Oleh: Dina Utari Almi, S.ked Helda Septivany, S.ked Rini Arie Yunitha Harahap, S.ked Pembimbing: dr.Murdoyo Rahmance, Sp.A dr.Fedriansyah,Sp.A SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung 2012
I.ANAMNESIS
Identitas
Nama penderita Jenis kelamin Umur : An.A. H : Laki-laki : 7tahun
Nama Ayah
Umur Pekerjaan Pendidikan
: Tn. M
: 39 tahun : wiraswata : SMA
NamaIbu
: Ny.N
Umur
Pekerjaan Pendidikan Hub.dgn orang tua Agama Suku Alamat
: 36 tahun
: Ibu rumah tangga : SMP : Anak kandung : Islam : Padang : Jl. Sri Kresna No. 69 Gg. Kaca Kampung Sawah, Brebes, Bandar Lampung
pasien dibawa berobat ke bidan dan diberi paracetamol, namun tidak ada perubahan
Demam turun sehari SMRS 5 jam SMRS tangan dan kaki terasa dingin Pasien tidak mau makan tetapi masih mau minum BAK sedikit, belum BAB sejak demam turun kemudian orang tua pasien membawa anaknya ke dokterdan dianjurkan untuk dirawat di RSAM
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga / Lingkungan Riwayat Kehamilan Riwayat Persalinan
: ASI :ASI dan Bubur Susu : ASI + nasi lembut : ASI + nasi biasa mengikuti menu keluarga 1/3 porsi dewasa
Riwayat
Imunisasi BCG : 1 x umur 2 bulan, Scar + Hepatitis B : 3 x umur 0, 1, 6 bulan Polio : 4 x umur 0, 2, 4, 6 bulan DPT : 3 x umur 2, 4, 6 bulan Campak : belum Kesan : Imunisasi tidak lengkap sesuai umur
Status Present Keadaan umum Kesadaran Nadi Respirasi Suhu Tekanan Darah BB Status gizi
: Tampak Sakit Sedang : somnolen :144 x/menit, teratur, isi dan tegangan kurang : 32 x/menit : 35,1 C : 80/60 : 20 kg : Baik
Generalis Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh Pucat : (-) Sianosis : (-) Ikterus : (-) Perdarahan : (-) Oedem umum : (-) Turgor : cukup Pembesaran kgb : (-)
Status
EKSTREMITAS
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
GENITALIA ABDOMEN
PARU
Darah Rutin
: :
c d e
: :
FOLLOW
UP
RESUME
1.
Seorang anak laki-laki umur 7 tahun, BB 20 kg datang dengan keluhan demam sejak 5 hari SMRS, timbul mendadak bersifat terus menerus, tidak disertai menggigil, keringat malam, kejang ataupun penurunan kesadaran. Tidak ditemukan adanya mimisan, gusi berdarah, dan bintik-bintik merah pada kulit. Selama demam, nafsu makan dan minum berkurang, BAB dan BAK dalam batas normal. Sehari SMRS demam turun, dan 5 jam SMRS tangan dan kaki pasien terasa dingin. Pasien tidak mau makan tetapi masih mau minum. BAK sedikit dan berwarna kuning. Pasien mengaku belum BAB sejak demam turun.
Anamnesis
II. Pemeriksaan
Status Present - Keadaanum um : Tampak sedang PemeriksaanFisik sakit - Kepala : Tidak ada kelainan
- Kesadaran - Nadi
: Somnolen
- Leher
- Respirasi
: 32 x/mnt
- Abdomen
- Suhu - BB
: 35,1oC : 20 Kg
III. Pemeriksaaan Penunjang 1 a Darah Rutin - Hb -Ht - Leukosit -LED : : : : Tanggal 5 April 2012 17,3 gr/dL 54,0 % 6700 /ul 5 mm/jam
-Trombosit
- Difficount
:
:
52.000 ul
0/0/0/68/22/10
IV. Diagnosis Kerja Demam Berdarah Dengue derajat III V. Diagnosis Banding Demam Berdarah Dengue derajat IV
VI. Penatalaksanaan
Bed
rest total Diet bubur dianjurkan pemberian cairan per oral (air putih, jus buah, sirup dan susu) IVFD RL 20ml/kgBB secepatnya (bolus dalam 30 menit), evaluasi 30 menit, bila shock teratasi kurangi menjadi 10ml/kgBB/jam Paracetamol syrup 3 x 1 cth Ranitidin 25 mg/12 jam
VII. Pemeriksaan Anjuran Pemeriksaan ulang DL dan HB - HT per 6 jam Widal Test Pemeriksaan serologi (HI Test) Pemeriksaan foto thorak AP supine dan RLD (Right Lateral Decubitus)
VIII. Prognosis Quo ad vitam : Dubia ad bonam Quo ad functionam : Dubia ad bonam Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Hasil + + -
ANALISA KASUS
Diagnosa kerja pada pasien ini adalah DBD derajat III, sudah tepat. DBD ditegakkan berdasarkan :
Kriteria Klinis Demam tinggi mendadak 2-7 hari manifestasi perdarahan Hepatomegali Syok Kriteria laboratorium Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ml). Hematokrit >20%
Pada pasien ini ditemukan hampir seluruh kriteria dari DBD, seperti, ditemukannya demam tinggi sudah 5 hari, uji bendung positif, serta hasil lab menunjukkan trombositopenia (52.000/ul), peningkatan hematokrit (54 %).
Pasien
ini digolongkan ke DBD derajat III karena didapatkan tanda-tanda kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah (144x/mnt), tekanan darah (80/60 mmHg) disertai akral yang dingin, lembab dan penderita gelisah yang sesuai dengan kriteria DBD derajat III.
Apakah
tepat ?
Pemberian IVFD RL 20 mL/KgBB/jam secepatnya (bolus dalam 30 menit) sudah tepat dilakukan untuk mengatasi syok Evaluasi 30 menit syok teratasi cairan 10 mL/KgBB/jam stabil dalam 24 jam cairan 5mL/Kg/BB, lalu bila pemeriksaan Ht stabil dalam 2x pemeriksaan maka dilanjutkan dengan 3mL/Kg/BB dan bila telah 48 jam dari waktu syok teratasi maka infus di stop.
Pada kasus ini langkah 1 dan 2 telah tepat, namun langkah berikutnya kurang tepat karena langsung diberikan cairan infus 12 gtt/mnt.
Pemberian Ceftriaxone 1g/12 jam tidak tepat karena DBD disebabkan oleh virus sehingga tidak diperlukan antibiotik.
Pemberian Ranitidin pada kasus ini adalah 25mg/12jam IV cukup tepat karena dosis ranitidine IV adalah 1 mg/KgBB 6-8jam. Dengan BB 20 kg
Pemberian paracetamol dilakukan apabila pasien mengalami demam. Dosis parasetamol menurut untuk umur 7 tahun adalah
Pada kasus ini prognosisnya baik karena pasien mendapat pengobatan yang adekuat, tidak adanya renjatan berulang dan klinis pasien sudah mulai membaik dalam 24 jam.
TINJAUAN PUSKATA
PENDAHULUAN
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus famili Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotipe yaitu den-1, den-2, den-3 dan den-4 melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti.
DBD
dapat berkembang menjadi demam berdarah dengue yang disertai syok (dengue shock syndrome = DSS ) yang merupakan keadaan darurat medik, dengan angka kematian cukup tinggi.
Epidemiologi
Di
Indonesia (DBD) pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologis baru diperoleh pada tahun 1970. Di Jakarta 1969. Di Bandung dan Jogjakarta (1972). Epidemi pertama di luar Jawa dilaporkan pada tahun 1972 di Sumatera Barat dan Lampung, disusul oleh Riau, Sulawesi Utara dan Bali (1873).
Pada
tahun 1974, di Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Pada tahun1994 DBD telah menyebar ke seluruh (27) propinsi di Indonesia. Di Indonesia penderita DBD terbanyak ialah anak berumur 5-11 tahun. Proporsi penderita yang berumur lebih dari 15 tahun sejak tahun1984 meningkat.
Vektor DBD
Vektor
DBD telah diselidiki dan Aedes aegypti di daerah perkotaan diperkirakan sebagai vektor terpenting. Perkembangan hidup nyamuk Aedes aegypti dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari.
Virus Dengue
4
serotipe (DEN-1,2,3,4) Keempat serotipe virus dengue berhasil diisolasi baik dari penderita DBD derajat ringan maupun berat.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium (WHO tahun 1997). Kriteria Klinis: Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, hampir tidak bereaksi terhadap pemberian antipiretik. Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk *uji bendung positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan / melena. Hepatomegali.
Kriteria Laboratorium: Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ml). Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit >20% menurut standar umur dan jenis kelamin. Dua kriteria klinis pertama + trombositopenia dan hemokonsentrasi, serta dikonfirmasi secara uji serologik hemaglutinasi.
DD
Demam
kepala,
mendadak
Nyeri
2-7
hari
Leukopenia
Trombositopenia, ditemukan plasma. bukti tidak kebocoran
disertai 2 atau lebih tanda: sakit retro-orbital, Mialgia, Atralgia. DBD I Gejala di atas ditambah uji
Trombositopenia
(<100.000/l),
bendung positif.
DBD
II
Gejala
di
atas
ditambah
Trombositopenia
(<100.000/l),
perdarahan spontan.
DBD
III
Gejala
di
atas
ditambah
Trombositopenia
(<100.000/l),
kegagalan sirkulasi (kulit dingin, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg) / hipotensi (sistolik 80 mmHg) dan lembab serta gelisah).
DBD
IV
Syok
berat
disertai
dengan
Trombositopenia
(<100.000/l),
tekanan darah dan nadi tidak terukur dapat disertai penurunan kesadaran, sianosis dan asidosis.
klasifikasi WHO (1975) merupakan DBD derajat 3 dan 4 dengan tandatanda kegagalan sirkulasi sampai tingkat renjatan.
Beberapa tanda dan gejala yang perlu diperhatikan dalam diagnostik klinik pada penderita DSS menurut Wong:
Clouding of sensorium Tanda-tanda hipovolemia, seperti akral dingin, tekanan darah menurun. Nyeri perut. Tanda-tanda perdarahan diluar kulit, dalam hal ini seperti epistaksis, hematemesis, melena, hematuri dan hemoptisis. Trombositopenia berat. Adanya efusi pleura pada toraks foto. Tanda-tanda miokarditis pada EKG.
Tatalaksana
1.
Fase Demam terapi simptomatik dan suportif. 2. Fase Kritis (berlangsung 24-48 jam), sekitar hari ke-3 sampai dengan hari ke-5 perjalanan penyakit. 3. Fase penyembuhan
DSS
Oksigenasi (berikan 02 2-4 liter/menit Penggantian volume plasma segera (cairan kristaloid isotonis) RL/NaCl 0,9% 10-20 ml/kgBB secepatnya (bolus dalam 30 menit)
Evaluasi 30 menit, apakah syok teratasi ? Pantau tanda vital tiap 10 menit, catat balans cairan selama pemberian cairan intravena
Syok teratas i Kes adaran membaik Nadi teraba kuat Tekanan nadi > 20 mmHg Tidak s es ak nafas /s ianos is Eks trimitas hangat Diures is cukup 1 ml/kgBB/jam
Syok tidak teratas i Kes adaran menurun Nadi lembut/tidak teraba Tekanan nadi < 20 mmHg Dis tres pernafas an/s ianosis Kulit dingin dan lembab Eks trimitas dingin Periks a kadar gula daarah
Cairan dan tetes an dis es uaikan 10 ml/kgBB/ja m Lanjutkan cairan 15-20 ml/kgBB/ja m
Evaluas i ketat Tanda vital Tanda perdarahan Diures is Hb, Ht, trombos it
Koreksi asidosis Stabil dalam 24 jam Tetes an 5 ml/kgBB/jam Tetes an 3 ml/kgBB/jam Syok teratasi Syok belum teratasi Evaluasi 1 jam
Ht turun
Pemeriksaan Penunjang.
1.
Pemeriksaan Laboratorium: leukosit, trombosit, hematokrit, hemostasis, imunoserologi,protein/albumin, SGOT/SGPT , Ureum, Kreatinin, Gas darah, Elektrolit, Golongan darah dan cross match. 2. Pemeriksaan Radiologis
Komplikasi
Ensefalopati
Prognosis
Bila
tidak disertai dengan renjatan, maka prognosanya baik, biasanya dalam 24-36 jam cepat menjadi baik. Kalau lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda perbaikan maka kemungkinan sembuh kecil dan prognosa menjadi lebih buruk.
TERIMAKASIH