Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MAPPING MANAGEMENT ACCOUNTING: GRAPHICS AND GUIDELINES FOR THEORY-CONSISTENT EMPIRICAL RESEARCH (LUFT DAN SHIELDS, 2002)

Paper yang ditulis oleh Luft dan Shields (2002) ini menyajikan representasi grafis dari penelitian empiris akuntansi manajemen yang theoryconsistent sebagaimana dicontohkan oleh artikel-artikel yang diterbitkan dalam 6 jurnal terkemuka. Representasi ini merangkum bukti empiris yang theoryconsistent dari 275 penelitian ke dalam 9 grafik (peta) dan memberikan gambaran visual yang padat dari berbagai aliran penelitian tersebut. Peta ini akan menjawab 3 pertanyaan berikut dari setiap penelitian: 1. Apa yang diteliti? 2. Apa arah dan bentuk explanatory link yang diajukan? 3. Apa level analisisnya? Apakah ada di level individu, sub unit organisasi, organisasi, atau diatas organisasi? Penelitian-penelitian yang digunakan dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Langkah selanjutnya setelah menentukan penelitian adalah menyusun peta. Peta ini disusun melalui 2 langkah. Langkah pertama adalah menyusun representasi grafis dari masing-masing penelitian berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan, sedangkan langkah kedua adalah mengelompokkan grafik-grafik tersebut ke dalam peta. Gambaran umum peta disajikan dalam 3 bagian. Bagian pertama menunjukkan bagaimana peta tersebut dapat digunakan untuk menemukan dan membandingkan hasil penelitian akuntansi manajemen. Bagian kedua

memperkenalkan masing-masing peta, menjelaskan pilihan-pilihan variabel dan social-science-theory anticedent yang membuat masing-masing peta menjadi berbeda. Sedangkan bagian ketiga menjelaskan distribusi bentuk causal-model dan level analisis yang digunakan pada peta.

Dalam rangka menjawab 3 pertanyaan sebagaimana tersebut diatas, Luft dan Shields (2002) mengusulkan 17 panduan. Panduan nomor 1-4 digunakan untuk menjawab pertanyaan pertama, panduan nomor 5-12 untuk menjawab pertanyaan nomor 2, dan panduan nomor 13-17 untuk pertanyaan terakhir. Adapun panduan-panduan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Apabila menggunakan practice-defined variable, maka definisikan secara jelas theoretical properties yang mendasarinya. 2. Apabila practice-defined variable tersebut dapat mewakili beberapa theoretical properties, maka kumpulkan bukti yang mengidentifikasi sebab dan akibatnya. 3. Apabila theoretical property of interest hanya termasuk ke dalam satu definable subset of instances of practice-defined variable (misal: hanya beberapa sistem ABC atau beberapa informasi non keuangan), maka nyatakan keterbatasan ini secara eksplisit. 4. Definisi variabel hendaknya tidak memasukkan sesuatu yang tidak relevan dengan pertanyaan dan teori penelitian yang digunakan. 5. Apabila teori memprediksikan adanya nonlinearitas dalam hubungan yang diteliti, maka value of capturing nonlinearities dalam penelitian harus dipertimbangkan. 6. Apabila menggunakan model linear dengan alasan kemudahan, maka keterbatasan hasil penelitian harus dinyatakan secara jelas. 7. Apabila causal model yang diajukan bersifat additive, maka tunjukkan alasan kenapa mengasumsikan bahwa tidak ada hubungan interaksi atau variabel intervening yang penting dan tunjukkan apa akibatnya jika menghapus hubungan-hubungan ini padahal mereka sebenarnya ada. 8. Apabila causal model yang diajukan bersifat conditional, maka tunjukkan jenis conditionality-nya (intervening versus interacting). 9. Untuk interaction model, tunjukkan apakah interaksinya ordinal atau disordinal. 10. Untuk interaction model, tunjukkan apakah interaksinya hanya melibatkan variabel independen atau variabel independen dan variabel moderator.

11. Apabila menggunakan asumsi unidirectional causality, maka tunjukkan alasan mengapa tidak menggunakan bidirectionality. 12. Sesuaikan time frame penelitian dengan causal interval-nya. 13. Tunjukkan apakah variabel yang digunakan bervariasi antara entitas individu, sub unit organisasi, organisasi, atau diatas organisasi, seperti pasar atau masyarakat. 14. Sesuaikan antara level of theory, level of variable measurement, dan level of data analysis. 15. Apabila theoretical variables pada beberapa level mempengaruhi observable measures, maka pisahkan effect-nya dari beberapa level tersebut. 16. Apabila mengajukan cross-level effects, maka gunakanlah bentuk interaction causal-model dengan sedikitnya satu interacting variable (independen atau moderator) pada level variabel dependen. 17. Apabila variation of interest dalam suatu variabel merupakan variasi dalam nilainya yang terkait dengan subset atau nilai lain dalam sampel, maka gunakanlah model individual-within-group-level. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Luft dan Shields (2002) kemudian menyimpulkan bahwa terdapat 3 cara untuk mengidentifikasi valid connections and disconnects diantara banyak aliran dalam penelitian empiris akuntansi manajemen yang theory-consistent, yaitu dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang secara parsial memiliki makna yang hampir sama, mengidentifikasi konflik-konflik diantara bentuk-bentuk causal-model yang berbeda yang menghubungkan variabel-variabel yang sama, dan mengidentifikasi hubungan-hubungan antar variabel pada level analisis yang berbeda.

Mempertimbangkan ketiga hal tersebut secara bersama-sama merupakan sesuatu yang sangat penting untuk memperoleh penjelasan yang lengkap dan valid mengenai akuntansi manajemen dan pengaruhnya.

REFERENSI Luft, Joan, dan Michael D. Shields. 2002. Mapping Management Accounting: Graphics and Guidelines for Theory-Consistent Empirical Research. Accounting, Organizations and Society, 28 (2003), 169-249.

Anda mungkin juga menyukai