Anda di halaman 1dari 8

2.

Jelaskan peran jantung dalam homeostasis cairan tubuh (fungsi dan regulasinya) Jawab : Jantung adalah organ yang berperan dalam memompa darah dalam sistem sirkulasi. Sirkulasi didalam tubuh dapat berfungsi untuk keseimbangan (homeostasis) cairan tubuh. Fisiologis sistem sirkulasi cairan tubuh terjadi dalam pembuluh limfe, pembuluh darah, dan dalam cairan interstitial.1 Pembuluh limfe yang berfungsi untuk menampung sebagian cairan tubuh ang

mengalami ekstravasasi dari kapiler dan mengembalikan protein plasma yang keluar dari kapiler ke sirkulasi darah yaitu menuju ruang antar jaringan kemudian akan diabsorbsi ke dalam, sehingga jumlah cairan darah tetap dipertahankan. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Perpindahan zat terlarut melalui sebuah membrane sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan atau muatan listrik disebut transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium. Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh

albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal. Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.1

4. Jelaskan tentang cardiac output Jawab : Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel per menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat

tertentu. Cardiac output ditentukan oleh Stroke Volume (SV) dan Hearth Rate (HR). Stroke Volume (SV) adalah Jumlah darah yang dipompakan pada setiap kali sistolik. Heart Rate (HR) adalah jumlah detak jantung per satuan waktu. Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan dapat meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.2,5 6. Jelaskan anatomi (struktur) pembuluh darah yang dikaitkan dengan fungsinya Jawab : Anatomi struktur pembuluh darah adalah pembuluh darah arteri, kapiler, dan vena. a. Arteri Pembuluh darah arteri memiliki struktur yang tebal, elastis dan memiliki sebuah katup (valvula seminularis) yang berada tepat di luar jantung. Secara anatomi pembuluh darah arteri tersusun atas tiga lapis jaringan yaitu: 1) lapisan luar (adventisia) berupa jaringan ikat yang kuat dan elastis didalamnya terdapat serabut saraf yang menghantarkan rangsang agar pembuluh kapiler dapat menjalankan fungsinya; 2) lapisan tengah (media) merupakan bagian yang paling kuat tersusun atas otot polos yang bersifat otonom yang berkontraksi (vasokonstriksi) dan relaksasi (vasodilatasi); 3) lapisan dalam (intima)adalah lapisan yang paling halus berupa jaringan endothelium. Kehalusannya berfungsi agar aliran darah tidak terhambat, juga butir-butir darah yang melaluinya tidak rusak .4 Struktur arteri yang tebal dan elastis berhubungan dengan fungsi arteri untuk

membawa darah keluar dari jantung ke seluruh jaringan tubuh pada saat jantung memompa darah (kontraksi). Arteri disebut sebagai resistance vessels karena bertugas mengatur jumlah (volume) pegaliran darah melalui perubahan tahanan sebagai respon kebutuhan jaringan. 5 b. Vena Sama halnya dengan pembuluh darah arteri, pembuluh darah vena tersusun atas tiga lapis jaringan, tetapi dinding pembuluh ini lebih tipis dan tidak elastis. Tekanan

pembuluh darah vena lebih lemah dibandingkan tekanan pembuluh darah arteri. Hal ini karena fungsi pembuluh darah vena lebih ringan dibandingkan fungsi pembuluh darah arteri. Vena berfungsi untuk menampung darah kapiler dari jaringan kembali masuk ke jantung (relaksasi).4 c. Kapiler Pembuluh darah kapiler merupakan anak cabang pembuluh darah yang paling halus, dan berukuran sangat kecil. Panjangnya hanya 1/10 inci, dan memiliki tebal dinding kurang dari satu micron. Dindingnya hanya dilapisi selapis tipis endothelium. Hal ini sesuai dengan fungsi kapiler sebagai exchange vessels karena bertugas untuk pertukaran zat (nutrisi, hormone,elektrolit, dan cairan) antara darah dan cairan intestinal. 4,5 8. Jelaskan patofisiologi gagal ginjal terhadap perubahan tekanan darah Jawab : Pada penderita gagal ginjal, terjadi obstruksi pada satu atau dua arteri renalis atau cabangnya. Sehingga tejadi penurunan perfusi ginjal akibat adanya proses inflamasi atau fibrosis pada pembuluh darah-pembuluh darah kecil intrarenal. Sehingga terjadi disosiasi antara aktivitas plasma renin dengan kadar angiotensin II. Lainnya dianggap karena adanya keadaan keseimbangan natrium yang berubah dalam hal sensitivitas terhadap angiotensin II. Adanya kekurangan natrium akan memperbesar respons aldosteron terhadap Angiotensin II pada sel glomerulosa yang diisolasi. Angiotensin II dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah melalui 2 cara yaitu : 3 a. Angiotensin II menaikan tekanan dengan cara menyempitkan arteriola, menurunkan aliran darah ke banyak kapiler, termasuk kapiler ginjal. Angiotensin II merangsang tubula proksimal nefron untuk menyerap kembali NaCl dan air. Hal tersebut akan mengurangi jumlah garam dan air yang diekskresikan dalam urin dan akibatnya adalah terjadi peningkatan volume darah dan tekanan darah.3 b. Angiotensin meningkatkan tekanan arteri adalah dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan eksresi garam dan air. Ketika tekanan darah atau volume darah dalam arteriola eferen turun ( kadang-kadang sebagai akibat dari penurunan asupan garam), enzim renin mengawali reaksi kimia yang mengubah protein plasma yang disebut angiotensinogen

menjadi peptida yang disebut angiotensin II. Angiotensin II berfungsi sebagai hormon yang meningkatkan tekanan darah dan volume darah dalam beberapa cara. Sebagai contoh, angiotensin II menaikan tekanan dengan cara menyempitkan arteriola, menurunkan aliran darah ke banyak kapiler, termasuk kapiler ginjal. Angiotensin II merangsang tubula proksimal nefron untuk menyerap kembali NaCl dan air. Hal tersebut akan jumlah mengurangi garam dan air yang diekskresikan dalam urin dan akibatnya adalah peningkatan volume darah dan tekanan darah.3,6 10. Jelaskan tentang respirasi eksternal Jawab : Respirasi eksternal adalah pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) terjadi antara sel tubuh (cairan intertisnal) & lingkungan dengan lingkungan luar. Proses respirasi eksternal meliputi : a) Ventilasi pulmoner melibatkan perpindahan udara secara fisik keluar masuk paru-paru. Kecepatan pergerakan udara keluar masuk paru disesuaikan dengan kebutuhan tubuh terhadap O2 dan pengeluaran CO2; b) Difusi gas melewati membran respiratori antara ruangan alveolar dan kapiler alveolar serta melewati kapiler alveolar dan kapiler jaringan; c) Transportasi oksigen dan karbon dioksida antara kapiler alveolar dan kapiler jaringan.4 Secara umum mekanisme respirasi eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut : Oksigen dari lingkungan masuk ke dalam paru-paru.Oksigen tersebut akan diikat oleh hemoglobin darah secara difusi. Di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran gas O2 dan CO2 melalui lapisan yang terdiri dari epitel alveoli, membran basalis, cairan antarsel endotel kapiler, plasma, membran sel darah merah, dan cairan intrasel darah merah. Saat sel darah merah masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO3-). Dengan bantuan enzim karbonat anhidrase. Tekanan parsial oksigen yang terhirup lebih besar dibandingkan tekanan parsial oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru. Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan parsial karbondioksida di udara. Sehingga, konsentrasi

karbondioksida pada darah akan lebih kecil dibandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh melalui hidung. 4,7

12. Jelaskan peran sistem pernafasan terhadap fungsi proteksi tubuh Jawab : Peran sistem pernafasan terhadap fungsi proteksi tubuh yaitu proteksi dari patogen dan iritan yang terhirup serta regulasi suhu. Fungsi ini dilakukan oleh rongga hidung yang merupakan pintu utama masuk-keluarnya udara pernafasan. Saat udara pernafasan masuk di dalam rongga hidung akan mengalami 3 (tiga) perlakuan diantaranya: 7 a. Filtrasi Udara pernafasan yang mengandung debu/kotoran akan disaring oleh rambutrambut rongga hidung dan selaput lendir ( membran mukosa) pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan cairan mukosa untuk membersihkan udara. 7 b. Penghangatan Pengaturan suhu terjadi dikarenakan suhu udara pernafasan yang masuk belum tentu sama dengan suhu dalam tubuh, karena itu udara pernafasan di dalam rongga hidung mengalami penyesuaian suhu sesuai dengan suhu tubuh. Proses ini dilakukan oleh jaringan pembuluh darah pada epitel nasal yang menutupi bagian sangat luas dari rongga hidung.7 c. Pelembaban Udara dikatakan kelembabannya tinggi apabila udara memiliki kandungan air sangat tinggi. Udara pernafasan yang berasal dari luar tubuh akan disesuaikan kelembabannya dengan kelembaban tubuh. dilakukan oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa7 14. Jelaskan mengapa fase ekspirasi merupakan proses pasif Jawab : Ekspirasi merupakan proses pasif karena pada saat ekspirasi tidak memerlukan konstraksi otot untuk menurunkan intratorakal dan membiarkan elastisitas paru dan rongga dada untuk mengisi volume paru. Ekspirasi terjadi ketika tekanan alveolus lebih tinggi dari

tekanan atmosfer. Relaksasi diafragma dan otot interkosta eskterna mengakibatkan recoil elastic dinding dada dan paru sehingga terjadi tekanan alveolus dan menurunkan volune paru, dengan demikian udara bergerak dari paru-paru ke atmosfer.5 16. Sebut dan jelaskan bentuk transport O2 dalam tubuh Jawab : O2 dalam tubuh ditrasnport dengan mekanisme difusi pasif, yaitu mengikuti gradien konsentrasi, dari konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah. Dengan tingginya tekanan parsial O2 di dalam darah dibanding dengan jaringan, maka O2 akan ditranspor dari darah ke jaringan. Adapun dalam sistem transport O2 dapat dibagi menjadi 2 yaitu : a. 3% O2 terlarut di plasma Selaras dengan Hukum Henry, jumlah gas yang larut dalam suatu cairan tertentu berbanding lurus dengan tekanan parsial gas tersebut pada permukaan cair tersebut jumlah O2 yang larut dalam plasma berkadar langsung tekanan parsialnya (PO2). Pada 37C dan PO2 760 mmHg, 0,023 ml O2 akan larut dalam plasma. Jumlah O2 yang akan larut dalam 100ml plasma arterial pada PO2 100 menyamai 0,023 x 100 x 100/760 atau 0.30 ml. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah Oksigen yang masuk ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan).5 b. 97% O2 berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin (HbO2-) dalam bentuk oksigenasi. Oksigen terikat pada sisi heme dari hemoglobin. Presentasi sisi heme hemoglobin yang mengikat oksigen tersebut disebut saturasi oksigen (SaO2). Bagian heme dari molekul hemoglobin mampu mengikat empat molekul oksigen dan membentuk oksihemoglobin. Pembentukan oksihemoglobin terjadi secara reversible,sehingga memungkinkan

hemoglobin danoksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas. Sehingga oksigen ini bisa masuk kedalam jaringan. Saturasi oksigen tidak menunjukkan jumlah total oksigen dalam darah, karena tidak semua oksigen terikat dengan hemoglobin. Saturasi oksigen dipengaruhi oleh tekanan oksigen (PaO2), suhu, pH, PaCO2, dan kadar enzim 2,3Dyphospoglycerate. Peningkatan suhu, PaCO2, 2,3-Dyphospoglycerate dan penurunan pH darah akan menurunkan afinitas hemoglobin terhadap oksigen.5,8

Darah pada orang normal mengandung hemoglobin hampir 15 gram dalam tiap 100 ml darah, dan tiap gram hemoglobin dapat berikatan dengan maksimal kira-kira 1,34 ml oksigen. Rata rata hemoglobin dalam 100 ml darah dapat bergabung dengan total sekitar 20 ml oksigen bila tingkat kejenuhan 100%. Ini biasanya dinyatakan sebagai 20% volume. Kapasitas darah yang membawa Oksigen di pengaruhi oleh jumlah oksigen dalam plasma, jumlah hemoglobin dan ikatan oksigen dengan Hb.7,8

REFERENSI : 1. Wahyu, H. 2009. Cairan dan Elektrolit. Available at :


http:// fisiologi.wordpress.com/2010/04/11/cairan-elektrolit/. diakses 30 Januari 20133

2. Behrman, Kliegman, Alvin. 2000. Nelson Text Book of Pediatri. Jakarta : EGC. 15(2): 105-112. 3. Suryana, P. 2010. Hipertensi Renovaskular. Available at : http://patofisiologi.wordpress.com/2010/08/12/hipertensi-renovaskular/. Februari 2013. diakses 1

4. Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 22,. Jakarta: EGC. hal: 245-275 5. Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC. hal : 266-278 6. Ronny, Setiawan, Fatimah, S.2008. Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC. hal:103-122 7. Muchsin D, Kiyatno, Suradi. 2011. Kontribusi Sistem Respirasi terhadap VO2 Maks. Studi Korelasional Pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga di Surakarta. 31(1) : 6-10 8.Huda, U. 2004. Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi. Available http://dokunimus.blogspot.com/2011/05/blok-11-cardiovasculer-respiration.html. diakses 2 Februari 2013. at:

Anda mungkin juga menyukai