Anda di halaman 1dari 4

Stadion untuk Persija, mungkin ini lebih tepatnya sebuah pertanyaan Pembicaraan mengenai stadion bagi klub Persija

Jakarta kembali mengemuka, setelah di beberapa media gencar ditulis statement dari gubernur baru terpilih di pilkada DKI Jakarta 2012, Bapak Joko Widodo, atau yang biasa dikenal dengan Jokowi yang menjanjikan akan membangun stadion bertaraf internasional bagi Persija dan bahkan beliau juga sempat mengungkapkan, akan mengalokasikan dana sebesar Rp 1,2 triliun untuk membangun stadion yang diharapkan juga dapat menjadi areal resapan air di kota Jakarta nantinya Saya pribadi, tentunya juga berharap janji ini bisa direalisasikan dengan tempo yang sesingkatsingkatnya Banyak yang beranggapan, bahwa permasalahan yang timbul saat Persija di beberapa musim belakangan ini sering terusir keluar Jakarta di laga kandangnya, adalah karena Persija tidak mempunyai stadion sendiri ada benarnya, walaupun bukan satu-satunya faktor penyebab.. Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang saat ini dijadikan homebase Persija sendiri adalah stadion yang berada didalam komplek olahraga Gelora Bung Karno (GBK) yang memiliki luas area 284,2 hektar yang terdiri dari kawasan ruang terbuka hijau sebagai paru paru kota yang berfungsi juga sebagai resapan air. Patut dicatat, bahwa kawasan GBK ini awalnya memang dibangun untuk tempat berolahraga yang representatif, modern, lengkap dan murah bagi warga Jakarta pada khususnya dan warga Indonesia pada umumnya. Namun belakangan, kawasan GBK ini dikelola sebagai badan layanan umum yang berorientasi kepada bisnis Sehingga jadilah kawasan ini menjadi pusat persewaan tempat untuk acara-acara berskala massa besar, seperti kampanye partai, konser musik, kegiatan keagamaan, launching produk dan lain sebagainya. Artinya, kawasan GBK termasuk stadionnya terbuka bagi siapa saja yang berminat menggunakannya untuk berbagai keperluan kegiatan/acara. Fungsi GBK yang telah menjadi badan layanan umum berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 233 Tahun 2008 inilah yang pada akhirnya SUGBK tidak hanya diperuntukkan bagi kegiatan olahraga, termasuk sepakbola, termasuk juga Persija karena prinsipnya adalah, siapa cepat (booking & bayar), maka dia dapat menggunakan SUGBK terlebih dulu untuk acaranya lalu mengapa Persija sering kecolongan tidak mendapat jadwal penggunaan SUGBK ? jawaban yang paling utama adalah jadwal kompetisi di Indonesia sendiri yang memang masih belum fix dan sering berubah-ubah sementara kabarnya untuk menyewa SUGBK, dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dapat memastikan seseorang mendapatkan jatah tanggal penggunaan stadion yang diinginkan sesuai dengan jadwal kegiatannya Kalau sudah begini, tak heran Persija pada akhirnya terpaksa bermain di luar Jakarta Kedekatan lokasi SUGBK dengan gedung DPR/MPR juga

ditenggarai menjadi salah satu penyebab tidak dikeluarkannya ijin keramaian oleh pihak Polda Metro Jaya karena berkenaan dengan persoalan kamtibmas Di Jakarta, hanya ada tiga stadion yang dianggap layak untuk menggelar pertandingan Indonesia Super League (ISL) oleh PT. Liga Indonesia, yaitu SUGBK, Stadion Soemantri Brodjonegoro dan Stadion Lebak Bulus di Jakarta Selatan. Lalu mengapa Persija tidak berhomebase saja di Stadion Lebak Bulus ?? atau kenapa pertandingan Persija tidak dipindah ke Lebak Bulus saat SUGBK tidak dapat digunakan ?? pertanyaan ini juga yang sering dilontarkan dari kalangan pecinta Persija tidak dapat digunakannya Stadion Lebak Bulus untuk menggelar pertandingan Persija di kompetisi, lebih kepada hal-hal yang bersifat teknis Stadion Lebak Bulus sendiri hanya berkapasitas sekitar 12,000 penonton saja, hal ini jelas tidak mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah para fans Persija yang telah berjumlah puluhan ribu orang, potensi konflik jelas ada jika pertandingan dipaksakan digelar di stadion ini. Himbauan untuk datang ke stadion hanya bagi para fans yang telah memegang tiket pertandingan, juga dirasa belum mampu untuk meredam animo para fans untuk tetap datang ke stadion, ada atau tidak punya tiket, sementara jika opsinya pertandingan digelar tanpa penonton, lagi-lagi tidak dapat menjamin animo para fans untuk tetap datang ke stadion Belum lagi, efek kemacetan lalulintas dari adanya pertandingan Persija jika digelar di Stadion Lebak Bulus yang memang hanya berakses satu pintu saja, kabarnya arus lalulintas di area Jakarta Selatan bisa stag berjam-jam, bahkan baru dapat cair setidaknya 4 jam setelah pertandingan usai, ini bicara kepentingan masyarakat lainnya yang terganggu.. sehingga pada akhirnya pihak Polda Metro Jaya mengambil kebijakan, tidak akan mengijinkan Persija, jika menggelar pertandingan resminya di stadion Lebak Bulus ini sementara Stadion Soemantri Brodjonegoro ? kapasitasnya jauh lebih kecil dibandingkan Stadion Lebak Bulus Ada hal yang kembali diingatkan, bahwasannya untuk menggelar pertandingan Persija di Jakarta, ada 3 syarat utama yang diajukan kepada pihak Panpel Persija dari Polda Metro Jaya, yaitu : 1. Pertandingan harus dilaksanakan di SUGBK 2. Pertandingan tidak dilaksanakan pada malam hari 3. Pertandingan tidak dihadiri oleh kelompok supporter yang berseberangan dengan supporter Persija (The Jakmania) Pada poin #1 jelas disebutkan bahwa pertandingan Persija di Jakarta hanya diijinkan jika pertandingan digelar di SUGBK, berdasarkan pertimbangan kapasitas stadion dan antisipasi gangguan arus lalulintas, sementara poin #2 merupakan antisipasi pihak kepolisian dalam hal pengamanan massa (bagi Saya pribadi hal ini masih belum bisa diterima), sementara

poin #3 Saya rasa pertimbangan yang cukup wajar untuk menghindari insiden bentrokan antar supporter. Catatan : Hingga tulisan ini dibuat, ketiga persyaratan utama tersebut diatas masih berlaku. Sementara itu, ada terdapat juga beberapa persyaratan turunan untuk dapat dikeluarkannya ijin bertanding di Jakarta bagi Persija. Selain jadwal bertanding yang tidak berbenturan dengan agenda kegiatan yang dianggap sensitive oleh pihak kepolisian, seperti demonstrasi mahasiswa/buruh, event politik termasuk kampanye parpol, pemilu/pilkada, insiden kerusuhan, dan sebagainya. Persija juga dihadapkan kenyataan bahwa sebagian fansnya masih dianggap belum tertib oleh pihak kepolisian, terutama dalam hal tertib berlalulintas dan juga sikap yang ditunjukkan selama berangkat, berada dan sekembalinya dari stadion. Paling banyak disorot, adalah sikap sebagian rekan-rekan yang memaksa untuk berdiri diatas kap kendaraan yang sebenarnya justru membahayakan jiwa rekan-rekan sendiri, belum lagi bentrokan-bentrokan yang masih saja terjadi dengan berbagai penyebab, baik antar sesama fans, juga dengan warga di daerah yang dilalui oleh rombongan fans. Tak ayal telah jatuh korban sia-sia dari beberapa hal ketidaktertiban ini. Terjatuh dari atas kendaraan, kecelakaan akibat ugal-ugalan berkendara hingga korban akibat bentrokan baik oleh si pelaku bentrokan ataupun warga yang tidak tau apa-apa, beberapa diantaranya bahkan hingga meregang nyawa. Kalau sudah begini, biasanya di pertandingan berikutnya, ijin pertandingan Persija agak susah didapat. Dari penjelasan ini, sudah terlihat bahwa faktor Stadion tidak menjadi satu-satunya faktor penyebab Persija tidak bisa bermain di Jakarta, karena faktor perijinan ternyata lebih dominan disini.. Stadion untuk Persija.. seberapa perlu ? toh sudah ada SUGBK di Jakarta yang dianggap sangat representative untuk dijadikan homebase Persija mungkin sekilas dengan penjelasan yang sudah Saya uraikan diatas dianggap telah cukup menjelaskan mengapa di Jakarta masih membutuhkan stadion khususnya untuk Persija Tetapi tunggu dulu, ada hal penting lainnya yang menjadi faktor perlunya sebuah stadion baru dibangun di Jakarta untuk homebase Persija, bahkan sangat penting menurut Saya, apalagi kalau bukan harga sewa stadion Biaya penyelenggaraan pertandingan Persija, diklaim sebagai yang tertinggi biayanya dalam penyelenggaraan pertandingan sepakbola reguler di kompetisi nasional, salah satu faktornya adalah harga sewa SUGBK yang sangat besar, untuk sewa GBK berupa lapangan + tribunnya berkisar di angka 210 juta untuk sekali pertandingan, ini belum termasuk biaya sewa ruangan media preskon, royal box dan lainnya, belum lagi jika penggunaan lampu stadion jika cuaca mendung/gelap, ada hitung-hitungan tersendiri lagi.. Ini baru stadion, belum biaya pengamanan/Polisi, cetak tiket, akomodasi dan lain sebagainya yang ditaksir nilainya melebihi angka 100 juta untuk sekali pertandingan info yang Saya dapatkan dari pihak Panpel Persija, untuk musim kompetisi 2011-12 dari 17 kali

biaya pertandingan kandang Persija yang telah dilaksanakan, tak kurang menghabiskan biaya hampir mendekati angka 10, 3 Milyard, itupun menurut catatan Saya, ada 6 pertandingan yang tidak diselenggarakan di SUGBK ! Saya belum mendapatkan data pasti berapa harga sewa stadion-stadion di daerah, tapi yang jelas tampaknya sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan harga sewa di SUGBK, bahkan kabarnya bisa berkali-kali lipat perbedaannya. Biaya perangkat penyelenggaraan pertandingan di daerah juga kabarnya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan di Jakarta. Ironisnya, biaya tinggi yang dikeluarkan oleh panpel Persija, nampaknya belum sebanding dengan pemasukan dari penjualan tiket pertandingan di SUGBK. Tak usahlah bicara stadion penuh, untuk memenuhi tribun bagian bawah SUGBK saja nampaknya juga bukan hal yang mudah. Hal ini dapat dimaklumi, karena kapasitas SUGBK memanglah sangat besar, jika berdasarkan jumlah anggota The Jakmania yang tercatat berkisar di angka 50 ribu anggota lebih, semestinya lebih dari cukup untuk memenuhi tribun bawah SUGBK yang berkapasitas 40 ribu penonton namun ternyata tidak semua anggota yang terdaftar di sekretariat organisasi The Jakmania, selalu rajin datang menyaksikan langsung Persija jika berlaga di SUGBK. Hal ini terbukti dengan kondisi tribun SUGBK yang masih saja kosong di beberapa sektor stadion pada tiap-tiap pertandingan kandang Persija. Sisanya ? masih banyak yang hanya datang ke GBK namun tidak masuk (baca: membeli tiket) ke SUGBK. Taksiran Saya, rata-rata pertandingan reguler Persija di SUGBK dihadiri setidaknya 25-30 ribu penonton per pertandingan. Inilah jumlah kapasitas ideal nantinya, jika Jakarta berniat membangun stadion homebase Persija untuk saat ini. Sebagai antisipasi kedepannya, akan lebih ideal lagi jika stadion baru yang akan dibangun nantinya, berkapasitas sekitar 40-50 ribu penonton. Harapan Saya, jikalau pemerintah provinsi DKI Jakarta nantinya benar-benar merealisasikan janjinya dengan membangun stadion untuk Persija, sebaiknya pengelolaan gedung stadion juga diserahkan kepada manajemen, karena selain lebih menyatu dalam hal birokrasi, juga seluruh sumber daya yang ada di stadion ini nantinya juga bisa menjadi salah satu sumber pemasukan dana bagi Persija, melalui bisnis jasa penyewaan ruang-ruang bangunan yang ada didalam gedung stadion, lahan parkir, dan potensi lainnya. Memang hal ini tidak mudah, karena diperlukan konsep kerjasama yang matang dan saling menguntungkan di antara pihak manajemen Persija dengan Pemerintah Daerah DKI Jakarta.. Semoga.. SALAM JEMPOL TELUNJUK

Anda mungkin juga menyukai