Anda di halaman 1dari 3

Banyak penelitian mengenai akupunktur sebagai pengobatan alternatif pada diabetes mellitus.

Titik yang digunakan pun dapat bermacam-macam. Titik-titik akupunktur yang dapat digunakan dalam pengobatan diabetes melitus adalah Zusanli (ST36), Sanyinjiao (SP6), dan Pishu (BL20) (Liu et al,. 2008; Zhao dan Li, 2008). Beberapa penelitian klinik yang telah dilakukan membuktikan bahwa akupunktur efektif untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita DM. Penelitian oleh Zhan dalam Guan et al. (2006) melaporkan dalam 14 kasus dengan NIDDM ringan dan sedang yang diterapi hanya dengan akupunktur pada titik Pishu (BL20), Geshu (BL17) dan Zusanli (ST36), 7 kasus menunjukkan hasil yang sangat baik, 3 kasus perbaikan dan 1 kasus tidak efektif. Penelitian lain melaporkan 34 kasus dengan NIDDM diobati dengan akupunktur, dan kombinasi kontrol makanan, mereka mengamati bahwa 70% pasien-pasien mendapat perbaikan dari gejala polifagi, polidipsi, poliuri, dan penurunan berat badan. Mo dalam Guan et al. (2006) melakukan penelitian pada percobaan tikus diabetes dengan elektroakupunktur (EA) dan TENS pada bilateral titik Shenshu (BL23) dan Zusanli (ST36), didapatkan kadar glukosa plasma bermakna lebih rendah pada EA. EA pada titik Zusanli (ST-36) dengan frekuensi 2 Hz selama 30 menit dapat menurunkan kadar glukosa darah, meningkatkan kadar insulin dan beta endorfin dalam plasma pada tikus yang diinduksi STZ (Chang et al., 2005). Penurunan kadar gula darah diduga karena adanya stimulasi nervus kolinergik yang kemudian menyebabkan pengeluaran opioid endogen (beta endorfin) yang dapat mengaktifkan reseptor-reseptor spesifik pada pankreas sehingga memacu sekresi insulin (Chang et al., 2005; Chen, 1992; Khawaja et al.,1990; Lin et al., 2002; Lin et al., 2009; Yu et al., 2011; Lee et al., 2011). Selain itu beta endorfin dapat meningkatkan sensitivitas insulin melalui modulasi jalur signal insulin (Liang et al., 2011; Su et al., 2004). EA pada titik ST36 juga mampu meningkatkan sensitivitas insulin pada tikus yang diinduksi steroid melalui penurunan kadar asam lemak bebas pada plasma darah (Lin et al., 2009). Akupunktur pada titik Zusanli (ST-36) dapat menurunkan produksi radikal bebas dan meningkatkan antioksidan sehingga menurunkan terjadinya stres oksidatif (Yu et al., 2010). Stimulasi akupunktur dari nervus vagus dapat menghambat aktivasi makrofag dan produksi sitokin pro-inflamasi seperti TNF, IL-1, IL-6, IL-18 (Zijlsrta, 2003). Selain itu akupunktur pada titik Zusanli (ST-36) dapat menghambat produksi MCP-1 (Zhang et al., 2007). Secara keseluruhan EA dapat mengendalikan hiperglikemia melalui peningkatan produksi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin. EA juga meningkatkan antioksidan

dan menurunkan produksi radikal bebas sehingga menghambat pembentukan stress oksidatif. Selain itu elektroakupunktur menghambat pembentukan sitokin proinflamasi. Akupunktur tidak hanya efektif mengobati DM, tapi juga mencegah dan mengontrol komplikasinya. Pada peneltitian terhadap hewan menunjukkan bahwa akupunktur mampu mengaktivasi glucose-6-phosphatase dan mempengaruhi hipotalamus. Akupunktur dapat mengaktifkan pankreas untuk mensistesis insulin, meningkatkan jumlah reseptor pada sel target, dan meningkatkan penggunaan glukosa yang dapat menurunkan kadar gula darah. penelitian yang dilakukan Ingle et al pada pasien DM menggunakan titik Pishu (BL 20), Zusanli (ST36), Sanyinjiao (SP6), dan beberapa titik lain mampu menurunkan kadar gula darah puasa dan dua jam post prandial, HbA1c, kolesterol total, trigliserida,dan LDL. Selain itu, peningkatan kadar HDL juga didapatkan di akhir penelitian. Hal tersebut menunjukkan pemberian akupuntur sangat menguntungkan karena memebrikan efek berkebalikan terhadap status endokrin dan metabolisme glukosa serta lipid (Ingle et al., 2011). Akupunktur di titik Zusanli (ST36), Sanyinjiao (SP6), dan Pishu (BL20) sebagai terapi tambahan efektif menurunkan kadar gula darah puasa, memperbaiki retinopati diabetik, HbA1c, gula darah 2 jam post prandial, dan neurogenik diabetik (Zhao dan Li, 2008). Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, titik Zusanli (ST36), Pishu (BL30), dan Sanyinjiao (SP6) sering digunakan sebagai pengobatan DM. Sehingga pemberian farmakopunktur akar sage pada titik-titik tersebut dapat menjadi terapi kombinasi pengobatan DM dan komplikasinya terutama atherosklerosis melalui efek anti-aterosklerosis akar sage dan efek hipoglikemik serta anti-aterosklerotik akupunktur. Dafpus Zhao JL, Li ZR. 2008. Clinical observation on mild-warm moxibustion for treatment of diabetic peripheral neuropathy. Chin Acupunct Moxibustion, 28(1):136. Liu JL, Wang JY dan Zhu B. 2008. Progress in Clinical Studies on Acupuncture Therapy in China: A Summary of Research in the Last Ten Years. Australian Journal of Acupuncture and Chinese Medicine, 3(2) : 39-44. Guan-Yuan Jin, Jia-Jia X.Jin, Louis L.Jin. 2006. Contemporary medical Acupuncture, a system approach. Higher Education Press, Beijing China.

Lin RT, Tzeng CY, Lee YC, Ho WJ, Cheng JT, Lin JG dan Chang SL. 2009. Acute effect of electroacupuncture at the Zusanli acupoints on decreasing insulin resistance as shown by lowering plasma free fatty acid levels in steroid-background male rats. BMC Complementary and Alternative Medicine, 9:26 Lee YC, Li TM,Tzeng CY, Chen YI, Ho WJ, Lin JG, dan Chang SL. 2011. Electroacupuncture at the Zusanli (ST-36) Acupoint Induces a Hypoglycemic Effect by Stimulating the Cholinergic Nerve in a RatModel of Streptozotocine-Induced InsulinDependent DiabetesMellitus. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine Ingle PV, NR Samdani, PH Patil, MS Pardeshi, SJ Surana. 2011. Application of acupuncture therapy in type 2 diabetes mellitus patients. Pharma Science Monitor An International Journal Of Pharmaceutical Sciences, 2(1) : 18-26

Anda mungkin juga menyukai