Anda di halaman 1dari 7

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian A. Biodata B. Riwayat penyakit dahulu : KET, Abortus Septikus, Endometriosis. C.

Riwayat penyakit sekarang : Metroragia, Menoragia. D. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan Umum : Suhu biasanya meningkat, sering sampai 1200 F atau 1030 F. tekanan darah biasanya normal. Walaupun denyut nadi seringkali cepat. Pada saat itu, pasien berjalan kedalam ruang gawat darurat dengan postur tubuh membungkuk. 2. Pemeriksaan Abdomen : Nyeri andomen bagian bawah merupakan gejala yang paling dapat dipercaya dari infeksi pelvis akut. Pada mulanya rasa nyeri unilateral, bilateral, atau suprapubik, dan sering berkembang sewaktu atau segera setelah suatu periode menstruasi. Keparahan meningkat secara bertahap setelah beberapa jam sampai beberapa hari, rasa nyeri cenderung menetap, bilateral pada abdomen bagian bawah, dan semakin berat dengan adanya pergerakan 3. Pemeriksaan Pelvis : Sering sulit dan tidak memuaskan karena pasien merasa tidak nyaman dan rigiditas abdomen. Pada pemeriksaan dengan speculum, sekret purulen akan terlihat keluar dari ostium oretri. Serviks sangat nyeri bila digerakkan. Uterus ukurannya normal, nyeri (terutama bila digerakkan) dan sering terfiksir pada posisinya. Adneksa bilateral sangat nyeri. Masa definitis jarang terpalpasi kecuali telah terbentuk piosalping atau abses tubaovarium 4. Pemeriksaan Vagina:

14

Perdarahan pervagina atau sekret vagina : perdarahan antar menstruasi atau meningkatnya aliran menstruasi atau kedua-duanya dapat merupakan akibat langsung dari endometritis atau pengaruh tidak langsung dari perubahan perubahan hormonal yang berkaitan dengan ooforitis. Sekret vagina dapat disebabkan oleh servitis. 5. Gejala gejala penyerta : Menggigil dan demam lazim ditemukan. Anoreksia, nausea dan vomitus berkaitan dengan iritasi peritoneum. Disuria dan sering kencing menunjukkan adanya keterkaitan dengan uretritis dan sistitis. Nyeri bahu atau nyeri kuadrak kanan atas mungkin merupakan gejala dari peripheral gonokokus. 6. Riwayat menstruasi : Menstruasi dapat meningkat dalam jumlah dan lamanya, salpingitis dapat menjadi simptomatik pada hari keempat atau kelima dari siklus menstruasi. (Prawirohardjo, 2007). E. Pemeriksaan penunjang 1. 2. 3. 4. Periksa darah lengkap Urinalisis Tes kehamilan USG panggul

3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi pada pelvis. 2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada pelvis, proses penyakit. 3. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan kesehatan seksual, sekunder akibat metrorrhagi. 4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, kebutuhan, pengobatan. 3.3 Intervensi 1. Dx : Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi pada pelvis. Tujuan:
15

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hipertermi hilang dan berkurang Kriteria Hasil: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan. Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan. Intervensi Mandiri Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil/diaforesis Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur, sesuai indikasi. Berikan kompres hangat, hindari penggunaan alkohol. Kolaborasi Berikan antipiretik, misalnya ASA (aspirin), asetaminofen (Tylenol). Rasional Suhu 38,9 - 41,1 C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Menggigil sering mendahului puncak suhu. Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal. Dapat membantu mengurangi demam.

Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam membatasi pertumbuhan organisme, dan meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi. Digunakan untuk mengurangi demam umumnya lebih besar dari 39,5 40 C pada waktu terjadi kerusakan/gangguan pada otak.

Berikan selimut pendingin

2. Dx : Gangguan rasa nyaman: Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada pelvis, proses penyakit Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri hilang dan berkurang Kriteria hasil : pasien mengungkapkan nyeri yang dirasakan dapat berkurang atau hilang, skala nyeri turun, ekspresi wajah rileks dan tenang

16

Intervensi Kaji tingkat dan kerakteristik nyeri, termasuk kualitas, frekuensi, durasi, lokasi dan intensitas Ajarkan pasien latihan teknik relaksasi nafas dalam Berikan pasien posisi yang nyaman.

Rasional Untuk mengetahui rentang nyeri.menentukkan intervensi selanjutnya. Untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan kenyaman Membantu kebutuhan perawat-an yang diperlukan untuk mempertahankan penampilan yang dapat me-ningkatkan citra diri. Mengetahui kondisi umum klien Untuk mengurangi rasa sakit

Kontrol tanda-tanda vital pasien. Kolaborasikan untuk pemberian obat analgesic

3. Dx : Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan kesehatan seksual, sekunder akibat metrorrhagi. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam klien dan pasangan dapat memahami bahwa seksualitas tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik Kriteria Hasil: Menceritakan masalah mengenai fungsi seksual, mengekspresikan peningkatan kepuasan dengan pola seksual. Melaporkan keinginan untuk melanjutkan aktivitas seksual. Intervensi Kaji riwayat seksual mengenai pola seksual, kepuasan, pengetahuan seksual, masalah seksual Identifikasi masalah penghambat untuk memuaskan seksual. Berikan dorongan bertanya tentang seksual atau fungsi seksual. Rasional Mengetahui masalah-masalah seksual yang dialami. Menemukan permasalahan seksual yang sebenarnya. Memberikan konseling aktivitas seksual yang baik dan benar.

5. Dx : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. KH: Menunjukan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis, mampu menunjukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan rasional dari tindakan dan pasien ikut serta dalam program pengobatan.
17

Intervensi Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan. Berikan informasi mengenai terafi obatobatan, interaksi, efek samping dan pentingnya pada program. Tinjau faktor-faktor resiko individual dan bentuk penularan/tempat masuk infeksi. Tinjau perlunya pribadi dan kebersihan lingkungan.

Rasional Mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Klien bisa mengerti dan mau melakukan sesuai dengan anjuran demi keberhasilan pengobatan. Mengurangi infeksi nosokomial. Mengurangi komplikasi penyakit.

1. Perubahan pola seksualitas b.d deficit pengetahuan tentang respon alternative terhadap perubahan kondisi kesehatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam klien dan pasangan dapat memahami bahwa seksualitas tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik Kriteria hasil : Suami memberikan dukungan psikologis terhadap pengobatan istri Suami sering mejaga istrinya di rumah sakit

Intervensi Rasional Ciptakan hubungan terapeutik atas Mempermudah asuhan keperawatan dasar saling percaya dan saling untuk pasien menghargai, berikan privasi dan kepercayaan diri klien Anjurkan klien mengungkapkan ketakutan menanyakan masalah Diskusikan bentuk untuk Menggali masalah yang dihadapi dan klien

alternatif Menyesuaikan rencana tindakan

ekspresi seksual yang dapat diterima dengan kebutuhan klien pada klien sesuai kebutuhan Libatkan pasangan dalam diskusi Akan meningkatkan motivasi klien dalam proses penyembuhan

3.4 Implementasi
18

Memantau kecenderungan pada tekanan darah, mencatat perkembangan hipotensi, dan perkembangan pada denyut. Memantau frekuensi & irama jantung perhatikan disritmia. Memperhatikan kualias / kekuatan dari denyut perifer. Memberikan isolasi / pantau pengnjung sesuai indikasi. Mencuci tangan dan sesudah melakukan aktivitas walaupun menggunkan sarung tangan steril. Menginspeksi rongga mulut terhadap plak putih (sariawan) selidiki ras gatal / peradangan vaginal / perineal. Mengkaji proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang. Mendiskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, makanan dan pemasukan cairan yang adekuat.

3.5 Evaluasi Klien dapat meningkatkan kesehatan di buktikan dengan bertambahnya kemampuan dan pemahaman klien dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang. Klien memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam menigkatkan kemampuannya dalam memelihara kesehatan.

BAB IV PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penyakit radang panggul adalah keadaan terjadinya infeksi pada genitalia interna, yang disebabkan berbagai mikroorganisme dapat menyerang

19

endometrium, tuba, ovarium, parametrium, dan peritoneum panggul, baik secara perkontinuinatum dan organ sekitarnya, secara homogen, ataupun akibat penularan secara seksual. Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke dalam rahim lalu ke tuba fallopi 90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penayakit menular seksual (misalnya klamidia, gonare, mikroplasma, stafilokokous, streptokus). Gejala biasanya mucul segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual dan muntah. Biasanya infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan, infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbantuknya jaringan parut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta menyebabkan nyeri menahun. 1.2 Saran

20

Anda mungkin juga menyukai