Anda di halaman 1dari 4

EMBRIOGENESIS a.

Embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari perkembangan manusia. Tepatnya, embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari perkembangan manusia (Langman,1994). b. Proses/Tahap pertumbuhan dan perkembangan embrio 1. Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, yang terjadi di daerah ampulla tuba fallopii.Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk kedalam saluran telur.Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit, mereka harus mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman, 1994). Fase fertilisasi mencakup fase 3 fase: Penembusan korona radiata. Spermatozoa-spermatozoa yang mengalami kapasitasi bisa menembusnya). Penembusan zona pelusida. Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein yang mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi kromosom. Hanya 1 spermatozoa diantara 200300 juta spermatozoa yang ada di saluran kelamin yang berhasil menembus zona pelusida. Saat spermatozoa masuk ke dalam membrane oosit, spermatozoa lain tidak akan bisa masuk lagi karena aktifasi dari enzim oosit sendiri Fusi oosit dan membran plasma. Spermatozoa bergerak masuk ke membrane oosit dan mencapai inti oosit. 2. Pembelahan. Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjalani serangkaian pembelahan mitosis yang mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat. Sel ini dikenal sebagai blastomer yang akan berbentuk seperti gumpalan yang padat. setelah 3 hari setelah pembuahan, sel-sel embrio yang termampatkan tersebut, membelah lagi membentuk morula. Morula adalah, kumpulan dari 16-30 sel blastomere. Sel-sel bagian dari morula merupakan massa sel dalam, sedangkan sel-sel di sekitar membentuk massa sel luar. Massa sel dalam akan membentuk jaringan- jaringan embrio yang sebenarnya, sementara massa sel luar akan membentuk trofoblastt, yang kemudian ikut membentuk plasenta. Blastula adalah lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan pelekukan yg tidak

beraturan. Dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut blastosol. Gastrula dimulai dengan pembentukan garis primitive pada permukaan epiblast. Selama periode ini embrio mengalami perubahan yg cukup menonjol. Pada akhir minggu ke-3 terbentuk lapisan mudigah yaitu ectoderm, mesoderm, endoderm. 3. Masa embrionik. Masa ini dikenal sebagai massa organogenesis. Terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-8. Lapisan ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara hubungan dengan dunia luar: (a) susunan saraf pusat; (b) sistem saraf tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidung dan mata; (d) kulit, termasuk rambut dan kuku; dan (e) kelenjar hipofisis, kelenjar mammae, dan kelenjar keringat serta email gigi. Lapisan Mesoderm para aksial membentuk somitomer; yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen oksipital dan kaudal. Somit membentuk miotom (jaringan otot), skeletom (tulang rawan dan sejati), dan dermatom (jaringan subkutan kulit), yang semuanya merupakan jaringan penunjang tubuh. Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh, yaitu jantung, pembuluh nadi, pembuluh getah bening, dan semua sel darah dan sel getah bening. Di samping itu, ia membentuk sistem kemih-kelamin; ginjal, gonad, dan saluran-salurannya (tetapi tidak termasuk kandung kemih). Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kandung kemih. Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid, paratiroid, hati dan kelenjar pankreas. MEGAKOLON KONGENITAL Megakolon kongenital / Hirschsprungs disease disebabkan ketiadaan ganglion otonom kongenital yang mempersarafi pleksus mienterik ditaut anorektum dan seluruh / sebagian rectum dan kolon. Pada penyakit ini feses menumpuk diusus. (Buku Saku Patofisiologi, Corwin) Epidemiologi: Sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dgn perbandingan 4:1. Terjadi pada 1 dari 5000 kelahiran hidup. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan tunggal, jarang terjadi bersamaan dengan kelainan bawaan lain. Etiologi: Tidak terdapatnya sel gangion Auebarch dan Meissner yg menyebabkan tidak adanya gerakan peristaltic untuk mendorong bahan makanan yg sudah dicerna sehingga terjadi penyumbatan. Klasifikasi:

Penyakit HD segmen pendek (segmen aganglionik dari anus sampai sigmoid. Penyakit HD segmen panjang (daerah aganglionik melebihi sigmoid, bahkan mengenai seluruh kolon) SARAF OTONOM Sistem saraf otono, bergantung pada system saraf pusat dan antara keduanya dihubungkan oleh urat-urat saraf eferen dan aferen. System saraf otonom berkenaan dengan penfendalian organ-organ dalam secara tak sadar. Maka kadang-kadang juga disebut susunan saraf tak sadar. Susunan saraf otonom dibagi 2: a. Sistem saraf simpatis: terletak didepan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung dgn sum-sum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. Fungsi serabut saraf simpatis adalah utnuk mensarafi oto jantung, otot-otot tak sadar semua pembuluh darah, serta semua alat-alat dalam seperti lambung, pancreas, usus. Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut-serabut motoric pada otot tak sadar dalam kulit yaitu arrectores pilorum. b. Sistem saraf parasimpatis: Saraf kranial otonom adalah saraf kranial ke-3, ke-7, ke-9, ke-10. Saraf-saraf ini merupakan penghubung melalui mana serabut-serabut parasimpatis lewat dalam perjalanannya keluar otak menuju organ-organ yang dikendalikan. (Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Evelyn C. Pearce) JARINGAN SARAF Jaringan saraf terdiri dari Neuroglia dan sel Schwann (sel sel penyokong) serta Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. 1. Neurologlia: Mengandung berbagai macam sel yang secara keseluruhan menyokong, melindungi dan sumber nutrisi sel saraf pada otak dan medulla spinalis. Oligodendroglia: Sel glia yg bertanggungjawab menghasilkan myelin dalam sususan saraf pusat. Mempunyai lapisan dengan substansi lemak mengelilingi penonjolan / sepanjang sel saraf sehingga terbentuk selubung

myelin. Ependim: Produksi cerebro spinal fluid.Merupakan neuroglia yang membatasi system ventrikel SSP. Mikroglia: Bersifat fagosit yaitu menyingkirkan debrisdebris yang berasal dari sel-sel otak yang mati, bakteri, dll. Sel jenis ini ditemukan diseluruh SSP. Berperan penting dalam proses melawan infeksi. Astrosit / Astroglia: Sel pemberi makan bagi neuron yang halus.

Anda mungkin juga menyukai