Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan moral di Indonesia, secara tradisional berisi nilai-nilai kemasyarakatan, adat dan agama. Pada mulanya pendidikan moral dilaksanakan melalui pendidikan agama dan budi pekerti, tidak ada pendidikan moral secara jelas. Pada tahun 1957 mulai diperkenalkan mata pelajaran kewarganegaraan, yang isi pokoknya meliputi cara memperoleh kewarganegaraan, hak dan kewajiban warga negara. Pada tahun 1959 terjadi perubahan arah politik di negara Indonesia. Pada tahun 1962 istilah civics diganti dengan istilah Kewargaan Negara, atas anjuran Dr. Sahardjo, S.H., yang pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Kehakiman. Perubahan ini didasarkan atas tujuan yang ingin dicapainya yaitu membentuk warga negara yang baik. Mata pelajaran PKn memang mengalami perubahan nama dengan sangat cepat, namun perubahan nama ternyata tidak banyak merubah pendekatan atau cara penyampaian materi PKn tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan membahas mengenai metode atau pendekatan pembelajaran PKn yang dapat mengantarkan para peserta didik menjadi warga negara yang demokratis.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, masalah yang akan dikaji dalam makalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa pengertian pembelajaran PKn? 2. Bagaimana karakteristik warga negara yang demokratis? 3. Jelaskan bagaimana pembelajaran PKn untuk warga negara yang demokratis?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan penelitian dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan pembelajaran PKn, 2. Untuk mengetahui karakteristik warga negara yang demokratis, 3. Untuk memahami bagaimana pembelajaran PKn untuk warga negara yang demokratis.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pembelajaran PKn Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di Sekolah Dasar. Mata pelajaran Pkn terdapat dalam kurikulum sekolah. Pkn berusaha membina perkembangan moral anak didik sesuai dengan nila-nilai pancasila, agar dapat mencapai

perkembangan secara optimal. Menurut pandangan Soemantri (1967) pendidikan kewargaan negara (PKn) identik dengan istilah civic, yaitu mata pelajaran yang bertujuan membentuk atau membina kewarganegara yang baik, warga negara yang tahu, mau sadar akan hak dan kewajibannya. Hal ini dapat di wujudkan dalam bentuk sikap, prilaku dan perbuatan yang baik (Ruminiati 2008).

B. Warga Negara yang Demokratis Warga negara mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu organisasi perkumpulan. Warga negara artinya warga atau anggota dari suatu negara. Warga diartikan sebagai anggota atau peserta. Jadi warga negara secara sederhana diartikan sebagai anggota dari suatu negara. Dan pada saat ini, hampir semua negara mengaku bahwa sistem pemerintahannya adalah demokrasi. Hal ini menunjukan bahwa rakyat diletakkan pada posisi penting, walaupun secara operasional implikasinya diberbagai negara tidak selalu sama. Tidak ada negara yang ingin dikatakan sebagai negara yang tidak demokratis atau negara yang otoriter. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat dan Cratos yang berarti pemerintahan. Demokrasi berarti pemerintahan rakyat. Menurut Abraham Lincoln, demokrasi diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat, untuk rakyat. Demokrasi ada dua macam yaitu, demokrai langsung dan tidak langsung :

1. Demokrasi Langsung Demokrasi langsung adalah paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum dan undang-undang. 2. Demokrasi Tidak Langsung Demokrasi tidak langsung adalah paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan biasanya dilaksanakan melalui pemilihan umum. Untuk negara-negara modern, penerapan demokrasi tidak langsung dilakukan karena berbagai alasan, antara lain: a. Penduduk yang selalu bertambah sehingga pelaksanaan

musyawarah pada suatu tempat tidak dimungkinkan. b. Masalah yang dihadapi semakin kompleks karena kebutuhan dan tantangan hidup semakin banyak. c. Setiap warga negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri didalam mengurus kehidupannya sehingga masalah pemerintahan cukup diserahkan pada orang yang berminat dan memiliki keahlian dibidang pemerintahan negara.

Karakteristik bagi warga negara yang dapat disebut sebagai warga negara yang demokratis meliputi berikut ini: 1. Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab 2. Bersikap kritis 3. Membuka diskusi dan dialog 4. Bersifat terbuka 5. Rasional 6. Jujur

Masyarakat demokratis hanya dapat tercipta apabila masyarakatnya berpendidikan memadai dan secara ekonomis kebutuhan dasar hidupnya sudah terpenuhi. Dengan demikian, masyarakat demokratis yang religius, beradab, bersatu, dan berkeadilan sosial baru dapat terwujud apabila

masyarakatnya terdidik baik dan sejahtera, sehingga mereka mau dan mapu berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

C. Pembelajaran PKn untuk Warga Negara yang Demokratis Dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru maupun calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran. Penentuan metode atau pendekatan pembelajaran merupakan titik yang masih lemah untuk mengantarkan para peserta didik menjadi warga negara yang demokratis. Pembelajaran partisipatif yang berbasis portofolio merupakan alternatif utama guna mencapai tujuan PKn. Portofolio dalam

pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan baik, menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji para siswa, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan. Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkahlangkah yang digunakkan dalam proses politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa terhadap kewarganegaraan dan pemerintahannya. Langkah-langkah pembelajaran PKn yang berbasis portofolio meliputi : 1. Mengidentifikasi masalah yang akan dikaji. Guru membentuk kelompok kecil di dalam kelas. Kelompok kecil dapat berdiskusi untuk mencari satu masalah yang selanjutnya disampaikan ke kelas. Atau guru dapat memberi pekerjaan rumah pada para siswa. Misal guru memberi tugas mencari masalah yang ada di sekitar siswa dengan cara melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat, melakukan pengamatan di lingkungan atau mencari masalah yang dari media atau dari sumber informasi lain.

2. Mengumpulkan dan menilai informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan masalah yang dikaji. Guru menuliskan daftar masalah yang berhasil dihimpun siswa baik dari kelompok maupun tugas di papan tulis. Kemudian guru melakukan kesepakatan atau pemungutan suara. Para siswa memilih satu dari sejumlah daftar masalah yang ada dengan cara kesepakatan (mufakat) atau dengan pemungutan suara. Masalah yang terpilih akan menjadi bahan bagi pembelajaran portofolio. Dalam pemilihan masalah ini, guru dapat memberi sumbangan pemikiran bahwa masalah yang baik adalah masalah tersebut berkenaan langsung dengan kehidupan keseharian siswa, merupakan masalah yang ada di sekitar siswa, di daerah siswa, aktual, dan perlu segera dicari solusinya. 3. Mengkaji pemecahan masalah. Membuat beberapa alternatif pemecahan masalah, yang kemudian diteliti oleh siswa. Didiskusikan bersama kelompoknya mengenai beberapa pemecahan masalah yang diyakini dapat menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian siswa mengkaji pemecahan masalah yang sebaiknya dilakukan guna menyelesaikan masalah tersebut. 4. Membuat kebijakan publik Membuat satu kebijakan publik yang didukung oleh kelas. Dalam tugasnya, siswa dalam kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat satu kebijakan publik tertentu yang disepakati untuk didukung oleh mayoritas kelas serta memberikan pembenaran terhadap kebijakan tersebut. 5. Membuat rencana tindakan. Membuat satu rencana tindakan agar pemerintah (setempat) dalam masyarakat mau menerima kebijakan kelas. Dalam tugasnya, siswa dalam kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat suatu rencana tindakan yang menunjukkan bagaimana warga negara dapat

mempengaruhi pemerintah (setempat) untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang dipaparkan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni sebagai berikut: 1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang bertujuan membentuk atau membina kewarganegara yang baik, warga negara yang tahu, mau sadar akan hak dan kewajibannya. 2. Karakteristik bagi warga negara yang dapat disebut sebagai warga negara yang demokratis meliputi berikut ini: a. Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab b. Bersikap kritis c. Membuka diskusi dan dialog d. Bersifat terbuka e. Rasional f. Jujur 3. Dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru maupun calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran. Dengan portofolio dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan baik, menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji para siswa, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.

B. Saran Sebagai seorang calon guru, sebaiknya dalam pemilihan metode atau pendekatan pembelajaran di dalam kelas agar mempertimbangkan tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan alokasi waktu yang tersedia. Agar tercapainya keberhasilan

belajar yang ditandai oleh perubahan sikap dan pola pikir siswa yang menjadi lebih baik dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Drs., M.M. (2004). Kewarganegaraan untuk SMA. Jakarta: Erlangga. M. Daryono, Drs. (2008). Pengantar Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Jakarta: Rineka Cipta. Winataputra, Udin S. (2010). Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Widjaya A.W., Drs. (1983). Demokrasi dan Akutansi Pancasila. Palembang. Winarno, S.Pd., M.Si. (2007). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta: Bumi Aksara.

PEMBELAJARAN PKn UNTUK WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS


MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PKn dijurusan S1 PGSD semester VI (enam) Dosen : Dadang Iskandar, M. Pd.

Disusun Oleh :

1. LIA SULISTIANINGSIH 2. NIA RAHMANIATI 3. TIA ANDANIAWAN 4. TIA MAULIA DEWI 5. YESSY ARIASTUTI

NIM. 100641018 NIM. 100641236 NIM. 100641280 NIM. 100641304 NIM. 100641460

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON 2013
10

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami masih diberi kesempatan, kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PKn dijurusan S1 PGSD pada semester VI (enam). Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dadang Iskandar, M. Pd. selaku dosen mata kuliah, 2. Keluarga, rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini, masih mengandung banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini. Semoga kerja keras dan pengorbanan kami tidaklah siasia dan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Cirebon, 08 April 2013

Penyusun

11 i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................ B. Identifikasi Masalah ........................................................ C. Tujuan Penelitian ............................................................ BAB II PEMBAHASAN A. Pembelajaran PKn ........................................................... B. Warga Negara yang Demokratis ..................................... C. Pembelajaran PKn untuk Warga Negara yang Demokratis ...................................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................... B. Saran ............................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

i ii

1 1 2

3 3

7 7

12 ii

Anda mungkin juga menyukai