Anda di halaman 1dari 3

1

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Sedangkan ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme (tumbuhan dan hewan yang berinteraksi dengan faktor lingkungan dan dengan sesamanya di dalam suat habitat mangrove (Bahagia, 2009). Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis, biologi dan sosial ekonomi. Secara ekonomi, hutan mangrove dapat dimanfaatkan kayunya secara lestari untuk bahan bangunan, arang, dan bahan baku kertas (pulp). Selain itu, hutan mangrove juga dapat dimanfaatkan untuk industri peternakan lebah madu, ekoturisme dan kegiatan ekonomi lainnya ( Muis, 2011). Di Kepulauan Riau berdasarkan hasil Citra Satelit tahun 2006 diperkirakan luas kawasan ekosistem mangrove dan pesisir Kepulauan Riau yang berhutan lebat adalah 6.772,59 ha (3,79 %), kerapatan sedang seluas 25.446,33 ha (14,26%), kerapatan jarang seluas 18.733,59 ha (10,49%) dan kerapatan sangat jarang seluas 127.465,04ha (71,44 %). Dari luasan mangrove berdasarkan tingkat kerapatan mangrove maka kondisi ekosistem mangrove cenderung didominasi oleh tingkat kerapatan jarang sampai sangat jarang. Hasil ini menunjukan bahwa potensi tanaman mangrovenya nyaris tidak terlihat alias gundul total disebabkan
1

tingginya lahan kritis mangrove. Dari hasil pengamatan propinsi Kepulauan Riau 2009 , ekosistem mangrove yang masuk kedalam kategori tidak rusak adalah 6.772,59 ha (3,8 %), kondisi rusak seluas 171.644,96 (96,20%). Untuk itu dapat dikatakan sebagian besar ekosistem pesisir dan mangrove di Propinsi kepulauan Riau termasuk kedalam kategori kritis dan sangat kritis (Hilmi, Parengrengi 2009). Adanya pemanfaatan hutan mangrove yang dilakukan oleh pihak swasta berupa pembuatan arang dari kayu bakau di Desa Batu Gajah Kecamatan Bunguran Timur menyebabkan terganggunya ekosistem yang ada di dalamnya sehingga dengan adanya upaya pelestarian hutan mangrove dapat meningkatkan produktivitas hutan sesuai dengan fungsi dan peruntukannya dalam menjaga kelestarian hutan yang juga berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar. I.2. Masalah Penelitian Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan mangrove sering memanfaatkan hasil hutan mangrove baik kayu maupun non kayu tanpa ada usaha melestarikan, membuat keberadaan hutan mangrove semakin terancam. Di samping itu bekas areal tebangan dari pihak swasta beberapa tahu yang lalu juga menyebabkan menyebabkan banyak hutan mangrove yang rusak sehingga mengurangi luasan hutan mangrove serta mengganggu ekosistemnya, padahal banyak sekali masyarakat setempat yang hidupnya bergantung pada hutan mangrove terutama menurunnya pendapatan nelayan tradisional didaerah tersebut.

Untuk itu perlu dilakukan upaya pelestarian hutan mangrove dan sejauh mana peran serta masyarakat didesa Batu Gajah ini dalam pelestarian hutan mangrove tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka batasan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peran serta masyarakat dalam melestarikan hutan mangrove di Desa Batu Gajah Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna. 2. Bagaimana hubungan antara faktor individu seperti umur, pengetahuan, pendidikan, persepsi, pendapatan dan lama menetap terhadap peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan Mangrove. I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Peran serta masyarakat dalam melestarikan keberadaan hutan mangrove di Desa Batu Gajah Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna. 2. Hubungan dari masing-masing faktor individu seperti umur, pengetahuan, pendapatan, pendidikan dan persepsi, dan lama menetap dengan peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai masukan/saran bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestrikan hutan mangrove. Sedangkan bagi masyarakat Desa Batu Gajah Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna diharapkan dapat mengetahui pentingnya kelestarian hutan mangrove dan sumberdaya alam lainnya.

Anda mungkin juga menyukai