Anda di halaman 1dari 28

ASKEP HHIPOFUNGSI KELENJAR HIPOFISE

OLEH KELOMPOK 4 ALI HARTONO HOFIZAH NURMA YUNITA M.FADLI NUR YESY NOPITASARI

AKADEMI KEPERAWATAN PEMBINA PALEMBANG 2010

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penulisan Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal (Depkes, 2002) Berdasarkan data yang diambil dari sub bagian pencatatan medical record Puskesmas Talang Ratu, jumlah kunjungan penderitaan Gastritis di wilayah tersebut mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 sebanyak 1.685 kunjungan penderita gastritis atau 10,44% dari 16.126 kunjungan seluruhnya, Tahun 2007 sebanyak 1.546 kunjungan penderita gastritis atau 9,62 % dari 16.064 kunjungan seluruhnya, Tahun 2008 sebanyak 1520 kunjungan penderita gastritis atau 8,29 % dari 18.333 kunjungan seluruhnya. Sedangkan pada tahun 2006 dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei sebanyak 733 kunjungan gastritis atau 18,72 % dari 3915 kunjungan seluruhnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menulis kasus Gastritis sebagai penerapan Asuhan Keperawatan pada Klien Gastritis yang berjudul penderita

Asuhan Keperawatan Pada Tn F Pada Klien Ny F dengan Gastritis di Puskesmas Talang Ratu Kecamatan 20 Ilir, di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu Palembang.

I.2 Batasan Masalah Adapun tujuan ini dibagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran nyata bagaimana penerapan atau pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Ny A dengan kasus gastritis di wilayah Puskesmas Talang Ratu Kecamatan 20 ilir kota Palembang. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khususnya yaitu agar mahasiswa / mahasiswi : a. Dapat melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga pada klien dengan kasus Gastritis. b. Dapat merumuskan Diagnosa Keperawatan Keluarga pada klien dengan kasus Gastritis berdasarkan data yang diperoleh. c. Dapat merencanakan Tindakan Keperawatan pada klien dengan kasus Gastritis. d. Dapat melakukan Tindakan Keperawatan pada klien dengan kasus Gastritis. e. Dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan kasus Gastritis.

I.3 Manfaat Penulisan 1. Untuk Mahasiswa a. Menerapkan teori-teori tentang asuhan keperawatan keluarga dengan kasus TB Paru b. Mendapatkan gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga dengan kasus Gastritis c. Dapat membuat sebuah laporan kasus dalam bentuk karya tulis ilmiah

2. Untuk Puskesmas Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran dalam

melaksanakan asuhan kepeawatan keluarga, terutama pada klien dengan masalah utama Gastritis.

3. Untuk Institusi Pendidikan Merupakan umpan balik dari teori terpadu oleh mahasiswa dan akan berguna perbaikan-perbaikan dalam meningkatkan mutu pendidikan, selain itu juga sebagai referensi atau kepustakaan.

4.

Untuk Keluarga Dapat memberikan Asuhan Keperawatan kepada anggota keluarga dan membantu memecahkan masalah keluarganya.

I.4. Ruang Lingkup Penulisan Ruang lingkup penulisan ini dibatasi pada asuhan keperawatan keluarga Tn.F pada klien Ny.F dengan alamat Letnan Murod Lrg. Biga no: 20, Rt: 12, Rw: 02 Kel. Talang Ratu 20 Ilir Palembang. Dalam wilayah

Puskesmas Talang Ratu Palembang. Pengkajian dilaksanakan dari tanggal 18 Januari 23 Januari 2010, implementasi yang dilaksanakan penyusun hanya pada masalah kesehatan yang menjadi prioritas saja.

I.5. Sistematika Penulisan Pada Laporan ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I : Merupakan Bab pendahuluan, yang terbagi lagi menjadi beberapa Sub Bab, antara lain : Latar Belakang, Tujuan Penuisan, Manfaat Penulisan, Ruang Lingkup Penulisan, Sistematika Penulisan. Bab II : Merupakan Bab landasan teori, pada bab ini penulis memberikan gambaran khusus yang diambil secara teoritis, seperti : Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Tanda atau Gejala, Terapi atau Pengobatan yang diberikan, Konsep Asuhan Keperawatan secara teoritis (pengkajian sampai dengan Evaluasi). Bab III : Merupakan Bab tinjauan kasus yang terbagi lagi beberapa sub bab, seperti Pengkajian, Analisa Data Diagnosa Keperawatan, Evaluasi.

Bab IV

: Merupakan Bab pembahasan, di mana penulis melakukan perbandingan dan membahas kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan dan membahas kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn A Pada Klien Ny A dengan Gastritis.

Bab V

Merupakan Bab penutup, di mana penulis memberikan kesimpulan

dan saran terhadap kasus yang diambil. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Daftar Pustaka Lampiran

BAB II LANDASAN TEORI

II.1 DEFINISI Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau indigesti. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa. (Kapita Selekta Kedokteran, 2001).

II.2 ETIOLOGI Adapun dibawah ini kemungkinan penyebab gastritis adalah sebagai berikut: Obat-obatan: Aspirin, Obat Anti Steroid (AINS) Alkohol Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis

(Kapita Selekta, 2001)

II.3 Patofisiologi Terdapat gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor defensif yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Dalam keadaan normal, faktor defensif dapat mengatasi faktor agresif sehingga tidak terjadi kerusakan atau kelainan patologi

Faktor agresif dan Faktor defensif Faktor Agresif Faktor Defensif Mukus Bikarbonas mukosa Prostaglandin

Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga pada Klien dengan Gastritis

2.1.1 Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2002). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan budaya (Effendy, 1998).

2.1.2 Ciri Struktur Keluarga 1. Terorganisasi Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga 2. Keterbatasan Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan masing-masing tetapi meraka juga mempunyai fungsi dan keterbatasan dalam menjalankan fungsi. 3. Perbedaan dan Kekhususan Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.

2.1.3 Stuktur Kelurga

Menurut Effendy, 1998, struktur keluarga ada bermacam-macam, diantaranya: 1. Patrineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. 2. Matrineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

BAB IV

TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan mengemukakan hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn F pada klien Ny F dengan Gastritis di Rt. 12 Kelurahan Talang Ratu Kecamatan 20 Ilir di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu Palembang. A. Pengkajian 1. Struktur dan sifat keluarga Identitas Pasien Nama Umur Agama Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Suku/ Bangsa Alamat : TnF : 50 Tahun : Islam : Laki-Laki : SMK : Wiraswasta : Palembang / Indonesia : Jl. Let. Murod lr. Biga Rt.12 Kelurahan Talang Ratu Kecamatan 20 Ilir Palembang

2. Data Keluarga No Nama Jenis Kelamin Umur Hubungan dalam keluarga Pendidikan Keadaan Kesehatan

01 02 03 04 05 06

Fitra Fitri Ismi Fenty Tri Yulianto Adjie Swarna Nadya

L P P L L P

56 Th 52 Th 30 Th 25 Th 22 Th 17 Th

Suami Istri Anak kandung Anak kandung Anak kandung Anak kandung

S1 S1 S1 D3 D1 SMA

Gastritis Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

4. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Kebutuhan Nutrisi Makanan pokok adaiah nasi dengan frekuensi 3x sehari.

Penyajian menu makanan bervariasi terdiri dari nasi dan lauk pauk. Sumber makanan protein hewani, seperti : ikan, ayam ,telur Tapi yang paling sering di makan adalah telur dan sumber nabati , seperti :tempe , tahu ,sayur sayuran , dan buah-buahan .Tetapi setiap kali Tn F mengajak Ny F untuk makan bersama , Ny F selalu menolak ajakan tersebut karena NyF merasa malas ,tidak ada nafsu makan . b. Kebutuhan eliminasi Pola BAB setiap anggota keluarga 1-2 kali sehari dengan menggunakan WC leher angsa dan pola BAK pada setiap anggota keluarga Ny F 3-4 kali sehari. c. Kebutuhan istirahat dan tidur Kebiasaan tidur keluarga Tn Fjam 21.30 WIB kecuali Ny F yang sering kurang tidur. Adapun kalau tidur sering gelisah. Sedangkan kebiasaan tidur siang lamanya lebih kurang 1 jam. d. Kebutuhan OLahraga

Keluarga Tn Ftidak pernah melakukan olahraga, karena mereka menganggap bekerja itu sudah menyehatkan badan. e. Kebutuhab kebersihan diri Kebiasaan Tn Fmandi di kamar mandi, dengan kebiasaan mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun mandi,menggosok gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi. Dalam kebiasaan mencuci rambut keluarga Tn Fmenggunakan shampoo dan keluarga memotong kuku jika terasa panjang dan kebersihan pakaian cukup bersih, dan kebiasaan mengganti pakaian keluarga ini yaitu 1-2x sehari f. Kebutuhan rekreasi dan hiburan Rekreasi dan hiburan tidak pernah dilakukan oleh keluarga Tn Fkarena mereka menganggap itu bukanlah hal yang penting, tetapi ada hiburan di dalam rumah yaitu menonton televisi dan mendengarkan radio.

5. Data Kesehatan Keluarga a. Keadaan Cacat atau Sakit Dalam keluarga Tn F hanya Ny F yang ,menderita penyakit gastritis dan anggota keluarga yang lain tidak ada menderita gastritis, seperti yang diderita oleh Ny F saat ini.

Bila Ny F makan makanan yang pedas, penyakit gastritis sering kambuh. b. Perilaku Keluarga Menanggulangi Penyakit Pada keluarga Tn F jika ada anggota yang sakit tidak langsung dibawa ke Puskesmas terdekat, tetapi dicoba dahulu dengan diberi obat dari warung. Hal ini juga dikarenakan jarak yang ditempuh untuk ke Puskesmas cukup jauh. c. Keadaan Gizi Keluarga Pengelolaan gizi keluarga diatur oleh Ny F disesuaikan dengan keadaan ekonomi keluarga dan didalam memenuhi kebutuhan makanan bergizi. Dalam pengaturan makanan ini klien Ny F tidak ada pantangan makan-makanan yang dapat menyebabkan Gastritis klien bias kambuh, seperti makanan yang pedas.

6. Data Situasi Lingkungan a. Perumahan Keluarga Tn F tinggal bersama istri beserta keempat orang anaknya, dan tinggal di rumah yang tidak begitu luas dengan bangunan rumah permanen, kebersihan di dalam maupun di luar rumah kurang bersih, karena setiap harinya anggota keluarga Tn F sibuk dengan aktivitas sendiri - sendiri, ventilasi rumah kotor dan berdebu, tidak ada udara yang keluar masuk sehingga keadaan di dalam rumah terasa pengap, pengaturan alat alat rumah tangga cukup teratur, hanya saja di setiap kamar anak - anaknya terlihat

pakaian yang tergantung di sembarang tempat, penerangan keluarga Tn F menggunakan listrik dan sumber air minum keluarga Tn F menggunakan air ledeng. Tetapi kadang - kadang juga menggunakan sumber air minum sumur apabila air ledeng tidak mengalir, sedangkan WC yang digunakan oleh keluarga Tn F jenis WC leher angsa yang menyatu dengan kamar. b. Sampah Keluarga Tn F membuang sampah di belakang rumah tetapi tumpukan sampah itu tidak dibakar. c. Tempat Pembuangan Limbah Air sisa sisa mencuci dan mandi dialirkan keselokan yang sudah ada. d. Halaman Rumah Keluarga Tn F tidak mempunyai halaman rumah, karena jarak atara rumah ke rumah terlalu dekat sekali sehingga lingkungan rumah terasa padat, dan juga keluarga Tn F tidak mempunyai hewan peliharaan.

7. Data Sosial Ekonomi a. Penghasilan Penghasilan keluarga Tn F bekerja sebagai wiraswasta (pedagang)hanya sebesar Rp 800.000,00 b. Pendidikan

8.

Kanker serviks merupakan kanker reproduksi ketiga yang umum pada wanita. Kanker serviks paling umum terjadi pada usia antara 30 dan 45 tahun, tetapi dapat terjadi juga pada usia muda 18 tahun (Baughman 2000 : 299)

Kanker serviks adalah jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita dan menyerang pada bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke vagina (liang senggama). Kanker serviks ini pada umumnya tidak tampak, tetapi dapat dirasakan oleh penderita (Mardiana 2004: 18)

II.2. ETIOLOGI Penyebab pasti kanker serviks belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor-faktor resiko penyebab kanker serviks yaitu: (Diananda 2007 : 53) II.2.1. Melakukan hubungan seksual pada usia muda (kurang dari 16 tahun) Orang yang telah melakukan hubungan seksual diusia muda mempunyai resiko tinggi terkena kanker serviks.

II.2.2. Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan Wanita yang sering ganti-ganti pasangan besar resiko terkena kanker serviks II.2.3. Infeksi virus, penelitian akhir di luar negeri mengatakan bahwa virus (HPV) Human Papilloma Virus dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks.

II.2.4. Kebersihan genital yang buruk II.2.5. Wanita yang merokok Dari penelitian epidemiologi, ada dugaan bahwa rokok adalah faktor resiko untuk terjadi kanker serviks. II.2.6. Riwayat penyakit kelamin seprti herpes dan kutil genetalia II.2.7. Riwayat persalinan Tinggi resiko pada wanita multigravida, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu dekat II.2.8. Defisiensi zat gizi Pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (Vitamin A) dapat beresiko juga terjadinya kanker serviks II.2.9. Trauma kronis pada seviks seperti, infeksi dan iritasi yang menahun

II.3. PATOFISIOLOGI Sekitar 95% dari kanker serviks adalah sel skuamosa yang berasal dari lapisan epidermal serviks. Perkembangan sel yang tidak normal menunjukkan adanya lesi lama yang disebut neoplasia serviks intra epitel. Kanker serviks bisa menyebar melalui peredaran darah, ekstensi langsung, dari kelenjar limfa. Kelenjar limfa membesar dan kemudian

menghambat sirkulasi darah vena dan menimbulkan edema pada ekstremitas bawah. Pada tahap awal kanker serviks bersifat asimtomatis.

Perkembangannya ada sedikit sekresi berupa cairan dari vagina, dan sewaktuwaktu ada bloody spooting (perdarahan yang sangat sedikit yang hanya menodai celana dalam setelah persetubuhan)I Kanker yang sudah berkembang akan menimbulkan sekresi dari vagina yang kehitaman dan bau karena kerusakan jaringan epitel, rasa nyeri pada bagian pelvis, lumbal dan abdomen. Perdarahan apabila kanker sudah infiltrasi (Baradero 2007 : 25)

II4. TANDA DAN GEJALA Kanker serviks tidak ada tanda dan gejala yang spesifik. Perdarahan yang disebabkan oleh ulserasi pada permukaan epitel serviks, tetapi tidak selalu ada sehingga tampaknya tumor-tumor ini mungkin menyebar tanpa ulserasi. Ada beberapa perdarahan abnormal mengharuskan wanita untuk segera datang melakukan pemeriksaan. Nyeri abdomen dan punggung bagian bawah mungkin merupakan tanda dan gejala dari perkembangan penyakit yang sangat cepat. Sedangkan gejala klinis pada kanker serviks yaitu: II.4.1. Gejala dini a. Sedikit sekresi dari vagina berupa air b. Blooding spotting setelah koitus

c. Metroragia d. Perdarahan setelah menopause e. Polimenorea II.4.2. Gejala lanjut a. Sekresi dari vagina yang kehitaman dan bau b. Nyeri pada daerah pelvis, abdomen, lumbal, bokong c. Berat badan menurun d. Anoreksia e. Anemia f. Edema ekstremitas bawah g. Disuria h. Perdarahan dari rektum (Danielle Gale, 2000 : 162) dan (Baradero, 2007 : 25)

II.5. KLASIFIKASI II.5.1. Stadium I Stadium I ini terbagi dua, yaitu: a.Stadium I-A baru di dapati kanker mikro invasif di mulut rahim b.Stadium I-B kanker sudah mengenai serviks II.5.2. Stadium II Kanker sudah mencapai badan rahim

II.5.3. Stadium III Pada stadium III ini kanker sudah mencapai dinding panggul II.5.4. Stadium IV Kanker sudah menyebar ke organ-organ terdekat seperti kandung kemih, ginjal (RS. Dr. Sardjito, 2007)

II.6. PENATALAKSANAAN 1. Terapi lokal a. Biopsi b. Bedah Beku 2. Terapi Laser 3. Histerektomi 4. Kemoterapi (Danielle Gale,2000 :162)

II.7. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI Asuhan keperawatan pada klien dengan kanker serviks diberikan melalui proses keperawatan yang pelaksanaannya meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. II.7.1. Pengkajian Secara teori pengkajian pada kanker serviks ada 2 yaitu: a. Subjektif

Sekresi encer seperti air yang kemudian menjadi hitam dan bau, perdarahan, bloody spotting terutama waktu koitus, metroragia, menstruasi yang banyak dan panjang, nyeri pelvis, bokong, lumbal, abdomen, kaki, dan nyeri saat koitus, anoreksia, berat badan menurun, cepat lelah. b. Objektif Pada pemeriksaan kolposkopi menunjukkan erosi epitellium, nampak lesi, sekresi vagina yang bau, serviks membesar dan terasa keras saat di palpasi (Baradero, 2007 : 29) II.7.2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan pada klien kanker serviks yaitu: a. Gangguan rasa nyaman karena nyeri berhubungan dengan proses penyakit yang diderita

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia c. Anemia berhubungan dengan perdarahan per vagina

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita

e. Potensial kemoterapi

kerusakan

integritas

kulit

berhubungan

dengan

II.7.3. Perencanaan/ Intervensi Adapun intervensi yang diberikan pada klien kanker serviks yaitu: a. Gangguan rasa nyaman karena nyeri berhubungan dengan proses penyakit yang diderita Intervensi: Berikan tindakan kenyamanan dasar, misal : atur posisi, pijatan

pada punggung Berikan kompres panas pada daerah yang terasa nyeri Ciptakan lingkungan yang terapeutik Laksanakan terapi dokter dalam pemberian analgesik

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia Intervensi: Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi Sajikan makanan dalam keadaan hangat

Anjurkan makan sedikit tapi sering Anjurkan klien untuk makan diet tinggi kalori, kaya potein, dan masukan cairan yang adekuat

Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemenuhan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh

c. Anemia berhubungan dengan perdarahan per vagina Intervensi: Kaji adanya perdarahan Observasi vital sign (suhu, tekanan darah, nadi, pernafasan) Laksanakan terapi dokter dalam pemberian transfusi darah

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita Intervensi: Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga klien tentang penyakit yang diderita Berikan support mental Anjurkan klien untuk berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa

e. Potensial kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kemoterapi Intervensi: Amati perubahan warna kulit, suhu, kemerahan pada kulit, gatal dan turgor kulit Ajarkan perawatan kulit

II.7.4. Implementasi / Pelaksanaan Adapun implementasi yang dapat diberikan pada klien dengan kanker serviks yaitu: a. Gangguan rasa nyaman karena nyeri berhubungan dengan proses penyakit yang diderita Implementasi : Memberikan tindakan kenyamanan dasar, misal: mengatur posisi klien, pijatan pada punggung yang terasa nyeri Memberikan kompres panas pada daerah yang terasa nyeri Menciptakan lingkungan yang terapeutik Melaksanakan terapi dokter dalam pemberian analgesik

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia Implementasi: Memberikan penjelasan tentang pentingnya nutrisi Menyajikan makanan dalam keadaan hangat Menganjurkan makan sedikit tapi sering Menganjurkan klien untuk makan diet tinggi kalori, kaya potein, dan masukan cairan yang adekuat Berkolaborasi dengan tim gizi dalam pemenuhan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh c. Anemia berhubungan dengan perdarahan per vagina

Implementasi: Mengkaji adanya perdarahan Mengobservasi vital sign (suhu, tekanan darah, nadi, pernafasan) Melaksanakan terapi dokter dalam pemberian transfusi darah

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita Implementasi: Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga klien tentang penyakit yang diderita klien Memberikan support mental Menganjurkan klien untuk berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa e. Potensial kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kemoterapi Implementasi: Mengamati perubahan warna kulit, suhu, kemerahan pada kulit, gatal dan turgor kulit Mengajarkan perawatan kulit

II.7.5. Evaluasi / Penilaian Adapun evaluasi pada klien dengan kanker serviks yaitu: a. Gangguan rasa nyaman karena nyeri berhubungan dengan proses penyakit yang diderita Evaluasi:

Rasa nyeri hilang Keadaan umum baik

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia Evaluasi: Berat badan kembali stabil dan ideal Klien mengerti pengaruh masukan makanan yang adekuat bagi

tubuh klien c. Anemia berhubungan dengan perdarahan per vagina Evaluasi: Hb kembali normal Perdarahan berhenti Konjungtiva tidak anemis

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita Evaluasi: Klien dan keluarga mengerti tentang penyakit yang diderita Rasa cemas hilang

e. Potensial kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kemoterapi

Evaluasi: Kerusakan integritas kulit tidak terjadi

(Danielle Gale, 2000 : 167) dan (Dongoes, 2000 : 1000)

Anda mungkin juga menyukai