Anda di halaman 1dari 8

FER A LDI

W.
Feraldi W. Loeis,

konsultan
Konsultan Senior BALIbiz dan lulusan terbaik dari program eksekutif
dari Mt. Eliza School of Business, Monash University yang bekerja
sama dengan Insitut Pengembangan Managemen Indonesia lulusan
tahun 1997 ini, pertama kali terlibat mengimpor barang kerajinan
Indonesia di Amerika pada tahun 1986. Pada tahun 1988 ia

bisnis
merintis usaha kecilnya sendiri dan berhasil memasarkan produk
hasil kerajinan tangan Indonesia sampai ke the Museum of Modern
Art, sebuah sebuah museum terkemuka kelas dunia di New York.
Setelah menyicipi beberapa tahun keberhasilan dan belajar dari
kegagalan menumbuh kembangkan usahanya di Amerika, ia
kembali ke Indonesia dan sejak tahun 1997 berupaya memenuhi

LOEIS
janjinya kepada dirinya untuk berperan dalam menumbuhkan mata
rantai ekspor produk kerajinan Indonesia dari hulunya, yakni dari
UKM produsennya, yang ia percaya adalah tulang punggung industri
ini. Sejak itu sampai awal tahun 2006, ia terlibat dalam berbagai
aspek pengembangan UKM termasuk dalam pembiayaan UKM,
pengembangan managemen UKM, dan terakhir pengembangan
ekspor bagi UKM sebagai Program Manager pada Program for
Eastern Indonesia SME Assistance yang dikelola oleh IFC, salah satu
anggota kelompok Bank Dunia. Dengan pengetahuan dan
pengelamannya yang bertambah dari hulu sampai ke pasar dan
jaringan yang ia telah bangun bersama pengusaha maupun para
konsultan pendamping UKM, Feraldi terus memberi nilai tambah
kepada pengusaha Indonesia untuk bersaing dalam konteks
perdagangan dunia.
IWID
C59
CATATAN AKTIFITAS DAN PRESTASI :
Prestasi & Kegiatan :
1. Mendirikan/merintis perusahaan T shirt C59 dari tahun 1980 sekaligus Menjadi
Pemilik.
2. Mendirikan perusahaan menjadi PT.Caladi Lima Sembilan tahun 1993.
3. Penghargaan Entrepreneur Award dari HIPMI tahun 1993.
4. Penghargaan Upakarti dari presiden RI Soeharto tahun 1996.
5. Penghargaan Merit Award - Design Best Theme tahun 1999.
6. Penghargaan Asean Development Best Economic Executive Award tahun 2000.
7. Penghargaan Enterprise 50 dari Swa, Accenture, HIPMI (rangking I)
8. Prestasi terbaik kewirausahaan tahun 2001.
9. Menjadi Ketua HDCI Club Bandung periode 1998-2004.
10. Menjadi Pembina organisasi-organisasi Automotive di Bandung.
11. Menjadi Pembicara dalam seminar di kampus-kampus, sbb :
ITS, UNPAD, UNPAR, ITB, UGM, IPB, MARANATHA, UNISBA, ITENAS,

pendiri
ALMASOEM,BSI,E4,AL-GHIFARI, POLBAN ITB, STT TELKOM, YPKP,
WIDYATAMA, STIMIK-LIKMI, UI.
12. Menjadi Partner pembicara dalam seminar,sbb : JAHJA B.SUNARYO DIREXION,
RENALD KHASALI, JAMES GWEE, PURDI E CHANDRA, AA GYM, HERMAWAN
KARTAJAYA.

c59 t-shirt
13. Menjadi pembicara dalam program persiapan pensiun,sbb : BNI, MANDIRI, PLN,
PUPUK KALTIM, PT.PUSRI PALEMBANG, ANEKA TAMBANG, ANGKASA PURA,
INDOSAT, PERTAMINA, KRAKATAU STEEL.
14. Menjadi partner DEPERINDAG sebagai Ketua Pokja TPT Jawa barat.
15. Menjadi partner Young Entrepreneur Start Up IBL.
16. Menjadi pembicara dalam program wirausaha di pesantren DAARUT TAUHID -
AA GYM.
17. Menjadi partner PUPUK ( Perkumpulan Untuk Pengusaha Kecil ).
P O PO arsitek

DANES
Popo Danes. Sosok periang dengan kekhasan ‘rambut putih asli” ini adalah seorang
arsitek yang kini lewat karyanya berhasil membawa biro arsitek yang dimilikinya “Popo
Danes Architect” memiliki klien di beberapa negara.

Memulai kariernya sebagai arsitek bahkan sangat unik, terinspirasi oleh karya dan
pekerjaan ayahnya yang banyak membangun rumah serta gedung di Denpasar pada
era 60 dan 70-an, bahkan ia sudah mendesain arsitektur rumahnya sebelum
menjadi arsitek.

Kini Ia adalah seseorang yang patut digali resep suksesnya. Menjadi seorang arsitek
dengan perusahaan sendiri, mendapat klien di berbagai negara, mendapat award
atas karyanya, memperoleh publisitas media, dan dapat berbagi dalam guest lecture
atau seminar.
RI O
PROFIL RIO L. HELMI

Fotografer/penulis/penerbit, lahir 1954 di Swiss ketika orang tua


sedang menjalankan tugas sebagai diplomat RI. Masa muda
dilewatkan di Indonesia, Australia, dan Eropa. Selama 37 tahun
terakhir telah melewatkan 30 tahun di Bali.

Mulai bekerja sebagai fotografer profesional semenjak tahun


1978. Lima tahun berikut bekerja hampir eksklusif pada media
cetak Indonesia (Sunday Bali Post, Mutiara [grup Sinar Kasih],
Tempo) sebagai wartawan foto dan penulis meliput berbagai
pelosok terpencil di Indonesia, terutama di Indonesia bagian
timur: Timor, Flores, Sabu, Sumba, dll. Sebagian besar liputan

H ELMI
tersebut berkisar tentang masyarakat terasing yang mulai
bersentuhan dengan dunia modern. Selama masa ini juga pernah
membantu dalam pembuatan filem dokumenter, antara lain
Lempad of Bali. Sebagian besar karya foto yang dihasilkan masa
itu adalah hitam putih, baik 35mm maupun 6x6.

Sejak 1983 hingga kini bekerja sebagai "freelance" untuk


berbagai majalah regional membuat reportase dan foto editorial
lainnya di berbagai daerah di Asia seperti Brunei, Malaysia,
Singapore, Thailand, Filipina, India, Mongolia, Cambodia. Pada
masa ini sebagian besar karya foto yang dihasilkan adalah warna,
dengan format 35mm maupun 6x6.

Semenjak tahun 1983 juga mulai mengerjakan berbagai


pemotretan komersil dengan klien seperti Aman Resorts, Bulgari,
Four Seasons, John Hardy (KTI), Hyatt International, Ritz Carlton
dan banyak lainnya.
Tahun 1988 - 1996 mendirikan Image Network Indonesia dan

fotografer
mulai terlibat penerbitan buku: kadang sebagai fotografer, kadang
sebagai koordinator, kadang sebagai penerbit, dan kadang
sebagai ketiga-tiganya sekaligus. Image Network Indonesia (INI)
sempat berfungsi baik sebagai jaringan untuk berbagai rekan
yang bekerja di bidang media visual, sebagai koordinator proyek
media, maupun sebagai "stock library".

Mulai tahun 2003 mulai bekerja hampir eksklusif dengan media


digital, juga menjalankan galeri fotografi dengan hasil karyanya di
Ubud, Bali. Selama 2002-2003 terlibat proyek Tegak Tegar
yang bertujuan anti diskriminasi bagi pengidap HIV, yang
puncaknya adalah pameran di DPR-RI. Selama karir fotografinya
Rio telah melakukan pameran tunggal di Bali, Jakarta, Madrid,
Palo Alto (California), San Francisco, dan Sydney.
RO B IN
MALAU
music Robin Malau kita kenal sebagai gitaris band indie asal Bandung Puppen dan berada di balik sukses beberapa
band indie. Keputusannya yang fenomenal adalah menggantung gitar dan menjadi seorang creative
entrepreneur.

entrepreneur
Tahun 2006 proyeknya “Why Work While You Can Rock”, dipresentasikan di regional final of International
Young Music Entrepreneur of The Year, yang diadakan oleh British Council, Jakarta.

Kini selain mengajar di Universitas Pelita Harapan untuk bidang Music Business dengan wilayah
Entrepreneurship, Artist Management, Music Copyright, Music Contract, Music Copywriting, Business
Communication, Introduction to the music industry sebagai tanggung jawabnya.
Disamping itu menjalankan web consultantnya Distorsia juga tak berhenti memajukan musik indie lewat
www.musikator.com dan www.musikator.tv . Kesibukannya yang lain adalah menjadi salah seorang penggiat di
Bali Creative Community. Di websitenya www.robinmalau.com kita bisa melihat dan menyapanya lebih dekat lagi.
Bandung saat ini, merupakan pusat pertumbuhan industri fashion alternatif. Atau istilah yang populer di kalangan anak muda
adalah distro dan clothing. Begitu populernya bisnis kreatif ini, sehingga menular tidak hanya ke penjuru Bandung, tapi sudah
merambah seluruh Indonesia. Bahkan berhasil menjadi tolok ukur bagi industri distro di Malaysia yang baru mulai berkembang.
Semua ini tak lepas dari usaha salah satu pelaku bisnis distro, yang akrab dipanggil Kang Fiki. Meskipun bukan yang pertama
memulai bisnis ini, kemampuan kang Fiki untuk bernegosiasi dan menyebarkan ide-ide kreatif menjadikannya salah satu tokoh
muda di Bandung. Kerja kerasnya tidak hanya berhenti di Airplane, distro miliknya. Akan tetapi Ia menggagas konsep KICK, yaitu

pendiri
pameran distro-distro yang berhasil meraih omzet fantastis dalam 3 hari penyelenggaraannya sebesar +15 milliar. Cita-cita Fiki,
menjadikan Bandung sebagai kota kreatif yang menjadi tolok ukur bagi industri kreatif dimanapun di Indonesia yang
mengutamakan pengkaryaan potensi lokal.

airplane
1996
Mendirikan Warnet Karet, yang saat ini telah berkembang menjadi perusahaan konsultan IT dengan nama Tera Cork.

1998

FIKI
Mendirikan distro Airplane, salah satu pionir di bidang industri kreatif di Bandung

1999
Mendirikan CV. Lintas Arrasy Indonesia yang bergerak di bidang general trading, kontraktor perumahan.

2006
Menggagas berdirinya KICK (Kreatif Independent Clothing Kompani)

2007
Menyelenggarakan program KICK Festival pertama, yang berhasil meraup keuntungan 3,5 milliar dan hamper 300.000
pengunjung

2008
Menggagas Bandung Creative Forum dengan salah satu program unggulan, Helar Fest.
Menggelar KICK Festival kedua dengan nilai transaksi 16 milliar dan lebih dari 350.000 pengunjung dalam acara selama 3 hari.

S A TARI
WAHYU

hello-motion
A D ITYA

pendiri
Ketika dinobatkan sebagai juara dunia Screen Entepreneur dalam penghargaan British Council Bicara soal karya Adit, juri di IYCE, yang salah satunya adalah Duncan Kenworthy (produser film
Internastional Young Creative Entepreneur of the Year (IYCE) Award 2007, Wahyu Aditya baru laris seperti films Love Actually, Four Weddings and a Funeral, dan Notting Hill), mengatakan,
berumur 27 tahun. Karena itu, ia menjadi pemenang termuda dalam sejarah IYCE Award. “Sebagai pribadi yang karismatis dan memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan dunia
Kesukaan pada film sejak kecil-lah yang mengantar Adit ke dunia film. Kelahiran Malang, Jawa animasi di Indonesia, Wahyu memiliki semangat, sekaligus pendekatan bisnis yang mampu
Timur ini, memutuskan untuk serius di film dengan memilih belajar Interactive Multimedia di KvB melibatkan banyak orang. Sebagai pemimpin, juri yakin ia akan mampu membangun industri
Institute of Technology Sydney, Australia. Bakatnya terlihat dengan gelar 'Best Student' yang animasi yang diperhitungkan di Indonesia.”
diperoleh dari sekolah ketika itu.
Lewat Hello:Motion, sekolah animasi yang didirikannya ketika usia 24 tahun, Adit mencoba Kemenangannya di IYCE 2007 didedikasikan kepada tim manajemen Hello:Motion untuk
menjadi entepreneur. Pilihannya bisa dikatakan nekad. Sebab, selain harus meninggalkan memberi kesempatan kepada mereka memperdalam ilmu tentang film di Inggris dan Bristol.
pekerjaan mapannya, ia juga harus berutang ke bank sebesar $US 400.000. Namun pilihannya Rencana lainnya, Adit ingin mengorganisir sebuah festival animasi, yang mengolaborasikan
tak salah, ia sukses dan bahkan sudah mampu melunasi utangnya pada usia 27 tahun. Hello:Motion dan para animator di Inggris.

Kini, Hello:Motion, telah mencetak ratusan siswa muda berbakat di bidang film dan animasi.
Selain itu, Festival Hello:Motion yang diadakannya berhasil menarik 400 lebih pekerja dan 10
ribu pemerhati, sehingga menghasilkan banyak lapangan pekerjaan baru dan kesempatan
pengembangan industri film di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai