Anda di halaman 1dari 16

1.

Jika hewan betina menjadi penentu teritori, sebutkan dan jelaskan mekanisme yang dilakukan untuk mempertahankan teritori tersebut.

2.

Jika hewan jantan menjadi penentu teritori, maka dia akan mempertahankan berdasarkan kualitas teritorinya. Semakin baik kualitas teritori semakin besar energi/harga yang harus dikeluarkan/dibayarkan. Jelaskan maksud pernyataan di atas.

3.

Dalam menggunakan kemampuan mengubah warna (biocoloration), apa perbedaan antara karakter interspesifik dan intraspesifik dan bagaimana proses ini dapat berlangsung.

4.

Apa perbedaan antara Mullerian dan Batesian coloration, berikan contoh siapa yang menggunakan dan untuk tujuan apa kedua fenomena ini terjadi. Apa manfaat kedua proses tersebut bagi hewan.

Suatu teritori adalah suatu daerah yang dipertahankan oleh seekor individu hewan, yang umumnya mengusir anggota lain dari spesiesnya sendiri. Teritori secara khusus digunakan untuk pencarian makanan, perkawinan, membesarkan anak, atau kombinasi aktivitas tersebut. Umumnya suatu lokasi teritori sudah tetap dan ukurannya bervariasi menurut spesies, fungsifungsi teritori, dan jumlah sumber daya yang tersedia. Teritori dibentuk dan dipertahankan melalui perilaku agonistic, dan seekor individu hewan yang telah mendapatkan suatu teritori seringkali sulit dikeluarkan dari teritorinya. Perilaku agonistic melibatkan pertandingan di mana satu pesaing mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan kesempatan menggunakan sumber daya yang langka, seperti makanan atau pasangan kawin. Pemilik teritori umumnya selalu menang karena dalam ekologi perilaku dijelaskan bahwa suatu teritori mempunyai nilai yang lebih bagi pemilik dibandingkan bagi penyusup, karena pemilik sudah mengetahui dengan baik wilayah tersebut. Selain itu, pemilik teritori yang ditentukan kemungkinan lebih tua dan lebih banyak pengalaman dalam menggunakan interaksi agonistic. Mempertahankan teritori umumnya ditujukan hanya pada spesies sejenis; burung pipit bermahkota putih dapat hidup bersama-sama dengan burung pipit berkicau di dalam suatu teritori, karena spesies yang berbeda umumnya menempati relung atau peran dalam lingkungan yang berbeda, dan kecil kemungkinannya menjadi pesaing langsung. Alasan adaptif lainnya untuk memusatkan pertahanan pada spesies sejenis adalah bahwa mereka kemungkinan kawin dengan pasangan penguasa teritori tersebut. Jawaban 1. Jika hewan betina menjadi penentu teritori, mekanisme yang dilakukan untuk mempertahankan teritori tersebut adalah dengan melakukan aktivitas reproduksi. Dengan aktivitas tersebut, hewan betina mampu menghasilkan keturunan atau individu baru sehingga hewan tersebut dapat mempertahankan kelestarian hidupnya di daerah teritorinya itu. Pada sebagian besar spesies, hewan betina memiliki lebih banyak investasi parental dibandingkan dengan hewan jantan dan kawin secara lebih selektif. Investasi parental (parental investment) didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya individu yang harus dikeluarkan hewan untuk menghasilkan keturunan. Sel telur umumnya jauh lebih besar dan memeelukan pengorbanan untuk memproduksinya dibandingkan dengan memproduksi sperma. Hewan betina pada banyak spesies terlibat dalam penilaian atau penyeleksian hewan jantan dengan ciri-ciri yang lebih disukai. Penilaian (assessment) adalah suatu proses dimana hewan betina secara aktif memilih pasangan kawin yang potensial berdasarkan pada ciri spesifik jantan atau sumber daya yang ada di bawah pengawasannya. Untuk pemilihan pasangan kawin adalah kualitas

genetic hewan jantan karena apabila memilih pejantan dengan kualitas buruk bisa menyebabkan kesalahan yang sangat fatal. Dalam pengertian pemilihan oleh betina, dapat diprediksi bahwa hewan betina akan cenderung mengawini seekor jantan yang mempunyai ciri khas yang mempunyai kekuatan yang tinggi, karena keberhasilan keturunannya akan bergantung pada gen hewan betina dan juga gen hewan jantan pasangan kawinnya. Selain melakukan aktivitas reproduksi, hewan betina kadang juga terlibat perkelahian untuk melindungi anak-anaknya bahkan betina steril pun akan mempertahankan daerah teritorinya dengan gigih, seperti yang dilakukan oleh kucing betina. 2. Jika hewan jantan menjadi penentu teritori, maka dia akan mempertahankan berdasarkan kualitas teritorinya. Semakin baik kualitas teritori semakin besar energi/harga yang harus dikeluarkan/dibayarkan. Maksud pernyataan di atas adalah Untuk mempertahankan kualitas teritorinya, hewan jantan akan mengeluarkan energi yang besar, misalnya dengan melakukan kompetisi dengan pejantan lain untuk mendapatkan betina sebagai pasangan kawin. Sebagai contoh, tupai tanah jantan seringkali saling melukai, atau bahkan saling membunuh satu sama lain ketika berkelahi untuk mendapatkan akses terhadap betina yang reseptif secara seksual. Pada kasus ini betina yang diperebutkan oleh tupai jantan dengan perkelahian tersebut berada dalam keadaan estrus (birahi) dan mau menerima cumbuan jantan hanya selama beberapa jam setiap tahun, dan dengan demikian kekuatan reproduktif seekor tupai jantan bisa bergantung pada kemampuannya untuk berkompetisi melawan jantan lainnya pada satu hari yang istimewa tersebut. Jika hewan-hewan itu melakukan tindakan yang bisa mengakibatkan cedera, seleksi alam akan lebih memilih suatu kecenderungan yang kuat untuk mengakhiri pertandingan segera setelah pemenang ditentukan, karena perkelahian yang sengit dapat melukai pemenang sebagaimana halnya dengan yang kalah. Pada kasus di atas, tupai tanah jantan telah melakukan perilaku agonistik ( agonistic behaviour) yaitu suatu pertandingan yang melibatkan baik perilaku yang mengancam maupun yang patuh menentukan pesaing mana yang mendapatkan akses ke beberapa sumber daya, seperti makanan atau pasangan kawin. Kadang-kadang pertandingan tersebut melibatkan pengujian kekuatan. Secara lebih umum, kontestan yang terlibat menunjukkan perilaku mengancam, yang membuat mereka kelihatan besar atau seram, seringkali dengan membuat postur atau suara yang dibesar-besarkan. Akhirnya satu individu berhenti mengancam dengan menunduk atau bersikap tenang yang pada dasarnya adalah menyerah. Aktivitas perilaku agonistik yang dilakukan hewan tersebut menggunakan energi dan pengorbanan yang besar hingga pertandingan atau kompetisi berakhir. Semakin hewan jantan berupaya memenangkan pertandingan hingga ia benar-benar keluar menjadi pemenang maka kualitas teritorinya akan semakin baik karena ia mampu mempertahankan kelestarian hidupnya. Perlu juga diketahui bahwa energi yang dikeluarkan hewan jantan untuk melakukan kompetisi itu berasal sumber daya berupa makanan. Biaya yang dihubungkan dengan pencarian makanan yang dilakukan hewan jantan terdiri dari energi yang diperlukan untuk menemukan dan memakan makanan; resiko menjadi tertangkap oleh pemangsa lain selama pencarian dan pengambilan makanan. 3. Dalam menggunakan kemampuan mengubah warna (biocoloration), apa perbedaan antara karakter interspesifik dan intraspesifik dan bagaimana proses ini dapat berlangsung. Karakter interspesifik perubahan warna pada hewan dipengaruhi oleh kondisi fisologis hewan tersebut, yaitu

berupa gen. Perubahan warna tubuh hewan ini disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen adalah Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies. Selain itu, Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotipnya). Begitu juga dengan perubahan warna pada hewan ditentukan oleh adaptasi hewan tersebut terhadap lingkungannya. Faktor lingkungan ini menentukan karakter intraspesifik perubahan warna pada hewan. Sebagaimana pentingnya warna bagi manusia untuk memahami lingkungannya, warna sangat penting pula bagi makhluk hidup lain demi mempertahankan hidupnya. Makhluk hidup mempunyai "bahasa warna" yang bekerja berdasarkan cahaya dan sistem pengindra yang mereka miliki. Warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula bagi setiap makhluk hidup. Agar dapat bertahan hidup, setiap makhluk hidup harus mengetahui bahasa warna yang berlaku di dalam habitatnya, karena fungsi-fungsi vital hanya dapat dikontrol dengan memahami bahasa ini. 4. Salah satu bentuk coloration pada hewan adalah mimikri, yaitu suatu peristiwa di mana peniru menghasilkan kemiripan superficial dengan spesies lain, spesies yang menjadi model peniruannya. Mimikri merupakan pertahanan dengan bentuk atau warna yang merupakan perhatian atau peringatan bahaya bagi organisme lain, dimana suatu serangga menyerupai serangga lain yang dijauhi atau dihindari, sehingga organisme lain (predatornya) tidak memakannya. Mimikri pertahanan pada mangsa seringkali melibatkan model pewarnaan aposematik (pewarnaan peringatan). Mimikri yang banyak ditemukan adalah :

Mimikri Mullerian : merupakan mimikri yang dilakukan oleh serangga, tapi baik serangga yang menyerupai (mimik) ataupun yang ditiru (model) sama-sama tidak layak dimakan (unpalatable) atau beracun, seperti lebah berwarna hitam dan kuning, juga pada ular.

Mimikri Batesian : merupakan mimikri suatu spesies yang dapat dimakan atau yang tidak berbahaya meniru model yang tidak dapat dimakan atau yang berbahaya, terjadi pada hewan yang berada di alam liar seperti kelompok serangga penyerbuk yang biasa menjadi incaran burung. Contoh: lalat bunga menyerupai lebah penyengat (tawon). Supaya mimikri Batesian menjadi efektif, jumlah model harusnya melebihi jumlah hewan peniru; kalau tidak pemangsa akan mengetahui bahwa hewan dengan warna tertentu adalah baik untuk dimakan dan bukan sebaliknya.

Kedua fenomena ini terjadi pada suatu spesies bertujuan untuk menyerupai spesies lain dalam hal pola pewarnaan tubuh agar mereka terhindar dari bahaya, misalnya bila berhadapan dengan predator. Manfaat kedua proses ini bagi hewan adalah mereka dapat terhindar dari predator.

Mullerian Coloration

Batesian Coloration: Lalat (kiri) tidak bersengat yang mirip dengan lebah bersengat (kanan). Bentuk mimikri, dimana lalat terhindar dari predator.

CARA - CARA ADAPTASI HEWAN UNTUK BERTAHAN HIDUP


Salah satu ciri makhluk hidup adalah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya yang disebut adaptasi. Ada 3 macam adaptasi yaitu :
1. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan. 2. Adaptasi Fisiologi Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alatalat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh adapatasi fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin. 3. Adaptasi Tingkah Laku Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri. Dari ketiga macam adaptasi di atas memiliki fungsi yang sama yaitu untuk bertahan hidup dalam mencari atau mendapatkan makanan dan bertahan hidup dari serangan musuh. Berikut ini adalah contoh cara beberapa hewan dalam betahan hidup dari serangan musuh :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Bunglon mengubah warna tubuhnya atau dinamakan juga memikri. Warna tubuh bunglon akan sesuai dengan warna disekitarnya yang bertujuan untuk menipu musuh. Kura-kura menyembunyikan kepala dan kakinya dalam tempurung tubuhnya yang sangat keras. Ular menggunakan bisanya yang sangat berbahaya untuk membunuh mangsanya dan menakuti lawannya. Cumi-cumi dan gurita menyemburkan cairan tinta berwarna hitam dari kantong tinta yang dimilikinya dari dalam tubuhnya. Kalajengking menggunakan sengatnya yang mematikan untuk melawan musuh. Cicak memutuskan ekornya atau autotomi untuk menipu musuhnya. Buaya dengan mulutnya yang penuh dengan gigi tajam dan ekornya yang kuat.

8. 9.

Belalang kayu yang mirip dengan lingkungannya.

Belalang sangit akan mengeluarkan bau yang menyengat bila akan ditangkap atau menghadapi suatu bahaya.
10. 11.

Tubuh trenggiling terbalut oleh sisik yang tebal dan keras. Bila dalam keadaan terancam, akan cepat-cepat menggulungkan tubuhnya mebenbentuk seperti bola. Warna kupu-kupu biasanya sesuai dengan warna bunga-bunga disekitarnya.

Tujuan Adaptasi Hewan dan Tumbuhan. Setiap makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Adaptasi adalah cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dalam mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya akan dapat bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis. Kemampuan adaptasi makhluk hidup dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu: Adaptasi terbagi atas tiga jenis. Jenis-jenis adaptasi antara lain, yaitu:

Adaptasi Morfologi, adalah adaptasi yang berupa penyesuaian bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat
dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk mencari makanannya. Adaptasi Fisiologi, adalah adaptasi yang meliputi penyesuaian fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak. Adaptasi Tingkah Laku, adalah adaptasi berupa penyesuaian tingkah laku makhluk hidup sesuai dengan kondisi dan keadaan lingkungannya.. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara, bunglon merubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi.

Tujuan adaptasi pada hewan 1. Melindungi diri dari musuh

Landak memiliki kulit berduri dan kaku yang berfungsi untuk melindungi diri dari musuhnya. Saat terancam bahaya landak akan mengembangkan durinya. Musuh akan terkena duri tersebut ketika menyerang landak. Cecak dan kadal memutuskan ekornya. Cecak dan kadal dapat memutuskan ujung ekornya untuk mengelabui musuh. Jika ada pemangsa menyerang, kedua hewan tersebut segera memutuskan ekornya. Pada saat perhatian pemangsa tertuju pada ujung ekor yang bergerak-gerak, cecaka atau kadal akan melarikan diri menjauhi pemangsanya. Kalajengking, lebah, dan kelabang mempunyai alat sengat. Sengat ini digunakan untuk melukai musuh saat hewan tersebut diserang atau terancam bahaya. Bunglon mengubah warna tubuhnya. Bunglon mampu mengubah warna tubuhnya sesuai dengan warna lingkungannya. Dengan demikian bunglon dapat menyamarkan dirinya sehingga dapat terhindar dari serangan pemangsa.

2. Memperoleh Makanan

Burung memiliki bentuk paruh yang berbeda-beda. Perbedaan paruh tersebut disesuaikan dengan makananya. (1) Paruh bebek seperti sudu/dayung untuk mempermudah mencari makanan di lumpur. (2) Paruh burung pipit pendek dan kuat untuk makanan berupa biji-bijian. (3) Paruh burung elang besar dan runcing untuk mengoyak makananya yang berupa daging. (4) Paruh ayam berbentuk kecil, pendek, dan runcing untuk mematuk biji-bijian maupun hewan kecil. (5)Paruh burung colibri berbentuk kecil, panjang, dan runcing untuk menghisap madu. (6) Paruh burung pelikan besar dan berbentuk seperti kantung untuk menangkap makanannya berupa ikan. (7) Paruh burung pelatuk kuat dan runcing untuk memahat kayu pohon dan menangkap mangsanya.

Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda. Perbedaan bentuk kaki sesuai dengan cara memperoleh makananya. (1) Kaki bebek mempunyai selaput renang diantara jari kakinya. Kaki tersebut untuk berjalan di lumpur atau membantu saat berenang. (2) Kaki burung pipit mempunyai jari-jari yang panjang, terletak dalam bidang datar, dan berfungsi untuk untuh hinggap pada ranting-ranting pohon. (3) Kaki ayam panjang dan tegak untuk berjalan di darat dan mengai makanan di tanah. (4) Kaki burung elang pendek dan bercakar tajam berfungsi untuk mencengkeram mangsanya. (5) Kaki burung Kakaktua mempunyai dua buah jari yang mengarah ke depan dan dua jari mengarah ke belakang berfungsi untuk memanjat. (6) Bentuk kaki burung pelatuk mempunyai dua jari mengarah ke depan dan dua jari mengarah ke belakang untuk memanjat.

Mulut penghisap, penusuk, pengigit, dan pengunyah. Mulut kupu-kupu mempunyai alat pengisap. Kupu-kupu menggunakan mulut ini untuk mengisap sari

madu (nektar) pada bunga. Nyamuk mempunyai bentuk mulut penusuk dan pengisap. Mulut ini dapat mengisap makanan berupa darah manusia atau hewan. Mulut nyamuk berbentuk tabung panjang dan tajam (runcing). Bentuk mulut seperti ini untuk menusuk kulit manusia atau hewan. Jangkrik mempunyai bentuk mulut penggigit dan pengunyah. Mulut ini mempunyai gigi-gigi kecil untuk mengunyah makanan yang berupa daun. Lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya. Alat penyerap ini mirip spons (gabus). Alat ini untuk menyerap makanan terutama yang berupa cairan. Tujuan Adaptasi Pada Tumbuhan

1. Mengurangi penguapan

Pohon jati mengugurkan daunya di musim kemarau; Kaktus memiliki daun yang berbentuk duri; Teratai memiliki daun tipis dan lebar; 2. Mengapung di perairan, teratai dan eceng gondok memiliki batang berongga agar dapat mengapung di air. 3. Menyimpan air, kaktus memiliki batang berdaging dan berkulit tebal untuk menyimpan air. 4. Menjaga keseimbangan agar tidak terbalik. Eceng gondok memiliki kar serabut yang sangat lebat berguna untuk menjaga keseimbangan agar tidak terbalik. 5. Mengambil oksigen saat terjadi pasang surut. Bakau memiliki akar napas yang memanjang dan menjulang di permukaan. Dengan bentuk akar ini tanaman bakau tetap dapat mengambil oksigen dari udara saat terjadi pasang surut dan bertahan dari terpaan ombak.

jenis-jenis adaptasi
Jenis-Jenis Adaptasi a. Adaptasi fisiologi

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati. Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Mengapa ikan air laut menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai? Hal ini dikarenakan kadar garam air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air sehingga ikan harus banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang pekat. Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung. Rayap dan Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan bantuan enzim selulose. Selain hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan lingkungannya secara fisiologi. Dapatkah kamu menyebutkan contoh dari adaptasi fisiologi dari manusia? Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel darah merah apabila berada di pegunungan yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh. Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di tempat gelap, maka pupil kita akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur intensitas cahaya. Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat. Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat menghambat tumbuhan lain di dekatnya. Kedua contoh di atas termasuk dalam adaptasi fisiologi. Bison dapat mencerna makanan dalam lambung. b. Adaptasi tingkah laku Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pernahkah kamu melihat kucing? Kucing mengincar mangsanya dengan cara mendekam. Ketika mangsa mendekat dan lengah, maka kucing akan meloncat dan menerkam mangsanya. Tingkah laku demikian untuk menghemat energi. Lain halnya dengan cicak. Cicak akan memutuskan ekornya pada saat berada dalam ancaman. Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk pernapasannya. Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat terowongan dari tanah yang dapat menuntunnya menuju ke tempat

makanan atau sarangannya. Paus naik ke permukaan air untuk bernapas. Kaki itik berselaput untuk berenang. Kamu telah mengetahui beberapa hewan beradaptasi tingkah laku untuk kelangsungan hidupnya. Bagaimana dengan tumbuhan, apakah tumbuhan dapat beradaptasi tingkah laku dengan lingkungannya? a. Adaptasi morfologi Apa yang dimaksud dengan adaptasi morfologi? Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar. itik memiliki selaput di antara jari-jarinya. Selaput ini berfungsi untuk berenang di kolam. Ini merupakan contoh dari adaptasi morfologi. Dapatkah kamu menyebutkan contoh adaptasi morfologi lainnya? Burung kolibri memiliki paruh panjang dan runcing. Paruh ini digunakan untuk menghisap madu. Serangga juga beradaptasi dengan lingkungan melalui bentuk organ tubuhnya. Coba kamu perhatikan jangkrik dan belalang yang ada di sekitar rumahmu. Apakah jangkrik dan belalang juga beradaptasi dengan lingkungannya? Organ tubuh jangkrik dan belalang yang digunakan untuk beradaptasi adalah mulut. Mulut kedua hewan tersebut mempunyai rahang bawah dan atas yang kuat. Selain hewan, tumbuhan juga beradaptasi dengan lingkungannya melalui bentuk tubuhnya. Pernahkah kamu memperhatikan teratai? Tumbuhan ini memiliki daun yang lebar dan tipis, sehingga mempercepat penguapan. Batangnya memiliki rongga berisi udara, sehingga dapat terapung di atas air dan akarnya relatif panjang. Teratai beradaptasi dengan lingkungan air. Tumbuhan yang hidup di air disebut hidrofit. Coba kamu sebutkan tumbuhan lainnya yang hidup di air. Apakah ciri-ciri tumbuhan tersebut hampir sama dengan teratai? Ada hidrofit, berarti ada xerofit dan higrofit. Apa yang kamu ketahui tentang xerofit dan higrofit? Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan kering. Tumbuhan ini memiliki batang yang tebal untuk menyimpan air, daun tereduksi menjadi duri dan memiliki kultikula, akar panjang dan menyebar luas sehingga dapat menyerap air dari daerah yang luas. Contohnya kaktus dan kurma. Sedangkan, higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab. Contohnya lumut dan paku-pakuan.

Bagaimana cara tumbuhan tersebut beradaptasi dengan lingkungannya? Tumbuhan ini beradaptasi melalui bentuk daun yaitu daun lebar dan relatif tipis. Memahami Adaptasi Morfologi Kamu telah mengetahui bahwa hewan beradaptasi melalui bentuk kaki dan mulut dengan tempat hidupnya. Apakah bentuk adaptasi setiap hewan dengan tempat hidupnya sama? Coba kamu cari contoh adaptasi hewan dengan tempat hidupnya berdasarkan bentuk organ tubuhnya. C. Seleksi Alam Apakah yang dimaksud dengan seleksi alam? Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam berarti segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan diri. 1. Faktor penyeleksi alam Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut adalah sebagai berikut. a. Suhu lingkungan Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah suhu lingkungan. Mengapa demikian? Karena hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah. Pernahkah kamu mendengar tentang beruang kutub? Apa yang kamu ketahui tentang beruang kutub? Beruang kutub berbulu tebal untuk membuatnya tetap hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga mempunyai lapisan lemak yang digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup b. Makanan Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk hidup. Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang kuat dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya hewan yang lemah dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi dan punah. c. Cahaya matahari Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian

tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil. Mengapa demikian? Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.

MENGHITUNG KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DENGAN METODE KUADRAT A. Tujuan Menentukan indeks nilai penting vegetasi dan indeks keanekaragaman vegetasi (rumput) B. Landasan Teori Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada. Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode garis dan metode intersepsi titik (metode tanpa plot) (Syafei, 1990). Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Surasana, 1990). Bentuk petak contoh sangat penting dalam memudahkan penempatan petak contoh dan efisiensi sampling. Ada tiga bentuk petak contoh yaitu : lingkaran, bujur sangkar dan empat persegi panjang. Menurut (Loetsch, Zohrer, and Haller (1973) kelebihan petak contoh lingkaran umumnya lebih mudah dibuat dibandingkan bentuk lain, karena dalam pembuatannya yang diperlukan hanya titik pusat petak dan jarij ari lingkaran, selain itu relatif lebih mudah dalam mengatur pohon batas ( borderline tree). Bentuk lingkaran mempunyai ketelitian yang cukup tinggi dalam proses pembuatannya. Disamping itu juga, petak bentuk lingkaran akan praktis kalau digunakan untuk komunitas yang relatif seragam, seperti pada hutan tanaman, komunitas rumput/herba dan semak belukar. Bentuk petak ukur empat persegi panjang atau bujur sangkar mengundang peluang untuk terjadinya bias, karena pembuatan sudut yang benar-benar tegak lurus di lapangan tidak mudah.

Demikian pula terjadinya error karena pohon tepi pada kedua macam bentuk petak ukur itu ternyata cukup besar (Kadri, Soerjono, dan Perbatasari, 1992). Walaupun begitu, menurut Siswantoro et.al (2003) petak contoh berbentuk persegi panjang akan lebih efisien dari pada petak berbentuk bujur sangkar dalam jumlah dan luasan yang sama, bila sumbu panjang petak sejajar perubahan gradient lingkaran. Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994).

Sistem Analisis dengan metode kuadrat Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasijenis tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. untuk variabel kerapatan dan kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai dalam metode kuadrat adalah berdasarkan kelas kerapatan dan kelas kerimbunan yang ditulis oleh Braun Blanquet (1964). Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Surasana, 1990).. Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994). Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relatif dari sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relatif, kerimbunan relatif, dan frekuensi relatif). Jika disususn dalam bentuk rumus maka akan diperoleh: Nilai Penting = Kr + Dr + Fr Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Surasana, 1990). Setelah melakukan pengukuran luas minimum petak untuk menghitung keanekaragaman tumbuhan (rumput), maka dilanjutkan dengan penggunaan petak. Menghitung keanekaragaman rumputan digunakan luas kurva minimum yang direkomendasikan adalah 1 m2, maka praktikum kali ini digunakan petak 1 m2. C. Alat dan Bahan 1. 2. 3. Petak kuadrat Alat tulis Catatan

D. Prosedur Percobaan 1. 2. 3. Menentukan daerah yang akan diuji keanekaragaman vegetasinya. Melemparkan petak kuadrat sembarang. Mengidentifikasi jenis tumbuhan tiap kotak pada peta kuadrat dan mencatat hasilnya. 4. Mengulangi kegiatan 2 dan 3, sampai 3 kali.

5. Menghitung indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman.


E. Hasil Pengamatan

Kode Tumbuhan

Plot I

Plot II

Plot III

Jumlah per spesies

Rata-rata per spesies

A B C D E F G H I J K L M N Jumlah per Plot Rata-rata per Plot

125 292 144 16 1 1 1 6 2 2 0 0 0 0 590 42

103 143 4 66 0 0 0 6 0 2 0 0 0 0 324 23

0 73 18 0 0 0 4 0 0 48 1 280 11 1 436 31

228 508 166 82 1 1 5 12 2 175 1 280 11 1 Total individu :1350

76.00 169.33 55.33 27.33 0.33 0.33 1.67 4.00 0.67 17.33 0.33 93.33 3.67 0.33

Perhitungan indeks vegetasi Shannon-Weaver S Hs = - pi ln pi I=1 Keterangan: S = Jumlah spesies total dalam sampel p = proporsi spesies ke I dalam komunitas sama dengan (ni/N) ; p berkisar dari 0,0 sampai 1 N = Jumlah total individu dalam populasi Ni = jumlah individu dari spesies ke I Kode Tumbuhan A B C D E F G H I J K L M N Jumlah rata-rata individu Proporsi spesies ke i 0.17 0.38 0.12 0.06 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.04 0.00 0.21 0.01 0.00 1 Hs Perhitungan Indeks Nilai Penting = ln (pi) -1.78 -0.98 -2.10 -2.80 0.00 0.00 -5.60 -4.72 -6.51 -3.26 0.00 -1.57 -4.81 0.00 pi * ln(pi) -0.30 -0.37 -0.26 -0.17 0.00 0.00 -0.02 -0.04 -0.01 -0.13 0.00 -0.33 -0.04 0.00 -1.66 1.66 x -1

76 169.33 55.33 27.33 0.33 0.33 1.67 4 0.67 17.33 0.33 93.33 3.67 0.33 449.98

Kerapatan spesies (D) = Jumlah individu spesies A/ Ukuran plot sampel Kerapatan relatif (DR) = Kerapatan spesies A/ Kerapatan spesies total Frekuensi spesies (F) = Jumlah plot spesies A ditemukan/ Jumlah total plot Frekuensi relatif (FR) = Frekuensi spesies A/ Frekuensi total spesies Dominansi spesies (Do) = Luas bidang dasar spesies A/Ukuran tajuk Dominansi relatif (DoR) = Dominansi spesies A/ Dominansi total spesies x 100 % Indeks nilai penting = DR +FR+ DoR = DR + FR (untuk tumbuhan bawah) Kode plot D DR F FR LBD Do DoR Spesies individu 2 76 76 0.17 0.67 0.08 1.76 1.76 18.41 A 3 169.33 169.33 0.38 1.00 0.12 2.76 2.76 28.87 B 3 55.33 55.33 0.12 1.00 0.12 1.24 1.24 12.97 C 2 27.33 27.33 0.06 0.67 0.08 1.08 1.08 11.30 D 1 0.33 0.33 0.00 0.33 0.04 0.04 0.04 0.42 E 1 0.33 0.33 0.00 0.33 0.04 0.04 0.04 0.42 F 2 1.67 1.67 0.00 0.67 0.08 0.12 0.12 1.26 G 2 4 4 0.01 0.67 0.08 0.2 0.2 2.09 H 2 0.67 0.67 0.00 0.67 0.08 0.04 0.04 0.42 I 3 17.33 17.33 0.04 1.00 0.12 1.12 1.12 11.72 J 0.00 1 0.33 0.33 0.00 0.33 0.04 0 0 K 10.46 1 93.33 93.33 0.21 0.33 0.04 1 1 L 1 3.67 3.67 0.01 0.33 0.04 0.12 0.12 1.26 M 1 0.33 0.33 0.00 0.33 0.04 0.04 0.04 0.42 N Total plot 1 1 0.17 8.33 9.56 9.56 Jumlah =3
A. Pembahasan

NP (%)
0.25 0.5 0.24 0.14 0.04 0.04 0.08 0.09 0.08 0.16 0.04 0.25 0.05 0.04

Dari pengamatan yang dilakukan dapat diketahi bahwa masing-masing petak pada 3 plot yang berbeda menunjukkan keragaman vegetasi. Namun demikian pada setiap petak dan plot, ada spesies yang mendominasi. Dari perhitungan yang dilakukan, indeks keragaman (Shannon-Weaver) menunjukkan angka1.66 yang berarti keanekaragaman vegetasinya stabil karena lebih dari 1. Dari nilai penting dapat diketahui bahwa spesies yang lebih mendominasi adalah Jukut Pait ( Paspalum conjugatum) dimana nilai pentingnya adalah 0,50. Sedangkan tanaman yang nilai pentingnya paling kecil adalah tanaman E, F, K dan N dengan nilai 0,04. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman yang terdapat di lokasi percobaan cukup tinggi meski kelimpahannya tidak sama dan tidak merata. B. Kesimpulan Penggunaan metode kuadrat dalam analisis vegetasi memberikan informasi mengenai kelimpahan dan keseragaman populasi dalam suatu ekosistem.

Dalam penghitungan melibatkan indeks diversitas Shannon dan nilai penting dari hasil perjumlahan beberapa komponen. C. Daftar Pustaka Anonim. Pengukuran Biodiversitas. [online] Tersedia: http://itswrong.webs.com/ukur_bio.pdf Ayun. 2012. Metode Analisis Vegetasi (Metode Kuadrat). [online] Tersedia: http://biologi08share.blogspot.com/2009/04/beberapa-metodologi-yang-umum-dan.html Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar-Dasar Ekologi bagi Populasi dan Komunitas. Jakarta. UI-Press

Anda mungkin juga menyukai