Anda di halaman 1dari 9

Nabila Toda 1102009196 TIU I Memahami dan Menjelaskan Fungsi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Sedangkan pengertian keluarga menurut para ahli sangat banyak, diantaranya: a. Reisner (1980) Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek. b. Logans (1979) Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain. c. Gillis (1983) Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu. d. Duvall Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota. e. Bailon dan Maglaya Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. f. Johnsons (1992) Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya. g. Lancester dan Stanhope (1992) Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya. h. Jonasik and Green (1992) Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya). i. Bentler et. Al (1989) Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan dan memberikan asuhan untuk berkembang. j. National Center for Statistic (1990) Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah. k. Spradley dan Allender (1996)

[Type text]

[Type text]

[Type text]

Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas. l. BKKBN (1992) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. Struktur Keluarga a. Ciri-ciri struktur keluarga 1) Terorganisasi Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antar anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan. 2) Keterbatasan Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing oleh anggota keluarga. 3) Perbedaan dan kekhususan Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak. Struktur keluarga 1) Dominasi jalur hubungan darah a) Patrilineal Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga Patrilineal. b) Matrilineal Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal. 2) Dominasi keberadaan tempat tinggal a) Patrilokal Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak suami. b) Matrilokal Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari istri. 3) Dominasi pengambilan keputusan a) Patriakal Dominasi pengambil keputusan ada pada pihak suami. b) Matriakal Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. Fungsi Keluarga Menurut WHO (1978) adalah: a. Fungsi Biologis (1) Untuk meneruskan keturunan (2) Memelihara dan membesarkan anak (3) Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga

[Type text]

[Type text]

[Type text]

(4) Memelihara dan merawat anggota keluarga b. Fungsi Psikologis (1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman (2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga (3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga (4) Memberikan identitas keluarga c. Fungsi Sosialisasi (1) Membina sosialisasi pada anak (2) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak (3) Meneruskan nilai-nilai keluarga d. Fungsi Ekonomi (1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga (2) Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga (3) Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang. e. Fungsi Pendidikan (1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. (2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa. (3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. Selain itu menurut peraturan pemerintah nomor 21 tahun 1994, ada 8 fungsi keluarga, yaitu: 1. Fungsi Keagamaan Dalam keluarga dan anggotanya fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan agamis yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Fungsi Sosial Budaya Fungsi ini memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan, sehingga dalam hal ini diharapkan ayah dan ibu untuk dapat mengajarkan dan meneruskan tradisi, kebudayaan dan sistem nilai moral kepada anaknya. 3. Fungsi Cinta kasih Hal ini berguna untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. Cinta menjadi pengarah dari perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang bijaksana. 4. Fungsi Melindungi Fungsi ini dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota keluarga. 5. Fungsi Reproduksi Fungsi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan dapat menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan takwa. 6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa yang akan datang. 7. Fungsi Ekonomi Sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.

[Type text]

[Type text]

[Type text]

8. Fungsi Pembinaan Lingkungan Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis. TIU II Memahami dan Menjelaskan Bentuk-bentuk Keluarga dan Pemilihan Pelayanan Kesehatan Sesuai bentuk Keluarga 1. Tradisional The Nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah. Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri. The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita. The extended family Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan The single parent family Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan) Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat weekend Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah. Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll) Blended family Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya. The single adult living alone/single adult family Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati) 2. Non-Tradisional The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

[Type text]

[Type text]

[Type text]

The stepparent family Keluarga dengan orang tua tiri Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama. The nonmarital heterosexsual cohabiting family Keluarga yan ghidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana marital pathners Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak. Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya. Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental. Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya. TIU III Memahami dan Menjelaskan tentang Genogram Genogram atau Potret keluarga merupakan gambaran menyeluruh dari keluarga asal dan keluarga sekarang (bagi yang sudah menikah), baik dari pihak ibu dan ayah atau dari pihak suami maupun istri. Genogram berfungsi untuk menyatakan karakter dari pribadi-pribadi yang terkait atau berarti bagi diri kita sendiri. Cara kerja pembuatan genogram antara lain sbb: (a) mulai dengan genogram keluarga sendiri; (b) bentuk genogram keluarga istri dan/atau suami serta; (c) lanjutkan dengan genogram pihak ayah dan ibu serta keluarga pihak mertua.

[Type text]

[Type text]

[Type text]

Ungkapkan informasi tentang orang-orang tertntu di dalamnya wataknya, sifat atau kebiasaan, kebaikan dan keburukan bahkan kondisi kesehatannya atau usia kematiannya. Contoh genogram :

TIU IV Memahami dan Menjelaskan Faktor Keluarga terhadap Timbulnya Penyakit Menurut John Bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga komponen penyakit yaitu Manusia (Host), penyebab (Agent) dan lingkungan (Enviromet). a. Pejamu (Host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia, antara lain : 1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan keluarga 2. Bentuk anatomis tubuh 3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh 4. Status kesehatan, termasuk status gizi 5. Keadaan kuantitas dan respon monitors 6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial 7. Pekerjaan b. Penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis. Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan 1. Protozoa : misalnya Plasmodum, amodea 2. Metazoa : misalnyaarthopoda , helminthes 3. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis 4. Virus misalnya dengue, polio, measies, lorona 5. Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis Abiotis, terdiri dari 1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak, mineral, protein dan vitamin) 2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan 3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.

[Type text]

[Type text]

[Type text]

4. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan getaran 5. Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi 6. Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik. c. Unsur lingkungan (Enviroment) Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan iku memegang peranan dalam proses kejadian penyakit. 1. Lingkungan Biologis Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain meliputi : Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen; Vektor pembawa infeksi Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan), maupun sebagai reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit menular. Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia. 2. Lingkungan fisik Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi : Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya. Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat manusia sendiri. 3. Lingkungan sosial Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut.Lingkungan sosial ini meliputi : Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku; Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat, dan Kebiasaan hidup masyarakat Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial lainnya. TIU V Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga dalam Merawat Orang Sakit Sebagai Agama yang ajarannya penuh rahmat bagi penghuni dunia ini (rahmatan li alamin), Islam telah memberikan tuntunan-tuntunan bagi pemeluknya. Ajaran Islam sarat dengan tuntunan untuk menghindari penyakit, sebagaimana juga sarat dengan tuntunan untuk merawat

[Type text]

[Type text]

[Type text]

dan memperlakukan orang yang sakit dengan baik. Iyadh al-maridh yang sangat digalakkan oleh Islam sebenarnya tidak hanya berarti menengok orang sakit, sebagaimana yang dipahami selama ini, melainkan juga berarti merawat dan mengobati orang sakit. Orang yang sakit, apapun sebabnya harus tetap mendapatkan tempat khusus dalam mayarakat Muslim. Dalam sebuah Hadis Qudsi Allah SWT mengatakan : Wahai hamba-ku, aku ini sakit tetapi kamu tidak mau menjenguk dan merawat-ku. Hamba menjawab, bagaimana aku dapat menjenguk dan merawat-MU sedangkan Engkau adalah Rabbul Alamin?. Allah menjawab : seorang hamba-ku sakit, apabila kamu menjenguk dan merawatnya tentu kamu akan menjumpai-ku di sana. Dalam hadis ini Allah SWT. Telah menempatkan kedudukan orang-orang yang sakit seolah-olah Allah Taala sendiri yang sakit. Ini artinya manusia dituntut agar selalu memperhatikan orangorang yang sakit dengan memberikan bantuan baik moril maupun materiil, sehingga mereka tidak terkucil, khususnya secara moral dari masyarakat. Sementara itu, ajaran Islam juga sarat dengan tuntunan untuk menghindari hal-hal yang membahayakan, apalagi penyakit yang berpotensi untuk menular. Nabi Muhammad SAW menegaskan : Artinya : Tidak boleh membahayakan diri sendiri, dan tidak boleh membahayakan orang lain Artinya : Bahaya itu harus dihilangkan Bahkan sekiranya ada dua faktor tarik-menarik antara bahaya (kerugian) dan kepentingan (keuntungan), maka yang diprioritaskan adalah menghilangkan bahaya. Kaidah fiqh menuturkan : Artinya : Menghindari kerusakan-kerusakan itu harus didahulukan dari mencari keuntungankeuntungan Karenanya, tanpa harus mengurangi perlakuan baik kepada orang yang sakit, Islam mengajarkan agar kita mewaspadai, dan menghindari kemungkinan penularan penyakit dari orang yang sakit tersebut. TIU VI Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga Sebagai Orang Yang Sakit Tugas Keluarga a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya Keluarga mempunyai peranan yang amat penting dalam mengembangkan, mengenal, dan menemukan masalah kesehatan dalam keluarga sebagai antisipasi menjaga kesehatan dalam keluarga. . Apabila keluarga telah memiliki pemahaman maka dapat dimanfaatkan dalam memperbaiki dan mencegah masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga (Friedman,1998).

[Type text]

[Type text]

[Type text]

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat Keluarga merupakan pusat pengambilan keputusan terpenting, termasuk membuat keputusan tentang masalah kesehatan keluarga. Keluarga dalam tugasnya mengambil keputusan bagi anggota keluarga disebut sebagai pelayanan rujukan kesehatan primer (Friedman,1998). Adapun dasar pengambilan keputusan tersebut yaitu hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing- masing anggota keluarga, hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga dan anggota keluarga yang bermasalah, tentu saja keputusan itu menyangkut pelayanan apa yang akan digunakan (Effendi,1998). Pengambilan keputusan sehubungan sikap yang harus dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang menderita sakit antara lain sikap yang harus diambil bila anggota keluarga mengalami serangan sakit berulang, ketersediaan dan kemampuan akses perawatan kesehatan bagi keluarganya dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga yang menderita sakit, kaitannya dengan fungsi keluarga secara ekonomi menyediakan dana perawatan bagi anggota keluarga yang sakit (Effendi,1998). c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda Merupakan tugas setiap anggota keluarga merawat anggota keluarga lain yang sakit sebagai fungsi pokok keluarga secara asuh yaitu memenuhi kebutuhan dan pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang sakit serta memenuhi kebutuhannya (Effendi,1998). Keluarga dengan anggota keluarga yang menderita suatu penyakit sudah tentu memerlukan perawatan terhadap dampak-dampak penyakit yang menimbulkan ketidakmampuan pada pemenuhan kebutuhan individunya. Pada dasarnya suatu penyakit akan berdampak pada terganggunya pemenuhan kebutuhan sehari-hari antara lain gerak atau mobilitas seperti ketidakmampuan bangun dari tempat tidur dan mengambil makan, selain itu adalah kebutuhan buang air besar dan kecil, berpakaian, dan berkomunikasi. Tugas keluarga yang diharapkan adalah membantu dalam memberikan perawatan sesuai kondisi pasien agar kebutuhan perawatannya terpenuhi (Friedman,1998)). d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga Keluarga memainkan peran yang bersifat mendukung anggota keluarga yang sakit. Dengan kata lain perlu adanya sesuatu kecocokan yang baik antara kebutuhan keluarga dan asupan sumber lingkungan bagi pemeliharaan kesehatan anggota keluarga (Holman, Killen dalam Friedman,1998). e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas- fasilitas kesehatan yang ada Hubungan yang sifatnya positif akan memberi pengaruh yang baik pada keluarga mengenai fasilitas kesehatan. Diharapkan hubungan yang positif terhadap pelayanan kesehatan akan merubah perilaku setiap anggota mengenai sehat sakit. Peran anggota keluarga terhadap penderita sakit adalah segera berkunjung pada fasilitas kesehatan yang terdekat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, melakukan kontrol kesehatan secara rutin untuk menghindari resiko sakit berulang (Friedman,1998).

[Type text]

[Type text]

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai