untuk mengendalikan pelayaran dan lalu lintas angkutan laut dan lalu lintas berita umum. Cara kerjanya : Radio telekomunikasi digunakan untuk mengirim dan menerima berita secara dua arah antara stasiun pemancar lainnya baik ini berupa kapal maupun stasiun di darat mengenai berita-berita penting adalah dengan sarana komunikasi tanpa kabel. 3. Global Posisition System (GPS) GPS adalah suatu stasiun navigasi berdasarkan satelit yang dikembangkan Amerika Serikat. Untuk memperoleh posisi-posisi secara akurat terus menerus dan mudah.jarak yang ditempuh mencapai 15 meter. Menurut koden (1993) GPS adalah system navigasi yang menggunakan 24 satelit yang mengorbit setiap 11 jam 58 menit. Bila seluruh satelit berada di orbit maka posisi kapal dapat diketahui secara akurat dimana saja selama 24 jam sehari. Cara kerjanya : Navigasi GPS menggunakan jarak satelit untuk menentukan posisi kapal dalam hubungannya dengan penepatan satelit yang mengorbit bumi. Jumlah satelit yang beredar di orbit sebanyak 24 buah yang mengirimkan sinyal radio secara terus menerus yang berarti posisi dan informasi waktu dari setiap satelit ke bumi.

4. Desain dan Konstruksi Purse Seine Merancanh alat tangkap adalah proses mempersiapkan uraian teknis dan gambar alat tangkap agar dapat memenuhi syarat-syarat penanganan alat teknis operasiaonal (penggunaan) ekonomis dan sosial (firman 1988) dengan adanya perbedaan bermacammacam desain setiap alat tangkap maka cara membacanya berbeda pula. 4.1.2 Bahan Utama Purse Seine 1. Jaring (webbing) Ukuran mata jaring (mesh Size) untuk kantong berkisar antara 0,5 inch dengan nomor benang PA 210D/12 atau D/15 sedangkan untuk bagian badan berkisar antara 1-2 inch dengan nomor benang PA 210d/9 atau D/2. Banyaknya webbing yang diperlukan untuk suatu purse seine tergamtung pada besarnya purse seine yang dibuat,sambungan antara PIS (piece) dilakukan dengan sistem cuang dan pada setiap 15 mata diberi simpul. Seluruh sisi jaring disambung dengan salvage yang lebarnya sekitar 15-25 mata salvage ini dibuat dari webbing PE 380D/15 dengan mesh size 1-2 inch. 2. Tali temali a. Tali ris Tali ris berjumlah 2 unsur (float line dan float sidelina) di buat dari poly athylene (PE) diameter 14 mm. tali ris dibawah diameter 14 mm. b. Tali ring Tali ring/tali cincin (bridle line) dibuat dari poly ethylene berdiameter 6mm panjangnya berkisar 20-25 M lebih panjang dari jarak antara dua titik ikatan. c. Tali salambar Tali salambar depan dibuat dari poly ethylene panjangnya kira-kira 25M dan berdia meter 20mm sedangkan tali salambar belakang berdiameter 20mm panjang 100M.

Tali kolor Tali kolor (purse seine) dari bahan poly ethylene dengan diameter 20mm. Panjang sama dengan panjang jaring di tambah dengan tali slambar depan dan slambar belakang. 3. Pemberat Pemberat dibuat dari bahan timah. Jumlah pemberat harus cukup menjamin kecepatan tenggelamnya jaring, banyaknya daya berat untuk 1M tali pemberat berkisar antara 1-1.50kg. berat setiap pemberat berkisar antara 100-200 gr. 4. Cincin (Ring) Cincin (Ring) dibuat dari besi putih yang berdiameter lingkarannya antara 10-15 cm sedangkan diameter besi itu sendiri adalah 10-12 mm. 5. Pelampung Pelampung dibuat dari bahan sintetis yang disebut poly uinly clovida (PVC) jumlah atau banyaknya pelampung disesuaikan dengan pemberat keseluruhan jaring sehingga dapat menambah seluruh gaya berat jaring. Daya apung purse seine adalah dua kali /lebih berat dari seluruh jaring di salam air ,daya apung yang umum adalah 1,6-3,6 kali dari berat seluruh jaring di dalam air.

4.1.3 teknik penangkapan purse seine alat penangkapan ikan harus dianggap sebagai sistem yang juga mencangkup mesin, penanganan alat kapal perikanan, alat penemu dan pemantau ikan serta lingkungan efisien operasi penangkapan tergantung pada tingkat pemahaman dan pengendalian penangkapan ikan kecocokannya terhadap kondisi yang ada pengabungan bersama unsur teknis dan khususnya sejauh mana parameter peralatan ini dipilih. Untuk memanfaatkan tingkah laku ikan . peranan unsur dari sistem penangkapan yang modren bisa lebih dimengerti dengan melhat model informasi umum (Firman 1998).

Pencarian ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine ada dua cara yaitu dengan mencari gerombolan ikan dan mengumpulkan ikan dengan bantuan cahaya lampu atau dengan menggunakan rumpon tahapan-tahapan dalam pelaksanaan operasi penangkapan dengan alat tangkap purse seine adalah mencari atau mengumpulkan
9

gerombolan ikan, menuunkan jaring dan pelingkaran gerombolan ikan dan penarikan jaring keatas kapal. Pada siang hari operasi penangkapan dilakukan dengan melihat gerombolan ikan ataupun ikan timbul di permukaan air.melihat gerombolan ikan ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman seperti adanya perubahan warna permukaan air laut, ikan melompat-lompat, buih-buih dipermukaan air akiabt udara yang menyambar-nyambar dipermukaan laut. Pada saat ini dengan alat fish finder ( alat bantu menentukan gerombolan ikan) di pakai untuk mencari gerombolan ikan yang menjadi sasaran ikan juga bisa di kumpulkan dan dinaikkan kepermukaan dengan menggunakan rumpon dan cahaya lampu. 1. Daerah penangkapan purse seine Daerah penangkapan untuk purse seine merupakan daerah terbuka yang luas dasarnya harus bebas dari batu dan karang atau kerangka kapal karam karena ikan jadi sasaran purse seine berupa ikan bergerombolan maka daerah penangkapannya berupa laut yang lepas dengan kedalaman sekitar 60M. Kamal (1992) suatu daerah peranan dinamakan daerah penangkapan yan baik apabila memenuhi syarat-ssyarat sebagai berikut : a. Daerah tersebutterdapatikan yang meliputisepanjangtahun b. Alattangkapdapatdioperasikandenganmudahdansempurna 2. Alat bantu penangkapan Rumpon disebut juga tanduk (jawa), objen (Madura), rabo (sumbar), unjun dan tuasan (sumtim dan sumut), rampung (Indonesia timur) tidak lain adalah suatu benda yang menyerupai pepohonan yang dipasang disuatu tempat di laut, baik rumpon laut dalam maupun rumpon laut dangkal. Secara prinsip rumpon terdiri dari tiga komponen utama yaitu pelampung, tali pelapung dan pemikat (arlus 1993). Rumpon adalah salah satu jenis alat penangkapan yang merupakan satu alat atau objek maupun struktur yang bersifat permanen. Konstruksinya dapat dibuat dari jenis
10

material alam dan bantuan yang diikat secara menetap baik di laut dangkal maupun di laut dalam yang tujuannya adalah untuk memikatikan dengan efek utama memuaskan gerombolan ikan agar mudah dalam penangkapan (cahyul,2002). Sifat-sifat ikan berkumpul di sekitar rumpon umumnya adalah ikan-ikan pologis kecil atau ikan-ikan lemah. Secara garis besar yang paling utama yang hidup di sekitar rumpon adalah phytoplankton dan zooplankton serta jasat-jasat renik lainnya. Pemikat yang terbuat dari daun kelapa itu akan membusuk oleh proses mikroorganisme. Hal ini akan membuat ikan-ikan memakan phytoplankton dan zooplankton sedangkan ikan yang lebih besar akan memakan ikan yang lebih kecil tersebut. Dengan berkumpulnya ikan-ikan di sekitar rumpon. Rumpon tersebut akan memudahkan proses penangkapan ikan yang berada di sekitar rumpon barulah penangkapan di lakukan. 3. Cahaya Penangkapan ikan dengan alat tangkap Purse seine pada malam hari di perlukan alat bantu cahaya. Cahaya yang digunakan haruslah mampu untuk memikat ikan-ikan yang menjadi sasaran penangkapan cahaya yang intensitasnya bias sampai kedalaman 30 M di anjungan kapal. Teertariknya ikan pada cahaya ada yang secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung ikan tertarik pada cahaya yang di sebabkan ikan itu tertarik karena ikan tersebut suka terhadap cahaya karena disebabkan phototaksis positif dan secara tidak langsung ikan berkumpul karena adanya ikan-ikan yang berkumpul di sekitar lampu dengan demikian penangkapan dapat dilakukan.

11

4.2 Pembahasan 1.2.1 Proses penangkapan (Purse seine) 1. Setting Setelah menemukan gerombolan ikan atau ikan telah berkumpul, maka jaring yang telah ditata-rapi di atas dek kapal segera diturunkan. Pelingkaran gerom bolanikan pun dilakukan dengan kecepatan yang tinggi dengan tujuan supaya gerombolan ikan dapat terkurung. Penurunan jaring dilakukan dengan melingkari gerakan gerombolan ikan kekanan, dalam pelingkaran jaring perlu di perhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi operasi penangkapan seperti angin, arah arus, dan arah pergerakan gerombolan ikan. Ada pun cara penangkapan pada malam hari yang menggunakan cahaya lampu adalah setelah banyak ikan berkumpul di sekitar kapal induk, lalu perahu kecil beserta lampu yang bewarna hijau dan putih atau biru yang di pasang pada lambung perahu dan dua orang ABK yang berada di perahu tersebut lampu dari neon yang sumber tenaganya dari aki 24 volt. Setelah lampu yang ada di perahu dihidupkan atau dinyalakan lalu lampu-lampu yang ada di kapal dimatikan secara bergantian agar ikan-ikan yang berada di kapal induk dapat berpindah ke perahu setelah semua di kapal induk di matikan lalu nahkoda menyuruh salah-satu ABK-nya untuk melogo jangkar. Adapun cara penurunan alat tangkap Purse sein sebagai berikut. 1. Mula-mula tali kolor diberi pelampung di sautkan dengan ujung tali ris atas dan ujung tali ris bawah dan pemberat dengan berat sekitar 3kg gunanya untuk mempercepat tenggelamnya alat tangkap setelah itu baru dilemparkan pada posisi yang telah ditentukan. 2. Kapal yang berkecepatan tinggi melingkari perahu yang telah banyak menangkap gerombolan ikan yang berkumpul sambil menurunkan bagian jaring lainnya seperti, pelampung, badan jaring, pemberat, tali kolor, dan
12

cincin. Demikian seterusnya sehingga melingkari gerombolan ikan yang berada di sekitar perahu dan menuju pelampung tanda yang pertama di turunkan. 3. Setelah sampai pelampung tanda. Pelampung tanda di ambil dengan menggunakan sebuah kayu panjang yang terkait dan ditarik ke atas kapal kemudian tali kalor di lepas dari ikatannya tali ris. Kemudian dari mesin induk menarik tali kolor sehingga semua daerah pemberat dan cincin alat tangkap membentuk seperti kantong sehingga ikan tidak bias lagi lolos atau keluar dari jaring sambil menarik pelampung dan badan jaring juga menarik bagian sayap kapal apabila tidak memegang maka jaring akan menyangkut di popper setelah itu batu dilakukan penarikan jaring (houlling). 2. Hauling Setelah tali kalor ditarik maka sedikit demi sedikit jaring ditarik di diatas kapal setelah lampu dinyalakan penarikan alat tangkap di hentikan apabila telah sampai di bagian kantong, diangkut dengan serok dengan bantuan katrol dan dindikankeatas kapal dan ditarik ke bagian dek kiri. Apabila ada kapal penumpang atau kapal pembeli ikan, maka ikan tersebut langsung dijual dan sebaliknya kapal penumpang tidak ada. Ikan tersebut dimasukan kedalam palkah untuk di eskan atau disiram dengan garam setelah selesai penangkapan ikan maka bagian jaring yang berada di dalam air diangkat dan di tata-rapi kembali agar dapat dipergunakan kembali pada penangkapan berikutnya setelah selesai hasil tangkapan di tangani. 3. Penangkapanikan di ataskapal Setelah selesai penarikan alat tangkap dinaikan maka ikan-ikan yang tertangkap harus segera di bersihkan dari kotoran-kotoran baik sampahsampah maupun bunga karang, kemudian dimasukan ke dalam palkah. Pendingin ikan harus secepat-mungkin karena akan dapat busuk apabila lama terkena angin. Perbandingan ikan dengan es adalah 1 : 2 artinya setiap 1 kg ikan maka es dibutuhkan 2 kg. Sebelum ikan dimasuk kan di dalam
13

palkah penanganan ikan harus secepat mungkin. Karena akan cepat busuk terkena air terlebih dahulu palkah diberi es dibagian dasarnya kemudian baru dimasukkan ikan. Dengan demikian diharapkan ikan sampai pada konsumen tetap dalam keadaan segar. 4. Hasil tangkapan purse seine Hasil tangkapan dengan purse seine tergabung dari jenis ikan yang menjadi sasaran penangkapan pada umumnya yang menjadi sasaran penangkapan adalah : ikan yang bersifat bergerombolan, baik pada malam hari maupun pada siang hari. Adapun jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap purse seine adalah : 1. Tongkol (Eutymus Palamis) 2. Tenggiri (Suomberomorus Chinensis) 3. Bawal ( Pampus chinensis) 4. Ikan kembung (Rastarige canaguta)

14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Untuk meringkaskan kebutuhan masyarakat dibutuhkan ilmu dan teknologi yang mendukung usaha penangkapan dan pengolahan ikan serta pemasarannya. Dengan berkembangnya alat tangkap maka membuka peluang kerja bagi masyarakat khususnya nelayan. Dengan adanya pelatiha-pelatihan bagi nelayan yang akan membuka cakrawala berfikir nelayan terhadap perkembangan alat tangkap. Sehingga tidak terjadi lagi konflik diantara nelayan. Purse seine merupakan alat tangkap yang efektif dapat digunakan dan dikembangkan di masa-masa yang akan datang. Serta mudah dioperasikan ditempattempat tertentu. Keahlian seorang nahkoda sangat menentukan dalam pelayaran menuju fishing ground, maka setiap nahkoda mampu menguasai ilmu dan teknologi yang berkembang sekarang ini seperti mampu untuk mengoperasikan radar, fish finder, echosounder, serta mampu menentuka posisi di laut. Dengan adanya alat-alat navigasi serta kapal yang mendukung usaha penangkapan dan alat yang modern diharapkan akan mampu bersaing dalam bidang negara lain dalam bidang penangkapan ikan. 5.2 Saran Dalam praktek keterampilan lapangan yang akan datang sebaiknya agar kegiatan praktek dan kunjungan lebih layak dilakukan agar taruna-taruna banyak mengenal, mengetahui, serta meningkatkan keterampilan di bidang perikanan dan kelautan.

15

DAFTAR PUSTAKA Arlius (1993)Metode Penangkapan Ikan. Kopertis Wil X BMPTSI Wil X Padang Cahyul (2002) IntisariOlehGerakKapal.YayasanPendidikanDjadayat Jakarta Firman AL (1998) PerhitunganDAlamMerancangAlatPenangkapanIkan. Koperasi Serba Usaha Perikanan Alat Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang Kamal Ir. Eni (1992) Daerah Penangkapan Ikan. Fakultas Perikan Universitas Bung Hatta Padang Koden (1993). GPS Sistem Navigasi Dengan Menggunakan 24 Satelite Jakarta Maryuto Hanry (1987). Teknik Penangkapan Ikan Dengan Purse Seine Tipe Munca NKPI Singaraja SadhantiNaryo (1983) BahanAlatPenangkapanIkan. Cv. YAsaGuna. Jakarta Suheman RS (1992) KedalamandanKeselamatanDalamPelayaran Semarang

16

Anda mungkin juga menyukai